"Lepaskan aku kak, Ibu sama ayah menunggu di luar." ucap Tasya, Darel pun melepaskan nya.
Namun Darel mengeringkan wajah Tasya dengan baju nya.
"Jangan menangis! kakak janji tidak Akan melakukan nya lagi. Kamu bisa marah pada Kakak, tapi kakak mohon bersifat lah kalau kita baik-baik saja di depan orang tua kamu." ucap Darel.
Tasya menarik nafas dan menghembuskan nya. Dia mengangguk berusaha untuk tersenyum.
Dia pun keluar di ikuti oleh Darel dari belakang.
"Ibu! Ayah! Kenapa tidak mengabari kalau mau datang." ucap Tasya sambil menyalim tangan mereka.
"Kamu bagaimana sih Tasya? Sudah jelas tugas kamu mengasuh Stevan dan Raya, kenapa jam segini mereka belum juga Mandi." ucap ibu nya.
Tasya terkejut karena Ibu nya langsung marah. Bahkan Ibu nya sama sekali tidak bertanya keadaan dan kabar nya.
"Maaf Bu, tadi aku ketiduran." ucap Tasya.
"Kamu sama sekali tidak bisa merubah sifat malas kamu!" ucap Ibu nya.
Tasya diam saja.
"Lebih baik kamu mandiin mereka, ibu sama ayah mau bawa mereka jalan-jalan keluar, di rumah ini selalu membuat Ibu merindukan Amel." ucap ibu Nya.
"Aku buatin teh Dulu yah Bu, ayah, Kalian tunggu sebentar." ucap Tasya.
"Gak usah! Kamu bawa anak-anak ke atas saja, biar kakak yang Buat." ucap Darel. Tasya melepaskan pegangan Darel di lengan nya.
Tasya langsung ke atas. Darel membuat teh.
Tidak beberapa lama kembali membawa Teh.
"Bagaimana selama Tasya di sini nak Darel? Dia pasti sangat merepotkan kamu!" ucap ibu mertua nya.
"Enggak kok Bu, justru dia sangat membantu ku, Lagian dia juga sudah jadi istri ku." ucap Darel.
"Ibu tau dia sangat berbeda dengan Amel, wajar saja jika kamu tidak mencintainya, dan Ibu yakin kamu tidak bisa membuka hati pada nya." ucap Ibu mertua nya.
Darel mendengar itu bingung mau ngomong apa, karena dia benar-benar tidak menyangka kalau Ibu dan ayah Tasya sangat tidak suka pada Anak nya sendiri.
Di kamar Tasya hanya diam saja. Raya melihat Tante nya merasa aneh.
"Tante kenapa?" tanya Raya pada Tasya yang meneteskan air mata nya diam-diam.
Tasya langsung tersenyum.
"Tante kenapa emang nya? kenapa Raya bertanya seperti itu?" tanya Tasya.
."Dari tadi Tante hanya diam saja! Apa Raya membuat salah sama Tante? Kalau Raya ada salah Raya minta maaf." ucap Raya.
Tasya menggeleng kan kepala nya.
"Gak apa-apa Sayang!" ucap Tasya.
"Apa Tante sedih karena Nenek marah-marah?" tanya Raya lagi. Tasya menggeleng kan kepala nya.
"Tante baik-baik saja, wajar saja Nenek marah karena tidak memandikan Raya sama adek." ucap Tasya.
"Aku minta maaf yah Tante sudah menyusahkan Tante." ucap Raya.
Tasya tersenyum, raya langsung memeluk nya.
"Tante jangan sedih lagi yah." ucap Raya.
"Tante gak sedih kok." ucap Tasya.
"Lalu kenapa Tante menangis? Tante dari tadi diam saja. Apa papah mematahkan Tante? Papah jahatin Tante yah?" tanya Raya.
"Sudah jangan tanya aneh-aneh lagi, Tante baik-baik saja. Kamu jangan khawatir seperti itu, lebih baik kita segera turun tapi mau jalan-jalan sama Nenek dan Kakek." ucap Tasya.
"Tante ikut sama kita aja yah, nanti Papah buat Tante sedih lagi." ucap raya.
"Papah baik kok, dia gak jahatin Tante. Gak mungkin Tante pergi dan meninggalkan papah di rumah sendiri, nanti dia bisa menangis." ucap Tasya.
Darel yang kebetulan mendengar itu tersenyum.
"Ayo anak-anak Nenek Sudah menunggu kalian." ucap Darel.
Mereka pun di gendong turun, sementara Laura membawa Tas yang berisi keperluan mereka.
Setelah mereka pergi Darel menoleh ke arah Tasya.
"Apa kamu tidak ingin pergi jalan-jalan juga?" tanya Darel. Tasya menggeleng kan kepala nya.
"Aku masuk duluan yah kak." ucap Tasya.
Darel mau menahan Tasya namun dia tidak berani.
Darel mengikuti ke kamar namun kamar langsung di tutup.
"Kenapa kamu sangat payah Darel! Kamu tinggal bilang. Aku ingin memulai membuka hati dan mulai membuka hati." ucap nya sendiri.
"Ah sudahlah, mana mungkin dia mau, aku yang harus mengalah dan aku juga yang membuat nya marah." batin Darel dia pun turun kembali ke bawah.
Dia berharap Tasya turun ke bawah. Darel sengaja mengundang perhatian Tasya seperti menghidupkan Bel, atau seperti menghidupkan kompor atau yang lain nya namun ternyata sia-sia.
Dia membuka tudung nasi belum ada menu makan malam.
Dia berinisiatif untuk masak namun ternyata bahan-bahan masakan sudah tidak ada.
Dia langsung tersenyum dia mempunyai alat untuk mengajak Tasya.
Dia mengetuk pintu kamar anak-anak, Tasya Membuka nya.
"Ada apa kak?" tanya Tasya.
"Kakak sangat lapar, namun di dapur tidak ada yang bisa di masak lagi semua bahan-bahan sudah habis, boleh temanin kakak belanja?" tanya Darel.
Tasya membuka pintu lebar sambil menunjuk kan setrikaan nya.
Darel menghela nafas berat. Dia sengaja memegang perut nya dengan wajah melas.
"Ya sudah kalau begitu aku Akan memasak telur sebentar." ucap Tasya langsung ke bawah. Setelah sampai di dapur ternyata telur juga tidak ada.
Tasya Menghela nafas.
"Kenapa Bibi tidak belanja sih sebelum nya." batin Tasya kesal.
"Lebih baik kita belanja dulu sekalian untuk sarapan anak-anak Besok." ucap Darel. Tasya menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Kenapa?" tanya Darel.
"A aku tidak tau apa saja yang harus di beli, aku juga tidak paham." ucap Tasya.
Darel langsung mengambil menu yang tertempel di samping kulkas.
"Ini buku belanja mingguan." ucap Darel.
"Bagus deh kalau sudah ada, Kakak bisa belanja sendiri." ucap Tasya.
"Kakak butuh orang yang membantu membawa belanjaan." ucap Darel.
"Biasanya sama supir." ucap Tasya.
"Humm" ucap Darel bingung mau membuat alasan apa.
"Sebenernya kakak mau ngajak Makan malam di luar. Ini untuk pertama kalinya mumpung anak-anak belum pulang." ucap Darel.
Tasya terdiam.
"Makan malam?" batin Tasya.
"Jangan bilang kakak mau minta maaf dengan cara ini?" tanya Tasya.
"Kakak sangat merasa bersalah, kakak minta maaf." ucap Darel.
"Aku tidak mau membahas nya lagi. Aku juga minta maaf sudah terlalu berlebihan namun aku sangat kaget, aku tidak ingin kakak mengulangi nya lagi." ucap Tasya.
Darel mengangguk dia langsung menginyakan dan berjanji sambil tersenyum.
...----------------...
***Assalamualaikum kakak-kakak semuanya terimakasih sudah mau mampir ke karya ku ini ya jangan pernah lupa tinggalkan jejak dukungan untuk author jangan pernah lupa tinggalkan jejak dukungan untuk author, jika ada saran tulis di kolom komentar ya jangan pernah Bosan tungguin terus kelanjutan ya.
Like, komen dan vote sebanyak-banyak nya.
biar author tambah semangat lagi.
Terimakasih 🙏***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 302 Episodes
Comments
Amie chie
tasya marah sama darel karna gak mau jadi bayang bayang kakanya
2022-05-31
2
M Dewi
tasya tasya...darel itu adalah suami kamu yg berhak atas kamu
2022-04-29
1
Anita_Kim
Semangatttttt Kak. The Veil mampir. Masih nyicil ya... 😊😊😊
2022-03-25
0