Darel melepaskan tangan nya dari Tasya.
"Kamu jangan ngomong yang aneh-aneh sayang! kamu pasti sembuh, kamu harus semangat demi, anak-anak, demi aku!" ucap Darel.
"Iyah Kak, kakak harus sembuh." ucap Tasya. Amel tersenyum.
Amel membawa mereka berdua kepelukan nya.
Keesokan harinya Amel mengajak Tasya dan anak-anak nya makan di luar di restoran. Tasya pun mau.
Mereka sampai di restoran bersama, memesan menu kesukaan mereka.
Tasya sangat suka daging dan makanan yang berminyak.
"Wah kakak sudah lama tidak makan daging, kakak coba sedikit yah." ucap Amel pada Tasya.
"Kakak gak bisa Makan ini kak, ini larangan dokter." ucap Tasya.
"Sudah tidak apa-apa! Hanya sedikit saja." ucap Amel langsung mengambil dan memakan nya, Tasya jadi sangat panik.
"Kakak!" ucap Tasya. Amel tersenyum.
"Kenapa kamu panik seperti itu? Kakak biasa saja, gak apa-apa kan?" tanya Amel menunjuk kan diri nya baik-baik saja.
Tasya hanya diam sambil memerhatikan kakak nya.
Setelah selesai makan Mereka berjalan-jalan membawa Stevan dan raya jalan-jalan. Namun baru saja sampai di mall tiba-tiba Tasya memegang dadanya.
"Ssstt! Auhh!" ucap Amel.
"Kenapa Kak?" tanya Tasya.
"Dada kakak tiba-tiba Sangat sakit!" ucap Amel.
Tasya jadi panik, dia bingung harus ngapain. Akhirnya dia menelpon Dokter Amel.
Tidak beberapa lama Amel di bawa ke rumah sakit.
Dan tidak beberapa lama orang tua nya datang.
"Apa yang terjadi Nak?" tanya Ibu nya panik.
Amel sudah terbaring Lemas tak berdaya di Ranjang rumah sakit itu.
Tidak beberapa lama dokter datang.
"Permisi Bu, Pak, saya sudah bilang larangan pasien adalah makanan yang berminyak dan juga daging. kenapa tidak di awasi." ucap dokter.
"Kami tidak tau dok, kami tidak pernah memberikan itu pada nya." ucap Ibu Nya.
"Sekarang pasien sangat lemah, kami tidak bisa berbuat apa-apa." ucap dokter.
Ibu nya menatap Tasya.
"Kamu yang pergi dengan kakak kamu tadi, Kalian makan apa?" tanya Ibu nya.
"Maaf Bu, ini salah Aku. Kak Amel mengambil daging yang aku pesan." ucap Tasya.
Seketika Ibu nya menampar wajah Tasya.
"Keterlaluan Kamu Tasya! Sudah jelas kamu tau itu adalah makanan pantangan untuk kakak kamu, kenapa kamu memberikan nya " ucap ibu nya marah.
"Maafkan aku Bu, aku sudah melarang nya." ucap Tasya.
"Lebih baik kamu berdoa banyak-banyak agar Amel sembuh, kalau tidak sembuh Ibu tidak Akan memaafkan mu." ucap ibu nya.
"Bu.." ucap Tasya dengan wajah sedih.
"Ibu tidak mau mendengar suara kamu. Kamu seperti nya sengaja membuat Kakak kamu kritis." ucap Ibu nya.
Tasya terdiam. Namun tiba-tiba Kakak nya bangun dia melihat ibu dan ayahnya sudah datang.
"Bu! Jangan marah sama Tasya, aku yang salah." ucap Amel.
"Sudah nak kamu jangan banyak fikiran dulu." ucap Ibu nya dengan lembut.
Tasya pun akhirnya keluar. kebetulan juga Suami kakak nya datang, Darel hanya melewati Tasya begitu saja.
Di luar raya dan Stevan menunggu dengan pengasuh nya.
Raya anak yang paling tua berumur menjalani lima tahun, sementara Stevan baru umur dua tahun sehingga membutuhkan pengasuh.
Dia melihat raya yang menangis mau melihat Mamah nya. Tasya datang membujuk nya namun Raya tidak mau, dia juga kurang Dekat dengan keponakan nya itu.
Cukup Lama Tasya membujuk Raya namun tidak berguna, raya terus menangis dia tau kalau mamah nya sakit. Sementara Stevan dia anteng di gendongan pengasuh.
Tidak beberapa lama dokter dan suster berjalan cepat ke ruangan Amel. Semua nya panik, Tasya juga penasaran.
Tidak beberapa lama Darel keluar.
"Tasya! Kamu di panggil masuk!" ucap Darel.
Tasya membawa anak-anak masuk ke dalam.
Tasya melihat Kakak nya sudah tidak berdaya bahkan terlihat sangat pucat.
Tasya mendekati Amel.
"Kakak sudah membicarakan ini sama Ibu dan Ayah. semoga kamu mau yah." ucap Amel.
"Apa maksud kakak?" tanya Tasya.
"Menikah lah dengan Suami kakak." ucap Amel. Tasya melihat Darel.
"Kakak mohon dek, kakak percaya sama kamu. Kakak mau kamu merawat keluarga kakak, jaga mereka untuk kakak, jangan pernah meninggalkan mereka seperti yang akan kakak lakukan." ucap Amel.
Tasya menggeleng kan kepala nya. Air mata nya keluar.
"Kakak mohon!" ucap Amel lagi.
Tasya melihat Orang tua nya sudah menangis, raya juga sudah menangis, dia bingung harus apa.
"Ini adalah permintaan terakhir kakak untuk kamu," Ucap Amel.
"Baiklah kak, tapi kakak harus sembuh." ucap Tasya. Amel tersenyum. Darel mendengar Jawaban Tasya seketika kaget.
Dia mengambil tangan Suami nya dan Juga tangan Tasya.
"Aku mau kalian menikah di depan kakak." ucap Amel.
"Setelah kakak sembuh dulu." ucap Tasya namun Amel meminta sekarang.
Penghulu pun di panggil ke ruangan itu.
Tasya duduk di sebelah kakak ipar nya yang sebentar lagi Akan jadi suami nya.
Amel mendengar kan dengan jelas kata sah yang keluar dari para saksi. Air mata nya langsung keluar.
Dia tersenyum dia melihat anak-anak nya dan memeluk nya.
Tasya setelah sah dia menyalim tangan suami nya. Namun tiba-tiba dada Amel sakit.
"Kak! Kakak kenapa?" tanya Tasya.
"Kakak percaya sama kamu, jagain keluarga kecil kakak yah dek." ucap Amel.
Tidak beberapa lama Tasya semakin sulit berbicara dan bernafas dia pun menghembuskan nafas terakhir nya sambil tersenyum.
Anak-anak nya menangis, suami nya hanya bisa diam dia sangat terpukul dia mengelus kepala Amel dan menutup mata nya.
Tasya jauh lebih terpukul. Dia sangat merasa bersalah.
Setelah di katakan dokter bahwa Amel sudah meninggal semua nya menangis Sangat kehilangan.
Mendiang pun di bawa pulang ke rumah duka. Setelah di doakan di antar kan ke pemakaman.
Opah dan Omah mereka sudah sampai. Sementara Adik nya juga langsung pulang meninggalkan ujian Kuliah nya.
Omah memeluk Tasya yang sangat lemah membaca doa di kuburan Kakak nya.
"Sudah Tasya! Kamu tidak boleh sedih berlarut-larut seperti itu, lebih baik kita pulang, semua orang sudah pulang." ucap Omah.
Tasya berdiri dia melihat Darel yang Masih menunggu nya di sana.
"kakak bisa pulang duluan, aku Akan pulang dengan omah." ucap Tasya.
Darel mengangguk. Dia pun pergi. Anak-anak nya sudah menunggunya nya di dalam mobil.
Tasya memegang batu nisan kakak nya.
"Kakak yang tenang yah di sana, aku selalu merindu kan kakak, aku akan melaksanakan wasiat kakak." ucap Tasya.
Dia pun akhirnya pulang. Sementara di dalam mobil Darel memangku anak nya raya yang terlihat sangat kehilangan.
"Maaf kan papah nak, Papah tidak bisa menyembuhkan Mamah. Kalian harus sabar." ucap Darel.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 302 Episodes
Comments
Helena Rusliana
Dasar Amel sudah mo di liang kubur ttep saja buat masalah kk gx ada akhlak
2023-02-05
0
Meta Lia
di part awal kan Amel ceritanya udah sakit dan knpa ada di rmh trs jln" sambil makan,,,?
2022-06-16
0
Natha
Maaf Thor
Dua wanita kakak beradik tidak bisa dinikahi sekaligus. harus salah satunya diceraikan dulu/salah satunya meninggal dunia terlebih dahulu. dan penghulu juga pasti tak akan pernah menikahkan
2022-05-22
4