"Tuan besar menginginkan dia kembali, Nyonya" Lapor seorang pria kepada atasannya. Seorang wanita yang sudah berumur agak lanjut, namun masih terlihat cantik di usianya.
Braakkkk,
Terdengar suara meja di gebrak.
"Apa yang sebenarnya diinginkan oleh Kakek tua itu? Apa ia juga ingin memberikan HD TV kepada anak adopsi itu?" Tanya wanita itu.
"Yang saya dengar. Tuan Besar ingin tuan Kai mengatasi masalah finansial yang sekarang tengah dialami HD TV" Jawab pria itu takut-takut.
"Berani sekali Kakek tua itu ikut campur urusan HD TV. Lagi pula dari mana ia tahu jika stasiun TV sedang ada masalah finansial" Tanya wanita itu.
"Tuan Besar memiliki koneksi di mana-mana Nyonya. Mungkin dia tahu dari situ. Lagi pula asisten Tuan Besar sangat bisa diandalkan dalam hal seperti ini"
Wanita itu menghela nafasnya. Dia tidak memungkiri ada masalah keuangan di stasiun tv. Salah satu perusahaan yang berada di bawah naungan HD GROUP. Yang menjadi tanggungjawabnya. Dan akhir-akhir ini bermasalah keuangannya karena ulahnya. Karena ia hobi sekali, menggratiskan program-program bagi teman sosialitanya. Gengsinya terlalu tinggi dihadapan teman sosialita.
Sebenarnya Nyonya Sarah, nama wanita itu. Menginginkan HD TV menjadi milik putrinya. Tiffany Hadiwinata. Namun rumor yang beredar mengatakan kalau bos besar Hadiwinata, menginginkan stasiun tv mereka berada dibawah kendali cucu tertuanya Kaizo Aditya. Yang saat ini masih berada di Surabaya. Menghandle beberapa bank yang menjadi bagian dari HD GROUP.
Kaizo sendiri sebenarnya kurang menyukai bidang pertelevisian. Bukan passionnya menurutnya. Namun dengan dalih untuk mengatasi masalah keuangan yang tengah di hadapi stasiun tv mereka. Akhirnya Kai, begitu ia biasa disapa mau tidak mau harus mengikuti kemauan kakeknya. Meninggalkan passionnya di bidang keuangan, beralih ke bidang pertelevisian.
"Lalu bagaimana pencarianmu tentang dia?" Tanya ibu Sarah lagi.
"Menurut hasil penyelidikan saya. Dia sudah meninggalkan negeri ini dua tahun lalu. Dan masih belum ada tanda-tanda dia akan kembali" Jawab pria itu.
"Lebih bagus kalau dia tidak pernah kembali. Dan kau Kaizo Aditya. Jangan pernah bermimpi kamu bisa memiliki HD TV karena HD TV adalah milik Tiffany Hadiwinata. Cucu sah dari keluarga Hadiwinata. Bukan sepertimu yang hanya seorang anak adopsi" Ucap Ibu Sarah mantap.
*****
"Oh astaga! Astaga! Aku kesiangan!" Teriak Natasya sambil keluar dari kamarnya di lantai dua. Gara-gara keasyikan menggarap konsep acara konser untuk penyanyi baru di stasiun tv mereka. Natasya tidur ketika jam hampir menunjukkan jam 2 pagi. Padahal pagi ini, GM mereka yang baru akan datang.
"Hera! Aku sarapan di kantor saja" Teriaknya pada Hera sahabat karibnya.
"Dasar ceroboh. Pasti keasyikan nggarap konsep. Terus lupa nyetel alarm" Gerutu Hera. Gadis manis asal Bandung. Yang sejak SMP sudah menjadi teman baiknya.
Natasya hanya nyengir kuda. Meminum kopinya kilat sambil mencomot satu keping roti tawar berselai stawberry favoritnya. Yang sudah Hera sediakan di atas meja makan mereka.
"Pake ojol-ku saja. Dia sudah ada di depan. Kalau pake mobilmu pasti tambah lama sampainya" Ucap Hera.
"Ya sudah kamu bawa mobilku saja" Natasya berucap sambil menyerahkan kunci mobilnya. Yang langsung diterima Hera.
"Aku pergi. Bye bye, Ra" Ucap Natasya sambil berlari keluar rumahnya. Menenteng tas dan sepatunya yang belum sempat ia pakai. Untungnya hari ini dia memilih celana panjang sebagai outfitnya. Jadi dia tidak ada masalah harus naik ojol
"Mas, yang make jadinya saya. Saya kesiangan" Ucap Natasya pada Mas ojol berseragam hijau yang sudah stand by di depan rumahnya.
"Yo wis. Tak rubahe sik nomor teleponnya" Sahut tukang ojol yang sering jadi langganan mereka. Natasya hanya mengangguk sambil memakai heels 5 senti-nya. Memakai sling bagnya. Lantas memeriksa ponselnya. Ada beberapa panggilan namun diabaikannya.
"Ayo mbak sudah. Katanya kesiangan" Kata Mas ojol-nya.
"He e Mas. Ngebut ya" Ucap Natasya, naik ke motor Vario tukang ojol-nya sambil memakai helmnya.
"Gak mau Mbak. Belum kawin" Ucap Mas ojol-nya sambil menstater motornya. Mulai meninggalkan rumah Natasya bersamaan dengan Hera yang keluar rumah.
"Woo, tak kasih bintang 2 lo kalau nggak mau ngebut" Canda Natasya.
"Jangan gitu dong Mbak. Nanti saya nggak dapat bonus dong" Rajuk tukang ojol-nya.
"Makanya ngebut. 20 menit kamu harus sampai di kantor saya 20 menit" Goda Natasya di sela-sela tukang ojol-nya yang memang agak ngebut hari itu.
"Wis, wis, wis angel iki. Angel iki" Ucap tukang ojol itu yang hanya mendapat kekehan dari Natasya.
Lampu merah menyala ketika mereka baru separuh jalan. Namun mata Natasya tiba-tiba saja menangkap sesosok pria yang membuatnya penasaran. Pria itu baru saja keluar dari minimarket di tepi jalan. Di seberang lampu merah tempat ojol Natasya berhenti.
"Mas, saya turun di sini saja" Ucap Natasya langsung melompat turun dari motor ojol yang dinaikinya sambil melepaskan helmnya. Matanya tidak berkedip menatap pria di seberang jalan yang perlahan mulai berjalan ke arah sebuah mobil yang tengah menunggunya.
"Katanya telat. Kok turun disini?" Jawab Mas ojol-nya. Sambil menerima
helmnya kembali.
"Ada urusan. Nanti tak transfer, sama tak kasih bintang 7 biar puyeng" Ucap Natasya sambil berlari menyeberang jalan.
"Wis, pagi-pagi dapat pelanggan gemblung" Guman Mas ojol-nya.
Nafas Natasya masih terengah-engah ketika sampai di seberang jalan. Dan sialnya, begitu dia sampai di seberang jalan. Dia melihat pria itu sudah membuka pintu mobilnya dan masuk ke dalam mobilnya. Membuat Natasya hanya bisa melihay siluet wajah pria itu dari samping.
Kredit google.com
"No! No! Please jangan pergi dulu. Tolong berhenti! Berhenti! Kak Adit!" Teriak Natasya.
Membuat Kai yang sudah duduk di mobilnya sontak menoleh ke belakang. Merasa ada yang memanggil nama kecilnya. Dan dilihatnya Natasya yang tengah mengejar seseorang. Setidaknya itu yang dipikirkannya. Padahal Natasya tengah mengejar mobilnya.
"Kenapa seperti ada yang memanggilku" Guman Kai.
"Ada apa tuan?" Tanya Leo dari kursi depan.
"Tidak ada. Jalan saja terus" Ucap Kai. Sambil meminum kopi dari minimarket yang ia beli tadi.
"Oh shi*t" Umpat Natasya. Ketika dilihatnya mobil pria itu semakin menjauh. Jelas dia sudah tidak bisa mengejarnya lagi.
"Ah, ada apa dengan diriku. Dia jelas bukan kak Adit-nya" Batin Natasya.
Natasya melihat sekelilingnya. Dan dia kembali merutuki kebodohannya. Tempatnya berada, bukanlah tempat di mana dia dengan mudah mendapat taksi, ataupun ojol. Bahkan itu bukan jalur yang dilalui bus.
Dia menghela nafasnya sejenak. Lantas menghubungi Lisa.
"Lisa,tolong gantikan aku untuk menyambut GM yang baru. Aku akan terlambat datang hari ini" Ucapnya singkat lantas mematikan sambungan teleponnya.Tanpa menunggu jawaban dari Lisa. Membuat Lisa di ujung sana hanya bisa menarik nafasnya pelan.
Ini bukan kali pertama, atasannya itu meminta dirinya menggantikan dia untuk menghadiri acara penting di kantor mereka. Dengan berbagai alasan tentunya. Namun yang umum dia dengar adalah "aku malas bertemu wajah-wajah munafik mereka".
Ucapan yang kalau didengar petinggi stasiun TV mereka akan membuat Natasya langsung dipecat saat itu juga. Tapi Natasya tidak takut.
"Beneran Sa, kalau aku dipecat. Pesangon dapat. Kerjaan baru dapat" Ucap Natasya girang.
Bagaimana tidak. Semenjak setahun yang lalu banyak stasiun TV dan beberapa production house (PH) berlomba-lomba untuk bisa menggaet Natasya agar mau bergabung dengan mereka. Prestasi kerja Natasya yang cemerlang sudah beredar keluar dari HD TV.
Natasya sendiri juga heran. Bagaimana dirinya yang lulusan S1 bidang analisis keuangan bisa terdampar di sebuah stasiun TV dengan jabatan Broadcasting Manager. Sungguh jabatan yang sangat-sangat mletre dari spesialisasinya.
Semuanya bermula ketika Natasya mati-matian ingin mengirim Nadya kuliah ke luar negeri. Selain untuk menghapus jejak adiknya. Natasya tidak ingin Nadya melihat dirinya yang bekerja keras mati-matian demi dirinya dan Nadya. Yang pasti akan membuat Nadya lebih memilih tidak kuliah. Daripada melihat kakaknya itu bekerja keras membanting tulang demi biaya kuliahnya.
Dan sang dosen yang saat itu menjadi pembimbing skripsinya menawarkan Natasya untuk mencoba melamar menjad asisten Broadcasting Manager. Sebuah jabatan yang membuat Natasya geleng-geleng kepala.
"Pak, Bapak nggak salah ngasih saran ke saya. Saya ini tukang buat laporan keuangan. Bukan orang yang suka bidang pertelevisian" Kilahnya waktu itu.
"Bapak melihat ada yang lain dalam setiap laporan keuanganmu.Ada seni pertunjukan yang nampak tersembunyi di sana" Jelas dosennya.
"Haish, mana ada seni pertunjukan dalam laporan keuangan. Bapak ni ngaco deh" Lagi-lagi Natasya mencoba menyangkal.
"Sudah coba saja dulu. Bayarannya lumayan kok. Cukup buat hidup kamu sebulan plus bisa dapat bonus. Lagipula ini yang nyari adik bapak" Ucap pak dosen itu lagi.
Dan singkat kata, Natasya mengikuti saran pak dosennya. Walaupun tes dan seleksinya ternyata cukup susah menurut Natasya. Ia baru tahu susahnya tes untuk masuk dunia pertelevisian. Apalagi bagi Natasya yang sama sekali tidak punya basic dunia pertelevisian.
Dan sungguh di luar dugaan. Natasya lolos seleksi dan diterima jadi asisten Broadcasting Manager. Cukup membuatnya untuk berkata "wow" saat itu. Sempat berpikir dia diterima karena nepotisme. Namun hal itu disangkal oleh bu Monica yang saat itu menjadi atasannya.
"Kakak saya memang bilang ada mahasiswanya yang ikut seleksi jadi asisten saya. Tapi dia tidak bilang itu kamu. Saya baru tahu kamu murid kakak saya ketika saya membaca resume kamu tadi pagi. Itupun saya hanya menduga karena jurusan kuliah kamu sama dengan bidang yang diajar oleh kakak saya" Jelas bu Monica saat itu.
Dan mulai saat itu. Natasya bersusah payah menyesuaikan diri dengan dunia pertelevisian. Sempat berpikir untuk menyerah.Namun bu Monica yang ternyata memiliki pendapat yang sama dengan sang kakak terus menyemangati Natasya untuk terus belajar. Dan akhirnya dalam waktu 4 bulan,Natasya mampu menguasai ilmu broadcasting dengan baik. Dibawah bimbingan bu Monica, yang benar-benar surprise dengan kemampuan Natasya.
Hingga akhirnya 2 tahun lalu, bu Monica memutuskan mengundurkan diri. Karena ingin lebih fokus pada keluarga dan suaminya. Dan bu Monica merekomendasikan nama Natasya menjadi penggantinya. Yang langsung disetujui oleh pihak dewan direksi.
Dan disinilah Natasya sekarang. Berjibaku dengan dunia penyiaran pertelevisian yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya.
Lisa dengan cepat ikut bergabung dengan para manager dan kepala divisi di lobi kantor guna menyambut GM mereka yang baru.
"Melarikan diri lagi atasanmu?" Tanya salah seorang kepala divisi yang cukup dekat dengan Lisa.
"Tahu sendirilah kamu gimana atasanku. Dia bilang akan terlambat datang. Tapi palingan seperti biasa. Dia lagi nongkrong di rooftop" Keluh Lisa yang disambut kekehan oleh temannya itu.
"Bosmu memang antik" Kata temannya itu lagi.
"Iya, orang lain sibuk menutupi status nikahnya. Ini dia sibuk menutupi status single-nya. Sampai aku disuruh memanggil Ibu sama dia" Ujar Lisa lagi.
"Jadi bosmu itu masih single? Wah berita heboh ni. Kamu kan tahu banyak yang naksir bosmu. Tapi semua mengira kalau dia sudah menikah. Jadi pada mundur teratur" Oceh teman Lisa lagi.
"Ssstt ini rahasia. Kalau sampai bocor bisa dimakan aku sama dia" Lisa kembali berujar.
"Iya sih. Bosmu tu serem banget. Tapi juga cantik banget" Sahut temannya lagi.
"Iyalah, kalau nggak mana mungkin pak Kim nguber bu Bos terus. Walau ditolak terus" Jawab Lisa.
"Iya sudah jadi rahasia umum. Cinta segitiga di kantor ini. Bosmu, Pak Kim dan Mandy" Ucap temannya itu lagi.
Dan bisik-bisik itu berhenti, ketika sebuah mobil Lexus ES 300h 2022 berhenti di lobi kantor HD TV.
Kredit google.com
Dan seorang pria tampan, mengenakan setelan formal berwarna hitam keluar dari mobil mewah itu. Setelah pintunya dibukakan oleh asistennya.
Sejenak para karyawan itu melongo. Mengagumi ketampanan cucu tertua keluarga Hadiwinata itu. Yang justru menampilkan ekspresi dingin dan juteknya.
"Selamat datang pak General Manager!" Ucap para karyawan itu serentak sambil membungkukkan badan.
Sejenak Kai hanya terdiam dan menghela nafasnya.Memandang logo stasiun tv milik kakeknya.
"Apa yang sudah kau siapkan untukku di sini. Apa yang kau sembunyikan di sini" ujar Kai dalam hati.
****
Hai, hai, hai up lagi readers. Judul baru mohon dukungannya ya,
Seperti biasa berikan like, vote, gift and comment,
Happy reading ya readers.
Terima kasih and salam sayang dari author, muah 😘😘😘
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
Memyr 67
ini novel lama kan? kok dikit ya, yg like?
2023-01-21
1