Chapter 7

Begitu Kai masuk ke studio 3, dia bisa melihat Natasya yang tengah disandera oleh fans Mandy. Mengikut hati, Kai bisa saja langsung menghajar pria gila itu. Dia menguasai beberapa ilmu beladiri. Taekwondo, judo, karate,krav manga. Dia pernah belajar semua itu.

Tapi mengingat pria gila itu membawa bom, diurungkanlah niatnya itu.

"Siapa kau?" Tanya pria itu.

"Aku GM disini. Apa yang kau inginkan?" Tanya Kai. Sedang dilihatnya kecemasan sudah nampak diwajah Natasya.

"Panggil Mandy kemari. Aku ingin bertemu dia" Pinta pria itu.

"Bukankah kamu fans berat Mandy? Jadi tentu kamu tahu schedule-nya hari ini kan?" Jawab Kai.

"Ah iya. Aku lupa dia ada shooting Paragon Corp" Ucap pria itu seperti bicara pada diri sendiri.

"Fix, orang ini punya gangguan mental" Batin Kai.

"Jadi karena dia tidak ada di sini. Bisa kau lepaskan dia?" Tanya Kai melirik ke arah Natasya. Beberapa kru yang masih berada disitu, hanya melihat bagaimana GM mereka yang baru berusaha membujuk pria gila itu.

"Aahh tidak bisa. Dia akan disini terus bersamaku sampai Mandy datang. Lihat aku sudah membawa hadiah kejutan untuknya. Dia pasti suka dengan hadiah yang aku bawa" Ujar pria itu sambil menunjukkan rangkaian bom yang menempel ditubuhnya.

Hal itu membuat mata Natasya membulat seketika.

"Itu akan berbahaya jika meledak" Batin Natasya.

Ada sekitar 7 orang di ruangan itu termasuk Kai dan dirinya.

"Bukankah kamu tahu jika schedule Mandy penuh sampai malam. Jadi tidak ada gunanya kamu menunggu di sini" Ucap Kai.

"Dia pasti akan datang. Kami sudah berjanji akan bertemu di sini. Jadi dia pasti datang" Jawab pria itu.

"Kalau dia tidak datang. Akan aku ledakkan tempat ini. Pasti dia akan datang" Pria itu berucap lagi.

"Pak, kita tidak bisa menunggu lagi. Bom itu sudah dihidupkan waktunya" Info seorang kru dari belakang Kai.

Kai sejenak melihat ke tubuh pria itu. Dan benar saja. Waktu tersisa 5 menit. Sebelum bom itu meledak.

"Apakah kita bisa bicara diluar? Disini panas tidak nyaman bukan" Bujuk Kai sambil berjalan mendekat ke arah pria itu.

Membuat Natasya menggelengkan kepalanya. Berusaha mencegah Kai untuk mendekat. Namun Kai memberi kode agar dia tenang saja.

"Tidak mau. Disini nyaman. Dingin dan tidak panas. Hey kenapa kamu mendekat ke sini. Tetaplah disana" Ucap pria itu.

Namun Kai yang melihat waktu tinggal 2 menit. Tidak bisa mundur lagi.

"Pergi! Pergi! Jangan mendekat atau aku akan melukai wanita ini" Dan sebilah pisau belati langsung menempel di leher jenjang Natasya. Membuat gadis itu memejamkan mata. Menahan ketakutan yang melanda.

Namun Kai dengan cepat melesatkan tendangan ke arah kaki pria itu. Membuatnya terhuyung kebelakang bersama dengan Natasya yang juga ikut terhuyung ke belakang.

"Kurang ajar!" Teriak pria itu. Dan dalam hitungan detik bom itu sudah berpindah ke tubuh Natasya. Membuat semua orang yang ada ditempat itu panik seketika.

"Ha, ha, ha kita akan meledak bersama..." Teriak pria itu kembali. Yang sejurus kemudian pria itu tidak sadarkan diri. Karena Kai langsung memukul tengkuk pria itu.

"Keluar dari sini, sekarang!" Teriak Kai. Membuat semua orang berhamburan keluar dari studio 3.

"Tinggalkan saja aku!" Ucap Natasya. Saat Kai malah mencoba melepaskan ikatan bom itu dari tubuhnya.

"Diamlah sebentar" Pinta Kai.

Sementara semua orang menunggu dengan cemas di luar studio 3. Mengamati dari layar monitor CCTV milik karyawan IT.

"Ya Tuhan, selamatkan mereka" Guman beberapa karyawan. Bahkan Leo terlihat panik bukan main.

"Tinggalkan aku! Tinggalkan aku! Waktunya tidak akan cukup!" Pinta Natasya. Airmata sudah mengalir di pipinya.

"Aku tidak akan pernah meninggalkanmu!" Sebaris kalimat yang diucapkan Kai membuat Natasya tertegun.

"Jangan khawatir, aku tidak akan pernah meninggalkanmu"

"Alan" Bisik Natasya.

"Got it!" Ucap Kai. Begitu berhasil membuka ikatan bom itu dari tubuh Natasya.

Lantas melempar bom itu sejauh mungkin dari mereka. Lantas berbalik arah dan membawa tubuh Natasya ke dalam pelukannya. Detik berikutnya bom itu meledak dengan suara yang cukup memekakkan telinga.

"Duuuaaaaarrrr" Dan asap langsung menguar di ruang studio itu.

Bersamaan dengan tubuh Natasya dan Kai yang terjatuh di lantai studio. Dan teriakan orang-orang yang menyaksikan kejadian itu dari luar pintu studio.

"Aahhhh" Ringis keduanya.

Sesaat hening seketika. Hingga asap mulai memudar. Dan terdengar pintu dibuka. Beberapa petugas keamanan dan polisi masuk dan langsung mengamankan TKP.

Leo yang ikut masuk langsung menghampiri atasannya yang masih terbaring di lantai dengan Natasya berada di bawahnya.

"Tuan, Anda tidak apa-apa?" Mendengar suara Leo. Perlahan Kai bangkit. Sesaat dia terdiam. Detik berikutnya dia langsung meraih tubuh Natasya. Gadis itu tampak shock.

"Hei, hei kamu tidak apa-apa?" Tanya Kai kepada Natasya yang tampak diam tak bergeming. Terduduk di lantai studio 3. Yang sebagian masih di penuhi asap.

"Bu, Bu, Bu Natasya Anda tidak apa-apa" Kali ini Leo yang bertanya.

Melihat tuannya yang terlihat baik-baik saja. Membuat Leo lega. Namun melihat Natasya yang sejak tadi hanya diam tidak bergeming. Membuat kedua pria sedikit panik. Hingga Lisa menyeruak diantara kedua pria itu.

"Bu, Ibu, Anda tidak apa-apa?" Tanya Lisa panik.

Baru ketika mendengar suara Lisa, Natasya langsung menoleh ke arah sumber suara.

"Aku..aku...tidak apa-apa" Jawabnya pelan. Membuat semua orang yang berada disitu merasa lega.

Natasya mencoba berdiri. Dan dengan sigap Kai membantunya.

"Terima kasih" Ucapnya pelan. Sejenak kedua mata mereka saling bersirobok.

Namun dengan cepat Natasya mengalihkan pandangannya ke orang-orang yang yang tengah membereskan kekacauan di tempat itu. Berbeda dengan Kai yang terus memandang wajah Natasya tanpa henti.

"Alan? Sepertinya aku mendengar dia membisikkan nama Alan. Alan, Alan yang mana? Mungkinkah Alan yang itu" Batin Kai.

"Aarrgghh ssshhh" terdengar ringisan lirih dari bibir tipis Natasya.

Membuat Kai dan yang lainnya panik. Apalagi ketika Natasya mencoba berjalan dia merasakan pusing di kepalanya. Tubuh Natasya beberapa kali terhuyung ke belakang. Namun Kai dengan sigap selalu menahan tubuh Natasya agar tidak ambruk.

"Anda tidak apa-apa. Apa Anda terluka?" Tanya Kai cemas.

Natasya menggelengkan kepalanya.

"Bu, leher dan dahi Anda terluka" ucap Lisa tiba-tiba. Semua orang lantas melihat ke arah leher Natasya dan dahinya. Darah tampak mengalir di sana.

Beberapa saat kemudian,

Kai nampak sedang memberikan keterangan kepada polisi yang datang menyelidiki. Sedang pria gila itu sudah dibawa pergi ke kantor polisi.

Sedang Natasya sudah kembali ke ruangannya. Mencari tempat yang nyaman untuk beristirahat.

"Pelan-pelan Lisa" Ucap Natasya ketika Lisa tengah membersihkan luka di leher Natasya. Sambil memejamkan mata dan menyandarkan tubuhnya di sandaran sofa di ruang kerjanya. Natasya sudah melepas blazer hitamnya. Menyisakan blus berwarna navi di tubuhnya.

"Biarkan aku yang melakukannya" Pinta Kai pada Lisa yang langsung terkejut mendapati GM mereka sudah berada di belakangnya.

"Eh, Pak GM tapi..tapi.." Ucap Lisa ragu. Pun dengan Natasya yang langsung membuka matanya. Mendapati Kai telah berdiri dihadapannya. Menatapnya tak berkedip.

"Buatkan saja kami teh" Perintah Kai tanpa ingin dibantah. Lisa pun tidak bisa menolak. Langsung berlalu menuju pantry. Membuatkan apa yang GM barunya inginkan.

"Aku bisa melakukannya sendiri" Ucap Natasya kemudian meraih kapas dan alkohol. Berusaha membersihkan lehernya.

"Biar aku saja. Bersandarlah" Ucap Kai sambil merebut kapas dan alkohol dari tangan Natasya. Sesaat keduanya saling bertatapan. Lantas dengan perlahan Kai memajukan tubuhnya, membuat Natasya reflek memundurkan tubuhnya.

"Good girl" Ucap Kai sambil mulai membasahi kapas dengan alkohol.

"Kamu mengerjaiku" Maki Natasya. Namun detik berikutnya dia kembali meringis. "Aaagghhhh" ringisnya ketika pusing kembali melandanya.

"Maka dari itu diamlah" Ucap Kai mulai membersihkan leher jenjang Natasya. Yang membuat Kai harus menelan salivanya berkali-kali. Leher jenjang itu tampak begitu menggoda.

Pisau menggores leher Natasya cukup dalam.

"Tidak ingin pergi ke rumah sakit?" Tanya Kai sambil melihat ekspresi menahan sakit di wajah Natasya.

"Tidak mau" Jawab gadis itu singkat.

Tiba-tiba ponsel Natasya berbunyi.

"Ya halo, Mandy"

"..."

"Ah itu. Hanya luka kecil. Kakak tidak apa-apa" Jawab Natasya.

Sedang Kai masih membersihkan luka di leher Natasya. Tanpa mereka sadari sepasang mata memandang mereka dengan mata memerah menahan amarah dan cemburu yang bergejolak di dalam dadanya.

"Ah tidak perlu. Kakak tidak apa-apa. Tidak perlu meminta maaf" Ucap Natasya lagi.

"...."

"Tidak usah. Teruskan saja pekerjaanmu. Jaga dirimu. Bye" Pamit Natasya mengakhiri panggilan teleponnya. Bersamaan dengan Kai yang selesai menempelken plester di lehernya.

"Kemarikan dahimu" Pinta Kai. Dan perlahan Natasya memajukan tubuhnya. Membuat jarak keduanya semakin dekat. Perlahan Kai menyingkirkan anak rambut di dahi Natasya.

"Bicaralah jika terasa sakit" Ucap Kai sambil mulai membersihkan luka di dahi Natasya. Aroma mint segar langsung menyeruak memenuhi hidung mancung Natasya. Sejenak fokusnya terpaku pada bibir Kai yang begitu dekat dengan wajahnya.

"Seksinya" Batin Natasya.

Namun detik berikutnya ia langsung geleng-geleng kepala.

"Aah, ahhh pelan-pelan" Rengek Natasya. Membuat Kai mengulum senyum.

"Makanya jangan bergerak terus" Ucap Kai.

Dan pemandangan itu semakin membuat sepasang mata yang sejak tadi mengamati mereka berdua bertambah marah. Dia dengan cepat berlalu dari tempat itu. Dengan cemburu yang meluap-luap di dadanya.

"Masih sakitkah?" Tanya Kai.

"Pusing" jawab Natasya.

"Istirahatlah dulu" Ucap Kai yang telah selesai menempel plester di dahi Natasya. Lantas merapikan rambut Natasya. Membuat poni lempar Natasya sedikit menutupi plester Natasya.

Sentuhan jemari Kai di dahinya menimbulkan kembali desiran aneh di dada Natasya. Ia yang belum pernah disentuh pria manapun, tentunya sangat penasaran dengan apa yang tengah dia rasakan. Ditambah dengan dadanya yang tiba-tiba berdebar kencang.

"Ada apa dengan diriku" Tanyanya pada dirinya sendiri.

"Selesai" Ucap Kai. Sambil menegakkan posisi duduknya.

Bersamaan dengan Lisa yang datang bersama teh mereka. Yang langsung di minum oleh keduanya.

"Lisa bisa kamu menghandle semuanya. Aku ingin pulang. Pusing" Ucap Natasya yang membuat Kai terkejut.

"Tidak masalah Bu" Jawab Lisa.

"Kamu ingin pulang? Akan aku antar" Tanya Kai.

"Tidak usah. Seseorang akan menjemputku" Jawab Natasya.

"Seseorang? Suaminyakah?" Batin Kai.

Kai ingin bertanya, ketika ponselnya berbunyi.

"Ya, Leo" Ucap Kai.

"..."

"Benarkah? Aku akan naik dalam 10 menit" Ucapnya lagi.

"Dewan direksi ingin tahu kejadiannya" Kai berucap singkat.

"Apa aku perlu ikut?" Tanya Natasya.

"Tidak perlu. Pulang dan istirahatlah jika kamu merasa pusing. Tapi maaf aku tidak bisa mengantarmu" Ujar Kai.

"Ah tidak apa-apa. Evan akan menjemputku" Jawab Natasya membuat Kai mengerutkan dahinya.

"Evan? Jadi suaminya namanya Evan" Batin Kai.

Kai baru saja akan masuk ke dalam lift. Ketika dia melihat dari jendela kaca di samping lift. Seorang pria tengah membukakan pintu mobil untuk Natasya. Sedang seorang wanita tampak membantu Natasya masuk ke dalam mobil.

Diiringi lambaian tangan Lisa. Sekilas Kai melihat wajah pria itu meski tidak terlalu jelas. Pria itu nampak memakai setelan resmi dengan jas berwarna hitam dan kemeja berwarna biru.

"Itukah suami Natasya" Batin Kai sambil masuk ke dalam lift.

Rasa penasaran jelas berkecamuk di dada Kai. Jika benar Natasya sudah menikah alamat dia sudah tertarik dengan istri orang. Tapi siapa juga yang tidak akan tertarik dengan wanita semenarik Natasya.

Pikir Kai sambil memijat pelan pelipisnya. Ditambah wangi lembut vanila milik Natasya yang masih terasa begitu nyata di indera penciumannya.

"Aku pasti sudah gila menyukai istri orang" Batin Kai.

*

Hai, up lagi.

Thank you buat yang sudah mampir. Jangan lupa like, vote, gift dan komemnya,

Happy reading, salam sayang dari author, muah 😘😘😘😘

**

Episodes
1 Chapter 1
2 Chapter 2
3 Chapter 3
4 Chapter 4
5 Chapter 5
6 Chapter 6
7 Chapter 7
8 Chapter 8
9 Chapter 9
10 Chapter 10
11 Chapter 11
12 Chapter 12
13 Chapter 13
14 Chapter 14
15 Chapter 15
16 Chapter 16
17 Chapter 17
18 Chapter 18
19 Chapter 19
20 Chapter 20
21 Chapter 21
22 Chapter 22
23 Chapter 23
24 Chapter 24
25 Chapter 25
26 Chapter 26
27 Chapter 27
28 Chapter 28
29 Chapter 29
30 Chapter 30
31 Pengumuman
32 Chapter 31
33 Chapter 32
34 Chapter 33
35 Chapter 34
36 Chapter 35
37 Chapter 36
38 Chapter 37
39 Chapter 38
40 Chapter 39
41 Chapter 40
42 Chapter 41
43 Chapter 42
44 Chapter 43
45 Chapter 44
46 Chapter 45
47 Chapter 46
48 Chapter 47
49 Chapter 48
50 Chapter 49
51 Chapter 50
52 Chapter 51
53 Chapter 52
54 Chapter 53
55 Chapter 54
56 Chapter 55
57 Chapter 56
58 Chapter 57
59 Chapter 58
60 Chapter 59
61 Chapter 60
62 Chapter 61
63 Chapter 62
64 Chapter 63
65 Chapter 64
66 Chapter 65
67 Chapter 66
68 Chapter 67
69 Chapter 68
70 Chapter 69
71 Chapter 70
72 Chapter 71
73 Chapter 72
74 Chapter 73
75 Chapter 74
76 Chapter 75
77 Chapter 76
78 Chapter 77
79 Chapter 78
80 Chapter 79
81 Chapter 80
82 Chapter 81
83 Chapter 82
84 Chapter 83
85 Chapter 84
86 Chapter 85
87 Chapter 86
88 Chapter 87
89 Chapter 88
90 Chapter 89
91 Chapter 90
92 Chapter 91
93 Chapter 92
94 Chapter 93
95 Chapter 94
96 Chapter 95
97 Chapter 96
98 Chapter 97
99 Chapter 98
100 Chapter 99
101 Chapter 100
102 Chapter 101
103 Chapter 102
104 Chapter 103
105 Chapter 104
106 Chapter 105
107 Chapter 106
108 Chapter 107
109 Chapter 108
110 Chapter 109
111 Chapter 110
112 Chapter 111
113 Chapter 112
114 Chapter 113
115 Chapter 114
Episodes

Updated 115 Episodes

1
Chapter 1
2
Chapter 2
3
Chapter 3
4
Chapter 4
5
Chapter 5
6
Chapter 6
7
Chapter 7
8
Chapter 8
9
Chapter 9
10
Chapter 10
11
Chapter 11
12
Chapter 12
13
Chapter 13
14
Chapter 14
15
Chapter 15
16
Chapter 16
17
Chapter 17
18
Chapter 18
19
Chapter 19
20
Chapter 20
21
Chapter 21
22
Chapter 22
23
Chapter 23
24
Chapter 24
25
Chapter 25
26
Chapter 26
27
Chapter 27
28
Chapter 28
29
Chapter 29
30
Chapter 30
31
Pengumuman
32
Chapter 31
33
Chapter 32
34
Chapter 33
35
Chapter 34
36
Chapter 35
37
Chapter 36
38
Chapter 37
39
Chapter 38
40
Chapter 39
41
Chapter 40
42
Chapter 41
43
Chapter 42
44
Chapter 43
45
Chapter 44
46
Chapter 45
47
Chapter 46
48
Chapter 47
49
Chapter 48
50
Chapter 49
51
Chapter 50
52
Chapter 51
53
Chapter 52
54
Chapter 53
55
Chapter 54
56
Chapter 55
57
Chapter 56
58
Chapter 57
59
Chapter 58
60
Chapter 59
61
Chapter 60
62
Chapter 61
63
Chapter 62
64
Chapter 63
65
Chapter 64
66
Chapter 65
67
Chapter 66
68
Chapter 67
69
Chapter 68
70
Chapter 69
71
Chapter 70
72
Chapter 71
73
Chapter 72
74
Chapter 73
75
Chapter 74
76
Chapter 75
77
Chapter 76
78
Chapter 77
79
Chapter 78
80
Chapter 79
81
Chapter 80
82
Chapter 81
83
Chapter 82
84
Chapter 83
85
Chapter 84
86
Chapter 85
87
Chapter 86
88
Chapter 87
89
Chapter 88
90
Chapter 89
91
Chapter 90
92
Chapter 91
93
Chapter 92
94
Chapter 93
95
Chapter 94
96
Chapter 95
97
Chapter 96
98
Chapter 97
99
Chapter 98
100
Chapter 99
101
Chapter 100
102
Chapter 101
103
Chapter 102
104
Chapter 103
105
Chapter 104
106
Chapter 105
107
Chapter 106
108
Chapter 107
109
Chapter 108
110
Chapter 109
111
Chapter 110
112
Chapter 111
113
Chapter 112
114
Chapter 113
115
Chapter 114

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!