Setelah menghabiskan satu porsi masakan Padang. Dengan rendang dan lauk pauk serta teman-temannya. Natasya mengusap perutnya puas. Dengan wajah berbinar cerah.
"Kenyang euy" Cetus Natasya.
Membuat Kai yang ada didepannya berkali-kali mengulum senyumnya. Gadis yang ada didepannya benar-benar antik. Yang lain akan bermanis ria di hadapannya. Yang ini malah sebaliknya. Dia sendiri tidak terlalu menikmati makanannya. Lebih asyik menikmati tingkah konyol gadis yang tengah menghabiskan sisa orange juice dihadapannya itu.
"Sudah?" Tanya Kai. Dan Natasya mengangguk.
"Aku bayar dulu" Ucap Natasya sambil berlalu dari hadapan Kai. Kai kembali mengulum senyumnya. Tak lama Natasya kembali dengan wajah ditekuk.
"Kenapa tidak bilang kalau sudah dibayar" Protesnya.
"Kamu nggak nanya" Jawab Kai santai.
"Aissh, dasar menyebalkan" Gerutu Natasya.
"Aku dengar lo" Ucap Kai.
"Baguslah" Jawab Natasya.
"Gadis ini benar-benar tidak takut padaku" Batin Kai.
"Habis ini mau ke mana?" Tanya Kai yang ikut berdiri tanpa menghabiskan makanannya.
Ia adalah penganut gaya hidup sehat. Jadi kurang begitu suka dengan makanan berlemak dan berminyak. Mereka sempat berdebat soal apa yang akan mereka makan.
Kai ingin makan di tempat dengan hidangan barat.Tapi Natasya tidak mau.
"Kemahalan. Kamu tahu sepiring di sana bisa dapat segerobak di sini" Ucap Natasya setelah mereka akhirnya duduk di gerai masakan Padang.
"Soal harga bagiku sama saja" Jawab Kai singkat. Kai juga tipe pria simple, tidak ribet. Kurang suka meributkan hal-hal kecil yang tidak berguna.
"Mau cari sesuatu buat teman" Jawab Natasya singkat. Lantas mulai menyusuri mall tersebut.
Hingga akhirnya Kai mengerutkan dahinya heran. Ketika Natasya memasuki outlet Louis Vuitton yang ada di mall itu.Natasya lantas bertanya kepada pegawai di sana.
"Mbak, mbak di sini jual sepatu yang kayak gini nggak?" Tanya Natasya sambil menunjukkan gambar di layar ponselnya.
"Oh, ada Mbak. Mau ukuran berapa?" Tanya Mbak penjaganya.
"Untuk tinggi 180 cm, ukurannya berapa ya, Mbak" Tanya Natasya. Dia memang tidak tahu ukuran sepatu Alex. Jadi siapa tahu mbak penjaga tahu.
"Sebentar saya ambilkan" Ucap mbaknya ramah.
"Kamu membelikannya untukku?" Tanya Kai menggoda.
"Kamu mau juga?" Tanya Natasya.
"Tidaklah. Terlalu bagus untukku" Kilah Kai.
"Aku merusak sepatu seseorang. Jadi aku harus menggantinya. Jika tidak dia akan terus menggangguku" Jelas Natasya.
"Mbak, ternyata sepatu yang Anda minta tinggal satu dan itu sudah dipesan orang" Ucap mbak penjaganya.
"Yaa, bagaimana dong?" ujar Natasya kecewa.
"Sangat menginginkannya?" Tanya Kai.
"Dia akan terus menggangguku, kalau aku tidak segera menggantinya" Gerutu Natasya.
Kemudian Kai menghubungi seseorang.
"Mr Richard, bisa saya memberikan pesanan saya kepada orang lain" Ucap Kai melalui ponselnya.
Sedang pelayan di sana terkejut pengunjung mereka kenal Mr Richard. Manager brand mereka area Jakarta.
"Oh, oke kalau begitu. Terima kasih kalau begitu" Ucap Kai lantas menutup panggilan teleponnya.
Natasya nampak tidak paham.dengan situasi sekarang.
"Berikan pesanan saya kepada gadis ini" Perintah Kai kepada penjaga outlet itu.
"Anda tuan Kaizo Aditya?" Penjaga itu memastikan.
"Iya. Gunakan kartu ini" Katanya lagi sambil mengeluarkan dua kartu sekaligus. Satu kartu member brand itu dan satu lagi black card.
"Tunggu dulu, apa maksudnya ini. Jadi sepatu itu pesananmu?" Tanya Natasya dan Kai mengangguk.
"Tidak usah dibatalkan. Aku bisa beli lain kali" Kilahnya.
"Bagus kalau sekarang gak ada. Bisa ngumpulin duit dulu" Batin Natasya sumringah.
"Tadi katanya kalau nggak segera diganti, dia bakalan gangguin kamu terus" Ucap Kai.
"Iya sih" Natasya menjawab.
"Kalau begitu ambil saja. Itu sebenarnya hadiah untuk temanku. Tapi aku bisa membelikan yang lain" Bujuk Kai.
"Beneran? Tapi aku yang bayar" Tegas Natasya.
"Biar aku yang bayar. Kamu bisa menggantinya lain kali" Ucap Kai lagi. Sambil menyerahkan dua kartunya kepada mbak penjaga outlet tadi Sementara seorang pegawai yang lain sudah datang dengan sepatu yang di maksud.
"Tapi...." Ucap Natasya.
"Tidak terima penolakan" Tegas Kai. Membuat Natasya terdiam. Kai mulai mengeluarkan aura dominasinya, membuat semua orang tidak mungkin bisa membantah keinginannya. Termasuk Natasya. Gadis itu hanya diam saat Kai menarik tangannya lembut. Keluar dari outlet itu. Setelah pembayaran selesai dilakukan.
"Aku jadinya punya utang berapa? Bulan depan aku bayar" Tanya Natasya sendu.
"Yah malah punya utang. Mana banyak lagi" Gerutu Natasya dalam hati.
"Tidak perlu bayar" Ucap Kai santai.
"Hei Tuan. Yang namanya hutang dimana-mana harus bayar" Kekeuh Natasya.
"Siapa bilang. Banyak yang mangkir dari bayar hutang sekarang" Ucap Kai lagi. Tangannya masih enggan melepaskan genggaman tangannya dari tangan Nina. Membuat pria itu tersenyum sepanjang jalan. Sedang Natasya seolah tidak sadar jika tangannya dari tadi digenggam Kai.
"Tapi aku tidak termasuk orang-orang itu" Tegas Natasya.
"Baik kalau begitu. Temani aku ke pesta pernikahan temanku. Minggu depan. Anggaplah sebagai pembayaran utangmu" Ujar Kai.
"Ha? Ada bayar utang model begitu" Natasya heran.
"Aku yang menghutangimu. Jadi terserah padaku. Metode apa yang aku gunakan agar kamu bisa melunasi hutangmu. Bagaimana?" Tanya Kai. Sambil berhenti di sebuah butik di mall itu.
"Itu pembayaran utang yang terlalu mudah" Natasya berkata.
"Sekarang banyak agen yang menyediakan teman kondangan lo. Buat para jomblo biasanya" Jelas Kai.
"Jadi bapak masih jomblo?" Natasya kepo.
"Iya, saya jelas jomblo. Kenapa?" Jawab Kai. Natasya hanya menggelengkan kepalanya.
"Jadi setuju? Menemaniku kondangan weekend depan?" Tanya Kai lagi.
"Aku deh yang izin sama suamimu" Pancing Kai.
"Suamiku, urusanku" Tegas Natasya lagi.
"Oke. Kalau begitu sekalian kita ke sini" Ajak Kai sambil menarik tangan Natasya masuk ke dalam butik.
"Ngapain ke sini?" Tanya Natasya heran.
"Cari gaunlah. Masak beli cabe" Jawab Kai santai.
"Selamat siang. Bisa dibantu,Tuan" Tanya seorang pegawai di butik itu.
"Carikan gaun yang cocok untuknya" Titah Kai yang langsung diangguki oleh pegawai itu.
Natasya ingin protes tapi kembali tatapan mata Kai membuatnya tidak jadi meneruskan aksi protesnya.
"Seenaknya saja" Gerutu Natasya.
Dan setelah beberapa kali mencoba. Akhirnya Kai menjatuhkan pilihannya pada gaun selutut berkerah V tidak terlalu rendah. Dengan aksen lengan lonceng tiga perempat. Berwarna peach. Membuat Natasya terlihat cantik.
Walaupun Natasya setengah menggerutu karena harus mencoba beberapa gaun sebelumnya.
"Aku kira bakal seneng nyoba banyak gaun kayak di film-film itu. Ternyata enggak ya. Capek" Natasya menggerutu sepanjang jalan setelah keluar dari butik tadi. Membuat Kai terus mengulum senyumnya.
"Dia tipe yang suka mengomel" Batin Kai.
"Jadi mau diantar ke mana?" Tanya Kai.
Setelah dari butik tadi mereka memutuskan untuk pulang. Capek keluh Natasya.
"Antarkan aku ke tempat Hera" Jawab Natasya.
"Oke" Sahut Kai tanpa protes.
"Berapa lama kamu bisa menyembunyikan kebohonganmu, Nona" Batin Kai.
Mobil Kai berhenti di depan sebuah restoran Italia di kawasan Jakarta Pusat. Keluar dari mobil Kai. Natasya melihat mobilnya sudah terparkir cantik di sana. Senyum kelegaan langsung terlihat di wajah cantiknya.
"Mau mampir?" Tawar Natasya basa basi.
"Lain kali saja. Leo menghubungiku. Ada yang penting. Jadi aku pergi dulu" Pamit Kai.
"Oke. Terima kasih untuk hari ini" Balas Natasya tulus.
"No problem. Jangan lupa weekend depan" Ucap Kai. Yang dijawab simbol lingkaran di jari Natasya.
Dan Ferrari 458 merah itu kembali keluar dari parkiran tempat Hera bekerja.
"Siapa?" Tanya Hera.
"GM-ku yang baru" Jawab Natasya.
"Kalian berkencan?" Kepo Hera.
"Tidak. Hanya ketemu di tempat yang sama. Lalu pergi bersama" Jelas Natasya.
"Kelihatannya orangnya tampan dilihat dari mobilnya" Ucap Hera.
"Ya, begitulah" Jawab Natasya ambigu.
"Sudah waktunya kamu mulai membuka hati" Saran Hera. Berlalu kembali ke dapur restoran sambil menepuk pelan bahu Natasya pelan.
"Berbahagialah selalu walau tanpaku. Tapi bagiku you'll always be the one"
Ucapan Alan yang masih terngiang di telinga Natasya sampai sekarang.
"Apakah benar sudah waktunya bagiku untuk membuka hatiku. Memulai lembaran yang baru dalam hidupku. Setelah sekian lama aku hidup dalam bayang-bayang dan kenanganmu, Alan" Tanya hati kecil Natasya.
**
Uup lagi readers,
Happy reading ya and thank's sudah mampir 😘😘😘😘
****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
Memyr 67
masih bingung. hubungan allan dan natasya itu apa?
2023-01-22
1