Darel mencari Tasya ke kamar anak-anak namun tidak ada juga.
"Mah! Mamah lihat Tasya?" tanya Darel.
"Dia sedang pergi keluar! Kenapa?" tanya Mamah.
"Enggak Mah, aku cuman tidak melihat nya." ucap Darel.
"Ada Masalah?" tanya Mamah Tima.
"Enggak kok mah hanya tentang raya saja." ucap Darel.
"Oohh, sebaiknya kamu samperin dia ke Swalayan dekat sini deh, dia pergi membeli keperluan Stevan dan Raya." ucap Mamah Tami.
"Bagaimana dengan Raya mah?" tanya Darel.
"Udah gak usah di pikirkan, ada Mamah." ucap Tami. Darel pun segera pergi.
Tidak beberapa lama akhirnya sampai, Kebetulan Tasya sedang berdiri di depan tak Susu.
"Kenapa kamu pergi sendiri?" tanya Darel Membuat Tasya terkejut.
"Ya ampun kak, kenapa harus tiba-tiba sih." ucap Tasya.
"Maaf! Tapi kenapa kamu pergi sendiri? Dan ini kenapa hanya diam di sini saja?" tanya Darel.
"Aku tidak tau Susu merek apa yang di minum oleh Stevan dan Raya, rasa nya aku juga tau." ucap Tasya.
"Kalau kamu tidak tau kenapa malah kamu yang pergi belanja." ucap Darel. Tasya terdiam, dia sengaja mengambil alih pekerjaan Baby sister karena ingin keluar menenangkan diri.
Darel mengambil Susu merek bebelac untuk Raya dan untuk Stevan Similac. mereka cocok dengan merk Susu yang berbeda-beda.
Darel tidak sengaja mengenai kening Tasya karena sangat tinggi kebetulan Tasya dekat.
"Auh!" rintih Tasya, Darel langsung memegang kepala Tasya.
"Maaf! Maaf saya tidak sengaja!" ucap Darel.
"Gak apa-apa kok kak." ucap Tasya melepaskan tangan Darel dari Kepala nya.
Darel sedikit tidak enak.
"Saya tidak sengaja, kamu yakin gak apa-apa?" tanya Darel. Tasya mengangguk.
"Mereka suka yang ini, Amel memilih yang ini karena sangat cocok pada pertumbuhan mereka berdua." ucap Darel.
Tasya tersenyum. Susu di masukin ke dalam Troli. Darel mendorong.
Tidak beberapa lama isi troli sudah penuh dengan perlengkapan Raya dan Stevan.
"Nih untuk kamu!" ucap Darel memberikan Eskrim pada Tasya.
Tasya melihat Eskrim rasa Strawberry yang di berikan oleh Darel. Tasya mengingat itu adalah Eskrim rasa kesukaan kakak nya.
"Aku tidak suka rasa strawberry kak." ucap Tasya.
"Owh! Saya tidak tau apa yang kamu suka, namun ini enak kok," ucap Darel.
Tasya tidak enak untuk menolak akhirnya dia pun menerima Nya.
Dan benar saja dia tidak suka, bahkan dia sambil mau muntah untung saja cepat lari ke kamar mandi.
Setelah selesai belanja mereka pun pulang. Tasya memilih duduk di belakang dia tidak enakan karena Memuntahkan eskrim dari Darel.
Di siang hari Orang tua Darel pamit pulang.
Rumah mereka tidak terlalu jauh hanya membutuhkan waktu dua jam saja.
"Kamu harus bersifat baik pada Tasya! Anggap saja dia seperti Amel, karena dia sudah jadi istri kamu." ucap Mamah Tami.
"Gak bisa sama dong Bu, Amel tetap Amel, Tasya tetap Tasya." ucap Bu Adel. Semua nya langsung terdiam.
Setelah selesai berpamitan mereka pun pergi.
"Nak Darel sebelum Ibu sama Bapak pulang Besok, lebih baik kita Jiarah hari ini." ucap Bu Adel.
"Iyah Bu, gak apa-apa mumpung Aku lagi libur." ucap Darel.
Mereka langsung siap-siap.
"Bahkan ibu lebih baik nada bicara nya pada Kak Darel dari pada sama ku." ucap Tasya.
"Tasya! Kamu di rumah saja yah jagain anak-anak." ucap Bu Adel, Tasya mengangguk.
"Karena seorang pembunuh seperti kamu tidak pantas untuk datang ke sana." bisik ibu nya ketelinga nya Tasya hanya diam saja.
"Saya pamit dulu yah, kabari saya kalau terjadi apa-apa." ucap Darel, Tasya mengangguk.
Darel menyodorkan tangan nya. Tasya kebingungan.
"Dia bukan Amel nak Darel! Kamu tidak perlu Saliman sama dia." ucap Bu Adel.
Seketika Tasya paham maksud Darel, namun keburu Darel sudah pergi.
Tasya melihat mereka sampai pergi.
"Kak Tasya!" ucap Riski.
"Ada Apa dik?" tanya Tasya.
"Sini makan siang bareng Aku." ucap Riski.
"Enggak ah! Kakak sudah kenyang kamu makan saja." ucap Tasya.
Riski memasang wajah melas.
"Ayolah makan bareng, Besok aku juga sudah pulang." ucap Riski, Tasya pun akhirnya mau.
"Aku melihat kakak sangat sibuk mengurus Kak Darel dan anak-anak nya dari pada mikirin diri kakak, lihat kakak terlihat sangat kurus." ucap Riski menyuapi kakak nya.
"Kakak hanya tidak berselera Makan saja." ucap Tasya.
"Kakak jangan terlalu mendengar kan Apa kata-kata mereka semua! Kakak tidak perlu melakukan ini, itu. Kakak tidak bisa memaksa kan diri untuk jadi kak Amel." ucap Riski.
"Ini demi kebaikan kakak juga dek." ucap Tasya.
"Kakak jangan berpura-pura kuat! Aku tau sebenarnya kakak ingin menangis, aku tau kakak lelah, kakak di tuntut untuk jadi Kak Amel." ucap Riski.
"Jangan memikirkan kakak, lebih baik kamu fokus sama kuliah kamu." ucap Tasya.
"Aku hanya minta jangan mendengar kan kata-kata orang lain Kak, jangan menjadi orang lain hanya agar di sukai.' ucap Riski.
"Baiklah Kakak mengerti, kamu memang sangat juara membuat kakak luluh." ucap Tasya.
"Justru aku yang sangat salut sama kakak, kakak sampai sekarang kuat demi kita semua." ucap Riski.
"Kamu juga harus kuat yah. Kita Akan bangkit sama-sama?" ucap Tasya.
Riski mengangguk sambil tersenyum.
"Aku mau ngajakin Kakak jalan-jalan keluar sore ini agar kakak tidak Bosan di rumah." ucap Riski.
"Kakak gak bisa dek, ada Raya dan Stevan." ucap Tasya.
"Bawa saja mereka Kak." ucap Riski.
"Ya udah, mereka juga pasti Bosan di rumah." ucap Tasya.
Mereka pun pergi tanpa sepengetahuan Orang tua nya karena Tasya tidak ingin berbicara pada Ibu nya.
Tidak beberapa lama Ibu Adel keluar melihat Sangat sepi, dia mencari semua orang tidak ada. Dia semakin panik karena tidak melihat Cucu nya di kamar.
Sementara di tempat lain Raya sudah mulai mau tersenyum karena di bawa ke permainan yang seru.
Riski dan Tasya sedang menemani Stevan mandi bola.
Namun tiba-tiba Handphone Tasya berdering.
"Ibu nelpon dek." ucap Tasya.
"Sudah tidak perlu di jawab!" ucap Riski.
Tasya juga menginyakan mereka lanjut bermain.
Ibu Adel langsung mengabari Darel. Darel jadi panik dia langsung pulang mencoba menelpon Nomor baby sister dan juga Bibi yang ikut serta nomor Tasya dan Riski.
Tidak ada satu pun yang menjawab telepon nya.
Tidak terasa hari semakin sore, mereka pun pulang setelah sampai di rumah Mereka menunggu di luar dengan keadaan khawatir.
Melihat Tasya turun, raya dan Stevan langsung di ambil.
"Apa-apaan maksud Kalian semua pergi Tampa ada pamit." ucap Bu Adel.
Mereka semua terdiam.
"Tasya! Kenapa kamu membawa anak-anak keluar Tampa ijin?" tanya Mamah Tami.
Tasya terdiam.
"Jawab!" ucap Darel membuka semua nya terkejut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 302 Episodes
Comments
Helena Rusliana
Aneh rasanya mo Protes dgn penulis yg terlalu berlebihan kok ada orangtua kualat seperti itu, Jahat dan berhati iblis masak anak dibedabedakan
2023-02-05
1
Meta Lia
gualaaaaak amat
2022-06-18
0
Ayuna
bukannya mama Tami udah pulang?
2022-05-22
0