Dokter Darren menggebrak meja sambil berdiri dan menatap tajam ke arah dokter Airin.
" Rumah sakit sebesar ini tidak akan mungkin mengalami bangkrut ataupun kerugian besar karena rumah sakit ini milik keluarga kami. Keluarga kami mempunyai banyak perusahaan dan masing-masing mengalami keuntungan yang sangat besar karena itulah keuntungan yang sangat besar itu kami gunakan untuk mendirikan rumah sakit ini. Satu perusahaan saja kami bisa menutupi semua biaya operasional rumah sakit termasuk biaya dokter, perawat, office boy, bagian administrasi, bagian HRD, security dan bagian kebersihan." Ucap dokter Darren dengan nada tegas dan dingin.
Walau dokter Darren menuruni sifat mommynya namun darahnya juga mengalir darah daddynya tegas dan bisa emosi jika ada orang yang mengusiknya seperti dokter Airin yang berbicara semaunya karena selama ini semua pegawainya termasuk para dokter tidak pernah protes karena peraturan itu sudah dibuat bertahun-tahun ketika tuan Dave dan dokter Darren masih kecil.
Dokter Darren hanya melanjutkan pesan orang tuanya untuk membantu orang-orang miskin dengan memberikan biaya gratis bagi orang-orang yang tidak mampu.
" Kalau begitu maafkan saya dok." Ucap dokter Airin sambil mengeluarkan air mata buayanya.
( " Waw... perusahaan di mana-mana kalau aku jadi istrinya bahagia banget tidak perlu capek-capek kerja dan aku bisa memaksa suamiku supaya semua pasien membayar agar aku mendapatkan uang yang lebih banyak lagi. Enak saja berobat tidak bayar, rugi banget kalau gratis." Ucap dokter Airin dalam hati ).
" Sudah lupakan dan maaf kalau saya emosi, sekali lagi saya ingatkan jangan pernah menekan pasien atau keluarga pasien untuk membayar biaya perawatan karena pernah ada dokter yang diam-diam mengambil keuntungan dengan cara meminta paksa biaya pengobatan dan masuk ke kantong dokter itu. Dokter itu akhirnya ketahuan selain di penjara dia juga di pecat dan tidak di terima dimanapun dia bekerja." Ucap dokter Darren.
" Ingat kata pepatah sepandai-pandainya tupai melompat akhirnya jatuh juga. Sepandai-pandainya kalian menyembunyikan bangkai pasti keluarga kami akan tahu." Sambung dokter Darren.
" Ada pertanyaan yang lain?" Tanya dokter Darren
" Saya dok." Ucap dokter Agnes, dokter Angel dan dokter Keyla serempak sambil mengangkat tangan kanannya.
" Hmm... dokter Agnes dulu, apa pertanyaan dokter Agnes?" Tanya dokter Darren
" Karena rumah sakit ini membantu orang-orang yang tidak mampu dan saya menerima gaji yang sangat besar maka saya meminta agar gaji saya di potong setengahnya untuk membantu orang-orang yang tidak mampu." Ucap dokter Agnes
deg
Entah kenapa jantung dokter Darren berdetak kencang mendengar ucapan dokter Agnes karena baru kali ini ada seorang gadis yang sangat perduli dengan sesama.
" Kalau dokter Angel, apa yang dokter tanyakan?" Tanya dokter Darren.
" Sama seperti dokter Agnes." ucap dokter Angel
" Kalau dokter Keyla, apa pertanyaanmu? Tanya dokter Darren
" Sama seperti dokter Agnes, dokter Angel." Ucap dokter Keyla.
" Apa kalian bertiga yakin dan tidak merasa rugi jika gaji kalian di potong setengahnya?" Tanya dokter Darren sambil menyindir dokter Airin.
" Tidak dok." Jawab dokter Agnes, dokter Angel dan dokter Keyla serempak.
" Kenapa?" Tanya dokter Darren dengan nada sangat terkejut karena baru kali ini ada tiga dokter yang mempunyai hati mulia.
" Karena saya lebih dari cukup kalau saya diberikan setengah gajiku." Jawab dokter Agnes, dokter Angel dan dokter Keyla serempak lagi
" Cih, bilang aja carmuk biar pemilik rumah sakit terkesan dan menjadikan salah satu dari kalian menjadi istri." Ucap dokter Airin.
" Apalagi di dunia ini siapa yang tidak menolak uang dan terlebih lagi kalian menjadi seorang dokter menghabiskan ratusan juta jadi tidak masuk akal jika bersedia di potong gaji. Apa jangan-jangan maksud perkataan kalian bahwa sebenarnya gaji kalian sangat kecil karena itu dengan berpura-pura di potong gaji setengahnya." Sambung Airin.
Dokter Darren ingin mengatakan sesuatu tapi tidak jadi dikarenakan dokter Agnes berbicara lebih dahulu.
" Rejeki, jodoh dan mati sudah di atur sama yang di atas. Saya percaya akan hal itu jika kita berbuat kebaikan entah dari mana rejeki itu akan datang, kalau saya ternyata saya berjodoh dengan dokter Darren saya sangat senang tapi jika tidak mungkin Tuhan memberikan jodohku yang lain begitu pula dengan mati. Sejauh apapun kita berlari kalau sudah waktunya mati hal itu pasti terjadi." Ucap dokter Agnes.
" Betul kata dokter Agnes, apalagi sebanyak kita mengumpulkan kekayaan di dunia ini jika kita mati semua harta itu tidak bisa kita nikmati karena itu akan menjadi rebutan harta dari pihak keluarga maupun saudara. Kita mati hanya di kubur di dalam sekotak tanah tubuh kita dan hanya amal ibadah yang bisa kita bawa bukan kekayaan yang kita kumpulkan." Sambung dokter Angel.
" Betul kata dokter Agnes dan dokter Angel terlebih orangtuaku selalu mengajarkan untuk saling membantu orang-orang yang menderita karena itulah aku bersedia gajiku di potong setengahnya." Sambung dokter Keyla.
" Sama orang tuaku juga." Jawab dokter Angel dan dokter Agnes bersamaan.
Semua orang-orang bertepuk tangan dan memuji ke tiga dokter muda sekaligus dokter yang baru saja masuk kerja.
" Aku juga mau di potong setengah dari gajiku." Ucap salah satu dokter.
" Aku juga." Jawab mereka serempak.
Dokter Airin hanya menatap kesal ke arah dokter Agnes, dokter Angel dan dokter Keyla yang berhasil mencari muka di depan pemilik rumah sakit yang menjadi incarannya.
" Ada pertanyaan yang lain?" Tanya dokter Darren lagi.
" Tidak ada dok." Jawab mereka serempak
" Kalau begitu sekali lagi selamat bekerja dan selamat bergabung bersama kami untuk dokter Agnes, dokter Angel, dokter Keyla dan dokter Airin." Ucap dokter Darren sambil berdiri dan berjalan keluar dari ruangan rapat dan diikuti oleh mereka.
" Dokter Keyla, bisa ke ruanganku?" Tanya dokter Darren sambil berjalan
" Baik dok." Jawab dokter Keyla sambil berjalan mengikuti dokter Darren.
Semua dokter wanita merasa sangat iri terlebih dokter Airin karena tidak biasanya dokter Darren mengajak dokter wanita ke ruangannya kecuali konsultasi sedangkan dokter Agnes dan dokter Angel bersikap biasa saja tidak ada rasa iri di hati mereka.
Selama dalam perjalanan ke ruangan dokter Darren semua dokter dan perawat serta petugas kebersihan selalu menyapa dokter Darren dan seperti biasa dokter Darren membalas mereka hanya menganggukkan kepalanya sambil tersenyum.
ceklek
Dokter Darren membuka pintu ruangannya dan masuk ke dalam dengan diikuti oleh dokter Keyla.
" Duduklah Keyla ." Ucap dokter Darren sambil duduk di kursi kebesarannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
Sumawita
Semoga dlm percintaan si kembar dapat jodoh yg baik dan saling melindungi
2022-01-07
0
tyasasih
lanjut
semangat🌹🌹🌹🌹🌹
2022-01-06
0