Sementara itu rasa pusing langsung melanda kepala Natasya. Bagaimana tidak. Ia ternyata terlalu meremehkan sepatu yang Alex Kim pakai.
"Dasar si Kim sialan. Dia pasti mau menjebakku" Umpatnya.
Bagaimana ia tidak pusing. Ternyata sepatu itu berharga Rp 130 juta. Uang dari mana coba.
"Itu beneran harganya segitu Lisa?" Tanyanya lagi.
"Betul Bu, saya saja sudah mengeceknya berkali-kali. Kirain salah ngitung nolnya. Nyatanya nggak. Beneran kalau asli harganya segitu"
"Emangnya sepatunya apa sih?" Tanya Natasya. Ikut penasaran.
"Ini lho Bu sepatunya" Jawab Lisa sambil memperlihatkan layar Ipadnya.
"Halah, bedanya apa dengan yang dijual di Tanah Abang" Tanya Natasya. Sungguh ia tidak tahu apa beda sepatu Alex dengan yang dijual di toko-toko itu.
"Itu lho Bu, ada logo LV-nya. Louis Vuitton" Jelas Lisa.
"Ah mbohlah Lis. Aduh belinya gimana nih..Kalau dibeliin sekarang. Bisa habis tabunganku"
"Kayaknya harus pre-order dulu deh, Bu. Tapi nggak tahu juga sih. Tidak pernah beli sepatu mahal" Ucap Lisa ambigu.
"Alah tahulah Lisa. Masalah sepatu saja bikin mumet" Ucap Natasya.
Tiba-tiba ponsel Lisa berdering.
"Ya halo, selamat siang" Sapa Lisa.
"..."
"Oh bisa, kebetulan Ibu sedang tidak sibuk" Jawab Lisa membuat Natasya heran dengan siapa Lisa bicara. Kalau si Kim itu lagi dia sedang malas meladeninya.
"...."
"Oh, baik-baik akan saya sampaikan. Selamat siang" Tutup Lisa.
"Siapa? Si Kim lagi? Kenapa nggak bilang kalau aku lagi sibuk?" Tanya Natasya.
"Bukan Pak Kim. Ibu dicari GM yang baru" Jawab Lisa.
"Mau ngapain?"
"Ya nggak tahu Bu. Katanya ditunggu sekarang di ruangannya. Lumayan Bu, buat cuci mata. Pak GM ganteng lo, Bu" Ucap Lisa sambil tersenyum.
"Alah, kamu anak kucing pakai baju aja kamu bilang ganteng" Ucap Natasya.
"Ah Ibu, yang ini beneran deh gantengnya. Nggak kaleng-kaleng" Info Lisa lagi.
"Ya sudah. Tak lihate seberapa nggantengnya rekomendasimu kali ini" Ucap Natasya sambil keluar dari kantornya.
"Yang ini pokoknya tak jamin Ibu nggak bakal kecewa" Ujar Lisa yang membuat Natasya geleng-geleng kepala.
Natasya langsung melesat naik ke lantai 5 di mana GM yang baru berkantor. Sedikit tertahan di lobi. Karena beberapa orang yang tengah mengantarkan barang. Sebuah benda berbentuk empat persegi panjang, terbungkus kertas coklat tebal.
Yang Natasya pikir lukisan.
Namun ketika para pengantar barang itu masuk ke lift. Satu benda kecil tercecer dari dalam kertas coklat pembungkusnya. Tanpa disadari oleh pengantar barangnya.
"Seperti potongan puzzle" Gumannya sambil memasukkan benda itu ke dalam sakunya. Berpikir untuk menyerahkan kepada petugas barang itu jika bertemu di lantai atas.
Natasya keluar dari lift bersamaan dengan petugas barang yang masuk ke dalam lift. Jadi fix mereka tidak bertemu. Natasya bertemu seorang pria di depan ruang bertulis General Manager office.
"Selamat siang, bisa bertemu dengan General Manager?" Tanya Natasya.
Leo sejenak tertegun menatap makhluk cantik didepannya.
"Sungguh cantik. Pantas saja Alex Kim sibuk mengejarnya"
"Selamat siang. Dengan Bu Natasya, benar? Aduh saya minta. Atasan saya meminta bertemu tapi sekarang beliau malah dipanggil oleh dewan direksi. Bagaimana ini?" Ucap Leo, asisten Kai.
"Apakah lama?" Tanya Natasya.
"Kurang tahu, Bu" Jawab Leo.
Natasya berpikir sebentar. Dia sedang free. Jadi tidak apalah dia menunggu sebentar.
"Akan saya tunggu sebentar, Pak?" Putus Natasya.
"Leo Bu, panggil saja Leo. Mungkin kita akan saling bertemu di masa depan. Kalau begitu silahkan masuk saja. Buat diri Anda nyaman saat menunggu" Ucap Leo.
"Ah, baik Leo kalau begitu" Jawab Natasya. Lantas masuk ke ruangan Kai.
Sejenak terkesan dengan interior ruang kantor Kai. Simple. Biasanya para pria suka kemewahan dalam segala hal.
Mulai berkeliling. Lantas duduk di sofa. Di mana pandangannya langsung tertuju pada sebuah lukisan. Sepasang anak kecil yang tengah melihat pantai sambil bergandengan tangan.
Sebuah kenangan langsung terlintas di pikirannya.
"Aku akan selalu menemanimu saat kita melihat pantai"
Perlahan Natasya mendekati lukisan itu. Yang ternyata setelah didekati itu adalah sebuah puzzle. Dan lebih mengejutkan ketika ada bagian yang hilang. Tepat di gambar kedua tangan anak kecil itu yang seharusnya bergandengan.
Sejurus kemudian Natasya mengeluarkan potongan puzzle yang tadi ditemukannya. Memasangnya dan "klik" potongan puzzle itu terpasang sempurna. Membuat gambar puzzle itu terlihat cantik.
"Kak Adit apa kamu mengingatku" Gumannya pelan sambil menatap lukisan puzzle itu dengan mata berkaca-kaca.
Hingga bunyi dering ponsel membuyarkan lamunannya.
"Ya halo. Oh oke, oke. Aku turun sekarang" Jawab Natasya.
Langsung keluar dari ruangan Kai. Natasya keluar bersamaan dengan Kai dan Leo yang keluar dari lift.
"Kali ini mereke benar-benar gila. Mereka mempercepat waktuku menjadi hanya satu bulan" Kesal Kai.
"Lalu bagaimana, Tuan?" Tanya Leo yang malah cemas.
"Kita lihat saja. Kita berusaha saja. Tapi jika kita masih gagal. Kebetulan sekali. Aku dengan senang hati akan kembali ke Surabaya. Oh ya katamu, Manager Penyiaran menungguku?" Kai mengubah topik pembicaraan.
"Iya Tuan. Dia menunggu di dalam tadi...." Ucap Leo sambil membuka pintu. Dan tidak ada siapa-siapa di dalam.
"Tidak ada" Ucap Kai.
"Tadi dia ada, Tuan. Sebentar" Leo berujar.
Namun mata tajam Kai melihat ke lukisan puzzle-nya.
"Bukankah tadi mereka bilang ada bagian yang hilang saat membawanya. Tapi ini semuanya lengkap" Guman Kai.
"Tuan, Ibu Natasya langsung turun. Ada masalah di studio 3" Info Leo.
"Siapa yang terakhir kali ada di sini" Tanya Kai.
"Yang terakhir ada di sini....ya Bu Natasya. Apa ada yang hilang?" Tanya Leo panik.
"Ah tidak ada" Jawab Kai singkat.
"Justru dia mengembalikan barang yang hilang itu" Batin Kai.
Sambil memandang lukisan puzzle miliknya.
"Anna apa kau masih mengingatku" Batin Kai kembali.
Membuat dada Natasya nyeri seketika.
"Aaahhh" ringisnya sambil memegangi dada kirinya yang mendadak berdenyut nyeri.
"Ada apa Bu? Anda sakit?" Tanya seorang kru yang tengah memasang mic kecil di dada Natasya. Namun Natasya menggeleng. Lantas membiarkan kru wanita itu menyelesaikan tugasnya. Dan setelah semuanya siap. Natasya naik ke stage yang sudah siap.
Tempat dimana dia akan menjadi news anchor dadakan. Karena ternyata news anchor yang bertugas mengalami kecelakaan. Dan terpaksa dibawa ke rumah sakit.
"Oke siap semuanya?" Tanya bang Sam. Yang disambut acungan jempol oleh yang lainnya. Termasuk Natasya.
"Oke! Kamera On! Tiga, dua,satu! Kamera roll! Action!" Ucap bang Sam menandai berawalnya shooting berita siang itu.
"Gara-gara nenek sihir itu.Semuanya berantakan" Umpat Kai.
Leo mengulum senyum. Sejak kapan atasannya itu ikut-ikutan memanggail nenek sihir kepada ibu tirinya. Panggilan yang diberikan oleh Tuan Muda Lee ( baca Cinta dua dunia).
"Gara-gara dia, Tuan gagal bertemu wanita cantik" Ucap Leo.
"Siapa?" Tanya Kai heran. Sebab Leo jarang memuji kecantikan seorang wanita.
"Bu Manager Penyiaranlah. Siapa lagi?" Jawab Leo sambil terus memeliti berkasnya.
"Sangat cantikkah dia?" Tanya Kai ikut penasaran.
"Banget. Kalau tidak mana mungkin Alex Kim mati-matian mengejarnya" Jelas Leo.
"Kamu ikutan bergosip?" Tanya Kai.
"Hanya ikut mendengarkan saja Tuan. Kata mereka sudah satu tahun ini. Dan kabarnya Alex Kim selalu ditolak" Kata Leo lagi.
"Jadi penasaran. Seberapa cantiknya dia" Kata Kai yang baru kali ini penasaran dengan makhluk yang namanya wanita.
"Cantik banget. Seperti...seperti...nah itu dia" Tunjuk Leo ke televisi besar mereka yang tengah menayangkan berita.
Sejenak Kai terpaku. Lantas tersadar. Wanita itu yang kemarin ada di rooftop. Waktu itu dia tidak begitu jelas melihat wajahnya. Tapi sekarang dengan layar televisi sebesar 42 inch yang menayangkan wajah Natasya full. Membuat omongan Leo benar adanya.
Bahwa Natasya sangat cantik. Mata bulat. Hidung mancung. Dan bibir tipis yang tak henti melemparkan senyum. Rambut hitam yang tergerai indah. Definisi kecantikan fisik yang Kai cari.
"Dia lebih baik jadi anchor (penyiar berita) saja" Ucap Leo.
"Kalau dia jadi anchor. Dia akan lebih banyak tersenyum. Aslinya cantik tapi dingin banget" Jelas Leo.
"Benarkah?" Tanya Kai tidak percaya.
"Tuan lihat saja nanti sendiri" Ucap Leo.
Shooting berjalan lancar. Membuat semua kru bernafas lega.
"Sering-sering aja Bu jadi anchor" Seloroh seorang kru.
"Ogah. Nanti garing bibir saya. Senyum mulu" Tolak Natasya.
"Kan tambah cantik Ibu" Goda seorang kru lagi.
"Nggak ah, nanti kalian pada naksir kalau saya cantik" Ucap Natasya lagi.
Membuat para kru itu saling memandang.
"Sekarang saja kami sudah naksir berat sama Ibu" Batin para kru itu berjamaah.
****
"Pastikan tidak ada satu inverstor pun yang mau menjalin kerjasama dengan Kai. Terutama Atmaja Group. Dengan begitu dia akan merasa malu. Dan mengundurkan diri dengan sukarela. Setelah itu biarkan Tiffanny yang naik. Dan kita bisa menjual aset kita untuk menutup masalah keuangan kita" Perintah bu Sarah pada Roy asistennya.
"Baik Bu" Jawab Roy lantas berlalu dari hadapan bu Sarah.
"Kali kau masuk dalam jebakanku Kai" Guman Bu Sarah.
**
Hai, hai up agak dikit ya. Idenya lagi lari entah kemana.
Anyway tetep like, vote, gift and comment ya,
Terima kasih, Happy reading and salam sayang dari author, muah 😘😘😘😘
****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
Memyr 67
bu sarah ibu tiri kai? kai kan anak adopsi? teus tiffany anak kandung ibu sarah dan suaminya tw qnak tiri suaminya? masih bingung.
2023-01-21
1