Aku dan ibuku segera pergi ke rumah sakit tempat ayah dirawat, saat memasuki kamar ayah, ibu ku hanya bisa menangis dan memeluk ayah yang tak akan pernah membuka matanya lagi. air mataku terus saja mengalir, tapi aku harus kuat aku harus kuat demi ibuku.
Akhirnya kami ingin mengurus pemakaman ayah tapi karena ada masalah dengan administrasi aku tak bisa membawa ayah, hatiku saat itu sangat sedih harus pergi kemana aku untuk mendapatkan uang mendadak seperti ini, tiba-tiba saja ada seorang pria tampan berkulit putih datang menghampiri diriku, aku hanya bisa terdiam, dalam pikiran aku bertanya-tanya siapa kah dia? untuk apa menghampiri diriku? tapi disaat seperti ini aku tak bisa menanyakan itu.
Tapi tak di sangka tiba-tiba seluruh administrasi ayah sudah lunas, aku senang karena aku bisa segera mengurus pemakaman ayah tapi aku juga sangat penasaran siapa kah yang telah melunasi semuanya, aku pun bertanya pada resepsionis dan dia membantu ku bertemu dengan orang yang telah melunasi semuanya. dia adalah pria tampan yang menghampiri ku tadi dan dia juga membantu ku mengurus biaya rumah sakit dan juga mengurus pemakaman ayahku. Dalam hatiku aku hanya bertanya-tanya siapa sebenarnya pria ini, mengapa dia mau menolongku? sedangkan aku pun tak mengenal dirinya .
"terima kasih tuan karena telah membantu saya, saya janji jika saya sudah memiliki uang saya pasti akan membayar semua uang itu" kata ku sopan.
dia tersenyum dan berkata" kau tak usah berterima kasih, lagi pula sebentar lagi kita akan jadi keluarga" jawab pria itu, aku mengerutkan alisku, aku tak mengerti maksud dari perkataannya barusan, diapun pergi meninggalkan aku dan ibuku.
Beberapa bulan setelah kejadian itu hidupku kembali normal, perlahan aku merelakan semuanya , aku dan ibuku hidup berdua menjalani semuanya seperti sebelumnya hanya saja tanpa ayah di sisi kami. Suatu hari datanglah salah satu anggota keluarga Satya ke rumah kami, Dia tiba saja datang tanpa menghubungi kami terlebih dahulu .
" mari silahkan duduk" kata ibuku mempersilahkan , dia pun duduk dan diapun memandang i diriku , aku hanya membalas tatapannya dengan senyuman.
ibuku dengan ramah menanyakan maksud kedatangannya ke rumah kami.
" begini Bu Dewi, saya kesini ingin membicarakan tentang perjodohan yang sudah kita sepakati waktu itu" kata By Maharani kepada ibuku .
Maharani Wijaya adalah ibu dari calon suami ku. hanya itu yang ku tahu saat ini. perasaan gugup pun menyelimuti diriku. aku takut ada hal buruk yang terjadi sehingga dia datang kemari apalagi untuk membahas tentang perjodohan, mengingat bahwa kehidupan kami tak seperti dulu, aku takut mereka akan menjauhi kami seperti teman, saudara kami sebelumnya.
Ibuku pun berkata" ya Bu Rani , silahkan " kata ibuku terlihat agar penasaran.
" Bu Dewi, seperti yang sudah kita sepakati dulu tentang perjodohan anak saya dengan putri dari Bu Dewi , saya kesini ingin jika perjodohan ini segera kita laksanakan " kata Bu Rani
ibuku pun menjawab " untuk masalah itu biarkan anak saya saja yang memutuskan Bu, saya hanya bisa mendukung setiap keputusan yang akan di ambil oleh Ranti , bagaiman menurut mu sayang ? apa kau bersedia menikah dengan putra Tante Rani ?" ibu memandang ke arah ku begitu juga dengan Bu Rani mereka seperti menantikan jawaban dari mulutku ini .
"jika perjodohan ini memang sudah di tentukan sejak ayah masih hidup maka itu berarti adalah amanah yang harus saya patuhi, saya yakin dengan pilihan ayah dan ibu saya mereka pasti menginginkan yang terbaik untuk kehidupan saya kelak, meskipun ayah saya sudah meninggal tapi saya akan tetap menerima perjodohan ini" jawabku sedikit gugup.
Tiba-tiba Bu Rani menghampiri diriku dan memeluk tubuhku, dia terlihat senang sekali atas jawaban yang aku berikan.
" terima kasih sayang, mulai sekarang kau adalah putriku, kau harus memanggilku mama" kata Bu Rani
" baik, Tan,, eh mama " ucapku gugup.
"sayang kamu jangan khawatir calon suamimu adalah anak yang baik dia pasti bisa mencintai dan menyayangi serta menjaga dirimu dengan baik " imbuh Bu Rani sambil mengecup keningku.
"tapi,, Bu Rani apakah putramu juga sudah setuju dengan perjodohan ini?" tanya ibuku.
" tentu saja,, malah dia yang menyuruhku datang kesini segera dia sepertinya sudah ingin sekali menikah dengan putrimu " goda Bu Rani, aku hanya tersipu malu.
" baiklah kau begitu, jika semua sudah setuju kita akan membicarakan hari pertunangan anak kita, oh iyaa Bu Dewi bagaimana kalau hari pertunangan mereka kita adakan saat hari ulang tahun putraku, dia pasti sangat senang dengan kejutan yang dia dapat " kata Bu Rani sambil memandang wajahku .
" baiklah,, semua ku serahkan padamu, yang penting kita bisa segera menikahkan mereka, aku sudah tidak sabar ingin menggendong cucuku " jawab ibuku sambil tertawa, mereka berdua tertawa sedangkan diriku hanya tersipu malu dan mukaku seperti tomat .
" kalau begitu, saya pamit pulang dulu iya, saya udah gak sabar memberitahu suami dan keluarga tentang berita baik ini, sayang mama pamit dulu iya, jaga kesehatan ya nak jangan sampai sakit apalagi kamu mau tunangan," kata Bu Rani padaku, aku menjawab dengan menganggukkan kepala.
" kalau begitu saya pulang dulu, untuk detail acaranya saya hubungi nanti " kata
Bu Rani pada ibuku sambil berpelukan.
Akhirnya calon mertua ku itu pulang .
" sayang mama tau kamu pasti sebenarnya tidak ingin menikah dulu, karena kamu masih muda , tapi kami melakukan semua ini agar kamu bahagia sayang, calon suamimu adalah orang yang baik dia pasti dapat menyayangimu dengan tulus " ucap ibuku sambil memelukku dengan erat dia menangis aku pun juga ikut menangis .
" mama tenang saja, Ran pasti akan bahagia ma, Ran janji akan menjadi istri yang baik untuk calon suami Ran kelak " sambil memeluk erat tubuh ibuku.
Di rumah keluarga Satya ,
" sayang dari mana saja kamu?" tanya seorang pria tua yang sedang duduk di sofa .
" ahh mas ,, tumben kamu pulang lebih awal dari kantor,, ini loh aku tadi ke rumah calon mantu kita sayang, dan dia sudah setuju untuk menikah dengan anak kita " jelas Rani .
" benarkah,, akhirnya apa yang sudah kita nantikan terwujud ,, " jawab suami Rani senang .
" oh iya mas aku sudah merencanakan pertunangan mereka, aku ingin pertunangan mereka kita adakan barengan sama ulang tahun anak kita, bagaimana menurut mas Adi"
tanya Rani sambil duduk di sebelah suaminya.
" em itu terserah mama ,, tapi apa sebaiknya kita tanya pendapat dari putra kita dulu "imbuh Adi
" ahh mas Adi ,, gak usah minta pendapatnya segala,, kita buat ini sebagai kejutan di hari ulang tahunnya gimana?" kata Rani
" boleh juga ide kamu sayang, kamu memang istriku yang pintar " puji Adi pada istrinya itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 157 Episodes
Comments