Natasya tengah berdiri, memandang keluar dari balkon ruang kerjanya.
Kredit google.com
Gadis cantik itu menghela nafasnya. Urusan konsep konser Mandy sudah selesai. Dan bagian produksi sudah mulai mengerjakannya.
Alex Kim benar-benar menandatangani berkas itu begitu Natasya muncul menemuinya. Hanya saja pria itu sedikit membuat drama. Terlintas kembali bagaimana pria itu bisa mengetahui masa lalunya. Yang tidak banyak orang tahu.
"Alan? Bagaimana kamu tahu soal Alan?" Tanya Natasya sedikit terkejut. Membuat Alex tersenyum yang membuat kadar ketampanannya naik dua kali lipat di mata Natasya.
Natasya bukan tidak mengakui ketampanan seorang Alex. Hanya saja, tampan tidak cukup untuk membuatnya jatuh cinta dengan pria itu.
"Nona Natasya aku tahu semua tentangmu. Kenapa kamu terkejut?" Tanya Alex dengan wajah semakin dekat ke wajah Natasya.
Natasya meronta.
"Alex lepaskan" Ucap Natasya. Dia takut posisi mereka akan menimbulkan salah paham dan gosip baru lagi di kantor. Alex sedikit melonggarkan dekapannya.
"Lepas!" Natasya setengah berteriak. Hingga akhirnya satu pijakan dari heels 5 senti Natasya mendarat di sepatu kulit Alex.
"Kau!!" Alex refleks melepaskan tangannya dari pinggang Natasya sambil meringis menahan sakit. Heels-nya cuma 5 senti, tapi tenaga yang digunakan untuk menginjak sepatu Alex sama dengan tenaga kuda.
"Apa?!!" Tantang Natasya.
Alex sedikit tertatih menuju sofa. Lantas mendudukkan bokongnya di sana.
"Jangan khawatir. Aku akan belikan yang baru" Ucap Natasya santai. Sedang Alex menatap tidak percaya pada gadis yang tengah menatapnya balik.
"Kamu tahu kan, aku tidak kekurangan sepatu" Jawab Alex meremehkan.
"Bagus kalau kamu tidak mau" Ujar Natasya senang.
"Belikan aku yang sama persis dengan ini" Pinta Alex tiba-tiba.
"Tadi bilang tidak mau" Gerutu Natasya.
"Aku berubah pikiran" Jawab Alex segera.
"Kamu akan merengek agar aku memaafkanmu. Sepatu ini limited edition. Custom size" Batin Alex.
Alex tersenyum. Merasa punya cara untuk menjerat Natasya. Setidaknya mereka akan sering bertemu.
"Oke tidak masalah. Kirimkan saja padaku gambar sepatumu. Dan ukuran sepatumu" Pinta Natasya.
"Oh ya, kamu belum menjawab pertanyaanku. Apa kamu belum bisa melupakan Alan?" Tanya Alex lagi.
"Bukan urusanmu Alex" Jawab Natasya berusaha menghindari tatapan mata Alex.
"Kenapa? Tidak mau menjawab. Berarti jawabanku benar. Kamu belum bisa melupakannya. Padahal sudah hampir 2 tahun bukan?" Pancing Alex.
"Jangan mencampuri masa laluku Alex. Itu tidak penting" Elak Natasya.
"Tentu saja itu penting. Karena aku ingin menggantikan Alan dihatimu" Ucapnya sambil berbisik di telinga Natasya.
"Jangan sembarangan" Ucap Natasya sambil menjauh dari Alex. Rasa panas tiba-tiba terasa di wajahnya saat berdekatan dengan Alex.
"Oke tidak masalah. Kita masih punya banyak waktu" Ujar Alex lagi.
"Alex sudah aku bilang tidak ada kesempatan bagi kita untuk bisa bersama. Bukan karena Alan atau karena Mandy. Tapi karena aku tidak mencintaimu" Jelas Natasya.
"Lebih tepatnya belum mencintaiku" Potong Alex.
"Oh astaga Alex. Bagaimana lagi aku harus menjelaskan padamu. Aku tidak mencintaimu. Dan tidak akan bisa mencintaimu" Ujar Natasya tegas.
Alex hanya menghela nafasnya. Dia pikir ini sudah yang ke berapa kalinya, gadis di hadapannya ini menolak cintanya. Dan alasannya sama.
Alex pikir akan mudah menghapus bekas Alan di hati gadis itu. Tapi nyatanya bukan itu alasan gadis di hadapannya ini tidak mau menerimanya. Bahkan sekedar mencoba pun Natasya tidak mau.
Natasya menghela nafasnya lagi. Bicara dengan Alex tidak akan lari dari rayuan pria itu pada dirinya.
"Aaaahhh pusing" Teriaknya sambil mengacak rambutnya sendiri.
****
Natasya kembali berada di studio. Kali ini studio 3 yang khusus untuk menampilkan berita-berita terkini. Dengan menampilkan berbagai narasumber yang terkait dengan berita yang tengah disiarkan.
Kredit google. com
Merasa pusing mengingat pembicaraannya dengan Alex. Membuatnya memilih lari ke sini. Melihat para kru bertugas sesuai dengan keahliannya masing-masing.
Melihat tidak ada masalah di studio tempat shooting sedang berlangsung. Natasya beralih ke ruang panel control. Di mana beberapa layar monitor digunakan untuk memantau proses shooting. Termasuk proses editing juga bisa dilakukan di ruang ini.
Kredit google.com
Banyak kru yang mengangguk pada Natasya. Natasya hanya mengangguk. Tidak mau mengganggu waktu kerja mereka. Natasya selalu mengatakan jika ada masalah silakan memberitahu padanya. Jadi jika mereka tidak mengeluh berarti tidak ada masalah serius yang terjadi.
"Tumben Bu, ada disini" Sapa seorang kru.
"Lagi pusing di kantor. Nyari hiburan ini" Jawabnya.
"Ya sudah teruskan saja mencari hiburannya" Ucap kru itu setengah bercanda.
"Bisa aja kamu" Jawab Natasya. Beberapa saat masih berkeliling. Sekedar menghilangkan ucapan Alex yang mengatakan tidak akan menyerah sampai bisa membuat dirinya jatuh cinta pada Alex.
"Dasar orang gila" Umpatnya.
*
Rapat dewan direksi baru saja selesai. Intinya semua anggota dewan ingin agar Kai bisa secepatnya menyelesaikan masalah financial stasiun tv mereka.
"Yang buat masalah siapa, yang disuruh cari dana tambahan siapa" Guman Kai setengah mengumpat anggota dewan direksi yang diketuai oleh Bu Sarah yang merupakan ibu tirinya. Yang oleh Kai dipanggil Bibi.
"Dan hebatnya mereka meminta waktu kurang dari dua bulan bagi tuan untuk menyelesaikan masalah" Tambah Leo yang ikut geram dengan anggota dewan direksi itu.
"Ini bukan hebat tapi gila" Kali ini Kai benar-benar mengumpat.
Yang malah disambut kekehan Leo.
"Boleh saya menyuarakan pendapat saya?" Ucap Leo. Dan Kai hanya mengangguk.
"Saya rasa ini ulah ibu tiri Anda, Tuan. Ia ingin, Anda gagal menyelesaikan masalah ini. Hingga Anda akan dianggap tidak layak memimpin di sini" Tambah Leo.
"Lalu dengan mudah dia akan menyingkirkanku. Begitu?" Tebak Kai. Dan Leo mengangguk.
"Kamu tahu kan kalau aku akan sangat senang untuk tidak berada di sini. Tapi setelah kita masuk ke sini. Apakah kita tega membiarkan para karyawan itu kehilangan pekerjaannya. Karena kesulitan keuangan yang kita hadapi bisa saja membuat stasiun tv ini bangkrut. Dan kita pasti akan merumahkan mereka. Apa kita sebagai pemimpin bisa melihat itu. Kita tidak masalah kehilangan stasiun tv ini. Tapi mereka?" Jelas Kai. Yang membuat Leo ikut menghela nafasnya.
Dia tahu, tuannya bukan jenis orang yang mementingkan diri sendiri. Benar kata tuannya. Mereka bisa saja marah pada dewan direksi yang seenaknya saja memerintah, tapi mereka juga tidak bisa membiarkan karyawan mereka kehilangan pekerjaannya.
Kai sudah mulai memeriksa beberapa investor dan bank yang mungkin dia bisa lobi untuk diajak menjalin kerjasama dengan stasiun tv mereka.
Ketika seorang gadis cantik masuk dan langsung memeluk Kai.
"Kakak kenapa pulang tidak bilang Fanny" Ucap gadis bernama Fanny itu.
"Kakak baru pulang kemarin dan langsung ke kantor" Jawab Kai tetap dingin.
"Isssh jangan galak-galak napa sama adik sendiri" Protes Fanny. Dan Kai hanya terkekeh.
"Jangan seperti ini. Nanti mamamu marah kalau melihatnya" Ucap Kai karena Fanny terus saja memeluk erat lengannya.
"Biarkan saja. Kakak tinggal dirumah kan?" Tanya Fanny.
"Tidak. Kakak tinggal di apartemen. Kamu tahu kan jika mamamu tidak suka pada kakak. Jadi lebih baik kakak tinggal di apartemen" Ucapan Kai membuat Fanny cemberut.
"Kenapa?" Tanya Kai.
"Apa Kakek tidak marah?" Tanya Fanny.
"Kakak sudah bilang akan tinggal di apartemen. Tahu Kakek marah atau tidak" Jawab Kai.
"Kakak memang seperti itu. Kan kalau Kakak ada, aku tidak kesepian" Ucap Fanny sendu.
"Kan ada mamamu dan Kakek di rumah" Tanya Kai.
"Haisshh, ada mereka atau tidak sama saja. Semua tidak peduli padaku" Keluh Fanny.
"Jangan bicara seperti itu" Hibur Kai.
"Kenyataannya seperti itu Kak. Mama selalu sibuk dengan acara sosialitanya. Sedang Kakek memang seperti itu" Kembali Fanny mengeluh.
"Dan lagi Kak. Aku ini lulusan fashion designer bagaimana bisa terdampar di bagian humas di sini. Nggak nyambung" Curhat Fanny.
"La kamu pikir apa Kakak juga tidak?" Hibur Kai lagi.
"Kakak sih masih mending suruh ngurusin duit yang memang bidangnya Kakak. La aku?" Keluh Fanny.
"Lalu maunya kamu?" Tanya Kai.
"Ya, aku pengennya kerja di majalah fashion kita yang ada Yogjakarta atau Surabaya" Ucap Fanny.
"Tapi itu skalanya masih kecil Fan, apalagi yang Jogya. Kita baru saja memulainya 3 tahun lalu" Jelas Kai.
"Tapi aku suka. Lebih challenging" Ujar Fanny yang membuat Kai memijat pelipisnya pening. Dia tahu maksud sang adik agar mau membujuk sang Kakek untuk memindahkannya dari sini.
"Aku ingin menjauh darimu Kak. Kalau tidak, aku bisa gila karena tidak bisa mengendalikan perasaanku padamu. Cukup jadi adikmu saja aku sudah senang walaupun aku sebenarnya jatuh cinta padamu" Bisik hati Fanny. Memandang penuh cinta pada Kai.
"Baiklah kapan-kapan Kakak akan mencoba membujuk Kakek. Tapi kakak tidak janji. Kamu tahu sendiri Kakek seperti apa" Ucap Kai.
"Yey, Kakak memang yang terbaik" Sorak Fanny. Membuat Kai tersenyum.
"Andai saja senyummu adalah milikku. Betapa bahagianya aku" Batin Fanny kembali.
"Leo, berikan aku laporan pengajuan dana paling mendesak bulan ini" Pinta Kai pada Leo setelah Fanny keluar dari ruangannya.
Tak berapa lama. Leo kembali dengan map yang cukup tebal.
"Seperti yang Anda lihat. Pengajuan pembiayaan terbesar kita berasal dari divisi penyiaran. Karena mereka punya agenda untuk membuat dua konser tahun ini" Jelas Leo.
"Konsepnya sangat bagus. Dan ini kalau bisa direalisasikan. Akan meningkatkan prestige stasiun tv kita. Dan ratingnya pasti tinggi. Tapi kita bermasalah di pendanaan" Ucap Kai.
"Anda benar, Tuan. Dan kabarnya mereka sudah masuk tahap persiapan untuk memulai produksinya" Tambah Leo.
"Natasya Arianna. Dia yang bertanggung jawab untuk acara itu?" Tanya Kai.
"Iya Tuan, Ibu Natasya Arianna. Manager dari Broadcasting Division. Dia sekaligus konseptor dari dua konser itu" Jelas Leo.
"Hebat sekali dia. Konsepnya benar-benar mengagumkan" Puji Kai. Membuat Leo terkejut.
Pujian adalah hal yang paling sulit keluar dari bibir tuannya. Tapi ini, dengan melihat konsepnya saja tuannya sudah memujinya. Apalagi jika bertemu dengan orangnya langsung. Leo tidak bisa membayangkan reaksi tuannya.
"Tunggu dulu kamu bilang Ibu. Dia sudah menikah" Tanya Kai kepo.
Dan lagi-lagi Leo terkejut. Sejak kapan tuannya itu kepo dengan status seseorang.
"Saya tidak tahu tuan. Tapi semua karyawan di sini memanggilnya begitu. Itu yang saya dengar. Jadi saya hanya mengikuti mereka saja" Jawab Leo.
"Pernah bertemu dengannya?" Tanya Kai. Dan Leo menggeleng.
"Apa dia ada di hari penyambutanku?" Tanya Kai lagi. Leo benar-benar melongo sekarang. Sejak kapan tuannya ini begitu tertarik dengan seorang wanita.
"Tidak, tuan" Jawab Leo. Membuat Kai menghentikan pekerjaannya meneliti konsep konser yang Natasya buat.
"Menurut info yang saya dapat. Ibu Natasya jarang menghadiri meeting atau rapat dengan petinggi stasiun. Kecuali sangat penting. Dia selalu diwakilkan oleh sekretarisnya" Jelas Leo.
"Waahh, hebat sekali dia. Dia pikir dia siapa. Seenaknya mewakilkan semua meeting pada sekretarisnya" Heran Kai. Leo hanya terdiam.
"Apa managemen tidak mengambil tindakan akan hal itu?" Tanya Kai.
"Sejauh ini belum. Karena seperti yang Anda lihat. Ibu Natasya punya prestasi yang bagus. Jadi sepertinya managemen dan dewan direksi hanya membiarkannya" Jawab Leo.
"Apa dia tidak takut dipecat?" Heran Kai.
"Kalau dia dipecat dari sini. Akan ada lebih dari sepuluh perusahaan yang siap menerimanya. Mereka bahkan siap menawarkan gaji tiga kali lipat lebih tinggi dari yang kita berikan jika Ibu Natasya mau pindah ke perusahaan mereka" Jelas Leo sambil tersenyum.
"Wow, ada yang seperti itu di stasiun tv kita. Dia aset penting kalau begitu" Ucap Kai tanpa sadar.
"Tuanku ini sadar tidak ya dengan ucapannya. Apa istilah jatuh cinta sebelum bertemu orangnya itu benar adanya. Sepertinya tuan Kai sudah jatuh cinta sebelum bertemu Ibu Natasya" batin Leo.
"Jadwalkan pertemuanku dengan Ibu Natasya. Pastikan dia sendiri yang menemuiku. Bukan sekretarisnya" Perintah Kai.
"Baik, Tuan" Jawab Leo sambil berlalu dari ruangan Kai.
"Natasya Arianna. Kenapa menyebut namamu saja membuat hatiku bergetar. Ada apa ini? Dan kenapa baru kali ini aku penasaran dengan seorang wanita" Guman Kai sambil menautkan jemari kedua tangannya didepan wajahnya.
*
Hai readers up lagi,
Tetep dukung author untuk karya author yang baru ini ya. Like, vote, gift and commentnya jangan lupa ya.
Terima kasih sudah mau mampir,
Happy reading and salam sayang dari author, muah 😘😘😘😘
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
Memyr 67
ya jelas kai bergetar, natasya seseorang dari masa lalunya
2023-01-21
1