"Bagaimana tuan Atmaja bisa melakukan ini?" Tanya Kai pada Sam. Setelah penandatangan kerjasama selesai dilakukan.
Bisa Kai lihat betapa marahnya sang ibu tiri. Bagaimana mungkin dirinya bisa mencari investor dengan nilai sebesar itu. Dengan syarat yang begitu mudah dan sangat menguntungkan untuk seorang pebisnis.
"Tuan Atmaja ingin melindungi Anda dari ibu tiri Anda, tuan Kai" Jawab Sam. Membuat Kai mengerutkan dahinya.
"Ibu tiri Anda, punya affair dengan salah satu petinggi bank kami. Maka dari itu dia bisa mengatur agar pinjaman yang Anda ajukan ditolak" Jelas Sam.
"Saya tidak pernah berpikir sampai ke situ" Jawab Kai tidak percaya.
"Anda tidak akan percaya. Hal buruk apa lagi yang bisa wanita itu lakukan. Tuan Atmaja mengenalnya jauh sebelum Anda mengenalnya" Jelas Sam lagi. Membuat Kai semakin tidak mengerti.
"Anda tidak perlu khawatir dengan apapun sekarang. Anda hanya perlu fokus pada pekerjaan Anda. Wanita itu tidak akan berani menyentuh Anda" Tambah Sam.
Dan keduanya lantas terdiam.
"Saya pergi dulu tuan Kai, salam hangat dari tuan Atmaja" Pamit Sam sambil berjabat tangan dengan Kai.
"Terima kasih tuan Sam atas pertolongan Anda dan tuan Atmaja. Kapan tuan Atmaja akan berangkat ke Tiongkok?" Tanya Kai.
"Besok" Jawab Sam.
**
"Kurang ajar! Bagaimana dia bisa mendapatkan sepuluh juta dollar dengan begitu mudahnya!" Bentak bu Sarah pada Roy asistennya.
"Itu.. itu...saya tidak mengerti Bu. Setahu saya mereka tidak pernah bertemu" Jelas Roy takut.
"Aku bahkan sudah memastikan kalau pihak bank akan menolak mentah-mentah permohonan yang anak itu ajukan. Tapi ini malah pemiliknya sendiri yang memberikan modal" Geram Bu Sarah.
"Ini tidak bisa dibiarkan. Anak itu semakin lama akan semakin besar kepala" Sambung bu Sarah.
Tangannya terkepal erat. Rahangnya mengatup rapat. Bisa dibayangkan bagaimana besar usahanya untuk menahan kemarahannya.
***
"Ibuku bilang hidup itu seperti musik. Ia akan bermula lambat di awal seperti saat kita memasuki intro kebanyakan lagu. Lalu temponya akan semakin cepat, saat kamu akan memasuki reffere dari lagu itu. Dan akan mencapai puncaknya ketika kamu menyanyikan reff dari lagu itu. Lalu siklusnya akan mengulang kembali. Sampai akhirnya kamu akan mencapai ending dari lagu itu"
Natasya sering ingat perkataan ibunya dulu. Waktu dia berumur 4 tahun. Sebelum dia akhirnya dititipkan di panti asuhan bersama sang adik Nadya.
"Kalau begitu aku akam menyukai lagu rock. Semua cepat dari awal" ucap Natasya kecil.
"Bahkan lagu rock-pun punya part yang slow juga. Dia bukannya cepat tapi keras" ucap sang ibu waktu itu.
"Karena itu aku menyukai music electric seperti ini" Guman Natasya pelan. Ponselnya memainkan lagu Cannonball Violin Electric by Rondo Siciliano. Sebuah lagu klasik yang diaransemen ulang. Diberi sentuhan modern dan temponya yang asalnya lambat, dinaikkan menjadi sedikit nge-beat.
Lagu favorit Natasya karena lagu itu dulu sering dimainkan ibunya menggunakan piano atau biola. Ibunya memang pemain musik yang handal.
"Hah!!"
Natasya menarik pelan nafasnya.
"Ibu, aku lelah dengan semua ini. Aku pikir hidupku sudah mencapai reff-nya. Tinggal menunggu ending-nya. tapi ternyata belum. Sebenarnya di fase mana sih hidupku saat ini. Kalau masih di fase intro, astaga berapa lama lagi aku harus menunggu hingga mencapai ending-nya" Keluh Natasya.
Sambil tangannya bergerak kesana kesini. Persis seperti seorang pemimpin orkestra yang tengah memimpin anak buahnya memainkan sebuah simponi.
Tanpa ia sadari seperti biasa, Kai selalu memperhatikan tingkahnya setiap dia berada di rooftop. Yang kadang membuat Kai merasa terhibur. Melihat tingkah Natasya yang kadang dinilainya absurd.
Natasya yang selalu terlihat tegas di depan anak buahnya. Bisa bersikap sebaliknya jika sudah berada di rooftop itu. Kadang-kadang membuat Kai geleng-geleng kepala.
"Dia benar-benar bukan tipe yang suka menjaga image-nya" Gumannya pelan.
Perlahan dia keluar dari ruangannya. Dia tadi sempat bertanya pada Sam. Apa dia bisa makan siang bersama tuan Atmaja. Sebagai ucapan terima kasih, sekaligus ingin mengantar kepergian tuan Atmaja ke Tiongkok esok.
Dan setelah menghubungi tuan Atmaja, beliau bersedia untuk makan bersama.
Kai bermaksud ingin mengajak Natasya. Bagaimanapun karena Natasya-lah tuan Atmaja bersedia menginvestasikan dana pribadinya kepada dirinya.
"Aku mengeluarkan 130 juta dan mendapat sepuluh juta dollar. Hebat sekali. Aku seperti orang yang baru menang judi" Batin Kai sambil tersenyum.
"Bisa ikut denganku sebentar" Ucap Kai tiba-tiba di belakang telinga Natasya. Membuat Natasya terlonjak saking kagetnya. Airpods sudah dia lepas dari telinganya.
"Astaga! Alamak! Aissshhh! Bisa tidak jangan bikin orang jantungan!" Bentak Natasya. Sambil memegangi dadanya. Dimana jantungnya berdetak sepuluh kali lipat dari biasanya.
Bukannya menjawab. Kai malah tersenyum.
"Malah senyum-senyum! Mau ngapain sih?" Ketus Natasya.
"Kan sudah aku bilang. Bisa tidak ikut denganku sebentar" Ulang Kai.
"Ke mana? Ngapain?" Tanya Natasya curiga.
"Makan siang dengan kakek yang hari itu" Ucap Kai.
Mendengar nama kakek yang hari itu.Wajah Natasya langsung berbinar.
"Beneran?" Tanya Natasya curiga.
"Oh come on. Pernah aku berbohong padamu?" tanya Kai. Sejenak Natasya berpikir.
"Iya. Pria dihadapannya ini tidak pernah berbohong padanya. Walaupun suka aneh" Pikir Natasya.
"Oke" Jawab Natasya singkat.
Dan disinilah keduanya. Di lobi kantor. Menunggu Leo. Yang tengah mengambil mobil. Mereka langsung masuk ke dalam mobil begitu mobil itu tiba di lobi. Tanpa mereka sadari, dua pasang mata melihat keduanya dengan tatapan cemburu.
Alex begitu cemburu, ini kali kedua melihat adegan romantis antara Kai dan Natasya. Sedang Fanny begitu cemburu. Karena Kai sang kakak tiri belum pernah bersikap manis dan perhatian pada gadis manapun sebelum ini.
Mobil Leo sudah berhenti di rumah keluarga Atmaja. Ketiganya tengah diantar menuju sebuah tempat makan yang terletak di sebuah taman. Di mana mereka harus melewati sebuah lorong yang dipenuhi bunga-bunga beraneka warna di kanan dan kirinya serta atasnya. Seperti melewati gerbang penuh tanaman bunga.
Kredit google.com
"Kamu suka?" tanya Kai yang melihat Natasya tak berhenti tersenyum melihat tanaman bunga itu. Dan Natasya langsung mengangguk sambil terus tersenyum. Membuat Kai ikut tersenyum
Natasya pernah berpikir untuk menjadi seorang florist, perangkai bunga atau memiliki toko bunga jika dia sudah berusia senja nanti. Pasti sangat menyenangkan pikirnya.
Dari jauh, dilihatnya tuan Atmaja sudah menunggu mereka. Dengan senyum terkembang di wajahnya melihat siapa yang datang untuk makan siang dengannya.
"Maaf menunggu lama, Tuan" Ucap Kai. Teringat pesan tuan Atmaja. Untuk tidak mengungkap identitasnya sebelum kepulangannya dari Tiongkok.
"Tidak juga. Bukankah tidak masalah jika harus menunggu lama untuk sesuatu yang bagus" Ucap tuan Atmaja penuh makna. Membuat Kai terdiam.
"Siang Kakek, apa Kakek sudah sehat?" Tanya Natasya.
"Tentu saja Kakek sehat. Dan akan selalu sehat. Ada hal yang harus kakek kerjakan" Jawab tuan Atmaja menatap haru pada Natasya. Hampir 24 tahun dia menunggu hari ini tiba.
Ketiganya mulai makan siang dengan bahagia. Tuan Atmaja sangat bahagia karena Natasya sendiri yang melayani makan siangnya. Gadis itu begitu tahu. Apa yang boleh dan tidak boleh dimakan olehnya.
Membuatnya berpikir, pasti hidup mereka, akan sangat bahagia jika mereka bertemu lebih awal.
"Ah, begini saja aku sudah sangat bahagia. Maafkan Kakek, Nak. Sudah terlambat menemukanmu. Membuatmu menderita di luar sana" Batin tuan Atmaja.
Setelah makan siang mereka menikmati acara minum teh. Sekaligus menikmati dessert yang sudah disediakan oleh pelayan keluarga Atmaja.
"Terima kasih tuan Atmaja, sudah menolong saya kali ini" Ucap Kai pada akhirnya. Setelah Natasya permisi ingin melihat tanaman bunga di taman itu.
"Hanya bantuan kecil, Kai. Boleh aku memanggilmu seperti itu" Tanya tuan Atmaja hangat. Membuat hati Kai ikut menghangat.
"Tentu saja, tuan Atmaja" Jawab Kai.
"Dan kamu bisa mulai memanggilku Kakek. Sepertinya" Pinta tuan Atmaja sambil menunjuk Natasya dengan dagunya. Yang dijawab anggukan oleh Kai.
Sebenarnya Kai dari tadi sibuk memperhatikan Natasya yang tampak begitu cantik. Berjalan diantara bunga-bunga yang tumbuh di taman itu.
"Bukankah dia sangat cantik?" Tanya tuan Atmaja.
"Eh itu..itu..." Kai bingung harus menjawab bagaimana.
Membuat tuan Atmaja mengulum senyumnya. Seorang Kaizo Aditya kehilangan kata, saat menjawab pertanyaan soal seorang gadis.
Tuan Atmaja bukan tidak mengenal reputasi Kai. Seorang ahli keuangan, akuntan muda yang cukup diperhitungkan saat ini. Kredibilitas dan kemampuan analisis keuangan serta kepandaiannya dalam bernegosiasi sangat diakui banyak orang. Hingga banyak klien yang merasa puas. Bisa bermitra dan berbisnis dengan Kai.
**
Akhirnya bisa up juga. Setelah banyak drama di dunia nyata hari ini.
Lagu Cannonball Electric Violin by Rondo Siciliano. Salah satu mood booster author. Oleng kayak apapun bisa langsung on lagi kalau dengar lagu ini.😅😅
Anyway, thank's sudah mampir. Happy reading,
Love you all 😘😘😘
****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
Memyr 67
visual lorong bunga seperti di san terra malang ya?
2023-01-24
1