Rencana Setelah pulang dari acara Darel mau membawa anak-anak jalan-jalan namun Tasya terlihat sangat pusing akhirnya mereka pun pulang. Hanya membeli beberapa mainan saja.
Sampai di depan rumah, Darel menggendong Raya dan Stevan ke dalam.
"Papah! Papah mau kemana?" tanya Raya.
"Papah kau bawa Tante Tasya masuk. Dia sedang sakit, Raya jagain Adek sebentar yah." ucap Darel dengan lembut.
Tangan nya di tahan oleh Raya..
"Kenapa Tante itu Masih di sini Pah? Kata Nenek dia yang membuat Mamah meninggal," ucap Raya.
"Sstttt! Gak boleh ngomong seperti itu, tidak benar." ucap Darel namun tiba-tiba ada barang jatuh. Darel menoleh ternyata itu adalah Tasya yang membawa mainan turun.
"Aku langsung ke atas yah Kak." ucap Tasya, namun tiba-tiba Stevan menangis karena di abaikan oleh Tasya.
Tasya menoleh namun dia langsung pergi begitu saja.
"Papah kenapa membiarkan nya masuk? Aku benci pada nya Pah." ucap Raya.
"Yang di katakan Nenek itu tidak benar nak, mamah meninggal karena sudah takdir nya, Allah lebih sayang sama mamah." ucap Darel.
"Tidak mungkin Pah, selama ini mamah sehat-sehat saja, namun setelah Tante itu datang mamah jadi pergi ninggalin kita.' ucap Raya.
"Dengar yah nak, raya gak boleh ngomong seperti itu, mana mungkin Tante Tasya melakukan itu, Tante Tasya adalah Adik mamah, dan Tante Tasya sangat sayang sama Mamah." ucap Darel.
"Percuma saja aku bicara sama papah, papah tetap membela nya, pokoknya aku gak suka sama Tante itu." ucap Raya dan pergi.
"Raya! Raya sayang. Papah belum selesai ngomong." ucap Darel. Stevan Duduk di lantai terdiam.
"Sini anak ganteng papah." ucap Darel memanggil Stevan.
"Bubu... bubu.." ucap Stevan menangis menunjuk ke atas.
Darel menoleh ke atas dia pun mengendong Stevan dan membawa nya ke kamar. Dia masuk Tampa mengetuk pintu dan melihat Tasya yang menangis di lantai bersandar ke kasur.
"Tasya! Kenapa kamu menangis?" tanya Darel. Tasya menyadari kedatangan mereka dia langsung menghapus air mata nya.
"Kata-kata Raya tidak perlu di bawa ke dalam hati, dia masih kecil belum tau apa-apa." ucap Darel.
"Aku tidak melakukan apa yang mereka bilang, kak Amel sendiri yang mengambil daging itu dari piring ku." ucap Tasya.
"Aku mohon jangan membahas ini di depan Stevan mau pun Raya! Kita tidak perlu membahas nya." ucap Darel.
"Aku tau Kakak pasti sangat membenci ku seperti yang di rasakan oleh Ibu dan Juga Raya. Namun karena aku sudah menjadi istri kakak, kakak berusaha menutupi rasa benci itu." ucap Tasya.
Darel Menggeleng kan kepala nya.
"Saya tidak pernah mengatakan itu. Dan saya tidak pernah menyalah kan Siapa pun karena ini salah saya sendiri yang telat mengetahui nya." ucap Darel.
Tasya mengangkat kepala nya menatap Darel.
"Aku tidak tau bagaimana melanjutkan hidup ku ke depan nya," ucap Tasya.
Darel diam.
"Ah sudahlah tidak ada yang perlu di pikirkan, aku mau ganti baju Stevan." ucap Tasya mau berdiri namun tiba-tiba terjatuh karena kehilangan keseimbangan dan jatuh ke arah Darel.
Darel terkejut akhirnya mereka jatuh kelantai secara bersamaan. Tasya jatuh di atas tubuh Darel sementara Darel langsung ke karpet.
"Auhh!" ucap Darel karena badan dan kepala terbentur. Tasya langsung panik dia mengangkat kepala Darel meletakan di paha nya sambil memijat nya...
"Maafkan saya kak." ucap Tasya. Darel masih menahan rasa sakit kepala nya jadi sedikit pusing.
Tasya terus memijat kepala bagian belakang Darel.
Darel menatap Tasya yang terlihat sangat panik.
"Kalau kamu sedang tidak baik jangan terlalu di paksain putra untuk melakukan sesuatu." ucap Darel.
Tasya menghela nafas panjang.
"Kepala ku Masih pusing akibat minum tadi." ucap Tasya.
Darel dia. Namun tiba-tiba Stevan duduk di perut Darel sambil tertawa.
"Papah..!" ucap Stevan sambil bermain. Darel terkejut karena tiba-tiba, sementara Tasya tertawa melihat kelakuan Stevan.
Darel terpaksa membiar kan Stevan lompat-lompat. Mereka tertawa bersama. Darel menatap Tasya yang tertawa.
"Syukur lah setidaknya melihat Tasya mengobati rasa rindu ku pada Amel." batin Darel.
Darel sengaja Masih berbaring di paha Tasya. Namun tiba-tiba pengasuh datang bersama Raya, melihat keasikan mereka pengasuh sangat terkejut. apalagi Darel yang tidur di paha Tasya..
Tasya melihat Raya dan pengasuh masuk dia langsung
meminta Darel bangun.
."Maaf Non, pak. Kami tidak mengetuk pintu." ucap pengasuh.
"Gak apa-apa Kok." ucap Tasya.
"Mbak siap kan bubur anak-anak yah " ucap Darel.
"Gak apa-apa kak, biar aku saja." ucap Tasya mau berdiri namun di tahan oleh Darel.
"Biar mbak saja, kamu nanti bisa jatuh lagi." ucap Darel.
Tasya akhirnya pun menurut saja.
Darel meminta Raya mendekati nya.
"Raya anak papah paling cantik, sekarang yang ngurus dan menemani Raya dan Stevan adalah Tante Tasya. Raya tidak boleh membenci ataupun berfikir yang tidak-tidak." ucap Darel.
Raya diam.
"Kak sudah biarkan saja dia belum paham apa-apa." ucap Tasya.
"Tante Tasya adalah pengganti Mamah. Raya sudah besar harus mengerti dan tidak boleh jahat." ucap Darel.
"Kenapa Tante Tasya harus jadi mamah pengganti kami?" tanya raya.
"Ini permintaan Mamah kamu, papah juga menikah dengan Tante Tasya karena Mamah, jadi Raya harus sayang sama Tante Tasya yah." ucap Darel. Raya diam.
"Emang raya mau kalau mamah marah dan sedih melihat Raya membenci Tante Tasya?" tanya Darel, Raya menggeleng kan kepala nya.
"Ya udah kalau begitu mulai dari sekarang Raya harus sayang dan menghormati Tante Tasya yah." ucap Darel.
Raya membalik kan badan nya menatap Tasya.
Tasya jadi terdiam dia bingung harus Apa, namun tiba-tiba Raya memeluk nya.
Tasya terkejut, namun dia juga kembali memeluk Raya.
"Tante sayang sama Raya." ucap Tasya.
Raya tersenyum dia menghapus air mata Tasya.
"Raya minta maaf ya Tante sudah membenci Tante." ucap Raya. Tasya mengangguk.
"Iyah sayang!" ucap Tasya memeluk kembali raya. Stevan melihat itu dia jadi cemburu melihat Raya memeluk bubu nya.
Dia memanggil Tasya dengan panggilan bubu karena ajaran Tasya memanggil ibu namun malah jadi bubu.
Stevan minta di peluk Juga, Darel melihat itu tersenyum.
.
...----------------...
***Assalamualaikum kakak-kakak semuanya terimakasih sudah mau mampir ke karya ku ini ya jangan pernah lupa tinggalkan jejak dukungan untuk author jangan pernah lupa tinggalkan jejak dukungan untuk author, jika ada saran tulis di kolom komentar ya jangan pernah Bosan tungguin terus kelanjutan ya.
Like, komen dan vote sebanyak-banyak nya.
biar author tambah semangat lagi.
Terimakasih 🙏***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 302 Episodes
Comments
Sri Lea Lutichia
iiiihhhhh kesel liat Bu Adel,, masa anak sendiri di fitnah 😡😡
2022-05-12
3
Ningsih Kadir
bikin mewek
2022-05-06
1
Aprilia
nenek GK ad akhlakny
2022-05-04
2