"Hiks..hiks..hik.. Tasya menangis.
"Tenang-tenang, tidak ada apa-apa itu hanya Petir." ucap Darel. Namun mereka tidak kunjung tenang karena sangat gelap dan hujan belum ada kurang nya.
Darel menghidupkan senter handphone Raya.
"Lihat! Tidak ada apa-apa!" ucap Darel.
Tasya yang belum berani Membuka mata nya tidak mau melepaskan Darel.
"Tasya! Sya! Tidak apa-apa." ucap Darel mengeluarkan kepala Tasya.
"Aku takut kak. Aku takut." ucap Tasya.
"Tenang! jangan Buat Stevan dan Raya Takut juga." ucap Darel.
Tasya melepaskan Darel dia membawa Stevan ke gendongan nya.
Tidak beberapa lama Stevan dan Raya tidur lagi, petir sudah berhenti namun hujan tidak kunjung reda dan lampu tidak hidup.
"Apa di rumah ini tidak ada genset?" tanya Tasya.
"Sedang rusak." ucap Darel.
"Lalu bagaimana kak? Apa kita akan tetap menunggu Lampu hidup?" Tanya Tasya.
Darel mengangguk..
"Mereka sudah tidur kakak Mandi dulu!" ucap Darel namun Tasya menahan Darel.
"Aku tidak berani kak." ucap Tasya.
"Hanya mandi sebentar saja." ucap Darel. Mau tidak mau Tasya harus memberanikan diri.
Setelah Darel masuk ke kamar mandi Tasya langsung memegang senter dia menyembunyikan wajahnya memeluk kedua lututnya di atas meja.
Darel keluar dari kamar mandi dia melihat Tasya. Dia menghela nafas panjang.
Darel membentang kan Bad cover di bawah.
"Sini!" ucap Darel membawa Tasya ke pelukan nya, badan Tasya sudah sangat gemetar.
Darel memeluk Tasya tidur di bawah.
"Kakak dari mana saja? Kenapa kakak sangat Lama pulang? Aku menunggu kakak dari Sore kakak tidak memperdulikan Aku." ucap Tasya.
Darel mengelus kepala Tasya yang Masih menyembunyikan di dada Darel.
"Maaf kebetulan handphone kakak Habis batre tidak bisa mengabari ke rumah, kakak jumpa beberapa teman kakak di luar." ucap Darel.
"Aku tidak suka menunggu kakak di depan dan penuh rasa khawatir." ucap Tasya.
"Jangan lakukan itu lagi, kakak juga tidak Akan tidak Akan pulang telat, maaf kan Kakak." ucap Darel.
Darel memberanikan diri meletakkan tangan nya di pinggang Tasya yang memeluk nya sangat Erat.
Tidak beberapa lama akhirnya lampu hidup juga.
"Alhamdulillah!" ucap Darel. dia mau beranjak baru sadar kalau Tasya tidur di lengan nya.
"Tasya! Tasya! Bangun!" ucap Darel. namun Tasya hanya bergeliat tidak bangun.
"Aku takut!" ucap Tasya.
"Kakak sudah di sini, kamu jangan takut lagi." ucap Darel.
Dia bangun dia melihat anak-anak nya.
"Maaf yah papah pulang malam." ucap Darel, dia menaik kan pagar tempat tidur agar tidak jatuh. dan setelah itu dia kembali lagi tidur di samping Tasya.
"Maafkan kakak mengambilnya kesempatan dalam kesempitan." ucap Darel memeluk Tasya dan mencium kening Tasya.
"Kakak sebenarnya tidak bertemu dengan teman-teman namun berkunjung ke tempat yang sangat di sukai oleh kakak kamu, dari sana kakak sadar kalau Kakak mulai memiliki rasa dan ingin mempertahankan kamu sebagai istri kakak." batin Darel dia menatap wajah Tasya sambil tersenyum.
"Kamu begitu mirip dengan kakak kamu." ucap Darel.
Darel sampai tidur memandangi wajah Tasya.
Pas di jam dua malam Tasya terbangun karena Stevan menangis. Tasya langsung bangun dan melihat Darel memeluk nya.
Perlahan Tasya mengawas kan Tangan Darel dan naik ke kasur. Namun ternyata Darel juga juga bangun.
"Kenapa?" tanya Darel. Tasya menenangkan Stevan.
"Seperti nya dia haus Kak." ucap Tasya, Darel langsung membuat Susu untuk Stevan.
Mereka berdua menunggu Stevan.
"Kalau Kakak ngantuk tidur saja!" ucap Tasya. Darel menggeleng kan kepala nya.
Tasya memindah kan Stevan ke bawah.
"Kakak tidur!" ucap Tasya. Darel tersenyum dia pun langsung tidur.
Akhirnya mereka tidur bertiga di bawah. Keesokan harinya Darel bangun lebih awal dia terkejut melihat Raya ternyata sudah menyelip di perut nya, karena bad cover kecil mereka harus dekat-dekatan.
Darel membenarkan tidur Raya dan menyelimuti mereka.
"Tasya!" panggil Darel ke telinga Tasya terkejut.
"Kakak mau ngapain?" tanya Tasya kaget.
"Jangan salah paham dulu!" ucap Darel.
Tasya melihat Raya dan Stevan.
"Ini jam berapa kak? Kenapa Kakak bangun sangat pagi?" tanya Tasya dengan suara serak.
"Kamu mau ikut sholat shubuh berjamaah?" tanya Darel. Tasya membuka mata nya menatap Darel.
"Sholat adalah kewajiban kita, kakak sebagai suami kamu harus mengarah kan kamu." ucap Darel.
Tasya berusaha untuk duduk namun tidak kuat di bantu oleh Darel.
"Hum...." ucap Tasya bingung mau jawab apa.
"Ayo buruan jangan lama mikir, keburu waktu nya habis." ucap Darel.
Tasya pun beranjak.
"Aku tidak punya mukenah Kak." ucap Tasya.
"Di mushola kecil yang ada di luar ada punya Kakak kamu, kamu bisa memakai nya." ucap Darel. Tasya pun mengangguk.
Setelah mengambil wudhu Tasya masuk ke mushola. Tasya memakai mukenah milik almarhum kakaknya.
Tasya duduk sambil menunggu Darel. Darel baru saja datang, seketika Tasya pangling dengan ketampanan Darel memakai baju Koko, sarung dan juga peci.
"Astaghfirullah Tasya!" ucap nya pada diri nya sendiri.
sambil menunduk kan pandangan nya.
"Kamu sudah siap?" tanya Darel, Tasya mengangguk.
Lama Darel memerhatikan wajah Tasya. Dan setelah itu berjalan ke depan Tasya mulai membaca kan bacaan sholat.
Tidak beberapa lama akhirnya sholat shubuh selesai.
"Assalamualaikum warahmatullahi wa barokatu, Assalamualaikum warahmatullahi wa barokatu." sambil melihat ke kanan dan ke kiri.
Darel membalik kan badan nya sambil menyodorkan tangan nya ke Tasya. Tasya memasang wajah bingung.
"Setiap istri habis sholat dia wajib mencium tangan suami nya." ucap Darel.
Tasya melapisi tangan nya dengan mukenah Dan menyalim tangan Darel.
Darel meletakkan tangan nya di kepala Tasya dengan singkat.
"Ya sudah kalau kamu mau kembali ke kamar gak apa-apa, kakak mau melanjutkan Ngaji." ucap Darel. Tasya mengangguk dia langsung membuka mukenah tidak lupa melipat dan langsung keluar. Darel melihat Tasya sudah pergi seketika dia tersenyum.
"Ya Allah terima kasih ya Allah, engkau begitu baik memberikan aku wanita yang sangat baik." ucap Darel.
Darel pun lanjut mengaji. Tasya masuk ke kamar dia duduk di pinggir kasur. Seketika dia tersenyum karena Baper dengan kegiatan mereka di pagi ini.
"Ya ampun kenapa hati ku begitu sejuk setelah sholat bersama Kak Darel, pertanda apa ini." ucap nya.
"Apa mungkin aku mencintai Kak Darel? Tapi dia adalah suami kakak ku, walaupun kami sudah menikah aku tidak bisa melakukan itu, kak Amel pasti Akan sangat kecewa." ucap Tasya.
...----------------...
***Assalamualaikum kakak-kakak semuanya terimakasih sudah mau mampir ke karya ku ini ya jangan pernah lupa tinggalkan jejak dukungan untuk author jangan pernah lupa tinggalkan jejak dukungan untuk author, Jika ada saran tulis di kolom komentar ya jangan pernah Bosan tungguin terus kelanjutan ya.
like, komen dan vote sebanyak-banyak nya.
biar author tambah semangat lagi.
Terimakasih 🙏***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 302 Episodes
Comments
Lidiya Setiawati
semangatttttt tor
2022-05-25
0
Ayuna
berarti selama ini dia gak sholat?
2022-05-22
0
Yasfi Abizar
semangat thouur
2022-03-26
1