Darel menangis sambil memangku anak nya di belakang karena supir yang membawa mobil.
Setelah sampai di rumah. Papah dan Mamah nya sudah sampai dari Dubai.
Darel turun dari mobil dia langsung di peluk kedua orang tua nya menguatkan nya. Air mata Darel langsung keluar.
"Yang sabar nak, kamu pasti kuat," ucap Mamah nya.
"Aku tidak kuat Mah, aku tidak sanggup. Aku suami yang tidak berguna." ucap Darel.
"Sudah nak! jangan menyalah kan diri kamu sendiri. Ini sudah takdir tuhan." ucap papah nya.
"Kasihan anak-anak kamu melihat kamu seperti ini, kamu tidak boleh sedih." ucap Papah nya. Tasya sampai di rumah dia menyalim tangan kedua orang Darel, yang sekarang sudah mertua nya juga.
"Kamu yang sabar yah nak." ucap Mamah Darel pada Tasya.
Tasya Mengangguk. Mamah nya langsung memeluk Tasya.
"Kamu bawa Stevan ke kamar yah." ucap Mamah Darel.
"Bagaimana dengan raya Bu?" tanya Tasya.
"Biar Ibu saja yang mengurus nya, dia pasti sangat sedih, kamu bawa Stevan dulu ke Ayah Papah nya." ucap Mamah Darel.
Tasya mengangguk.
"Sini sayang!" ucap Tasya memanggil Stevan yang berdiri kebingungan ditengah-tengah keramaian dia langsung berlari kegendongan Tasya.
Tasya naik ke atas. Dia sebenarnya sangat ragu-ragu masuk ke kamar kakak nya, namun demi Stevan akhirnya dia masuk.
Namun saat membuka pintu pelan-pelan Tasya mendengar Darel yang menangis tersedu-sedu di lantai.
Tasya masuk dan melihat Darel memeluk foto Amel.
"Kak Darel!" panggil Tasya. Darel tidak menghiraukan nya.
"Papah! Papah!" ucap Stevan memegang tubuh Darel.
Darel mulai sadar dia melihat Stevan, dia langsung berhenti menangis dan menghapus air mata nya.
Stevan jadi ikut menangis karena melihat Papah nya menangis. Darel langsung membujuk nya.
Tasya membiarkan Stevan dan Darel di dalam kamar dia pun keluar.
Tasya melihat Raya yang masih menangis.
"Anak cantik! Kok Nangis sih." ucap Tasya mengambil raya dari gendongan Ibu nya.
Namun Raya tidak mau di gendong oleh Tasya.
Tasya kaget karena raya sama sekali tidak mau di gendong oleh nya.
"Biar aku saja yang menemani Raya Bu!" ucap Tasya.
"Tidak perlu! Dia tidak akan mau sama orang yang telah membunuh ibu Nya." ucap Ibu nya dan pergi.
Tasya kaget dengan respon Ibu Nya.
"Aku salah apa Bu? kenapa ibu ngomong seperti itu." ucap Tasya.
Riski datang mendekati kakak nya.
"Kakak yang sabar yah, aku tau ibu seperti itu karena Masih sedih." ucap Riski.
Tasya memasang wajah sedih menahan tangis, Riski langsung memeluk kakaknya dengan kuat.
"Kakak Masih berharap ini adalah mimpi Ki! Kakak tidak kuat." ucap Tasya. Riski mengelus pundak kakak nya.
"Kakak harus ikhlas! Riski ada di sini untuk kakak, mungkin Allah tidak ingin kakak lebih lama menanggung sakit, dia lebih sayang sama Kak Amel." ucap Riski.
Tasya menangis tersedu-sedu di pelukan Riski.
Satu Minggu kemudian setelah kepergian Kakak nya Amel.
Tasya sedang menemani Stevan bermain di halaman rumah.
"Raya! Ayo main sama Kita yok." ajak Tasya pada raya yang di kasuh sama baby sister Beberapa hari ini dia kurang enak badan.
Raya tidak menghiraukan Tasya.
Tasya mendekati Raya, dia menggendong nya namun Raya tidak mau dia langsung menangis, namun Tasya berusaha untuk membujuk nya.
"Tasya! Apa yang kamu lakukan?" tanya Ibu nya yang baru Saja keluar dari rumah.
Tasya terkejut, Raya langsung turun dan berlari ke Nenek nya.
"Jahat Nek, jahat!" ucap raya karena dia juga sudah bisa berbicara satu-satu.
"Iyah sayang, Raya sudah sama nenek." ucap Ibu Tasya.
"Aku hanya membujuk nya Bu, biar tidak diam saja." ucap Tasya.
"Kamu sudah tau dia tidak mau Sama kamu, jangan kamu paksa." ucap Ibu nya.
Tasya terdiam.
"Iyah Bu aku minta maaf." ucap Tasya.
"Lain kali jangan melakukan itu lagi, kalau Darel tau dia pasti marah!" ucap Bu Adel.
Tasya mengangguk. Tidak beberapa lama Mertua nya datang.
"Ada apa Tasya? Kenapa Ibu dengar Raya menangis?" tanya Mertua nya.
"Tadi aku coba untuk membujuk Raya Bu, tapi dia Malah menangis, aku kasihan karena sudah seminggu dia tidak enak badan." ucap Tasya.
"Kan kamu tau sendiri dia seperti nya tidak dekat dengan kamu, lebih baik kamu fokus sama Stevan dan Suami kamu Saja, urusan raya kamu tidak perlu ragu dia ada kami. kalau Stevan seperti nya sudah sangat Dekat dengan kamu." ucap Ibu mertua nya.
"Iyah Bu." ucap Tasya.
"Oh iya Ibu dua hari lagi pulang ke Dubai," ucap ibu nya.
"Kenapa sangat cepat Bu?" tanya Tasya.
"Kamu tau sendiri masih ada Adik suami kamu di Dubai, ibu sama bapak tidak bisa lama-lama." ucap ibu mertua nya.
Tasya pun terdiam. Dia juga mengingat orang tua nya akan kembali Besok pagi.
Karena sudah sangat sore Tasya memandikan Stevan, karena sudah lelah bermain dia tertidur.
Tasya keluar dari kamar Stevan, dia melihat Raya yang sedang main sendiri di luar.
"Loh kok raya sendiri, di mana ibu." batin Tasya. Tasya mendekati Raya.
Tasya mencoba merayu Raya namun sepertinya Raya memang tidak mau. Baby sister pun datang.
"Mbak tolong Raya badan nya di lap yah." ucap Tasya. Pengasuh mengangguk.
Tasya masuk ke kamar yang ada Stevan. Itu kamar Raya dan Stevan.
Tasya mau membersihkan badan Raya namun sepertinya Raya belum Dekat dengan nya akhirnya dia hanya menunggu sambil menyiapkan baju nya.
Setelah selesai mandi Tasya mencoba untuk memasang kan baju raya tanpa basa-basi, raya hanya diam saja.
Tasya sangat senang untuk pertama kalinya raya mau di sentuh oleh nya, setelah selesai di pasang baju, di kasih minum susu karena dia Masih minum susu botol.
Setelah itu mereka tertidur lelap. Tasya duduk di pinggir kasur sambil menatap wajah kedua anak kakak nya itu.
"Ini semua salahku, seandainya aku tidak membawa kakak ke restoran itu, semua nya tidak akan seperti ini, maafkan Tante." ucap Tasya dia lagi-lagi harus menangis.
Namun tiba-tiba Darel masuk ke kamar Tampa mengetuk pintu.
Tasya kaget dia langsung menghapus air mata nya.
"Maaf! Saya tidak tau kalau kamu ada di dalam." ucap Darel.
"Gak apa-apa kok kak." ucap Tasya berdiri.
darel melihat anak-anak nya sudah tertidur.
"Kenapa mereka tidur di Sore hari?" tanya Darel.
"Seperti nya lelah bermain Kak." ucap Tasya. Darel duduk di dekat Stevan.
"Bagaimana dengan Raya hari ini?" tanya Darel.
"Seperti biasa kak, dia belum mau sama ku," ucap Tasya.
...----------------...
Assalamualaikum kakak-kakak semuanya terimakasih sudah mau mampir ke karya ku ini ya jangan pernah lupa tinggalkan jejak dukungan untuk author. Terimakasih 🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 302 Episodes
Comments
Helena Rusliana
Egais dan tidak manusiawi, menolong yg lain tapi mengorbankan yg lai pula
2023-02-05
0
Meta Lia
lanjuuuuuut
2022-06-17
0
Sri Lea Lutichia
Tasya yang semangat ya 💪💪
aku ko kesel ya liat ibunya si Tasya,,, emosi jiwa aku jadinya
2022-05-11
1