"Ya ampun kenapa hati ku begitu sejuk setelah sholat bersama Kak Darel, pertanda apa ini." ucap nya.
"Apa mungkin aku mencintai Kak Darel? Tapi dia adalah suami kakak ku, walaupun kami sudah menikah aku tidak bisa melakukan itu, kak Amel pasti Akan sangat kecewa." ucap Tasya.
Tasya tidak bisa melanjutkan untuk tidur, dia pun memilih bermain Handphone ternyata sudah ada pesan Dari Alex yang bertanya kabar nya.
Tasya mau membalas nya namun tiba-tiba teringat Darel dia hanya melihat tanpa membalas nya.
Bela melihat Tasya aktif dia menelpon.
"Halo Tasya! Kamu sudah bangun?" tanya Bela.
"Humm sudah! Ada apa?" tanya Tasya.
"Ada sesuatu yang sangat penting untuk kamu." ucap Bela.
"Ada apa?" tanya Tasya.
"Universitas yang kamu impikan sedang mencari Dosen matematika." ucap Bela.
"Hah! Serius kamu?" tanya Tasya kaget.
"Iyah! Namum mereka membutuhkan untuk Dosen di Pekanbaru, karena kebetulan kamu lagi ada di sana, kamu coba saja itu kan impian kamu, aku akan mengirimkan beberapa daftar yang di butuhkan." ucap Bela.
Tasya menginyakan dia sangat senang.
Karena keinginan nya adalah menjadi dosen matematika di sebuah universitas untuk menguji kemampuan nya selama ini.
Dia ingin menjadi Dosen karena itu adalah cita-cita Ayah nya Dulu yang tidak kesampaian karena tidak bisa masuk ke universitas.
Dia juga Sangat mendambakan bisa menjadi Dosen di usia nya yang sekarang.
Tasya membaca pesan dari Bela.
Namun seketika dia langsung terdiam.
"Bagaimana bisa aku mengajar sementara Raya dan Stevan masih kecil dan sangat butuh aku." batin Tasya.
"Tapi jadi Dosen tidak lah lama, lagian aku tidak bisa melewat kan kesempatan ini." batin Tasya.
Dia langsung mencari informasi tentang universitas itu karena dia kurang tau juga.
Darel masuk dan melihat Tasya sangat fokus dengan handphone nya.
"Tasya!" ucap Darel, Tasya menoleh ke arah Darel.
"Iyah kak! Ada apa?" tanya Darel.
"Kakak boleh minta tolong siap kan pakaian kakak untuk bekerja." ucap Darel.
Tasya Heran menatap Darel, karena tumben-tumbenan meminta nya menyiapkan nya.
"Gak apa-apa kan?" tanya Darel. Tasya mengangguk.
"Tapi aku tidak tau baju seperti apa yang kakak pakai hari ini." ucap Tasya.
"Kamu sudah tau stelan kakak, kamu cari yang menurut kamu bagus saja." ucap Darel. Dia pun langsung keluar.
Tasya turun dari kasur dia masuk ke kamar Darel.
Untuk pertama kalinya dia membuka lemari pakaian suaminya sendiri setelah tiga bulan menikah.
Tasya memilih yang menurut nya Bagus saja. Jatuh pada pakaian jas warna biru, kemeja putih.
Tasya meletakkan di kasur dengan rapi.
"Apa aku harus menyiapkan yang lain juga?" batin Tasya. Dia mencari keperluan Darel yang lain, dia menyiapkan semua nya di atas kasur walaupun dia sedikit malu.
Setelah selesai Tasya keluar dia melihat Raya dan Stevan duduk di Pintu sambil menahan tangis karena melihat rumah sepi.
Tasya tersenyum melihat ekspresinya mereka yang langsung menangis di saat dia datang.
"Kenapa menangis Sayang? Tante hanya menyiapkan pakaian papah, Papah sedang Masak di bawah." ucap Tasya.
Namun mereka tidak berhenti menangis.
"Raya jangan cengeng seperti itu." ucap Darel.
Tasya melihat Darel.
"Gak apa-apa kak." ucap Tasya.
"Jangan terlalu memanjakan mereka Tasya." ucap Darel.
Tasya menghela nafas panjang.
"Lebih baik Kakak mandi aja deh. Melihat kakak saja langsung takut, pagi-pagi sudah mau marah saja!" ucap Tasya.
"Bukan marah-marah, tapi mereka kalau Manja kita yang Akan susah." ucap Darel.
"Terserah kakak saja, kami mau turun ke bawah." ucap Tasya kesal.
Darel menghela nafas panjang. Saat Tasya melewati Darel begitu saja. Darel menahan tangan Tasya.
"Kamu marah sama kakak?" tanya Darel..
"Aku tidak tau!" ucap Tasya.
"Ya udah kakak mandi dulu, kamu bawa anak-anak ke bawah, kakak juga sudah Masak Untuk sarapan pagi." ucap Darel.
Tasya diam saja langsung turun ke bawah mengendong Stevan.
Setelah di bawah Tasya melihat ruangan sudah bersih, dia memeriksa meja makan sudah ada makanan yang enak dan sudah ada sarapan untuk Raya dan Stevan.
"Ini sungguh mustahil, kak Darel mengerjakan ini semua sendiri." batin Tasya.
Dia sebagai istri jadi merasa tidak enak, dia masih ingat jelas betapa kotor nya. lantai bawah karena anak-anak semalam namun karena Stevan Masih kecil dia tidak bisa di tinggal lama-lama selain lagi tidur.
Dia memberikan Raya dan Stevan makan.
Tidak beberapa lama Darel turun.
Dia melihat penampilan Darel baju pilihan nya.
Dia tersenyum tipis karena pilihan nya sangat pas pada Darel.
"Kenapa kamu menatap kakak Seperti itu?" tanya Darel. Tasya langsung memalingkan pandangannya.
"Tidak apa-apa kak, kakak sarapan dulu." ucap Tasya.
"Saya suka style saya hari ini, terimakasih sudah memilih kan ini?" ucap Darel.
Tasya mengangguk.
Tasya menyendok kan nasi ke piring suami nya dan mereka Makan bersama.
"Oh iya Ini untuk kamu!" ucap Darel memberi kartu kredit pada Tasya.
"Untuk apa kak?" tanya Tasya.
"Kamu adalah istri saya, kebutuhan kamu juga pasti banyak, kamu bisa menggunakan kartu itu." ucap Darel.
"Tidak perlu kak. Lagian Opah sama Omah masih ngirim kok." ucap Tasya.
"Berarti selama ini kamu memakai uang mereka?" Tanya Darel, Tasya mengangguk.
"Ya ampun Tasya! Kenapa kamu gak bilang? Mau di letak di Mana muka Kakak, pasti mereka berfikir kakak tidak bertanggung jawab sebagai suami." ucap Darel.
"Mereka tau kok kak kalau aku belum mau menerima uang dari kakak, di kasih Makan dan tempat tinggal saja sudah Alhamdulillah." ucap Tasya.
Darel Menghela nafas panjang.
"Ingat kamu Sudah jadi istri Kakak, kamu adalah tanggung jawab kakak, segala kebutuhan kamu tanggung jawab Kakak, berhenti menerima uang dari Opah sama Omah, Ambil kartunl itu, kamu bebas menggunakan nya." ucap Darel.
Tasya terdiam.
"Ini adalah perintah." ucap Darel.
Tasya menghela nafas panjang.
"Aku tidak berhak menerima ini. karena aku hanya berstatus sebagai istri Saja, kewajiban ku tidak ada yang aku laksanakan." ucap Tasya.
"Emang kamu paham kewajiban seorang istri?" tanya Darel.
"Aku tidak tau banyak namun sekarang aku sebagai istri hanya merepotkan dan tidak bisa di andalkan, aku sangat berbeda dengan kak Amel." ucap Tasya memasang wajah sedih.
...----------------...
***Assalamualaikum kakak-kakak semuanya terimakasih sudah mau mampir ke karya ku ini ya jangan pernah lupa tinggalkan jejak dukungan untuk author jangan pernah lupa tinggalkan jejak dukungan untuk author Jika, ada saran tulis di kolom komentar ya jangan pernah bosan tungguin terus kelanjutan ya.
Like, komen dan vote sebanyak-banyak nya.
biar author tambah semangat lagi.
Terimakasih 🙏***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 302 Episodes
Comments
Erna Fadhilah
baca ini aku sedih, kasihan tasya😭😭😭
2022-05-13
2
Aprilia
suka sama darel yg tanggung jwb
2022-05-04
3