Hari sudah beranjak malam. Ketika Natasya sedang menunggu Hera yang akan menjemputnya. Tak lama Hera datang. Bersamaan dengan Kai dan Leo yang keluar dari lift.
"Itu seperti Bu Natasya" Ujar Leo. Membuat Kai mengikuti kemana arah pandangan Leo. Dimana seorang wanita yang disangka Leo adalah Natasya tengah masuk ke dalam mobil Brio berwarna hitam. Lantas melesat keluar dari kawasan HD TV. Entah kenapa Kai begitu penasaran dengan wanita yang satu ini.
***
Hari berganti. Kali ini setelah Leo meyakinkan kalau GM-nya ada di kantornya. Natasya akhirnya mau bertemu.
"Silahkan Bu" Ucap Leo sambil mempersilakan Natasya masuk. Sejenak Natasya terkesan dengan penampilan Kai. Mengenakan kacamata bacanya. Kai terlihat smart.
Kredit google.com
"Selamat pagi, Pak" Sapa Natasya. Membuat Kai yang tengah fokus dengan berkasnya langsung mengangkat wajahnya. Dan kedua pasang mata itu sesaat saling memandang. Mengunci pandangan mereka satu sama lain. Sesuatu serasa berdesir di dada masing-masing.
"Mata itu sangat mirip dengan mata Anna. Apakah itu kamu, An" Batin Kai.
"Dia memiliki mata yang sama dengan kak Adit" Batin Natasya.
Hingga Natasya memutuskan kontak mata mereka. Namun tidak dengan Kai yang terus menatap Natasya dengan kedua jemarinya yang bertangkup di depan wajahnya. Seolah belum puas memandangi wajah ayu yang kini bersemu merah karena Kai yang tak kunjung mengalihkan pandangan matanya dari dirinya.
"Maaf jika Anda masih sibuk, saya akan kembali nanti" Ucap Natasya sambil berbalik menuju ke arah pintu keluar.
"Mengapa Anda sangat tidak sabaran, Ibu Natasya" Ucap Kai dengan suara baritone khasnya.
"Saya hanya sedang memastikan sesuatu dan Anda sudah ingin melarikan diri dari saya" Ucap Kai lagi.
"Saya hanya tidak suka menjadi obyek pandangan bagi pria-pria kadang hanya berpikiran picik" Jawab Natasya berani.
"Picik? Maksud Anda saya berpikiran picik" Tanya Kai heran.
"Oh, mungkin bahasa saya salah. Maksud saya bagi pria yang berpikiran mesum" Ucap Natasya lagi.
Dan kali ini Kai membulatkan matanya. Mendengar wanita dihadapannya menuduh dia berpikiran mesum.
"Oh god, yang benar saja. Wanita ini menganggapku berpikiran mesum. Membuatku benar-benar ingin menyeretnya ke kasurku" Batin Kai. Masih dengan tatapan mata yang tak lepas dari Natasya.
"Saya akan kembali lagi nanti. Silahkan jika Anda masih memiliki kesibukan lain" Ucap Natasya.
"Bagaimana jika saya menatap Anda karena Anda terlihat cantik di mata saya?" Ucap Kai. Kali ini jemari Kai yang mengusap ujung bibirnya. Masih dengan tatapan yang enggan beralih dari wajah Natasya.
"Atau karena kamu mengingatkanku pada seseorang" Batin Kai bersamaan.
Wanita ini memiliki wajah dan tubuh sempurna. Bisa dipastikan jika setiap bagian tubuhnya pastilah sempurna.Tubuhnya memenuhi standar model. Kenapa dia bisa terdampar di sini.
Sejenak Natasya tertegun. Kata-kata Kai persis dengan yang Alan pernah katakan dulu.
"Bagaimana jika aku memandangmu, karena kamu terlihat sangat cantik di mataku"
"Dia jelas bukan Alan. Aku sendiri yang melihatnya pergi"
"Rayuan Anda tidak mempan buat saya, Pak" Ujar Natasya singkat.
"Saya tidak pernah berusaha merayu Anda. Ini adalah yang saya lihat tentang Anda" Sahut Kai lagi.
"Pria ini benar-benar berbahaya.Tatapannya bisa meruntuhkan hati lawan" Batin Natasya.
"Kalau begitu bisa Anda berhenti menatap saya. Saya tidak suka" Pinta Natasya.
"Oke. Saya akan berhenti menatap Anda. Mungkin saya akan mengganti cara saya dalam mengagumi kecantikan Anda" Jawab Kai sambil bangun dari tempat duduknya. Berjalan menuju sofa.
"Maksud Anda?" Tanya Natasya tidak paham.
"Tidak ada. Jadi bisa kita bicara soal pekerjaan" Jawab Kai sambil menyiapkan beberapa berkas yang sebenarnya ingin dia bahas sejak kemarin.
"Tentu" Sahut Natasya lalu mengikuti Kai yang sudah lebih dulu di sofa. Sedang tatapan mata Kai benar-benar tidak bisa lepas dari wajah Natasya.
***
Natasya sedang memandang keluar balkon ruang kerjanya. Dia baru saja menyelesaikan meeting dadakannya dengan Kai. Dia menghela nafasnya.
"Saya tidak meminta Anda untuk membatalkan program Anda. Hanya saja saya ingin Anda tahu. Stasiun TV kita sedang dalam kesulitan financial yang cukup serius" Ucap Kai.
"Saya secara pribadi tengah berusaha untuk menyelesaikannya. Dan sejauh ini usaha saya belum memperlihatkan hasil yang memuaskan" Tambah Kai.
"Jadi saya hanya ingin bantuan Anda. Bisakah Anda menunda sementara produksi untuk program Anda. Beri waktu saya satu bulan. Saya akan memberikan jawaban saya akhir bulan ini" Tutup Kai.
Natasya kembali menarik nafasnya.
"Lisa bisa kumpulkan semua kepala divisi diruang meeting. Siapkan meeting dalam satu jam ke depan" Perintahnya kepada Lisa melalui interkom.
Satu jam kemudian,
Semua kepala divisi jelas kebingungan ketika Lisa menghubungi mereka agar hadir dalam meeting dadakan itu. Mereka saling berkasak-kusuk. Membahas soal apa meeting dadakan kali ini. Seingat mereka semua hal sudah beres dalam meeting bulanan minggu lalu.
Natasya masuk ke ruang meeting membuat semua yang hadir langsung diam. Menunggu apa yang akan disampaikan oleh atasan mereka itu.
Kredit google.com
"Selamat siang semua. Langsung saja saya ingin memberitahukan bahwa kita akan menunda proyek tahunan kita karena stasiun tv kita sedang dalam masalah keuangan" Ucapnya singkat.
Membuat yang hadir langsung heboh.
"Dibatalkan Bu maksudnya?" Tanya seorang kepala divisi.
"Bukan dibatalkan tapi dipending dulu sementara" Jelas Natasya.
"Sampai kapan?" Tanya seorang kepala divisi yang lain.
"GM yang baru akan memberikan jawabannya akhir bulan ini" Jawab Natasya lagi. Dan semua kepala divisi terdiam.
"GM yang baru tidak meminta kita untuk membatalkan acara tahunan kita. Beliau hanya menyuruh kita untuk menunda persiapan produksinya sampai akhir bulan ini. Beliau sedang berusaha mencari investor agar mau berinvestasi di stasiun tv kita. Saya harap berita ini tidak akan menimbulkan kehebohan. Kita akan bekerja seperti biasa. Dan menunggu kabar gembira dari GM kita yang baru. Itu yang beliau ingin sampaikan kepada kalian melalui saya" Tutup Natasya.
Dan perlahan para kepala divisi itu mengangguk, paham dengan apa yang disampaikan oleh manager mereka itu.
Meeting berjalan dengan lancar.
Beberapa hari berlalu, dan semua masih berjalan seperti biasanya.
Dan selama beberapa hari ini. Kai dan Leo sibuk mendatangi beberapa investor dan bank yang dipandang bisa diajak untuk berinvestasi di stasiun TV mereka. Dan pergi ke bank untuk mengajukan pinjaman tambahan dana.
Namun hasilnya nihil. Semua menolak dengan alasan yang sama. Mereka tidak berminat untuk berinvestasi di stasiun TV mereka. Sedang bank menolak memberi pinjaman karena meragukan kredibilitas stasiun TV mereka.
"Aku akan ke rooftop sebentar" Ucap Kai. Dan Leo mengangguk.
Kai sampai di rooftop ketika dilihatnya Natasya juga ada di sana. Sedang menikmati makan siangnya dengan airpods yang menempel di telinganya.
Sudut bibir Kai tertarik melihat pemandangan di depannya. Natasya yang tengah makan sambil sesekali menggerakkan tubuhnya ke kiri dan ke kanan. Tampak seksi sekaligus menggemaskan.
Sesaat Kai hanya memperhatikan tingkah Natasya itu. Hingga tiba-tiba Kai iseng menarik airpods yang tengah dipakai Natasya.
"Lagu apa sih yang kamu dengar?" Tanyanya santai.
"Eh, eh, eh siapa sih yang iseng?" Teriak Natasya. Dengan cepat berbalik dan terkejut mendapati GM-nya tengah mengenakan airpods-nya sambil mendengarkan lagu miliknya.
"Eh pak GM, ngapain Anda di sini?" Tanya Natasya heran.
"Lah memang salah aku ada disini" Jawab Kai santai.
"Ehhh, tidak juga sih" Jawab Natasya kikuk.
"Kamu suka lagu Cina atau mandarin?" Tanya Kai.
"Tidak juga. Hanya akhir-akhir lagi suka mendengarkan lagu Cina" Jawab Natasya. Sambil menyuapkan makan siangnya yang berupa bento jepang yang cantik. Dibuat oleh Hera, teman chef-nya.
Kredit pinterest.com
Kai hanya melongo melihat Natasya makan dengan santai di depannya. Wanita lain akan bingung untuk bertingkah manis di depannya. Tapi ini? Dia bertingkah seperti dirinya bukan siapa-siapa. Makan dan minum seenaknya sendiri. Melirik penampilannya pun tidak. Padahal dia hari ini begitu okay dengan tampilannya.
Kredit google.com
"Eh, Anda mau makan siang?" Tanya Natasya tiba-tiba. Membuat Kai mengeryit heran.
"Bolehkah?" Tanya Kai.
"Tentu saja. Hera temanku membuatkan banyak untukku. Dia bilang aku terlalu kurus jadi harus makan banyak" Ucap Natasya sambil menyorongkan tupperware-nya. Yang langsung membuat mata Kai melebar. Makanan itu nampak lezat di matanya.
"Terlalu kurus?" Ulang Kai. Sambil ikut menyuapkan makanan. Dan mata Kai kembali melebar. Rasa makanan itu benar-benar lezat. Dia sebenarnya sudah makan, tapi melihat makanan Natasya yang nampak lezat membuatnya tergoda untuk makan lagi.
"He e, padahal aku sudah banyak makan lo. Dan perasaan aku nggak kurus-kurus amat" Ucap Natasya melihat tubuhnya sendiri. Sedang Kai langsung mengembangkan senyumnya. Melihat wanita yang kemarin begitu jutek padanya kini bisa bersikap santai padanya.
"Kenapa Anda tersenyum?" Tanya Natasya sambil menyuapkan lagi makanannya. Tanpa sadar mereka dari tadi menggunakan sendok yang sama. Membuat Kai kembali tersenyum memandang bibir Natasya terlihat begitu menggemaskan saat mengunyah makanannya.
"Ah itu aku senang saja kau bisa bersikap santai di luar kantor" Ucap Kai. Padahal ia tersenyum karena tanpa sadar mereka saat ini sedang berciuman tanpa sadar. Makan dengan sendok yang sama kan sering diartikan seperti itu.
"Oh, salah ya?" Tanya Natasya takut-takut.
"Tentu saja tidak. Aku malah senang. Kita bisa jadi seperti teman bukan?" ucap Kai sambil ikut menyuapkan makanan ke dalam mulutnya.
"Teman? Boleh juga tu" Ucap Natasya senang.
"So jadi masalah di divisimu bisa kamu atasi?" Tanya Kai sambil terus memandangi wajah Natasya. Wanita ini benar-benar cantik. Pikir Kai.
"Mereka bisa mengerti pada akhirnya. Mereka paling bisa diandalkan. Ya semoga kabar bagus yang kami terima akhir bulan ini. Bukan begitu pak GM?" ucap Natasya sambil memandang wajah Kai. Yang terlihat tampan dengan airpoda milikknya.
"Dia benar-benar tampan" Batin Natasya.
Hingga sebuah panggilan dari ponselnya mengagetkannya.
"Ya, Lisa?" Jawab Natasya.
"...."
"Oh oke aku segera turun. Jangan bertindak gegabah dulu" Ucapnya sambil turun dari tempat dia biasa duduk.
"Aku turun dulu. Habiskan saja makanannya. Ada sedikit masalah di studio 3. Aku akan turun dan melihatnya" Ucap Natasya. Langsung melesat turun melalui tangga.
Meninggalkan Kai seorang diri yang terus menghabiskan makanan Natasya.
"Habis ini aku harus ngegym nih.Aku makan banyak hari ini" Guman Kai. Sambil kepalanya manggut-manggut mendengarkan musik dari airpods Natasya yang ternyata ketinggalan.
"Yah dia meninggalkan airpods-nya juga" Ucap Kai.
Hingga tak berapa lama. Ponselnya berbunyi. Dijawabnya panggilan itu dan seketika dia membulatkan matanya.
****
"Bagaimana keadaannya?" Tanya Kai sambil berjalan menerobos orang-orang yang mulai memadati depan pintu studio 3.
"Bu Natasya sudah masuk mencoba membujuk orang itu" Jelas Leo
"Oh ****! Kenapa dia begitu gegabah. Orang itu mungkin berbahaya" Ucap Kai mulai panik.
Leo hanya diam. Mereka berdiri di depan pintu studio 3. Para karyawan langsung mundur melihat GM mereka ada di sana. Sejenak Kai terdiam memandang pintu itu.
"Apa ada yang bisa mengakses CCTV di dalam?" Tanyanya pada para karyawan itu.
"Saya bisa, Pak" Jawab seorang karyawan dari bagian IT yang kebetulan ada di situ. Tak beràpa lama, mereka terkejut melihat suasana di dalam studio 3. Bagaimana Natasya yang tengah disandera oleh seorang pria.
Dan taklama pintu terbuka. Seorang karyawan wanita keluar dengan wajah ketakutan.
"Apa yang terjadi?" Tanya Leo.
"Bu Manager menggantikan tempat saya untuk menjadi sandera orang gila itu" Jelas wanita itu. Membuat Kai panik seketika.
"Dasar ceroboh. Bisa-bisanya dia bertindak tanpa berpikir dua kali tentang keselamatannya" Batin Kai.
"Apa yang sebenarnya orang itu inginkan?" Tanya Kai.
"Dia ingin bertemu Mandy. Dia fans berat Mandy. Dia bilang ingin balas dendam karena kita tidak jadi menggelar konser tahunan untuk Mandy" Jelas wanita itu.
Membuat Kai langsung memejamkan mata.
"Pak, orang ini membawa bom ditubuhnya" Ucap karyawan yang tengah mengamati CCTV.
"Apa?" Teriak semua karyawan itu hampir bersamaan. Membuat suasana mencekam seketika menyelimuti.
"Leo aku akan masuk. Hubungi petugas keamanan dan polisi" Ucap Kai.
"Tapi Pak, didalam berbahaya" Cegah Kai.
"Aku tidak bisa meninggalkannya sendirian" Ucap Kai singkat lantas menarik handle pintu studio 3 dan masuk ke dalamnya.
***
Up lagi readers,
Jangan lupa buat selalu dukung author ya. Like, vote, gift dan komemnya jangan lupa,
Terima kasih sudah mampir,
Happy reading and salam sayang dari author, muah 😘😘😘😘
**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments