ORANG KETIGA
Namaku Ranti Ayu Mahendra, aku berusia delapan belas tahun, aku baru saja lulus sekolah menengah atas swasta di kota B, aku adalah anak tunggal dari keluarga Mahendra. Keluarga ku termasuk keluarga yang berada. Bagi mereka aku adalah permata kebanggaan keluarga. Mereka selalu memenuhi setiap keinginanku. Kehidupanku pun selalu terpenuhi dan bahagia . Meski orang tua mempunyai segala mereka tetap mengajarkan diriku agar selalu bersikap rendah hati dan hal- hal baik lainnya.
Aku pun menjadi anak yang mandiri dan bahkan teman-teman ku di sekolah dulu menganggap diriku bukan lah anak orang kaya, karena penampilan ku yang apa adanya. Meski orang tua ku memenuhi setiap keinginanku , tapi itu hanya pada hal yang positif saja seperti jika aku ingin belajar sesuai orang tua pasti akan memenuhi nya bahkan mereka menyewa guru les untuk mengajari ku, ya karena aku lebih suka belajar sesuatu dan melatih diriku bukan melakukan pemborosan dengan membeli barang - barang mewah. Di sekolah dulu, aku di juluki si kutu buku karena memang aku senang membaca, dan juga di sekolah aku termasuk murid yang terkenal baik karena prestasi ku di sekolah maupun karena penampilan ku, ya meski aku tampil sederhana tapi itu semua tidak bisa menutupi diriku yang memang berwajah cantik dengan mata bulat dan bibir yang kecil yang membuat diriku seperti boneka di tambah dengan rambut panjang berwarna hitam dengan kulit putih serta bentuk tubuh yang proporsional bak seorang model.
Hingga suatu hari, bisnis keluarga ku mengalami kerugian yang sangat besar, pabrik kami kebakaran, usaha pertanian kami gagal panen serta penghianatan yang dilalukan oleh orang kepercayaan orang tua yang membawa pergi sejumlah uang yang kami miliki sehingga bisnis kami pun gulung tikar.
Kehidupan yang semula bahagia, serba berkecukupan pun hilang, tapi asal kami sekeluarga selalu bersama aku bisa menerima itu semua. Dulu aku tinggal di rumah yang besar tapi kini aku tinggal di sebuah kontrakan kecil di pinggiran kota.
Kehidupan yang bertolakbelakang dengan kehidupanku yang sebelumnya, awalnya aku tak terbiasa tapi seiring berjalannya waktu aku menjadi akrab dengan lingkungan itu.
Karena semua itu aku pun tak bisa melanjutkan kuliah, aku harus bekerja membantu keluargaku karena setelah bisnis kami hancur, ayahku terkena stroke dan harus dirawat di rumah sakit. oleh karena itu aku bekerja di sebuah cafe, aku bekerja di sana sebagai seorang pelayan. Gaji dari cafe itu aku gunakan untuk menafkahi keluarga dan untuk biaya perawatan ayah aku ambil dari pekerjaanku sebagai model di sebuah tabloid remaja dan menerima berbagai endorcement dari berbagai produk kecantikan dan lain-lain.
" uh capek sekali" keluhku,
Aku merebahkan diriku ke kasur, mata ku mulai terpejam, baru saja aku memejamkan mata ada suara ketukan pintu.
" Ran, buka pintunya sayang" suara ibuku di depan pintu.
saat aku sendiri, aku memang sering mengunci diriku di kamar itulah kebiasaan ku.
" sebentar ma.." jawab ku sambil membuka pintu kamar.
" Ran, mama mau membicarakan sesuatu denganmu" kata ibuku sambil mengajakku duduk di ranjang.
"Ran sayang, sebenarnya mama mau membicarakan tentang perjodohanmu dengan keluarga Satya " kata ibuku serius
" memang ada apa ma? apa mereka mau membatalkan perjodohannya" tanya ku padanya.
" tidak sayang, mereka mengatakan bahwa mereka meminta mu agar segera menikah dengan anak mereka" jawab ibuku sambil membelai wajah halus ku.
"apa! aku masih belum mau menikah mah, aku ingin menikmati masa mudaku dulu dan lagi anak mereka jauh lebih tua dariku, dia lebih pantas menjadi pamanku " jawabku ketus.
" Ranti sayang dengarkan mama nak, keluarga kita sedang dalam masalah, dan juga jika kita membatalkan pernikahan ini, bukan hanya keluarga kita bahkan keluarga besar kita juga akan kena malu sayang, tolong sekali ini saja menurut lah nak, mama yakin calon suamimu akan sangat menyayangi dan mencintaimu" kata ibuku panjang lebar.
" baiklah jika itu keinginan mama, asal mama bahagia aku juga ikut bahagia, tapi dengan syarat " kata ku sambil memeluk tubuh ibuku.
" syarat ? apa itu sayang?" tanya ibuku.
" aku mau menerima perjodohan ini tapi aku mau selalu dekat dengan mama" jawabku manja sambil mendongakkan kepala ku
ibuku yang melihat tingkah ku hanya bisa tersenyum mengiyakan.
Saat kami berdua masih berpelukan, tiba-tiba saja terdengar suara bunyi ponselku berdering, aku melihat ponsel dan ternyata itu panggilan dari pihak rumah sakit, aku menerima panggilan tersebut.
" halo, ada apa dokter menelfon ku sekarang" tanya ku dengan serius karena biasanya pihak rumah sakit hanya menghubungi ku jika ada masalah pada ayah atau pun tentang biaya perawatan.
" halo nona Ranti, saya dokter yang menangani ayah anda , saya di sini ingin menyampaikan kepada anda bahwa ayah anda ..." kata dokter terpotong, dia seperti ingin mengatakan sesuatu tapi terasa berat.
" ayahku kenapa dok?" tanya ku mulai cemas sambil menatap ibuku yang juga merasa cemas .
" ay,,ayah anda sudah meninggal dunia" kata dokter itu lagi dan dokter itu juga mengucapkan agar aku dan ibu ku bisa menerima semua kenyataan ini, seketika aku seperti kehilangan tenaga, aku tidak bisa mengeluarkan suara dan hanya air mata lah yang bisa aku keluarkan bersamaan dengan itu terperosotlah ponsel ku hingga jatuh ke lantai.
ibuku panik , ibu ku seakan mengerti tentang hal apa yang membuat ku seperti ini tapi dia seperti tidak percaya sehingga dia meminta penjelasan dariku.
" sayang ada apa dengan ayahmu nak, cepat katakan sayang" tanya ibuku sambil mencengkram bahuku dan menggoyang-goyangkannya dengan kuat , rasa khawatir terlihat jelas di matanya.
aku tak bisa berkata apapun hanya air mata ku yang tanpa sadar keluar dengan derasnya.Dengan sisa tenaga ku aku berkata" ayah ,,, hiks hiks" kataku tak kuasa untuk menyampaikan semuanya.
ibuku yang melihat diriku menangis dalam situasi ini pun dia segera memelukku berusaha menenangkan ku seakan menjelaskan semua yang terjadi memang sudah digariskan oleh sang pencipta. Meski semua terasa berat seakan waktu menjadi terhenti saat aku kembali mengingat kenangan tentang ayahku dalam tangis ku, dekapan ibuku serasa nyaman dan membuatku sedikit tenang namun bagaimana dengan perasaan ibuku? bagaimana perasaannya melihat suami dan ayah dari putrinya telah meninggalkan kami untuk selamanya? bagaimana perasaannya saat orang yang paling dicintai ibuku dan yang selama ini berjuang bersama dirinya baik saat suka maupun duka telah pergi meninggalkannya? aku tahu ibuku lebih terluka dari diriku, aku tahu ibuku menahan kesedihannya demi diriku agar aku tenang tapi siapa yang akan menenangkan ibuku ? Jika bukan aku, putrinya , segera aku membalas pelukan ibuku , dan dia air matanya yang dari tadi iya tahan pun jatuh membasahi bahuku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 157 Episodes
Comments
Elp Rida
💪💪💪💪💪💪😜😜😜😜
2022-11-04
0
atin p
menyimak dulu
2022-03-12
0