Natasya tidak tahu harus ke mana. Hingga ketika pak supir bertanya mau ke mana. Dia asal saja menjawab. " Berhenti di sini", lantas meraih kantong blazernya. Berharap menemukan uang di sana. Bersyukur menemukan pecahan ratusan ribu. Jika tidak mau dibayar pakai apa? Pikir Natasya.
Langsung keluar dari taksi. Setelah meminta supir taksi itu mengambil kembaliannya.
Sejenak Natasya tertegun. Dia merasa asing di tempat itu. Sama sekali tidak tahu di mana dirinya berada. Lantas hanya sekedar mengikuti ke mana kakinya melangkah. Masuk ke sebuah tempat yang tampak seperti sebuah taman. Namun sangat sepi.
Kredit pinterest.com
Airmatanya tiba-tiba turun mengingat perbuatan Alex. Hingga tiba-tiba ponselnya berbunyi.
"Ya, kamu di mana?" Tanya suara yang begitu familiar baginya beberapa waktu ini. Seketika tangis Natasya pecah. Membuat Kai di seberang sana terserang panik seketika.
"Kamu menangis? Kamu di mana? Aku akan menjemputmu....."
Kata-kata Kai semakin lama semakin menghilang dari pendengaran Natasya. Seiring dengan rasa pusing yang datang menerpa. Perlahan tubuhnya mulai ambruk di rumput taman itu. Dengan ponselnya yang masih terhubung dengan ponsel Kai.
Kai mengerutkan dahinya. Ketika mengikuti GPS ponsel Natasya. Menuntunnya pada sebuah taman yang sepi. Meski tampak masih terawat, tapi waktu itu terlihat sepi. Dia tidak melihat satu orang pun di sana.
Lokasinya jelas di sini. Tapi tidak terlihat gadis yang beberapa waktu lalu didengarnya tengah menangis. Hingga dia kemudian mencoba menghubungi ponsel Natasya.
Surprise, suaranya tidak terlalu jauh. Dia menengok ke sisi kirinya. Terkejut mendapati tubuh Natasya terbaring di atas rumput taman itu.
"Sya, Sya bangun. Hei wake up" Panggil Kai sambil menepuk-nepuk lembut pipi Natasya. Gadis itu diam tak bergeming. Membuat Kai panik seketika.
Dengan cepat dia menggendong Natasya ala bridal style. Membawanya masuk ke dalam mobil. Lantas melajukan mobilnya meninggalkan tempat itu.
"Halo, Jo kamu dinas hari ini?" Ucap Kai melalui headset bluetooth-nya.
"..."
"Aku akan tiba dalam 10 menit. Temanku tiba-tiba pingsan" Ujar Kai lagi.
"..."
"Aku tidak tahu" Jawab Kai sambil sesekali melihat ke arah Natasya. Wajah gadis itu terlihat pucat.
Seorang dokter cantik berkacamata nampak menyambut Kai di depan UGD sebuah rumah sakit. Sedikit mengerutkan dahinya ketika menatap gadis yang tengah berada dalam gendongan Kai.
"Tasya!" Teriak dokter cantik itu.
"Kamu mengenalnya?" Tanya Kai sambil membaringkan tubuh Natasya di brankar pasien.
"Dia temanku. Apa yang terjadi?" Tanya Jo panik. Natasya tidak pernah pingsan selama ini. Jo pikir ada yang tidak beres dengan gadis ini.
"Aku tidak tahu. Aku menemukannya pingsan di taman tadi" Jawab Kai. Lantas mundur memberikan ruang kepada Jo dan seorang perawat untuk memeriksa Natasya.
Dengan perlahan Kai melepas sepatu Natasya. Lalu menerima uluran blazer Natasya dari perawat. Menyisakan blus berwarna putih yang membalut tubuh Natasya.
"Ada yang serius?" Tanya Kai.
"Sejauh ini tidak. Tapi aku akan tetap mengambil sample darahnya. Dia biasa melakukan general check up setiap tahunnya. Dan kebetulan tahun ini dia belum melakukannya. Jadi aku akan sekalian melakukan check up padanya" jelas Jo.
"Tapi kenapa dia tiba-tiba pingsan" Tanya Kai penasaran.
"Kelelahan. Stres. Kurang tidur, kurang darah. Banyak sebab seseorang bisa pingsan tiba-tiba. Biarkan dia istirahat dulu sebentar" Ucap Jo. Lantas menarik tirai pembatas. Dan meninggalkan mereka.
"Kamu sudah sadar?" Tanya Jo. Ketika dia kembali lagi, dia mendapati Natasya sudah berusaha bangun dari tidurnya.
"Jo? Aku di mana?" Tanya Natasya. Memegangi kepalanya yang masih terasa pusing.
"Ketemu aku ya pasti di rumah sakit. Mau di mana lagi aku nongkrong?" Canda Jo.
"Yang bawa aku ke sini siapa?" Tanya Natasya.
"Kak Kai, dia menemukanmu pingsan lalu membawamu ke sini. Karena kamu sudah di sini. Jadi aku akan sekalian mengambil sample darahmu. Oke?" Info Jo. Dan Natasya mengangguk.
"Dia ke mana?" Tanya Natasya lagi.
"Entah" jawab Jo ambigu. Menaikkan lengan blus Natasya. Lantas mulai mengambil sample darahnya.
"Pusingnya" Keluh Natasya.
"Apa yang terjadi?" Tanya Jo.
"Aku bertengkar dengan Alex" Jawab Natasya singkat.
"Tingkat stresmu cukup tinggi. Sampai-sampai bertengkar dengan Alex sampai membuatmu pingsan. Ambillah cuti. Kunjungi Nadya di NUS" Saran Jo.
"Dia baru menghubungiku kemarin. Dia bilang tidak usah menjenguknya dalam 6 bulan ini dia akan pulang" Ujar Natasya.
"Tetap ambillah cuti" Saran Jo. Dia telah selesai mengambil sample darah Natasya.
"Antarkan pada Prof. Herini. Katakan itu dariku" Pinta Jo kepada seorang perawat. Setelah perawat itu memberikan satu baki stainless berisi sebuah jarum suntik dan sebuah botol.
"Kamu sudah sadar?" Tanya Kai yang tiba-tiba sudah muncul di sana.
"He em" Jawab Natasya.
"Aku akan memberinya obat tidur. Dia tidak akan istirahat jika aku tidak memberinya obat tidur. Setidaknya untuk hari ini" Ucap Jo. Lantas meraih kembali lengan Natasya. Perlahan menyuntikkan obat tidur.
"Jocelyn Kusuma!" Ucap Natasya.
"Apa? Sudah kubilang jangan terlalu memforsir tenagamu saat bekerja masih bandel juga!" Marah Jo.
Natasya hanya diam mendengar omelan sahabatnya itu.
"Kak bawa dia pulang" Pinta Jo lagi.
"Sudah boleh pulang?" Tanya Kai. Jo mengangguk.
"Kalau begitu aku urus dulu administrasinya sebentar" Ucap Kai.
"Tidak perlu. Aku yang akan mengurusnya" Info Jo lagi.
"Beneran?" Tanya Kai.
"Cepat bawa dia pulang. Obatnya akan bekerja tidak lama lagi" Perintah Jo seolah mengusir mereka.
"Iya-iya. Pakai ini" Ucap Kai. Menempatkan sebuah flat shoes di bawah kaki Natasya.
Selesai memakai flat shoes-nya. Natasya mulai berjalan keluar UGD ketika sebuah jas tiba-tiba tersampir di pundaknya.
"Aku pikir tadinya panas diluar. Jadi aku melepas blazermu dan meletakkannya di mobil. Ternyata dingin" Jelas Kai. Berjalan sambil sedikit memapah tubuh Natasya. Diikuti Jo mengekor di belakang mereka.
Pintu mobil ditutup. Natasya sudah duduk di dalam mobil Kai.
"Kirimkan saja tagihannya ke nomorku" Pinta Kai kepada Jo.
"Sepuluh kali lipat" Canda Jo.
"Terserah" Jawab Kai.
"Kak Kai menyukainya" tanya Jo.
"Entahlah" Jawab Kai sambil menatap ke arah Natasya yang sudah mulai terkantuk-kantuk.
"Hati-hati dengan kakekmu, jika Kak Kai menyukai Tasya" Saran Jo.
Ingin bertanya lebih lanjut. Namun Jo keburu mendorong Kai masuk ke dalam mobilnya.
"Cepat bawa dia pulang. Dia akan segera tertidur" Perintah Jo.
**
Kai menutup kasar berkas yang sedang dikerjakannya. Dia benar-benar tidak bisa berkonsentrasi pada pekerjaannya. Matanya terus menatap ke arah ranjang king size-nya. Dimana seorang gadis cantik tengah tertidur pulas. Sudah hampir dua jam gadis itu tertidur. Dan belum menunjukkan tanda-tanda akan bangun.
Kai membawa Natasya ke apartemennya. Dia pikir Hera tengah bekerja. Tidak ada orang di rumah. Dan Natasya sudah tertidur pulas waktu itu.
"Oh, dia benar-benar membuatku tidak bisa bekerja!" Umpat Kai.
Dia bangun dari kursi kerjanya. Melangkah menuju ranjang king size-nya. Di mana untuk pertama kalinya ada seorang gadis tidur di sana.
Kredit google.com
Sejenak ditatapnya Natasya. Disingkirkannya helaian rambut yang menutupi wajah gadis itu. Kai menghela nafasnya. Dia terlihat begitu cantik di mata Kai. Hingga tiba-tiba Natasya nampak seperti mengigau.
"Jangan pergi! Jangan pergi! Alan!" Igau Natasya tanpa sadar.
Seketika Kai terpaku mendengar nama Alan dari bibir Natasya. Namun detik berikutnya Kai jadi panik karena Natasya mulai mengigau tidak karuan. Mulai berteriak histeris. Dan gerakannya semakin liar. Sementara kedua matanya masih tertutup.
"Hei! Hei! Bangun dulu! Buka matamu dulu!" Ucap Kai sambil berusaha menenangkan gadis itu. Yang malah bergerak semakin tidak karuan.
Hingga kemudian, Kai dengan cepat mengunci gerakan tangan Natasya. Dengan cepat dia menautkan bibirnya ke bibir Natasya. Membuat gadis itu diam seketika. Natasya menghentikan semua racauan dan gerakan liarnya. Namun matanya tidak kunjung terbuka.
Membuat Kai semakin gila, ketika detik berikutnya dia mulai ******* bibir gadis itu. Menikmati kelembutan dan kemanisan bibir Natasya. Benar-benar gadis ini bisa membuatku gila, pikir Kai.
Kai menatap dalam wajah Natasya. Ketika gadis itu perlahan membuka matanya. Satu jam setelah Kai mencium bibir Natasya.
"Sudah bangun?" Tanya Kai.
"Aku di mana?" Tanya Natasya balik. Merasa bangun bukan di kamarnya. Nuansa kamar coklat berpadu dengan putih, itu bukan kamarnya.
"Di kamarku. Apartemenku" Jawab Kai.
Bukannya terkejut Natasya malah memejamkan matanya kembali. Memiringkan tubuhnya lantas memeluk lengan Kai.
"Hei, tidak ingin bangun. Kamu sudah 3 jam tidur" Ucap Kai sedikit terkejut dengan ulah Natasya.
"Belum juga satu hari" Guman Natasya.
"Astaga, gadis ini" Ucap Kai benar-benar tidak percaya dengan Natasya.
"Hei! Hei!"
"Apa?" Jawab Natasya.
"Aku penasaran. Kamu kenal Alan Park?" Tanya Kai. Membuat Natasya membuka matanya.
"Alan Park atau lengkapnya Alan Raymond Park? Dia meninggal dua tahun lalu" Tanya Kai. Membuat Natasya langsung membuka matanya. Namun wajahnya langsung berubah sendu.
"Dia meninggal karena aku" Ucapnya sendu.
"Jadi kamu gadis yang sering dia ceritakan kepadaku" Ujar Kai.
***
Up lagi readers,
Thank's sudah mampir,
Happy reading everyone,
Love you all 😘😘😘😘
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
Memyr 67
natasya nadia cucu kandung wira juga? jadi wira pernah besanan ma atmaja ya?
2023-01-24
1