Bab 13: Penculikan

Penculikan

Meryn masih memakai pakaian handuk berlogo salon spa tempat ia berada tepat saat penculikan itu terjadi. Tubuhnya hanya dilapisi sehelai towel dress dengan rambutnya yang setengah basah dan badan penuh oleh minyak pijit aroma terapi. Ia masih tak sadarkan diri di atas ranjang tidur dengan posisi duduk. Dua tangannya diikat oleh borgol besi dan dikaitkan di tiang ranjang tidur. Sementara kedua kakinya terborgol dan dikaitkan dengan ujung dipan.

Samar-samar kesadarannya kembali. Matanya terbuka sayup. Ruang setengah gelap dengan pencahayaan temaram yang amat redup. Ia mendengar suara seseorang bercakap ringan mendesis. Suara sahabat baiknya, Jessica.

“Aku ingin membalaskan dendamku atas kematian Henry.” Suara Jessica lirih terdengar dari ambang pintu yang gelap.

Lalu menyahut suara berat seorang lelaki paruh baya. Suaranya seperti tidak asing di telinga Meryn.

“Ini bukan urusanmu lagi, Nona. Keluarga Leranzo sudah menyerahkan wanita itu padaku, mereka tidak peduli. Aku hanya ingin membalaskan dendamku pada keturunan Dominic atas penghinaan yang pernah aku dapat di masa lalu. Dan wanita itu adalah satu-satunya alat yang bisa menjerat Orlando Dominic. Bocah tengil itu harus menerima pembalasanku atas penghinaan yang ayahnya dulu lakukan.” Suara berat lelaki itu menyahut.

Di atas kasur ini dalam keadaan tangan dan kaki terikat, Meryn tidak bisa melihat dengan jelas ke arah pintu. Ia hanya melihat siluet Jessica dengan lelaki berbadan tambun.

“Aku sudah menjebak Meryn untukmu, Tuan Javer. Biarkan aku ikut membalaskan dendamku pada mafia yang telah menembak mati Henry. Dan biarkan aku melihat Meryn menderita seumur hidupnya. Aku sudah muak menjadi bayang-bayangnya! Aku muak pura-pura baik kepadanya! Aku muak memperlakukannya seperti ratu sementara aku hanya terlihat seperti dayang untuknya. Aku mohon. Biarkan aku terlibat dalam misi balas dendammu. Aku ingin membalaskan semua rasa tertidasku, Tuan Javer. Aku ingin balas dendam karena Henry-ku yang direbut olehnya. Kalau saja Henry tidak menikah dengan Meryn, dia tidak akan mati sia-sia seperti ini.”

Jessica menjelaskan panjang lebar dengan nada suaranya yang ditekan, penuh permohonan. Juga terdengar sedikit isakan tangisnya di depan lelaki yang ia ajak bicara, lelaki yang mengatur penculikan Meryn.

Di tempat tidur itu, tubuh Meryn terpaku. Di antara sekian banyak orang, kenapa harus Jessica? Padahal ia menganggap Jessica seperti teman selama ini. Dan memang hanya Jessica yang berteman dengan Meryn. Kenapa harus Jessica yang telah ia percayai sebagai teman? Meryn sudah sangat percaya pada Jessica, maka dari itu wanita itu yang ia telepon sekembalinya ia ke Milan setelah sekian minggu diculik oleh Orlando ke pulau pribadi itu.

Dalam hening air mata Meryn mengalir. Rasa sakit atas penghianatan ini akan selalu ia simpan. Ia telah kehilangan segalanya. Kehilangan identitasnya. Kehilangan orang yang selama ini ia anggap keluarga. Kehilangan, bahkan dikhianati seorang yang ia cintai. Bahkan kehilangan satu-satunya teman. Dan satu hal lagi. Meryn juga kehilangan semua harta bendanya. Ia tak punya siapa-siapa lagi. Selain ... Orlando Dominic.

“Ingat, Nona, rasa cintamu itu sudah sia-sia. Tak peduli kalau kamu dan Henry pernah saling mencintai dan bahkan memiliki hubungan gelap, kau tidak lebih dari simpanannya. Kau tidak lebih dari anak pembantu rumah Henry. Kau sudah dibuang dan tidak dianggap apa-apa oleh keluarga Henry.” Lelaki itu menyergah.

“Aku dan Henry saling mencintai! Keluarga Leranzo memang tak akan merestui hubungan kami. Aku sadar itu. Makanya aku mengizinkan Henry menikah dengan Meryn. Tidak, itu memang rencana kami! Aku mengenalkan Henry kepada Meryn supaya Henry bisa memiliki perkebunan anggur milik keluarga Meryn. Lalu dia akan tinggalkan Meryn dan kabur bersamaku ... hidup bersama dan saling mencintai. Persetan keluarga Leranzo yang tidak mengizinkan hubungan kami. Persetan Meryn yang sudah memiliki segalanya! Dan persetan mafia itu yang sudah menghabisi nyawa kekasihku.” Jessica berkata amat lantang sampai-sampai suaranya menggema masuk ke dalam ruang kamar tempat Meryn dikurung.

“Pelankan suaramu! Meryn bisa dengar.”

“Aku tidak peduli. Aku hanya ingin membalaskan dendamku pada mafia yang sudah membunuh kekasihku. Andai saja Henry tidak mati dibunuh, aku dengan Henry sudah bisa hidup bahagia dengan menguasai perkebunan anggur ayah Meryn! Aku ingin balas dendam! Aku mohon, sertakan aku, Tuan Javer. Aku bisa melakukan apa pun yang kau mau!” Jessica mendesak.

Suasana hening sesaat. Di lorong depan kamar itu tidak terdengar bunyi apa pun. Senyap. Tangis Meryn mengalir. Antara rasa sedih, marah, dan kecewa. Ia merasa kembali hancur. Ia marah lebih dari apa pun!

“Apa pun yang aku mau?” Suara lelaki berat itu terdengar.

“Apa pun.”

Siluet lelaki berbadan tambun itu bergerak mendekati Jessica yang berdiri di depan pintu. Tangannya merambat menyentuh wajah Jessica.

“Wajahmu terlalu cantik untuk aku sia-siakan, Nona. Kamu mau jadi salah satu pekerja **** di tempatku? Aku akan menjadikanmu Madona unggulan yang melayani para VIP.” Suara berat itu menyahut.

Hening menyambut dalam sejenak. Jessica tampak menimbang penawaran itu.

“Asalkan kau membiarkanku menembak kepala Orlando Dominic. Aku ingin membalaskan kematian Henry.”

Pandangan Meryn yang semula terfokus pada siluet tubuh kedua manusia di depan pintu itu seketika melengos ketika ia melihat Jessica yang sedang ditelanjangi oleh lelaki yang dipanggil Javer itu. Meryn tidak mau melihat yang terjadi setelahnya. Yang pasti, ia mendengar suara erangan berat dari lelaki itu yang menggelegar mengisi lorong. Juga suara jeritan Jessica yang sedang memberinya pelayanan seksual.

Meryn menangis ketakukan. Ia khawatir, setelah Jessica lelaki itu akan masuk ke dalam ruang dan memperkosa tubuh Meryn. Kedua tangan dan kakinya diborgol. Tubuhnya hanya dilapisi baju handuk yang berantakan tidak karuan. Meryn menahan tangisnya di tenggorokan, berusaha melawan rasa takut itu. Dalam hati, ia meneriakkan satu nama untuk meminta pertolongan.

Orlando Dominic ... tolong aku.

Beberapa menit kemudian, lorong itu menggemakan erangan nikmat seorang paruh baya yang sedang mencapai puncak kenikmatan seksualnya. Juga suara rintihan Jessica yang lirih dan semakin kecil.

Brukk.

Terdengar suara tubuh seorang terjatuh. Meryn segera membuka matanya dan melihat suliet Jessica yang ambruk ke lantai setelah memuaskan lelaki paruh baya bernama Javer itu. Benar, Javer. Nama itu tidak asing. Ia adalah ketua organisasi mafia yang menjadi musuh besar San Dominic. Lelaki paruh baya itu membawa Meryn kemari untuk memancing kedatangan keturunan tunggal San Dominic, yang telah membunuh sekutunya, putra dari keluarga Leranzo.

Meryn mengingat-ingat kembali nama Javer yang menjadi pimpinan organisasi mafia yang berpusat di Lembah Aosta. Dari cerita yang ia dengar, daratan Italia dikuasai oleh tiga kelompok mafia. Pertama adalah organisasi yang dipimpin oleh keluarga Dominic, kedua adalah organisasi yang dipimpin oleh Javer. Dan satu lagi, organisasi mafia yang runtuh dan hampir dua dekade ceritanya tidak lagi terdengar. Meryn tidak tahu organisasi apa yang ketiga itu. Yang pasti, yang kedua adalah yang dipimpin oleh Javer, musuh bebuyutan keluarga Dominic.

Saat Meryn masih sibuk melamunkan semua itu, suara langkah berat terdengar. Dari ambang pintu muncul seorang lelaki paruh baya yang sepertinya berusia akhir lima puluhan. Badannya tinggu dan tambun. Perut buncit, rambut putih dan mata biru. Lelaki itu masuk ke tempat Meryn disekap.

“Oho, rupanya kamu sudah bangun, Nona cantik.” Lelaki itu menyapa dengan suara beratnya.

Meryn semakin ketakutan. Ia melempar matanya ke luar pintu, dan melihat Jessica yang masih tersungkur lemah di atas lantai setelah memuaskan lelaki ini. Sekarang, apa yang ingin lelaki itu lakukan?

“Kamu mendengarkan semua percakapan kami?” tanya lelaki itu sambil berjalan semakin dekat.

“Bajingan! Kau akan menyesal menculikku seperti ini.” Meryn berkata ketus. Ia menatap tajam lelaki itu, berusaha menyembunyikan rasa takutnya.

“Menyesal? Tentu tidak, Nona cantik. Aku merasa terhormat bisa bertemu kembali dengan satu-satunya darah keturunan De Luca yang masih tersisa.” Javer berkata dengan seringaian.

Ia duduk di pinggiran kasur tempat Meryn duduk dirantai. Seketika itu Meryn tidak bisa menutupi ketakutannya dan tubuhnya langsung tersentak.

Lelaki tua itu mengelus betis Meryn yang terekspos. Meryn ingin langsung menampiknya. Tapi apalah daya, kakinya terantai.

“Tetang, Nona. Aku tidak akan memperlakukanmu seperti wanita murahan di depan itu. Kamu adalah satu-satunya darah yang tersisa dari De Luca. Aku harus memperlakukanmu dengan baik.”

Lagi-lagi nama De Luca disebutkan. Sungguh, siapa lelaki itu? Orlando dan bahkan lelaki ini suka menyebutnya. Apa hubungannya Luca dengan kedua orang mafia yang ada di sekeliling Meryn?

“Apa yang kamu mau, sialan?” desus Meryn tajam.

“Tenang saja. Aku tidak akan semena-mena kepadamu, Nona. Aku hanya ingin menggunakanmu untuk membalaskan dendamku yang tersisa kepada keluarga Dominic.” Javer bercerita, tapi sambil mengelus kaki telanjang Meryn. Setengah mati Meryn membencinya. Ia ingin menampar wajah lelaki itu dengan telapak kakinya.

“Don’t touch me!” teriak Meryn. Ia menghentakkan kedua kaki dan tangannya bersamaan. Membuat bunyi besi terdengar bising di telinga.

“Diam, Nona! Atau kau ingin aku membungkam mulutmu seperti wanita yang tergeletak di depan sana?!” Lelaki itu berteriak.

Seketika Meryn terdiam. Tubuhnya kaku dan tak bisa bergerak. Ia hanya dapat menatap setajam mungkin lelaki itu sambil menahan deru napasnya yang panas karena amarah. Ia tidak mau bernasib sama seperti Jessica. Meryn pun terbungkam. Air matanya menetes tanpa kompromi. Setengah mati ia ketakutan. Sekali lagi, ia meneriakkan nama Orlando di dalam benaknya.

Help me ....

*

Terpopuler

Comments

Ria Soehartono

Ria Soehartono

ngeyel sih mbaknya

2022-01-24

0

friyana

friyana

good

2022-01-14

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!