6. Memandikan Ernest Pertama Kali

Setelah lama berdiam diri, di taman belakang rumah Ernest, sembari meratapi kejahatan Fictor kepada dirinya. Jovi mulai melihat ke arah jam tangan yang dipakai, sudah menunjukkan pukul 6 pagi.

Suara ribut sudah mulai terdengar, dari arah dapur rumah besar Toni Wijaya. Bunyi klakson dan juga suara beberapa mobil, mesinnya sudah terlihat dipanasi. oleh Pak Yoyok, salah satu supir dirumah mewah Tuan Toni.

Aktivitas dirumah besar, bernuansa warna putih, pada setiap sudutnya. Mulai satu persatu didengar oleh Jovi. Ia beranjak jalan, ke kamar mandi mengganti baju dan mandi.

Jovi sudah semalam suntuk mengenakan bajunya, dia mendapat seragam pembantu, hasil pinjaman dari Bik Yuni.

Dress selutut, lengkap dengan dua saku disebelah kiri dan kanan, sudah membuat Jovi menjelma seperti suster di rumah sakit Wijaya.

"Suster Jovi," panggil Bik Yuni.

"Iya bibi, ada apa?," jawab Jovi ramah.

"Ada lembaran, yang sudah disiapkan Tuan Toni kemarin sore, sebelum meninggalkan tuan muda," Bik Yuni memberi tahu.

"Iya bik, nanti saya cek lembaran yang diberikan Tuan Toni," kata Jovi.

Kemudian Bik Yuni menghampiri Jovi, yang sedang mengikat rambut panjang.

"Ouh iya bik, Tuan Toni kemarin bilang ke saya, beliau memberikan jadwal mengenai tugas-tugas saya," tanya Jovi.

"Mungkin seputar tentang kesehatan tuan muda suster," jawabnya.

"Iya bik yuni, untuk menjaga Tuan Ernest katanya," ucap Jovi sembari merapikan baju seragam.

"Iya suster, hari ini kalau tidak salah, ada jadwal suster memandikan Tuan Ernest," Bik Yuni memberikan lembaran yang dimaksud.

"Memandikan Tuan Ernest..!!" kata-kata tersebut langsung mengiang-ngiang dipikiran Jovi.

"Kenapa sudah seperti perawat dipanti jompo aja si?," Jovi menaruh kesal.

"Anggap saja tuan muda seperti pasien lain Suster Jovi ya..!! waktu dirumah sakit ya sust..," pinta Bik Lusi kebetulan berada di dapur.

"Ouh iya bik.., Jovi juga sudah biasa memandikan pasien, waktu Jovi magang di rumah sakit Wijaya," Jawab Jovi menipu dengan percaya diri.

"Iya suster, tapi kelihatannya, tuan muda yang paling tampan ya? diantara pasien suster yang lain hehe," goda Bik Yuni.

"Hehehe ... enggak tau bik, Jovi nggak pernah mengamati pasien Jovi, kalau sudah Jovi mandikan ya udah," ucapnya beralasan.

"Hehe, saya bercanda kok suster," ternyata Bik Yuni merasa tidak enak.

"Iya bik, nggak papa," dirinya tersenyum.

Wanita cantik itu membatin, sejak kapan ? memandikan pasien menjadi jadwal para anak PKL. Justru hal tersebut, kali pertama Jovi memandikan pasien.

Ujian pertamanya memandikan Ernest, adalah anak dari pemilik rumah sakit swasta terbesar di Surabaya. serta pemilik kampus Stikes Wijaya, dimana dulu Jovi pernah kuliah disana.

Kesal, Jovi melihat lembaran. Yang mana jadwal pertama Jovi, memang memandikan Tuan Muda dirumah itu. Cobaan apa lagi ini?, gumam Jovi dalam hati.

Kepura-puraan yang di sampaikan ke Bik Yuni, semakin membuat pening kepala Jovi. Dimana sebetulnya, Jovi tidak pernah memandikan pasien sama sekali.

Dirinya lalu mengambil ember berukuran besar, sudah disiapkan Bik Yuni, lengkap dengan waslap untuk memandikan Ernest.

Karena luka patah ditangan kanan dan kaki kanannya, membuat Ernest harus berpuasa dari mandi, didalam bathup mewah pada kamar utama.

"Permisi Tuan Ernest, selamat pagi," sapa Jovi mengawali.

"Hmm..," mulut Ernest enggan membalas.

"Hari ini tuan waktunya mandi," kata Jovi sudah memasuki kamar Ernest.

Ernest seolah tahu, jika hari ini adalah jadwalnya mandi. Tanpa bantuan Jovi, Ernest bangun dan mendudukan diri diatas ranjang.

Perempuan berkuncir satu itu, menaruh ember, sudah berisi air hangat di atas meja. Kemudian membantu Ernest bersiap mandi.

Dirinya mulai paham, tentang alasan Ernest, yang sejak kemarin selalu lebih memilih mengenakan kemeja. Kelihatannya, hal itu untuk memudahkan Ernest saat akan mandi.

Jovi berjalan ke arah Ernest, detak jantungnya tak beraturan, tetapi Jovi berhasil menyembunyikan lewat senyum manisnya.

Jemarinya mendadak kaku, membantu Ernest, membuka satu persatu kancing baju. Sedang, laki-laki berhidung mancung didepannya, apatis mengikuti arahan Jovi.

"Kamu ini seperti suster baru saja," tiba-tiba Ernest berucap begitu.

"Ah, e-enggak tuan, maaf Tuan Ernest," Jovi ketakutan.

"Bukannya memandikan, malah bengong aja," Ernest memarahi.

"Maaf tuan," ucapnya lagi.

"Memandikan pasien, bukannya sudah jadi tugas kamu suster?," tanya Ernest geram.

"Iya tuan, saya biasanya juga memandikan," jawab Jovi bohong.

"Makanya cepetan..!!!," Ernest memandangi perempuan didepannya.

"I-iya tuan..," Jovi melepaskan kancing baju atas.

"Sedikit dipercepat Suster Jovi..!!," pinta Ernest, agak sedikit membentak.

"Iya.. iya tuan.. maaf," mulutnya menjawab.

Sepertinya, senjata kata "maaf" yang diucapkan Jovi. Selalu membuat Ernest tidak bisa apa-apa. Padahal Ernest sudah menunggu lama, hanya untuk membuka kancing baju di badannya.

Satu persatu, kancing baju yang dikenakan Ernest, akhirnya selesai di lucuti oleh tangan Jovi. Setelah Ernest, hampir kehilangan kesabaran.

Dada bidang Ernest, mulai jelas terlihat. Dikancing baju terakhir, Jovi sedikit tercengang, melihat bulu-bulu halus dibagian bawah pusar Ernest.

Hal itu baru Jovi lihat pertama kali. Baru pertama, mata indahnya melihat tubuh lawan jenis, sedekat itu. Pikiran Jovi kembali mulai kacau, lsebab Jovi tidak pernah memandikan laki-laki sebelumnya.

Dengan tenang, Ernest mendapati perlakuan dari suster cantik didepannya. Tubuh Jovi semakin mendekat, membuka kemeja yang dipakai Ernest.

Lengan baju yang sudah terlepas, dari bagian atas tubuh Ernest. Membuat Ernest, harus telanjang dada didepan Jovi. Sebisa mungkin, Jovi mengarahkan pandangannya ke lain tempat.

Namun hal itu, tidak berselang lama. Perempuan cantik itu, melihat jelas lengan atletis milik Ernest. Terlihat gagah, ketika kemeja hitam terlepas dari tubuhnya.

Sedikit bulu-bulu dibagian bawah pusar Ernest, semakin mengundang birahi setiap perempuan yang melihatnya. Mengajak tak sabar untuk bercinta.

"Suster," panggil Ernest.

"Ya tuan."

"Kamu lulusan mana dulu?," tanya Ernest membuka percakapan.

"Sa-saya lulusan Stikes Wijaya tuan," jawab Jovi tanpa menyadari rambutnya menutupi muka Ernest.

"Kamu lulusan tahun berapa?, sudah pernah bekerja dimana?, pengalaman kamu apa?," cerca Ernest dengan banyak pertanyaan.

"Saya lulusan tahun 2015 tuan, saya pernah pkl dirumah sakit, terakhir saya kerja di toko buku," jawab Jovi.

Dirinya menanam kebohongan kembali, tanpa menjelaskan. Jika terakhir bekerja, Jovi berprofesi sebagai sekertaris.

"Selain itu, apa kamu sudah bekerja ditempat lain?," Ernest tegas mengorek informasi dari Jovi.

"Tidak tuan," Jovi menjawab singkat.

"Benar ya?," jawab Ernest memastikan.

Pikirannya tidak bisa membagi fokus, melihat body tubuh keren Ernest, dan menjawab benar pertanyaan Ernest.

Pagi itu, Jovi mencelupkan kain hangat, lalu memeras kain waslap. Yang sudah dibawa Jovi. Perlahan, perempuan tersebut, mulai menyapu tangan serta lengan kiri Ernest.

Dada bidang yang dimiliki Ernest, tidak lepas dari sapuan kain hangat dibawa olehnya. Tubuh Jovi mulai terasa bergetar, saat Jovi harus membersihkan bagian perut, dada bidang Ernest, disetiap lekuknya.

Jemari tangannya secara langsung, memegangi tubuh laki-laki berhidung mancung, disetiap jengkalnya.

Tidak ada bau menyengat dari tubuh Ernest, bau amis dari luka-luka Erneat juga tidak ada. Padahal biasanya, luka kecelakaan sering mempunyai bau yang kurang sedap.

Bau Ernest, masih terasa harum di hidung Jovi. Di semprot kan, sabun cair pada setiap bagian tubuh Ernest. Dari atas, tengah, di setiap jengkal tubuh yang berbeda.

Semua aroma ruangan tercium begitu wangi. Parfum mandi yang dipakai Ernest, memiliki harga Rp. 6.000.000,-

Jovi menarik ke atas, celana panjang digunakan Ernest pagi itu. Menarik hingga lutut, sebelum membersihkan bagian punggung Ernest.

Setelah Jovi selesai membersihkan tubuh bagian depan Ernest, tangan Jovi berjalan ke bagian punggung Ernest, terlihat sangat mulus. Tidak ada sedikit bercak, ataupun bekas luka kecelakaan, seperti dahi Ernest.

Jovi kembali berdiri, ketika akan membersihkan punggung. Dia melingkarkan tangan kirinya, kebagian depan tubuh Ernest. Sedangkan tangan kanannya, membersihkan punggung Ernest dengan sentuhan lembut.

"Airnya tambahkan sedikit," ucap Ernest.

"Air apa? air mana tuan," tanya Jovi.

"Ya air hangat lah, suster" jawabnya.

"Ouh ini, baik tuan," Jovi menurut.

Tubuh licin Ernest, membuat tangan Jovi terlepas dari badan kekarnya. Kini detak jantung Jovi, normal kembali. Setelah terbiasa 10 menit, membersihkan tubuh Tuan Mudanya.

Jovi berpindah ke bagian kaki kiri Ernest. Masih bisa dimandikan, sebab kaki kanan dan tangan kanan Ernest, masih terbungkus gips. Selama berminggu-minggu, dari kejadian kecelakaan lusa lalu.

Rambut-rambut halus dikaki Ernest, seolah tidak luput dari perhatian Jovi. Sangat halus memenuhi betis kaki tuannya.

Dibagian jemari kaki Ernest, ada beberapa luka, sudah mulai mengering, membuat Jovi menghindari sapuan kain waslap di luka itu.

"Tuan, apa saya juga harus memandingkan Tuan Ernest..!! dibagian yang belum saya mandikan?," tanya Jovi tanpa berani menunjuk.

"Kamu mesum sekali kelihatannya," jawab Ernest mengetahui maksud Jovi.

"Bu-bukan begitu tuan, saya takut melakukan kesalahan dipekerjaan saya, karena tadi dilembar tugas, Tuan Toni menyuruh membantu membersihkan tubuh tuan," tutur Jovi menghentikan kain mandi yang dibawa.

"Hahaha.. nggak perlu, selebihnya saya bisa menyelesaikan sendiri uster, terimakasih," ucap Ernest baru begitu baik.

Baru pertama kali itu, Jovi melihat Ernest bisa tertawa.

"Syukurlah.., baik tuan kalau begitu," lanjut Jovi menyelesaikan sisa mandi.

"Syukurlah.. ?? kelihatannya saya sudah seperti laki-laki nakal saja," senyum Ernest menghilang.

"Aduuh.. bu-bukan begitu tuan, saya lega karena tuan sudah bisa mandi sendiri," alasan Jovi sekena'nya saja.

"Lupakan," jawab Ernest kembali dingin.

Kesalah pahaman terjadi lagi, tidak pikir panjang, Jovi melanjutkan lagi. Dibagian terakhir, Jovi menyapu wajah Ernest. Kain khusus yang berikan Bik Yuni, di gunakan Jovi.

Ernest nampak menurut, memejamkan mata. Hidung mancungnya, alis indah, dan pipi putihnya, semua disapu lembut oleh Jovi.

Kadang Jovi mengusap wajah, menggunakan jemari tangannya, saat air menetes turun ke tubuh Ernest.

Telinga kanan kiri Ernest digosok bersih, sentuhan halus dari tangan Jovi, menyelesaikan semua. Kadang sentuhan itu, malah membuat Ernest ingin tidur kembali.

"Sentuhannya begitu lembut, rasanya mataku ingin tidur saja," Batin Ernest merasakan Jovi membersihkan telinga.

Ernest memandang Jovi biasa saja, perempuan berkuncit satu itu, polos menjawab pertanyaan Ernest.

Ernest tidak yakin, jika perempuan selugu Jovi, bisa mengambil tindakan melepas pekerjaan di RS Wijaya, pada saat perekrutan dulu. Ternyata Ernest sudah tau, bahwa Jovi termasuk salah satu calon perawat, yang juga ikut mengundurkan diri.

Terpopuler

Comments

g

g

semangat thor 😁

2020-10-10

0

Dedeh Supriatin

Dedeh Supriatin

sabun akoh mah 6 jt dpt sekarung thor🤣🤣

2020-09-22

0

I love bandung

I love bandung

mantap lanjut trs maap baru sampe sini baca a sambil nyicil komen dulu takut ketinggalan

smangat trs author mantap"

2020-08-11

0

lihat semua
Episodes
1 1. Suster baru untuk Ernest
2 2. Aula Rumah Sakit Yang Menegangkan
3 3. Hari Pertama Kerja Dirumah Tuan Ernest
4 4. Pengganggu Bunga Malam
5 5. Gemetar Di Subuh Pagi
6 6. Memandikan Ernest Pertama Kali
7 7. Peraturan Baru Dari Tuan Toni
8 8. Jovi Diizinkan Pulang
9 9. Rumah Yang Di Rindukan
10 10. Persiapan Jovi Kembali Kerja
11 11. Saksi Bisu Dasi Hitam
12 12. Siapa Meghan?
13 13. Meghan Yang Ingin Kembali
14 14. Gatal Gatal Di Tubuh Ernest
15 15. Dokter Edo, dan Masa lalu Jovi?
16 16. Pulang Kantor Lebih Awal
17 17. Senja Dipangkuan Ernest
18 18. Perdebatan Malam Hari
19 19. Kegalauan Waktu Hujan
20 20. Rencana Kontrol Ke Rumah Sakit
21 21. Kabar Bahagia Kondisi Ernest
22 22. Dipaksa Fictor Lembur Ke Kantor
23 23. Jovi Dan Ernest Janjian ?
24 24. Ola Dan Suasana Kantor
25 25. Reuni Bersama Teman Kampus
26 26. Ernest Mabuk Berat
27 27. Berebut Tuan Muda
28 28. Malam Penuh Gelora
29 29. Sama Sama Canggung
30 30. Menemukan Kendala Di Kantor
31 31. Kecurigaan Ernest
32 32. Karena Berkas PT. Antariksa
33 33. Jovi Masuk Perangkap
34 34. Pemadaman Listrik
35 35. Terjebak Di Ruang Berkas
36 36. Bermalam Di Kantor
37 37. Terjaga Dari Tidur
38 38. Menjemput Gaji / Ajal
39 39. Keputusan Resign
40 40. Di Dalam Taksi
41 41. Pengakuan Jovi
42 42. Meninggalkan Surabaya
43 43. Mengajukan Resign Ke HRD
44 44. Terbang Ke Jakarta
45 45. Mengejar Waktu
46 46. Keberangkatan Penuh Tangis
47 47. Jakarta Malam Hari
48 48. Restoran Enmaru
49 49. Air Mata Pengakuan
50 50. Butuh Waktu Dilema
51 51. Terpaksa Se Ranjang
52 52. Pamit
53 53. Janji Jovi
54 54. Bus Jakarta Surabaya
55 55. Dokter Nalen Dan Cintanya
56 56. Di Minta Jadi Suster Lagi
57 57. Pengusaha Atau Dokter ?
58 58. Curahan Hati
59 59. Showroom Mobil
60 60. Si Putih Berpindah Tuan
61 61. Barbie Dari Tuan Muda
62 62. Seharian Dengan Aqila
63 63. Hareudang Hareudang
64 64. Halu Jadi Dokter
65 65. Tidak Di Restui
66 66. Issue Buatan
67 67. Titik Terang
68 68. Meminta Kesempatan Kembali
69 69. Orang Asing
70 70. Gangguan
71 71. Cemburu
72 72. Malaikat Penolong
73 73. Melamar
74 74. Jadi Salah Tingkah
75 75. Mulai Posesif
76 76. Aku Milikmu
77 77. Bonus Liburan
78 78. Manja
79 79. Tuan Putri Sehari
80 80. Di Lamar
81 81. Undangan Pernikahan
82 82. Cobalah Mengerti
83 83. Tanggal Pertunangan
84 84. JW Marriott?
85 85. Pusat Perhatian
86 86. Menahan Hati
87 87. Gallery Wedding
88 88. TERIMA KASIH
89 89. Depresi Haqiqi
90 90. Menghadiri Resepsi
91 91. Memperkenalkan Calon
92 92. Terlambat Datang
93 93. Jalan Pulang
94 94. Keraguan Hati
95 95. Usai Di Sini
96 96. Akhir Kisah Ini
97 97. Penuh Dusta
98 98. Tak Punya Hati
99 99. Kembali Pulang
100 100. Jangan Pernah Pergi
101 101. Jeruji Penjara
102 102. Memeluk Harapan
103 103. Kunjungan Malam Hari
104 104. Sarapan Pagi
105 105. Elegi Esok Pagi
106 106. SUTM SEASON 2 - Pernikahan Jovi Dan Ernest
107 107. SUTM Season 2 - Malam Pertama
108 108. SUTM Season 2 - 1 Tahun Kemudian
109 109. SUTM Season 2 - Kurir Paket
Episodes

Updated 109 Episodes

1
1. Suster baru untuk Ernest
2
2. Aula Rumah Sakit Yang Menegangkan
3
3. Hari Pertama Kerja Dirumah Tuan Ernest
4
4. Pengganggu Bunga Malam
5
5. Gemetar Di Subuh Pagi
6
6. Memandikan Ernest Pertama Kali
7
7. Peraturan Baru Dari Tuan Toni
8
8. Jovi Diizinkan Pulang
9
9. Rumah Yang Di Rindukan
10
10. Persiapan Jovi Kembali Kerja
11
11. Saksi Bisu Dasi Hitam
12
12. Siapa Meghan?
13
13. Meghan Yang Ingin Kembali
14
14. Gatal Gatal Di Tubuh Ernest
15
15. Dokter Edo, dan Masa lalu Jovi?
16
16. Pulang Kantor Lebih Awal
17
17. Senja Dipangkuan Ernest
18
18. Perdebatan Malam Hari
19
19. Kegalauan Waktu Hujan
20
20. Rencana Kontrol Ke Rumah Sakit
21
21. Kabar Bahagia Kondisi Ernest
22
22. Dipaksa Fictor Lembur Ke Kantor
23
23. Jovi Dan Ernest Janjian ?
24
24. Ola Dan Suasana Kantor
25
25. Reuni Bersama Teman Kampus
26
26. Ernest Mabuk Berat
27
27. Berebut Tuan Muda
28
28. Malam Penuh Gelora
29
29. Sama Sama Canggung
30
30. Menemukan Kendala Di Kantor
31
31. Kecurigaan Ernest
32
32. Karena Berkas PT. Antariksa
33
33. Jovi Masuk Perangkap
34
34. Pemadaman Listrik
35
35. Terjebak Di Ruang Berkas
36
36. Bermalam Di Kantor
37
37. Terjaga Dari Tidur
38
38. Menjemput Gaji / Ajal
39
39. Keputusan Resign
40
40. Di Dalam Taksi
41
41. Pengakuan Jovi
42
42. Meninggalkan Surabaya
43
43. Mengajukan Resign Ke HRD
44
44. Terbang Ke Jakarta
45
45. Mengejar Waktu
46
46. Keberangkatan Penuh Tangis
47
47. Jakarta Malam Hari
48
48. Restoran Enmaru
49
49. Air Mata Pengakuan
50
50. Butuh Waktu Dilema
51
51. Terpaksa Se Ranjang
52
52. Pamit
53
53. Janji Jovi
54
54. Bus Jakarta Surabaya
55
55. Dokter Nalen Dan Cintanya
56
56. Di Minta Jadi Suster Lagi
57
57. Pengusaha Atau Dokter ?
58
58. Curahan Hati
59
59. Showroom Mobil
60
60. Si Putih Berpindah Tuan
61
61. Barbie Dari Tuan Muda
62
62. Seharian Dengan Aqila
63
63. Hareudang Hareudang
64
64. Halu Jadi Dokter
65
65. Tidak Di Restui
66
66. Issue Buatan
67
67. Titik Terang
68
68. Meminta Kesempatan Kembali
69
69. Orang Asing
70
70. Gangguan
71
71. Cemburu
72
72. Malaikat Penolong
73
73. Melamar
74
74. Jadi Salah Tingkah
75
75. Mulai Posesif
76
76. Aku Milikmu
77
77. Bonus Liburan
78
78. Manja
79
79. Tuan Putri Sehari
80
80. Di Lamar
81
81. Undangan Pernikahan
82
82. Cobalah Mengerti
83
83. Tanggal Pertunangan
84
84. JW Marriott?
85
85. Pusat Perhatian
86
86. Menahan Hati
87
87. Gallery Wedding
88
88. TERIMA KASIH
89
89. Depresi Haqiqi
90
90. Menghadiri Resepsi
91
91. Memperkenalkan Calon
92
92. Terlambat Datang
93
93. Jalan Pulang
94
94. Keraguan Hati
95
95. Usai Di Sini
96
96. Akhir Kisah Ini
97
97. Penuh Dusta
98
98. Tak Punya Hati
99
99. Kembali Pulang
100
100. Jangan Pernah Pergi
101
101. Jeruji Penjara
102
102. Memeluk Harapan
103
103. Kunjungan Malam Hari
104
104. Sarapan Pagi
105
105. Elegi Esok Pagi
106
106. SUTM SEASON 2 - Pernikahan Jovi Dan Ernest
107
107. SUTM Season 2 - Malam Pertama
108
108. SUTM Season 2 - 1 Tahun Kemudian
109
109. SUTM Season 2 - Kurir Paket

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!