Riski sedikit khawatir namun mereka harus berangkat.
Semua nya sudah pulang, rumah jadi kembali sangat sepi.
Dia mengingat keributan di pagi hari di saat istri nya Masih ada. melihat sudut-sudut ruangan itu dia bisa membayangkan istri nya.
Di saat istri nya sibuk mengurus anaknya dan juga mengurus diri nya, karena dia tidak ingin orang lain mengurus mereka.
Perlahan air mata mengalir di pipinya.
"Kak Darel!" ucap Tasya. Darel langsung menghapus air mata nya, Tasya memberi kan tisu.
Darel menatap nya sebentar namun langsung mengambil nya.
"Terimakasih!" ucap Darel. Tasya melihat rumah sangat sepi, biasa nya pagi-pagi Ayah nya sudah mengopi duduk santai di depan dan Riski sudah di ruang tamu sambil menonton.
"Oh iya Orang tua kamu sudah pulang." ucap Darel.
"Pulang? Kenapa kakak tidak membangun kan aku?" tanya Tasya.
"Saya tau kamu bergadang tadi malam. Saya tidak tega membangun kan kamu." ucap Darel.
Tasya jadi menyesal bangun telat. Namun dia juga sedikit lega karena dia tidak Akan mendengar kan kata-kata yang menyakiti hati nya.
"Anak-anak sudah bangun?" tanya Darel. Tasya Menggeleng kan kepala nya.
"Jujur saja saya kecewa sama kamu soal semalam, saya tau niat kamu baik, namun kamu membuat semua orang khawatir." ucap Darel.
Tasya terdiam.
"Kalau begini saya tidak bisa meninggal kan anak-anak Sama kamu." ucap Darel.
"Kamu dengar tidak apa yang saya bilang?" ucap Darel meninggikan suara nya karena Tasya hanya diam saja.
"Aku dengar kak, aku mendengar nya! Kakak sudah mengatakan ini Tiga kali bahkan sudah memarahi ku Tiga kali, semua orang marah sama aku. Aku tau aku salah karena pergi Tampa ijin Tapi aku tidak membuat anak-anak Sakit dan tidak ada terjadi apa-apa." ucap Laura.
"Aku tidak melukai mereka, aku tau mereka juga Bosan di rumah saja, aku mencoba menghibur mereka, dan tetap saja aku salah. Apa-apa yang aku lakukan salah." ucap Tasya.
Darel terdiam.
"Aku bingung harus apa, ini salah itu salah, Kalian semua membenci ku, aku tidak tau salah ku di Mana, sekarang aku harus pasrah dengan kehidupan ku. Dan kalian hanya memikirkan sedih kalian saja. Aku jauh terpukul, aku berpura-pura kuat untuk Raya sama Stevan namun ternyata kakak menganggap ku tidak berguna." ucap Tasya mulai menahan tangis.
"Aku tau kakak tidak menginginkan aku, aku juga tidak mau menikah dengan kakak kalau bukan karena kak Amel. Aku benci hidup ku yang seperti ini," ucap Laura air mata nya keluar menatap Darel.
"Kita tidak saling mencintai, namun aku mencoba bertahan demi amanah dari kak Amel, aku tidak ingin membuat nya kecewa." ucap Tasya.
"Kalau bisa aku memilih aku tidak ingin ada di sini, aku ingin mencari tempat yang nyaman, karena di sini aku harus menanggung kata-kata yang selalu menyakiti hati ku." ucap Tasya.
"Aku harus melakukan semua nya, aku berusaha belajar untuk semua nya agar tidak ada yang kecewa dengan sifat ku yang tidak bisa apa-apa. Namun percuma saja, kalau Kakak tidak ingin aku menjaga Stevan dan Raya aku akan pergi." ucap Tasya menghapus air mata nya dan pergi.
Dia mengambil kunci mobil nya dan keluar dari rumah.
Darel terdiam dia mendengar kata-kata Tasya, dia tidak tau ternyata Tasya jauh lebih sedih dari pada diri nya.
Darel langsung mengejar Tasya keluar, namun Laura dengan cepat mengeluarkan mobil.
Di dalam mobil dia menangis sesungukan.
"Kak Amel...! Pulang kak aku capek." ucap Tasya dia membawa mobilnya dengan kecepatan yang sangat cepat.
Darel mengejar Tasya dia sangat khawatir melihat Tasya berkendara dengan cepat.
Dia mencoba mengimbangi mobil Tasya memanggil dan menghidupkan Klakson namun tidak di hiraukan oleh Tasya.
Darel menyerah mengejar Tasya dia mengikuti saja dari belakang. Dan Tasya berhenti di pemakaman Amel.
Darel Langsung mengejar Tasya ke dalam yang sambil menangis.
"Kakak..." ucap Tasya langsung memeluk batu Nisan Kakak nya itu.
"Aku minta maaf kak tidak bisa melaksanakan amanah kakak." ucap Tasya.
"Maafkan aku kak, mungkin apa benar kata mereka aku adalah seorang pembunuh, karena aku kakak jadi seperti ini," ucap Tasya.
Dia terus menangis, sementara Darel dia tidak berani mendekati Tasya dia memandangi Tasya dari beberapa jarak.
Dia jadi menyesal memarahi Tasya.
Cukup Tasya menangis sudah tenang Darel mendekati nya.
"Sudah cukup! Ayo kita pulang!" ucap Darel jongkok di samping Tasya sambil menarik tangan Tasya dengan pelan.
Tasya menoleh ke arah Darel.
"Kakak tidak perlu memperdulikan aku lagi kak, aku pikir keputusan yang kakak Bilang adalah yang terbaik." ucap Tasya.
Darel diam. Tasya menatap tangan Darel yang memegang nya, Darel melepaskan nya karena Tasya terlihat sangat tidak suka.
"Saya minta maaf sudah menyakiti kamu dengan kata-kata dan sifat saya. Saya menyesal, saya juga minta maaf. Saya mengatakan itu karena sangat takut terjadi pada anak-anak." ucap Darel.
"Kalau mereka adalah anak kakak ku, mereka juga anak aku kak, aku pasti menjaga dan bertanggung jawab pada mereka, namun kakak sangat tidak percaya dan sampai kapan pun tidak Akan percaya sama ku. Mari kita akhiri saja semua ini." ucap Tasya.
Darel menggeleng kan kepala nya.
"Maksud kamu?" tanya Darel.
"Saya ingin kakak menceraikan aku!" ucap Tasya. Darel menghela nafas panjang.
Darel melihat ke batu nisan Amel.
"Maaf kan saya, saya tidak akan mengabulkan permintaan kamu, karena ini adalah amanah terakhir istri saya." ucap Darel.
Tasya menangis.
"Aku membenci kakak, aku membenci kak Amel, kenapa harus melibatkan aku seperti ini, bahkan semua Orang membenci ku, Ibu dan Ayah ku sangat tidak suka pada ku, kenapa tidak aku saja yang meninggal." ucap Tasya, tiba-tiba Darel langsung memeluk Tasya dengan Erat.
"Hik..hiks.. hiks...
"Raya membenci ku, aku tidak tau salah ku di mana, aku capek seperti ini, aku ingin pergi." ucap Tasya.
"Tidak! Aku tidak membenci kamu, jangan berbicara seperti itu." ucap Darel mengelus kepala Tasya.
"Aku belum siap. Aku tidak bisa seperti ini." ucap Tasya.
"Maafkan aku, maafkan aku, aku tidak Akan membuat kamu Sedih lagi." ucap Darel.
...----------------...
Assalamualaikum kakak-kakak semuanya terimakasih sudah mau mampir ke karya ku ini ya jangan pernah lupa tinggalkan jejak dukungan untuk author jangan pernah lupa tinggalkan jejak dukungan untuk author, jika ada saran tulis di kolom komentar ya jangan pernah tungguin terus kelanjutan ya.
Like, komen dan vote sebanyak-banyak nya.
biar author tambah semangat lagi.
Terimakasih 🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 302 Episodes
Comments
Nur Yanti
aku hanya bisa menangis 😭😭😭😭😭😭
2022-06-27
1
Maya Sari
k
2022-06-26
0
Meta Lia
Tasya yg keluar bawa mobil to jd ada Laura,,,,aaaaaah ini cerita bikin puyeung aja
2022-06-18
0