Bab 16: Deeply Kiss

Deeply Kiss

Apa pun alasannya, jauh di dalam lubuk hati Meryn tidak ingin melewatkan ciuman ini. Matanya otomatis terpejam saat lelaki itu ******* bibitnya dengan lembut. Ia tidak pernah bayangkan ciuman bos mafia akan terasa selembut ini. Dirinya mulai bergairah saat tiba-tiba Orlando melepaskan ciuman itu.

Dengan terpaksa dan penuh tanda tanya, Meryn membuka kedua matanya. Ia menatap Orlando yang terlihat seperti sedang mengendalikan tubuhnya supaya yang berbuat yang lebih jauh lagi.

“Kenapa kamu sudahi?” tanya Meryn bingung.

“Kita bisa lanjutkan nanti di tempat yang lebih baik.”

Pandangan Meryn terlempar ke sekeliling. Benar. Ini bukan tempat yang bagus untuk bercinta. Terlebih, kedua tangan dan kakinya sedang diikat rantai.

Orlando masih membelai wajah Meryn. Ia melihat rasa takut yang berusaha disembunyikan di dalam bola mata Meryn.

“I will save you.” Lelaki itu berucap lirih, penuh keyakinan. “Aku tidak akan melepaskan kamu, Meryn. Aku akan membawa kamu keluar dari sini secepatnya.”

Tepat setelah itu terdengar suara langkah masuk ke dalam ruangan. Paulo datang menemui bosnya.

Sambil terengah lelaki empat puluh tahun itu berjalan ke arah Orlando yang duduk di ranjang.

“Saya sudah siapkan beberapa anak buah yang berjaga di depan.” Paulo melaporkan.

“Yang aku bilang, sudah kamu siapkan?” tanya Orlando. Ia merencanakan sesuatu dalam perjalanannya menuju kemari.

“Sudah,” jawab Paulo. “Apa yang dia inginkan, Bos?”

“Kasino.”

“Apa? Anda tidak akan menyerahkan kasino Anda, kan? Anda tahu, seperti apa ayah Anda membangun bisnis kasino hingga mencapai kesuksesan seperti sekarang.” Paulo bertanya, setengah mewanti wanti.

“Aku akan serahkan,” sahut Orlando.

“Bos! Anda tidak bisa menyerahkan begitu saja.”

“Aku tidak akan membiarkan Meryn mati di tangan biadab itu!” Nada suara Orlando menaik. ia berdiri dari ranjang dan menunjuk ke arah monitor. “Lihat! Kamu tau kan itu apa? Itu alat yang persis kita gunakan untuk membuat anak buah Javer buka mulut soal bisnis gelap mereka di Lembah Aosta. Javer tidak cuma ingin bisnis kasinoku, tapi dia juga ingin balas dendam soal kejadian di Lembah Aosta setahun yang lalu. Saat kita membebaskan semua tawanan Javer untuk menyelamatkan adikmu yang terjerumus dalam bisnis gelap mereka.”

Paulo terdiam. Ia ingat betul saat ia dengan Orlando menggunakan alat tersebut untuk membuat anak buah Javer buka mulut soal lokasi penyekapan tawanan di Lembah Aosta. Ia juga tahu betul, alat itu tidak hanya bisa memotong kedua tangan dan kaki, tapi juga membunuh dengan tegangan listriknya.

Tetapi Orlando tidak mengatakan sejauh itu kepada Meryn. Ia tidak mengatakan kalau alat itu juga bisa memberikan aliran listrik dalam jumlah besar yang bisa seketika membuatnya mati di tempat. Jika ia mengatakannya, Meryn akan semakin ketakutan. Orlando tidak ingin itu terjadi. Yang ingin ia pastikan adalah ia bisa menyelamatkan Meryn sekarang juga.

“Anda ... akan menyerahkan kasino itu?” Sekali lagi, Paulo bertanya meyakinkan.

“Aku hanya perlu membebaskan Meryn. Setelah itu aku bisa rebut lagi kasinoku.”

Meryn mendengarkan semua percakapan itu. Dan ia merasa sangat bersalah pada Orlando. Harusnya ia mendengarkan nasihat lelaki itu kalau ia tidak akan aman berada di kota ini. Harusnya ia membiarkan dua pengawalnya masuk ke salon spa. Harusnya, ia tidak pernah bertemu dengan Jessica si penghianat itu.

Pandangan Meryn menunduk. Sekilas ia menengok ke arah Paulo yang menatapnya tajam dan misterius. Lelaki itu pasti membencinya. Karena kecerobohan dan keteledorannya, Orlando sampai harus kehilangan bisnis kasino. Sangat disayangkan.

Tak lama kemudian Javer datang membawa dokumen pengalihan hak milik.

“Baru aku tinggal sebentar, sudah ada orang lain saja,” sindirnya melihat keberadaan Paulo. Ia menyodorkan dokumen itu dan berkata, “Perjanjian antar mafia harus tetap legal, kan? Jadi tanda tangani saja surat pengalihan hak milik ini. Nanti aku akan kasih tahu password untuk melepaskan kasihmu,

Tanpa kata Orlando merebut dokumen itu. Ia membaca isinya dengan seksama. Dan segera menanda tangani surat perjanjian itu yang berarti ia telah menyerahkan kasinonya pada Javer.

Pria tua itu tersenyum puas.

“Begitu, dong.”

“Pasword.” Orlando menagih sebelum mengembalikan dokumen yang ia tanda tangani itu kepada Javer.

“Hari kejadian di Lembah Aosta. Kamu pasti masih ingat, kan?” jawab Javer.

Orlando memberi isyarat pada Paulo membuka borgol besi di tangan Meryn. Paulo yang mengerti isyarat mata itu pun segera berjalan ke arah monitor. Memasukkan kata sandi seperti yang Javer sebutkan. Dan borgol itu pun terlepas dari kedua tangan dan kaki Meryn.

“Aku tidak pernah bohong, kan?” kata Javer melihat Meryn yang mulai lepas dari ikatan rantai. Lalu ia merebut dokumen yang sudah ditanda tangani Orlando.

Orlando pun langsung menghampiri Meryn ke atas ranjang. Melihat kedua tangan dan kakinya yang lebam karena rantai. Pelan, Meryn turun dari ranjang saat Javer melangkah meninggalkan ruang.

“Ada luka di tempat lain?” tanya panik Orlando.

Meryn menggelengkan kepala. “Tidak.”

“Syukurlah.”

Setelah berjam-jam dirantai tidak berdaya di atas ranjang, akhirnya Meryn bisa berdiri lagi. Ia merapikan pakaian handuk yang melekat di rubuhnya. Berdiri berharapan dengan Orlando dan mengatakan sesuatu dengan penuh tekad.

“Aku akan merebut kembali kasinomu. Aku akan selesaikan semua masalah yang aku timbulkan. Aku akan membuat semuanya kembali pada tempatnya,” ucap Meryn. Kecerobohannya telah membuat Orlando kehilangan bisnis kasino yang dulunya dibangun San Dominic dengan susah payah. Ia tahu ia harus bertanggung jawab atas kekacauan yang ia sebabkan.

“Aku hanya ingin kamu selamat, Meryn.”

“Percaya padaku!” Meryn meninggikan suara karena melihat Orlando yang sepertinya meragukan kemampuannya. “Aku akan kembalikan semuanya pada tempatnya. Cukup percaya padaku.”

Orlando menarik napas panjang. Ia memegangi kedua bahu Meryn dan berkata dengan lembut, “Kamu cukup jadi pengantinku, Meryn. Kamu tidak harus melakukan kekejian seperti mafia.”

“Sudah terlambat,” sergah Meryn. “Aku tahu siapa ayahku. Aku sudah terlahir menjadi seorang mafia. Aku tinggal belajar darimu bagaimana menjadi mafia yang tidak terkalahkan, sepertimu ... seperti ayahku dulu.”

Lelaki itu diam terpaku. Tak ada yang bisa ia sanggah. Lebih dari siapa pun ia tahu Meryn memiliki darah murni seorang mafia dari ayahnya. Hanya perlu sedikit belajar, wanita itu akan benar-benar menjadi mafia seperti dirinya.

“Orlando Dominic!”

Saat Orlando belum menjawab apa-apa, terdengar suara teriakan seorang wanita berambut pendek yang masuk ke dalam ruangan sambil membawa senapan panjang. Wanita yang tidak lain adalah Jessica itu mengarahkan senjatanya pada Orlando.

Meryn ikut membelalakkan matanya. Ia mendengar percakapan antara Jessica dengan Javer. Bahwa wanita itu ingin membalaskan dendam kematian Henry.

“Kubunuh kauuu!”

“Tidak!”

Seolah tau Jessica ingin menembakkan peluru, Meryn secepat kilat menghadang tubuh Orlando.

DOR!

Peluru pun terlepas tepat saat Meryn bergerak. Akibatnya, peluru itu menembus perut Meryn. Meryn seketika jatuh ke dekapan Orlando tepat saat Paulo menembakkan pelurunya di kepala Jessica.

“Meryn! Tidaaaakk!”

*

Terpopuler

Comments

friyana

friyana

emezing ... lanjut💪

2022-01-17

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!