"Please Pah, Adek di peluk sama Tante, Terus yang meluk raya Siapa?" tanya Raya. Darel tersenyum.
"Ya udah ayo Bobo, tapi harus Bobo yah." ucap Darel, Raya tersenyum.
Darel pun naik ke kasur berbaring sebelum tidur dia mencium kening Raya, Stevan. Dia bisa menatap Tasya dari dekat.
Biasanya sebelum tidur dia mencium kening istrinya tiba-tiba teringat dia hanya mengelus kepala Tasya tidak berani mencium nya.
Akhirnya mereka tidur begitu lelap. Sementara di tempat lain Kak Alex Duduk di teras sendirian.
"Ini sudah hampir tiga bulan Tasya tidak pulang lagi ke Bogor. Bagaimana kabar nya sekarang yah." ucap Alex.
"Bang Alex! Kok belum tidur?" tanya Rian adik laki-laki Alex yang mengenal kan kakak nya pada Tasya. Rian dan Tasya berteman bahkan mereka satu angkatan.
"Belum ngantuk aja! Kamu mau kemana?" tanya Alex.
"Malam ini ada acara perkumpulan dengan teman-teman laki-laki di kampus. Abang mau ikut?" tanya Rian.
Alex Menggeleng kan kepala nya.
"Abang lagi mikirin Tasya yah?" tanya Rian.
Alex mengangguk.
."Kenapa tidak di telpon saja?" tanya Rian.
"Abang segan, takut mengganggu nya, di saat keadaan seperti ini Kakak Masih enggan." ucap Alex.
"Huff kakak sangat payah, kalau Kakak suka bilang suka kalau di pendam sendiri ujung-ujungnya jadi galau deh." ucap Rian.
"Sudah lah kamu jangan ikut campur, segera pergi dan jangan pulang kalau mabuk." ucap Alex, Rian pun pergi.
Alex pria yang begitu baik, dia sangat sopan dan sangat menghargai wanita. Dia sangat baik pada Tasya karena dia menyukai Tasya dia belum berani jujur takut Tasya menolak nya.
Keesokan harinya...
Tasya Terbangun karena mendengar suara Isak tangis seseorang. Perlahan dia membuka mata nya dan melihat Darel berdoa sambil menangis tepat di samping nya.
Darel berdoa tentang istri nya. Tasya sangat merasakan rasa kesedihan Darel sehingga Air mata nya juga keluar, dia ikut mengamin kan doa Darel namun dia tidak bergerak agar Darel tidak mengetahui nya bangun.
Setelah selesai berdoa Darel melipat Sajadah nya. Dia mendekati Tasya mengelus kepala Tasya. Darel memegang kepala Tasya lama.
Tasya bergeliat Darel langsung melepaskan tangan nya.
"Kak Darel!" ucap Tasya. Darel tersenyum tipis.
"Maaf aku mengganggu tidur kamu yah?" tanya Darel.
"Gak apa-apa kok kak, tangan kakak sangat dingin." ucap Tasya sambil memegang kening nya.
Darel diam.
"Lanjut tidur saja ini masih sangat pagi." ucap Darel. Tasya perlahan duduk.
"Kakak mau ngopi?" tanya Tasya.
"Hah? Maksud kamu?" tanya Darel.
"Biasanya Kakak jam segini sudah minum kopi di buatin sama Bibi." ucap Tasya..
"Dari mana kamu tau?" tanya Darel. "Bibi yang bilang kak." ucap Tasya.
"Tunggu bentar yah, aku ke kamar mandi dulu." ucap Tasya sambil mengikat rambut nya yang terurai.
Darel memerhatikan Tasya namun tiba-tiba dia mengalihkan pandangannya. Tasya Masuk ke kamar mandi.
Setelah selesai dari kamar mandi dia langsung keluar Darel membenarkan selimut anak-anak.
Darel mengikuti Tasya turun ke bawah.
Darel duduk di meja mini bar sambil memerhatikan Tasya yang belum telaten.
Karena ragu Darel membantu nya.
"Sini aku ajarin dulu," ucap Darel. Tasya memerhatikan Darel.
"Aku belum pernah melakukan ini sebelum nya." ucap Tasya. Darel tersenyum.
"Sudah selesai!" ucap Darel. Tasya tersenyum.
"Humm Wangi nya sangat enak." ucap Tasya.
"Kamu mau juga?" tanya Darel, Tasya mengangguk.
Setelah jadi Tasya mencicipi nya dia sangat suka dan ingin pandai membuat nya.
Darel tersenyum melihat Tasya suka dengan kopi buatan nya.
"Kamu mau ngapain?" tanya Darel karena melihat Tasya kebingungan.
"Aku mau masak sarapan pagi sebelum Kakak berangkat kerja, tapi aku bingung mau Masak apa." ucap Tasya.
"Mau aku bantuin?" tanya Darel. Tasya menoleh kearah Darel.
"Emang kakak bisa?" tanya Tasya. Darel mengangguk.
"Kamu meragukan Suami kamu!" ucap Darel. Tasya kaget dengan kata 'Suami'.
"Kamu perhatikan baik-baik yah." ucap Darel. Tasya memerhatikan sambil membantu Darel memasak. Dan benar saja Darel bisa masak.
"Seumur hidup kak Amel dia pasti beruntung mempunyai suami seperti kakak." ucap Tasya. Darel tersenyum dia menatap Tasya.
"Justru aku yang beruntung memiliki dia. Kalau bukan karena dia aku tidak akan bisa seperti ini." ucap Darel.
"Maksud kakak?" tanya Tasya.
"Dulu aku hanya bisa mengandalkan orang tua, namun setelah menikah dia mulai mengajari ku, membantu dan bisa seperti sekarang. Dia benar-benar sangat berjasa di kehidupan kakak." ucap Darel, Tasya tersenyum.
"Dia mengajar kan kakak memasak, bersih-bersih, dan juga mengurus anak." ucap Darel.
"pasti sangat sulit bagi kakak menghadapi ini." ucap Tasya.
"Ini sangat sulit, namun demi Raya dan Stevan kakak tidak bisa larut di kesedihan." ucap Darel.
Tasya mengelus pundak Darel.
"Aku yakin kakak Pasti bisa." ucap Tasya, Darel mengangguk.
Tidak beberapa lama akhirnya masakan selesai, tidak terasa juga hari sudah terang.
"Kakak Mandi saja dulu, aku akan menata makanan di atas meja." ucap Tasya. Darel mengangguk.
Darel meninggalkan Tasya di bawah dia kembali dan melihat Raya dan Stevan masih tidur. Dia pun ke kamar nya mandi cepat-cepat. .
Hari sudah jam Sembilan pagi Darel turun ternyata Stevan sudah sibuk main-main di bawah.
"Kakak sarapan duluan yah, aku Akan memberikan Mereka makan." ucap Tasya, Darel mengangguk.
Darel memandangi Tasya yang mengejar Tasya dan Stevan menyuapi untuk makan.
Darel memandangi kursi di depan nya yang kosong.
"Tasya!" panggil Darel. Tasya menoleh ke arah Darel.
"Iyah kak!" jawab Tasya.
"Kamu temani kakak sarapan!" ucap Darel.
"Kakak makan sendiri saja dulu kak, aku harus memberikan mereka Makan. kalau telat makan mereka pasti cengeng." ucap Tasya.
Darel beranjak dari tempat duduknya.
"Raya! Stevan duduk di kursi kalau Makan, kasihan Tante nya kelelahan mengejar kalian." ucap Darel.
"Udah kak. Gak apa-apa kok." ucap Tasya.
Namun raya langsung mendengar kan nya dia naik ke kursi meja makan. sementara Darel mengendong Stevan ke kursi khusus untuk nya.
Tasya menatap Darel.
"Mereka tunduk banget sama kakak." ucap Tasya.
"Berikan mereka Makan sendiri." ucap Darel. Tasya memberikan nya.
Tasya sangat salut pada mereka yang takut pada papah nya.
"Kamu sarapan juga! Nanti kalau lauk nya sudah dingin tidak enak." ucap Darel.
...----------------...
***Assalamualaikum kakak-kakak semuanya terimakasih sudah mau mampir ke karya ku ini ya jangan pernah lupa tinggalkan jejak dukungan untuk author jangan pernah lupa tinggalkan jejak dukungan untuk author, Jika ada saran tulis di kolom komentar ya jangan pernah Bosan tungguin terus kelanjutan ya.
Like, komen dan vote sebanyak-banyak nya.
biar author tambah semangat lagi.
Terimakasih 🙏***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 302 Episodes
Comments
Ayuna
kapan cintrongnya Mak
2022-05-22
0
M Dewi
sayannya tata bahasa dan kata2 dalam.tulisan masih amburadul. meskipun bagitu tetap semangat utk menulis
2022-04-29
4