Darel menatap Tasya.
"Jangan karena anak-anak di serahkan sama kamu, kamu bisa sesuka hati membawa mereka pergi!" ucap Darel.
"Ini bukan salah kak Tasya! Aku yang mengajak mereka jalan-jalan keluar." ucap Riski.
"Kamu jangan ikut campur! Masuk!" ucap Ayah nya. Riski terdiam.
"Kalian semua tidak berfikir Akan keselamatan Raya dan Stevan, bagaimana kalau terjadi apa-apa di luar sana Tampa ada yang tau." ucap Darel.
"Saya minta maaf Kak," ucap Tasya.
Darel menghela nafas panjang.
"Saya salah sudah mempercayakan mereka sama kamu!" ucap Darel pada Tasya dan pergi. semua orang bubar hanya ada Riski.
"Maaf yah kak, karena aku kakak jadi kena marah." ucap Riski.
"Udah! Gak apa-apa." ucap Tasya.
Tidak beberapa lama mertua nya pun pulang. Di rumah mulai sepi.
Tasya mau melihat Stevan dan Raya ke kamar nya namun dia tidak enak dia juga takut, akhirnya dia memilih untuk istirahat di kamar Baby sister.
Di malam hari Tasya terbangun karena mendengar Suara tangisan Stevan dari kamar sebelah.
Dia langsung bangun. Dengan ragu-ragu dia masuk ke kamar. dia melihat Darel yang sedang berusaha menenangkan Stevan.
"Sini biar saya gendong kak." ucap Tasya. karena Darel sudah lelah akhirnya dia Menyerah dan memberikan Stevan ke Tasya.
Tasya menggendong Stevan sampai tertidur. Darel menemani Raya yang sudah tidur duluan.
Satu jam kemudian Stevan sudah cukup nyeyak, Tasya membaringkan ke ranjang.
"Tasya!" ucap Darel saat Tasya mau keluar.
"Iyah kak!" Jawab Tasya.
"Saya tidak suka sifat kamu yang bertindak sesuka hati kamu membawa anak-anak keluar, kalau kamu mau keluar Pergi lah sendiri!" ucap Darel.
"Baik Kak, saya minta maaf, saya tidak mengulangi nya lagi." ucap Tasya.
Dia langsung keluar meninggalkan Darel. Darel hanya bisa menghela nafas panjang.
Tasya berjalan ke arah balkon. Dia menelpon Bela.
"Halo Tasya! Bagaimana kabar kamu? Kenapa kamu baru menghubungi ku?" tanya bela langsung.
"Maaf Bel! Keluarga ku sedang berduka, kakak ku meninggal satu Minggu yang lalu.
"Turut berdukacita yah Tas, aku tau ini pasti sangat sulit Sama kamu!" ucap Bela.
"Makasih yah Bel." ucap Tasya.
"Aku ikut sedih mendengar nya, kamu yang semangat yah, kamu pasti kuat." ucap Bela.
Cukup lama mereka berbincang-bincang dan sampai panggilan di tutup.
"Loh kenapa kamu belum tidur Tasya?" tanya Ayah nya yang lewat.
"Aku belum ngantuk Ayah!" ucap Tasya.
"Oohhh! sebaiknya kamu cepat tidur. Kalau kamu bangun kesiangan Raya dan Stevan tidak ada yang mengurus." ucap Ayah nya dan pergi.
Tasya mengangguk.
Dia pun kembali ke kamar Baby sister namun dia melihat baby sister yang sudah menguasai tempat tidur.
Tasya pun tidur di kamar Tamu. Dia Sama sektor tidak bisa tidur mengingat kemarahan Darel pada nya.
"Kenapa tidak ada satu pun mereka yang paham dengan keadaan ku, bukan hanya mereka saja yang kehilangan, aku sungguh sangat kehilangan dan sekarang beban di lemparkan pada ku, dan aku tidak boleh melakukan kesalahan apapun!" Batin Tasya.
Handphone nya Berdering tercantum di sana Tulisan Kak Alex.
"Kak Alex!" ucap Tasya sangat senang.
Alex adalah salah satu Abang dari teman nya, dia sudah bekerja jadi pengacara di Bogor, Tasya sangat suka pada nya, namun mereka hanya berhubungan baik sebagai teman saja.
"Halo kak!" ucap Tasya.
"Halo Tasya. Maaf Yah menelpon Tengah malam menggangu istirahat kamu!" ucap Alex.
"Enggak! Gak apa-apa kok kak." ucap Tasya.
"Tadi Sore kakak ke rumah kamu, karena tidak melihat kamu beberapa hari ini." ucap Alex.
Tasya sangat senang mendengar Alex mencari nya.
"Kakak mendengar kalau kamu sedang berdukacita, kakak turut berdukacita yah. Kamu yang sabar dan ikhlas yah." ucap Alex.
"Iyah kak." ucap Tasya.
"Bagaimana keadaan kamu?" tanya Alex.
"Alhamdulillah baik-baik saja kok kak. Kakak bagaimana kabar nya?" tanya Tasya.
"Baik kok. Kamu kapan pulang ke Bogor? Sebelum nya kakak sudah janji setelah selesai Wisuda kakak Akan mengajak kamu jalan-jalan." ucap Alex.
Tasya terdiam.
"Seperti nya aku masih lama di sini kak, Nanti aku akan mengabari kakak kalau pulang ke Bogor." ucap Tasya.
"Oohhh ya sudah, aku menunggu kamu." ucap Alex. Tidak beberapa lama panggilan pun di matikan.
."Kenapa harus sekarang kakak perduli pada ku, dulu kakak sangat dingin pada ku." Batin Tasya.
Seseorang mengetuk pintu kamar. Tasya membuka nya ternyata itu adalah mamah mertua nya.
"Stevan sangat cengeng, bisa bantu Ibu sama Darel?" tanya mamah Tima. Tasya mengangguk.
Tasya melihat Darel yang mengendong Stevan yang Nangis, wajah nya sudah terlihat sangat ngantuk.
"Biar aku aja yang jagain Bu, ibu istirahat lah." ucap Tasya.
Ibu langsung pergi.
"Gak tau kenapa dia menangis seperti itu!" ucap Darel.
"Mungkin dia rindu Mamah nya kak " ucap Tasya, Darel pun diam.
"Kakak tidur saja duluan," ucap Tasya.
Darel mengangguk dia pun tidur di samping Raya. Dia menatap Tasya yang sangat mirip dengan Almarhum istri nya.
"Amel!" ucap Darel, Tasya menoleh ke arah Darel ternyata sudah tidur dan hanya mengigau saja.
"Kelihatan kak Amel bagi keluarga ini sangat lah menyiksa setiap orang yang menyanyangi nya,". Batin Tasya.
Tidak terasa Dia tertidur duduk sambil menepuk-nepuk pantat Stevan.
Keesokkan harinya Darel bangun lebih awal dia melihat ke arah Tasya tidur duduk hampir jatuh karena kasur sudah di sempit.
Saat mau jatuh Darel langsung menahan nya.
Membangun kan dengan pelan namun Tasya sangat mengantuk, sepanjang malam dia bergadang karena Raya dan Stevan tidak bisa tidur nyenyak.
Darel mengangkat tubuh Tasya ke kasur tempat nya dia tidur tadi. dia memerhatikan wajah Tasya.
"Hidung, mata dan dahi Tasya sama Amel sangat mirip." batin Darel.
Dia tersenyum. dia ingin menyentuh Tasya namun tiba-tiba tersadar itu bukan lah Amel.
Darel berdiri dia langsung Mandi.
Pagi hari Orang tua Tasya sudah mau pulang.
"Kak Tasya mana?" tanya Riski.
"Semalaman dia tidak tidur mengurus keponakan kamu, jangan ganggu dia, nanti kakak akan bilang kalau Kalian sudah pulang." ucap Darel.
Riski sedikit khawatir namun mereka harus berangkat.
Semua nya sudah pulangnya, rumah jadi kembali sangat sepi.
Dia mengingatkan keributan di pagi hari di saat istri nya Masih ada. melihat sudut-sudut ruangan itu dia bisa membayangkan istri nya.
...----------------...
Assalamualaikum kakak-kakak semuanya terimakasih sudah mau mampir ke karya ku ini ya jangan pernah lupa tinggalkan jejak dukungan untuk author jangan pernah lupa tinggalkan jejak dukungan untuk author, Jika ada saran tulis di kolom komentar ya jangan pernah bosan tungguin terus kelanjutan ya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 302 Episodes
Comments
VSD
kesannya tasya kaya babby sitter,,, lemah lagi
2022-05-28
0
Erna Fadhilah
semuanya pada egois, kasihan tasya
2022-05-13
4
Anisnikmah
darel nyuruhnya kok klo mau keluar keluarlah sendiri, diakan sekarang statusnya istrimu darel walaupun dengan keadaan seperti ini
2022-05-09
1