Dia turun ke bawah dia melihat Darel bersih-bersih.
"Kak! Kak jangan melakukan itu, lebih baik kakak istirahat saja biar aku saja." ucap Tasya.
"Sudah tidak apa-apa, biar saya saja kamu Temanin Stevan sama Raya saja!" ucap Darel..
"Ini kerjaan ku kak, aku tidak enak. Lagian mereka sudah tidur kok." ucap Tasya.
"Ya udah kamu bantuin yang lain saja, biar saya yang membersihkan lantai." ucap Darel. Tasya sedikit tidak enak dia pun mengangguk.
Dia melihat meja makan sudah rapi dia ke dapur mau mencuci piring namun sudah bersih dan semua nya sudah bersih.
Tasya menoleh ke arah Darel yang fokus dengan kerjaan nya.
Darel sudah menyiapkan lantai dan sekarang sudah bersih kembali.
"Kenapa kamu hanya diam saja?" tanya Darel pada Tasya.
"Humm makasih yah kak sudah bantuin aku." ucap Tasya. Darel mengangguk.
"Lain kali kakak tidak perlu melakukan itu, di waktu libur seperti ini Kakak harus nya istirahat bukan mengerjakan hal seperti ini." ucap Tasya.
Darel tersenyum.
"Mungkin ini pertama kali nya kamu melihat saya bersih-bersih seperti ini, kamu tidak perlu khawatir saya sudah sering melakukan ini." ucap Darel.
"Saya tau kamu lebih lelah dari saya, kamu bisa istirahat Saja hari ini, anak-anak biar sama saya." ucap Darel.
"Enggak kok kak, enggak! Kakak yang harus istirahat." ucap Tasya.
"Ya sudah kalau begitu saya menyimpan ini ke kamar mandi." ucap Darel. Tasya mengangguk.
"Ya ampun beruntung banget sih kak Amel mempunyai suami seperti kak Darel. Di Balik sifat nya yang dingin ternyata dia benar-benar sangat perduli dan juga rajin banyak sifat nya yang tidak aku tau selama ini." batin Tasya sambil tersenyum.
"Ya ampun aku Kok bisa lupa sih, cucian ku ternyata belum selesai." ucap Tasya berlari ke atas karena di lantai Paling atas mencuci pakaian.
Darel melihat Tasya naik ke atas.
"Apa yang mau dia lakukan." batin Darel. Darel mengikuti nya.
Dia melihat Tasya yang sangat kesusahan mengangkat kain yang mau di jemur.
"Biar saya bantu!" ucap Darel. Tasya melihat Darel terkejut. Namun dia langsung menerima bantuan Darel.
Mereka berdua menjemur pakaian yang sangat banyak termasuk baju-baju Stevan dan raya.
Saat menunggu mesin menggiling pakaian Darel melihat Tasya yang duduk Lemas.
"Tasya!" ucap Darel.
"Iyah kak!" jawab Tasya langsung.
"Kalau kamu capek kamu istirahat aja!" ucap Darel.
"Gak apa-apa kok kak." ucap Tasya.
"Kamu dengar kata-kata saya! ini hanya sedikit lagi." ucap Darel.
"Kakak gak apa-apa kalau saya turun ke bawah duluan?" tanya Tasya. Darel mengangguk. Tasya pun turun ke bawah.
Sampai di bawah dia langsung mandi. Setelah selesai mandi karena kecapean dia langsung tidur di kasur di samping Raya.
Darel setelah selesai mencuci kain dia juga turun ke bawah, Dia langsung mandi. Sebentar membuka Laptop nya namun mendengar suara Stevan nangis dia langsung ke kamar ternyata Stevan terbangun.
Stevan mau mengganggu Tasya namun langsung cepat di gendong oleh Darel.
"Papah!" ucap Stevan. Darel tersenyum.
"Kok udah bangun sih nak? Tidur lagi yah." ucap Darel namun Stevan malah semakin segar dia tidak mungkin tidur lagi.
Darel malah mengajak Darel untuk main. Mereka pun main bersama. Tidak beberapa lama Raya terbangun karena keributan Stevan.
Darel melihat Tasya tidur tidak tenang. Tasya langsung bangun Darel langsung memalingkan pandangannya.
"Loh mereka sudah bangun kak? Maaf aku ketiduran." ucap Tasya.
"Tidak apa-apa. Kamu lanjut tidur saja." ucap Darel.
Tasya diam.
"Bubu.." Ucap Stevan, Tasya tersenyum.
"Tante ayo main bareng kita!" ajak Raya.
"Main sama adik dulu yah." ucap Tasya. Raya mengangguk.
Raya mengajak papah dan adik nya untuk bermain di luar.
Raya pun tinggal sendiri di kamar, Handphone nya Berdering dari Riski.
"Halo Kak!" ucap Riski.
"Halo Ki? Ada Apa?" tanya Tasya.
"Kakak bagaimana kabar nya?" tanya Riski.
"Alhamdulillah baik, kamu sendiri bagaimana?" tanya Tasya.
"Baik juga kok kak." ucap Riski.
"Kakak sangat merindukan kamu. Biasa nya setiap Minggu kita bertemu namun sekarang tidak lagi." ucap Tasya.
Riski tertawa kecil.
"Minggu depan aku libur, aku Akan ke Pekanbaru." ucap Riski.
"Baik lah kakak menunggu kamu." ucap Tasya.
Di luar Darel baru sadar kalau Handphone nya ketinggalan di kamar anak-anak. Dia pun ijin untuk mengambil handphone nya tidak sengaja mendengar percakapan Tasya dengan Riski.
"Kakak lagi apa?" tanya Riski.
"Kakak baru saja Bangun, kakak sama sekali tidak bisa tidur badan kakak sakit-sakit semua." ucap Tasya.
"Loh kenapa?" tanya Riski.
"Mungkin kakak kecapean, nanti juga sembuh kamu tidak perlu khawatir." ucap Tasya.
"Humm baik lah. Kakak harus jaga kesehatan yah." ucap Riski.
"Iyah dek, ya udah kakak melihat Stevan sama Raya dulu yah." ucap Tasya, panggilan pun di matikan.
Tasya meletakkan handphone nya.
"Ya ampun pinggang ku sakit sekali." ucap Tasya memijat Pinggang nya.
"Kak Darel!" ucap Tasya melihat Darel berdiri di dekat pintu. Darel masuk.
"Handphone saya ketinggalan." ucap Darel.
Tasya mengangguk.
"Hummm saya mendengar kamu bilang badan kamu sakit, kamu Butuh bantuan saya?" tanya Darel.
"Hah! Maksud kakak?" tanya Tasya bingung.
"Saya akan memanggil tukang pijat." ucap Darel. Tasya menggeleng kan kepala nya.
"Saya tidak biasa kak, saya takut." ucap Tasya.
"Lalu bagaimana? Kamu tidak Akan nyaman kalau badan kamu sakit-sakit." ucap Darel.
"Kakak bantu pijitin." ucap Tasya. Darel langsung gugup. Tasya tersenyum.
"Aku hanya bercanda kak, tidak perlu serius seperti itu, aku Akan mengoles kan minyak nanti tidak akan sakit lagi." ucap Tasya.
Darel duduk di samping Tasya.
"Bawa sini!" ucap Darel sambil mengambil minyak kayu putih Anak nya.
"Kakak mau ngapain?" tanya Tasya.
"Kamu sakit seperti ini karena mengurus Raya dan Stevan, dan juga mengurus semua yang ada di rumah ini. Anggap saja ini tanda terima kasih saya." ucap Darel.
Tasya tersenyum dia langsung memberikan tangan nya ke Darel.
"Kita sudah menikah jadi kalau kakak menyentuh aku tidak Akan dosa," ucap Tasya. Darel terdiam dia memijat tangan Tasya.
"Kenapa tangan kamu luka-luka seperti ini?" tanya Darel karena tangan Tasya rusak.
"Kakak tidak perlu bertanya anak seperti aku baru bekerja seperti ini pasti akan mengalami itu, kakak tidak perlu khawatir Nanti juga hilang." ucap Tasya. Darel pun melanjutkan memijat.
Tasya menandatangani Wajah Darel sambil tersenyum.
...----------------...
***Assalamualaikum kakak-kakak semuanya terimakasih sudah mau mampir ke karya ku ini ya jangan pernah lupa tinggalkan jejak dukungan untuk author jangan pernah lupa tinggalkan jejak dukungan untuk author, jika ada saran tulis di kolom komentar ya jangan pernah Bosan tungguin terus kelanjutan ya.
like, komen dan vote sebanyak-banyak nya biar author tambah semangat lagi. Terimakasih 🙏***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 302 Episodes
Comments
Betty Piter
bagus ceritanya
2022-05-18
2
Yulen Mamengko
kasihan si tasya
2022-05-17
1
Ria Englin
💪💪
2022-05-11
1