You'Ll Always Be The One
"Berjanjilah untuk menungguku. Jangan pernah pergi dari sini. Aku akan menjemputmu" Ucap seorang anak laki-laki berusia 8 tahun.
Dan seorang anak perempuan berusia 4 tahun yang sedang duduk di depannya langsung mengangguk. Sambil tersenyum.
Tiba-tiba scene berubah,
Ciiiitttt, braakkkkkk, terdengar suara benda tertabrak dan terjatuh di aspal. Sesaat kemudian terdengar suara jeritan seorang wanita.
"Tidaakkkk, Alan.... No.....! Jerit wanita itu.
"Kamu pembunuh! Kamu pembunuh! Kamu membunuh Alanku! Pergi dari sini! Jangan pernah muncul di hadapanku lagi!" Teriak seorang wanita lainnya.
"Tidak! Aku tidak membunuhnya! Aku tidak membunuhnya! Alan jangan pergiiiii!"
"Hah! Hah! Hufff! Hah" Suara helaan nafas keluar dari bibir seorang gadis cantik.
"Mimpi itu lagi" Gumannya pelan. Perlahan dia menegakkan posisi duduknya. Rupanya dia sempat tertidur tadi.
"Ah, bagaimana aku bisa tertidur?" Gumannya kesal. Perlahan terdengar pintu terbuka. Masuklah seorang gadis yang berpenampilan girly dengan kacamata baca bertengger di hidung mungilnya.
"Ibu sudah bangun?" Tanya gadis yang bernama Lisa itu kepada atasannya. Lisa adalah asisten pribadi dari atasannya yang seorang Broadcasting Manager di kantor HD TV. Salah satu TV terbesar yang ada di negeri ini.
"Kenapa kamu nggak bangunin aku?" Tanya atasannya itu.
"Ibu kelihatan lelah sekali. Jadi ya aku biarkan saja Ibu tidur sebentar. Wong belum ada jadwal lagi" Jelas Lisa.
Atasannya itu hanya menghela nafasnya.
"Apa terlihat sekali jika aku kelelahan?" Tanya gadis itu. Dan Lisa hanya mengangguk.
"Siapa juga yang tidak lelah. Ibu menghandle semua sendirian. Di tambah semua harus beres sebelum General Manager yang baru datang lusa" Tambah Lisa.
"Kan ada kamu yang bantuin" Kembali gadis itu berujar sambil menuju ke arah meja kerjanya. Meraih gelasnya lantas meminum isinya sampai tandas. Meraih beberapa berkas yang tampak bertaburan di mejanya. Menelitinya satu persatu.
"Tapi kan semua keputusan tetap sama Ibu"
"Kamu sudah banyak membantuku, Lis. Kalau nggak ada kamu mungkin aku nggak bisa pulang ke rumah" Ucapnya lagi sambil bercanda.
Perlahan dia berjalan menuju pintu keluar ruangannya.
"Apa shooting untuk news pukul 12 sudah di mulai?" Tanya gadis itu. Berjalan menuju ke sebuah ruangan bertuliskan Studio 1 di bagian pintu masuknya.
"Sepertinya sudah" Jawab Lisa sambil mengikuti atasannya itu.
Natasya Ariana, begitu nama yang tersemat di ID Card yang tergantung manis di dadanya. Dengan Broadcasting Manager tertulis sebagai jabatannya.
Berusia 24 tahun, bertubuh tinggi langsing. Dengan tinggi 170 cm. Ia tampak lebih cocok menjadi seorang model ketimbang menjadi seseorang yang hanya berdiri di belakang layar.
Apalagi ia juga memiliki wajah yang cantik dan senyum yang menawan. Membuat siapa saja akan terpana saat menatapnya. Namun sayang tidak semua orang bisa melihat senyum indahnya. Karena ia terkenal sangat dingin dan galak pada orang yang tidak ia kenal.
Kredit Drama Wiki
Natasya memasuki studio 1 dimana tampak kru dan semua orang tengah melakukan proses shooting untuk berita yang tengah ditayangkan.
"Ada masalah bang Sam" Tanyanya pada seorang pria paruh baya yang menjadi sutradara dalam proses shooting itu.
"Tidak ada Bu, semua berjalan lancar" Jawab orang di panggil bang Sam itu.
"Bagus. Teruskan kalau begitu. Ada masalah cepat beritahu" Perintahnya dingin dan tegas.
"Baik Bu. Oh iya tadi Roy dari bagian musik bertanya kenapa konsep untuk konser Mandy belum juga turun. Ia bermaksud untuk memulai persiapan shootingnya" Ucap bang Sam yang langsung membuat mata Natasya membulat.
"Bang, aku sudah menyerahkan konsepku dua hari lalu ke bagian Music Developing Centre. Supaya manager Kim bisa langsung meng-acc-nya. Supaya bagian lapangan bisa langsung membuat persiapan. Bagaimana bisa konsepnya belum turun ke bang Roy kecuali.... sialan kau Alex Kim" Umpat Natasya yang membuat bang Sam melongo.
Pasalnya tidak ada seorangpun yang berani melawan Alex Kim pemilik divisi Music dan Entertainment. Tapi siapa juga yang tidak mengenal Natasya. Manager divisi Penyiaran yang memang terkenal blak-blakan tanpa rasa takut kepada siapapun.
Natasya langsung melangkah keluar dari studio 1. Meraih ponselnya lantas mendial nomer seseorang.
"Halo, Alex tidak bisakah kamu membantu sedikit saja pekerjaanku. Tanda tangani konsep konsernya Mandy dan serahkan kepada bagian produksi agar mereka bisa langsung memulai persiapannya!" Ucapnya kesal. Dan "tuut" dia mematikan panggilannya tanpa menunggu jawaban dari seberang.
Sementara orang yang bernama Alex Kim, orang yang baru saja dihubungi Natasya hanya bisa tersenyum. Mendengar omelan Natasya yang malah terdengar seperti alunan sebuah melodi yang sangat indah di telinga Alex.
"Dia benar-benar sulit ditaklukkan" Ucap pria itu sambil mengusap lembut ujung bibirnya. Dia pikir akan mudah untuk mendapatkan hati seorang Natasya sang Manager Penyiaran.
Namun nyatanya hampir setahun ini usahanya tidak kunjung mendapatkan hasil seperti yang dia inginkan. Hati gadis itu tampak begitu dingin tak tersentuh. Membuatnya semakin penasaran untuk mendapatkan hati gadis itu.
"Huh bikin kesal saja!" Umpat Natasya. Dia paling benci jika ada orang yang seolah mempersulit pekerjaannya. Dia sudah jauh-jauh hari membuat konsep konser untuk merayakan 10 tahun berkarirnya Mandy, penyanyi yang tengah naik daun saat ini. Dan berada di bawah naungan HD Entertainment.
Dia harus bolak balik, ke sana kemari. Berdiskusi dengan banyak orang dari berbagai divisi hingga konsep itu tercipta. Tapi sang Manager divisi musik malah terkesan mempersulitnya.
"Apa susahnya sih tinggal tanda tangan doang. Trus serahin ke bagian produksi. Selesai" Natasya masih terus mengumpat kesal saat ia kembali ke ruangannya. Masih diikuti Lisa yang hanya diam mendengarkan umpatan dan makian atasannya itu pada orang yang bernama Alex Kim itu.
Tiiing,
Sebuah pesan masuk,
"Aku akan menandatanganinya jika kamu ada di depanku"
"Brengsek!" Natasya kembali memaki.
"Sabar Bu. Abaikan saja. Nanti Ibu darah tinggi lo kalau marah-marah terus" Lisa mencoba menenangkan.
"Kayaknya betul deh. Darah tinggiku mulai kumat tiap kali berhubungan dengan si Kim itu" Ucap Natasya sambil memijat pelan pelipisnya. Rasa pusing tiba-tiba saja menderanya.
"Lisa apa ada yang harus aku handle lagi" Tanya Natasya.
"Sepertinya tidak ada Bu. Semua sudah Anda approve dan sudah diserahkan ke bagian produksi. Semua sudah on the way. Tinggal kita mengeceknya lagi nanti" Jelas Lisa.
"Kalau begitu aku balik dululah. Pusing aku gara-gara si Kim itu" Ucapnya sambil meraih hand bagnya dan kunci mobilnya.
"Baik Bu" Jawab Lisa.
"Kabari aku jika ada masalah" Ucap Natasya sambil keluar dari ruangannya. Langsung menuju basement. Di mana Honda Brio berwarna hitamnya sudah menunggu dengan cantik.
Tak lama setelah kepergian Natasya. Pintu terbuka. Nampak seorang pria bertubuh tinggi dengan aksen oriental Korea di wajahnya masuk ke ruangan Natasya. Tampan, itu kesan pertama yang timbul saat bertemu dengan pria itu. Tubuh tinggi dan proporsional menjadi pelengkap tampilan pria itu. Membuat semua wanita pasti akan tergila-gila padanya.
Lisa yang masih membereskan berkas-berkas di meja Natasya langsung menghentikan pekerjaannya.
"Eh, Pak Kim ada yang bisa saya bantu?" Tanya Lisa pada pria yang ternyata adalah Alex Kim.
"Di mana bosmu?" Ucapnya sambil menatap keseluruhan ruangan kerja Natasya yang langsung menghadap ke balkon kantor itu. Hingga pemandangan halaman depan kantor HD TV terlihat jelas dari ruangan kerja Natasya.
"Oh, Ibu baru saja keluar. Anda yang bisa dibantu?" Jawab Lisa.
"Keluar? Ke mana?" Tanyanya heran. Melirik jam di pergelangan tangannya. Memang sudah waktunya jam pulang. Pikir Alex Kim. Pria itu lantas menghadap jendela kaca di ruangan itu. Hingga dia bisa melihat sebuah Honda Brio hitam melesat keluar dari halaman kantor HD TV. Dan dia tahu persis siapa pemilik mobil itu.
"Pulang. Ibu sedikit lelah. Jadi dia pulang lebih awal" Jawab Lisa.
Dan tanpa basa-basi, Alex langsung keluar dari ruangan itu. Meninggalkan Lisa yang hanya bisa menghela nafasnya.
Suasana jalanan ibukota sore itu tidak terlalu macet. Hingga Natasya tidak memerlukan waktu lama untuk sampai di rumahnya.
Kredit google.com
Rumah minimalis berlantai dua ia pilih sebagai tempat tinggalnya bersama sahabat karibnya Hera. Serta adiknya Nadya.
Begitu mobilnya sudah terparkir di garasinya. Natasya langsung masuk ke rumahnya. Langsung menuju kamarnya di lantai dua. Ia baru menghubungi Hera. Dan ternyata Hera harus lembur karena banyak pelanggan yang berkunjung ke restorannya.
Hera seorang chef yang bekerja di sebuah restoran Italia di Jakarta. Natasya langsung menghempaskan tubuhnya di atas kasur queen size-nya. Lelah sekali rasanya. Perlahan ia memejamkan matanya. Pikirannya mulai menerawang ke mana-mana.
Adiknya sudah masuk semester akhir tahun depan. Sang adik kuliah di National University of Singapore ( NUS). Mengambil spesialiasi di bidang keuangan sama dengan dirinya. Ia sengaja mengirim adiknya kuliah di luar. Walaupun pada awalnya Nadya, sang adik mati-matian menolak.
"Aku bisa kuliah di UI. Kenapa juga aku harus ke NUS atau UTM ( Universitas Teknologi Mara yang ada di Shah Alam, Selangor, Malaysia)" Tolak sang adik 2 tahun lalu.
"Tolonglah Nad, kali ini kamu menurut dengan kakak" Bujuk Natasya kala itu.
"Beri aku alasan kenapa aku harus menuruti kakak kali ini?" Tanya Nadya tegas. Natasya sedikit berpikir. Adiknya paling tidak suka dibohongi. Akhirnya Natasya menarik nafasnya.
"Kakak dengar mereka tengah mencari kita" Jawab Natasya lirih. Sejenak Nadya terpaku.
"Apa itu benar? Kalau begitu kita pergi saja sama-sama" Sang adik berujar.
"Tidak bisa. Kakak tidak bisa pergi dari sini" Jawab Natasya lirih.
"Kakak masih menunggu kak Adit datang?" Tanya sang adik lagi. Pertanyaan Nadya sontak membuat Natasya terkejut. Nama Adit memang sudah lama tidak pernah keluar dari bibir Natasya. Namun nama itu jelas berada di sudut hatinya yang paling dalam.
"Tidak. Hanya saja kita tidak bisa membebani keluarga Kusuma terus. Mereka jelas akan semakin kesulitan untuk menyembunyikan identitas kita berdua" Jelas Natasya berusaha menghindari tatapan tajam mata Nadya.
Sejenak Nadya berpikir. Dia tahu jika sang kakak telah banyak berkorban demi dirinya selama ini. Apapun selalu kakaknya lakukan demi dirinya. Hingga akhirnya dia hanya mampu menarik nafasnya pelan.
"NUS aku akan pergi ke sana. UTM terlalu jauh" Jawab Nadya akhirnya.
"Tidak apa-apa jika kamu ingin ke UTM. Itu hanya di Selangor. Malaysia" Jawab Natasya.
"NUS, aku akan ke Singapura. Banyak temanku di sana. Jadi aku tidak akan kesepian" Terang Nadya.
Natasya menarik nafasnya pelan. Lantas masuk ke kamar mandinya. Melucuti pakaiannya dan mulai ritual mandinya di bawah guyuran showernya. Tak terasa air matanya turun bercampur dengan air dari shower.
"Masih adakah kebahagiaan yang tersisa untukku? Aku lelah. Sampai kapan aku harus bersembunyi terus. Melarikan diri dari kenyataan tentang siapa diriku yang sebenarnya" Bisik hati Natasya.
Tanpa Natasya tahu. Sebuah Fortuner hitam tampak berhenti tidak jauh dari rumah Natasya. Seorang pria dengan kacamata hitam bertengger manis di hidung mancungnya tampak mengamati Natasya yang langsung masuk ke dalam rumahnya setelah memarkirkan Brionya.
Tak lama mobil itu pun mulai meninggalkan rumah Natasya.
Sementara itu di Surabaya, di waktu yang sama. Seorang pria tampan dengan aksen wajah Cina tampak tengah memandang keramaian lalu lintas jalanan kota Surabaya dari jendela kantor miliknya. Sebuah bank yang cukup ternama di Surabaya.
Kedua tangannya bertaut di belakang punggung kokohnya.
"Semua sudah siap Tuan. Anda akan mengambil penerbangan pertama ke Jakarta dan langsung menuju ke HD TV" Ucap Leo sang asisten pribadinya.
"Hemm" Jawab pria dengan tinggi 180 cm itu, tanpa menengok ke arah Leo.
"Semua barang Anda juga sudah dikirim ke sana. Dan akan tiba bersamaan dengan Anda masuk ke kantor HD TV"
Dan kemudian pria itu berbalik. Bisa dilihat betapa tampannya wajah pria itu. Wajah khas keturunan Cina dengan kulit putihnya. Hidung mancung. Alis tebalnya. Serta bibir tipis yang seksi seakan menjadi paket komplit bagi pria itu.
"Aku akan tinggal di apartemenku. Beritahukan itu pada Kakek" Ucapnya tegas dengan suara baritonenya yang terdengar seksi di telinga kaum hawa.
"Baik tuan. Dan ini berkas-berkas yang harus Anda lihat dan pelajari tentang HD TV" Ucap Leo sambil meletakkan beberapa berkas di atas meja kerja tuannya itu.
"Hemmm. Kau boleh pergi sekarang" Titahnya.
Sepeninggal asistennya. Pria itu hanya bisa menarik nafasnya pelan.
"Semoga kepulanganku kali ini. Aku bisa mendapatkan kabar tentangmu. Dan memenuhi janjiku padamu 20 tahun yang lalu" Gumannya.
Perlahan ia kembali menatap jalanan kota Surabaya yang lusa akan segera ia tinggalkan.
****
Hai readers, ketemu lagi. Kali ini author hadir dengan cerita tentang Kaizo Aditya dan Natasya Ariana. Yang kemarin sempat kenalan pas nikahannya Lee Joon dan Nina. Semoga kalian suka dengan alur dan ceritanya 🤗🤗🤗
Jadi tetep dukung author ya,
Happy reading readers and salam sayang dari author, muah 😘😘😘
****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
FMR
sambil nunggu up yg cinta dua dunia ,,aku mampir dulu disini,,,semangat ya Thor,,sehat selalu 🤗💪💪🤲🙏
2022-01-09
1