Kapten Briscoe, Kapten Smith dan Kapten Benson sedang berkumpul di ruangan kapten Briscoe. Laporan yang dibuat Ghani dan Raymond disampaikan kepada kedua kapten yang dikenal jajaran NYPD sebagai dua kapten keras dan tegas dari divisi yang memang dikenal mengerikan.
"Gadis ini memang sudah menjadi incaran divisi kami karena dia mengambil anak-anak dari para refugee seperti dari Rohingya, uygur, Korea Utara, Mexico yang masuk ke Amerika Serikat" ucap kapten Benson.
"Dan kokain ini memang produk terbaik yang ada di jalanan. Nilainya bisa sekitar $100,000 satu kilonya dan kalian mendapatkan dua kilo!" sambung Kapten Smith.
"Dan ini bermula dari kasus overdosis yang membuat merembet ke divisi kalian" timpal kapten Briscoe.
"Siapa yang menemukan kokain ini?" tanya kapten Smith.
"Salah seorang anak buahku yang memang sedang menyelidiki kasus overdosis. Dia yang menemukan."
"Panggil dia kesini" pinta kapten Benson.
Kapten Briscoe lalu memanggil Ghani lewat intercom untuk masuk ke ruangannya namun menurut officer Tam sedang ada di koroner karena ada kasus pembunuhan.
"Tampaknya dia sedang mengurus kasus lain. Biar aku telpon."
Setelah deringan ketiga, Ghani pun mengangkat panggilannya.
"Kamu kembali ke markas sekarang!"
***
Sepuluh menit kemudian Ghani dan Raymond pun masuk ke ruangan kapten Briscoe yang sudah penuh dua kapten lainnya.
Ghani dan Raymond menyalami kedua kapten itu. Lalu kapten Briscoe meminta kedua anak buahnya untuk memberikan laporan awal mula kejadian hingga keduanya nyaris mati serta penemuan kokain dan pertemuan dengan perempuan yang mengaku sebagai kekasih John Dove.
Kapten Smith memang mengenali John Dove sebagai salah satu pengedar narkoba yang sedang diawasi di daerah Bronx. Hanya saja ketika para polisi narkoba sedang luput mengawasi, ternyata seseorang berhasil membuat Dove mati dengan cara membuatnya seolah over dosis.
"Kematian korban sebenarnya karena kebocoran lambung yang bolong akibat kena peluru BB dan tanpa harus overdosis pun, tersangka juga akan segera mati karena organ tubuhnya sudah rusak" jawab Ghani.
"Peluru BB?" tanya kapten Smith.
Ghani dan Raymond mengangguk. "Mungkin tidak masuk akal tapi dokter koroner berhasil menemukan peluru BB di dalam lambung korban. Asusmsi kami, John Dove ditodongkan pistol BB di mulutnya dan ditembakkan peluru BB itu lalu dia disuntikan heroin hingga over dosis" ucap Raymond.
"Hasil pemeriksaan tes toksikologi, John Dove tidak pernah memakai heroin, dia lebih sering memakai kokain maupun ecstasy. Jadi harus mencari tahu pengedar atau pelaku yang memang spesialis heroin murni." Ghani menyambung paparan Raymond.
"Tapi si Charlene berani ya datang ke kantor polisi mengaku sebagai kekasih John Dove" gumam Kapten Benson.
"Karena dia mencari ini" ucap Kapten Briscoe sambil memberikan buku hitam yang terdapat di dalam kantong bukti.
"Boleh aku lihat?" tanya kapten Benson.
"Silahkan, sudah diperiksa oleh pihak CSI."
Kapten Benson membuka-buka buku hitam kecil itu dan mengerenyitkan alisnya.
"Oh my God! Ini selain transaksi narkoba, juga transaksi anak-anak yang diculik. Coba lihat ini, Ch-8-G artinya anak China usia 8 tahun girl" seru Kapten Benson.
Ghani merasakan perutnya mual membayangkan para pedofil dengan enaknya menggunakan anak kecil sebagai obyek naf*sunya. Dia lebih memilih menghadapi pembunuh dewasa daripada kasus asusila atau special victims unit.
"Tampaknya kita harus melakukan aksi gabungan kap, divisiku, divisi kapten Benson dan divisimu" ucap kapten Smith.
"Aku setuju. Apa kalian tidak keberatan jika aku mengirimkan dua anak buahku ini masuk ke joint task force ( operasi gabungan ) kalian?" tanya kapten Briscoe.
"Tentu saja tidak. Berkat mereka berdua, kami bisa menangkap semuanya." Kapten Benson mengangguk kepada Ghani dan Raymond.
"Besok kalian datang ke divisi narkotika, kita briefing disana. Anda tidak keberatan kapten Benson?" tanya kapten Smith.
"Not at all."
Disepakati mereka akan berkumpul di kantor NYPD divisi narkotika yang berbeda satu blok dari markas Ghani.
***
Hari ini Ghani memulai menyamar menjadi salah seorang pelanggan narkoba di sebuah restoran China sekitaran Bronx. Wajah Ghani yang sangat Asia membuatnya mudah berbaur apalagi dia fasih berbahasa Jepang jadi dia menyamar sebagai turis Jepang. Meskipun dia tidak fasih berbahasa Mandarin, tapi Ghani paham apa yang mereka ucapkan.
Ghani masuk ke dalam restoran itu mengenakan mantel hitam dan bergaya seperti seorang Yakuza yang berlibur ke New York.
Seorang pegawai perempuan melihatnya seperti mencari sesuatu lalu bertanya menggunakan bahasa Inggris yang dijawab Ghani dengan bahasa Jepang yang mengatakan bahasa Inggris nya berantakan.
Pegawai perempuan itu paham lalu mengubah bahasanya menjadi bahasa Jepang.
"Jadi anda cari anak umur berapa?" tanya pegawai itu.
Ghani sendiri merasa ingin menghabisi orang-orang seperti ini karena membayangkan anak perempuan itu seperti Rhea kecil.
"Aku suka yang sudah agak besar, sekitar 10-11 tahun. Setidaknya dadanya mulai tumbuh." Ghani jijik sendiri dengan ucapannya tapi dia harus tetap bisa menyamar.
"Berikan kartumu dan aku akan mengabarimu. Kamu menginap dimana?"
"Wingate" ucap Ghani sambil menyerahkan kartu Yakuza nya. Dalam hati dia bersyukur memiliki Oom Edward yang kenal banyak mafia dan salah satu teman Yakuzanya mau membantu meminjamkan kartu namanya demi penyelidikan Ghani.
Yakuza itu sendiri sebenernya juga jengah bisnisnya berantakan gara-gara John Dove dan rekan-rekannya jadi tidak ada salahnya membantu Ghani demi kepentingannya juga.
Ghani bukannya tidak tahu motif Yakuza itu tapi dia hanya memikirkan bagaimana bisa menangkap para pelaku pembunuhan brutal yang nyaris membuatnya mati plus Charlene yang menjadi mucikari human trafficking anak-anak di bawah umur.
"Saya akan menghubungi anda, Tuan Matsumoto." Ghani mengangguk lalu keluar dari rumah makan itu.
Pegawai itu menyuruh seseorang untuk mengikuti Ghani dan dua polisi yang menjadi backup Ghani pun melihatnya.
"G, ada yang mengikuti mu" ucap salah satu polisi itu menelpon Ghani yang dijawab Ghani dengan bahasa Jepang.
Kedua polisi itu saling berpandangan lalu tersenyum. "Rupanya dia sudah tahu" kekeh keduanya. "Benar-benar cerdas anak itu!"
Ghani masuk ke dalam Range Rover miliknya sendiri dan membiarkan dirinya diikuti hingga hotel Wingate. Setelah dia turun, di lobby sudah ada tiga orang Yakuza yang merupakan anak buah teman Oom Edward. Mereka pun masuk ke dalam lift. Orang yang mengikuti Ghani akhirnya meyakini bahwa Ghani memang bagian dari Yakuza lalu pergi meninggalkan hotel.
Di dalam lift, ketiga Yakuza itu menyerahkan semua bukti human trafficking yang mereka dapat.
"Mr Blair bilang kamu bisa dipercaya jadi kami menyerahkan bukti ini. Meskipun kami suka mencari perempuan, tapi anak kecil membuat kami jijik!" ucap salah satu orang itu.
"Wanita dewasa lebih enak" komentar seorang lagi.
"Terimakasih semuanya" Ghani membungkuk sopan.
Lift pun terbuka. "Kamu habisi mereka, agar bisnis kami berjalan lancar."
Ghani menatap mereka. "Aku bagian homicide, pembunuhan bukan narkoba jadi aku tidak akan ikut campur dengan bisnis kalian. Dan kalian jangan khawatir, aku bukan whistleblower."
"Kami percaya padamu Giandra. Jangan kecewakan kami." Ketiga Yakuza itu lalu meninggalkan Ghani.
Ya ampun Oom Edward. Koneksi Anda sangat mengerikan!
***
Yuhuuu Up Sore Yaaaa
Maaf kalau cerita Ghani agak berat berbau-bau thriller soalnya dia kan detektif bagian pembunuhan.
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote n gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Murti Puji Lestari
G ganteng banget sih pake baju ala yakuza begitu, seru
2024-08-13
1
Ida
jadi kebayang film holliwod....
2022-06-05
1
susi lowati
sukaaa ceritanya beda dr yg lain..luv thorrr👍👍👍❤
2022-01-26
1