15

Claude mencari-cari keberadaan buah yang dikatakan bukunya itu. Seketika itu ia melihat beberapa buah kelapa yang jatuh. Ia sangat penasaran apakah yang dikatakan oleh buku itu benar bahwa sebuah buah itu mengahasilkan air yang banyak dan manis.

Claude beberapa kali membolak balikan kelapa itu namun ia tidak tahu cara mengupasnya. Karena kulitnya sangatlah keras. Pada saat itu juga Claude memotong kelapa itu menjadi dua bagian dengan pedang pendeknya.

Alhasil air kelapa itu berhamburan, dan hanya tersisa sedikit saja. Ia pun mencoba meminum air kelapa itu dan rasanya memang manis dan segar. Claude pun melihat pohon kelapa yang sangat tinggi itu memiliki banyak sekali buah kelapa yang menggantung diatasnya.

"Para prajurit! Untuk sementara, sebelum keluarga Alger memperbaiki sumur kita, sebaiknya kita membawa buah ini untuk diminum!" Claude memberikan perintah pada para prajuritnya itu. Merekapun dengan cepat menyetujui apa yang Claude perintahkan itu.

"Tapi bagaimana kita mengambil buah setinggi itu?" Prajurit itu menyipitkan matanya sambil menutupi matanya itu dengan telapak tangannya sangking teriknya sinar matahari itu menyilaukan mata mereka.

"Bukankah kalian memiliki mana sihir? tentu saja gunakan sihir kalian untuk mengambilnya! Apa kalian ingin mana kalian diambil olehku?" Claude mengancam baik-baik prajurit itu agar mengambil kelapa itu dengan sihir mereka.

Tidak lama mereka berhasil kembali dengan membawa kelapa-kelapa itu. Dalam pikir Claude ia mungkin bisa menjadi seorang pedagang setelah perang ini selesai. Tentu saja ia akan mendapatkan keuntungan yang besar di ibukota dengan menjual buah kelapa ini.

"Ini rasanya segar Tuan Claude!" Eden berteriak mewakilkan para prajurit yang lain.

"Tentu saja ini sangat segar, tetapi kita tidak boleh memotongnya seperti ini, karena banyak airnya yang terbuang. Sebaiknya kita mengupasnya pelan-pelan dari atasnya menggunakan pedang pendek!" Claude memberikan contoh kepada yang lainnya dengan mengupasnya perlahan, hingga airnya timbul keluar. seketika itu juga ia memotong sedikit lagi pada bagian atasnya hingga terdapat lubang.

"Wah ternyata airnya menjadi lebih banyak!" Teriak para prajurit yang semulanya kehausan itu. Semuanya bersorak kegirangan akhirnya bencana kehausan mereka berhasil diatasi untuk sementara waktu.

Claude kembali lagi kedalam Campnya. "Krud bagaimana dengan sumur dan sungai yang mengering?" Claude memanggil Krud yang sedang sibuk menikmati secangkir kopi di tempat duduk yang sudah menjadi salah satu tempat favoritnya itu.

"Aku rasa Ada ini semua sengaja dilakukan oleh seseorang." Krud menyeruput kopinya lalu meletakannya kembali diatas piring kecil yang berada diatas meja kecil itu

"Aku sudah tahu tentang itu, tapi apakah kau memiliki petunjuk tentang hal itu?" Claude sangat menantikan apa yang akan dikatakan oleh Krud untuk menjawab pertanyaan Claude, namun nampaknya Krud sendiri sangat sulit untuk menjelaskannya.

"Bagaimana aku menjelaskannya, tapi menurutku akan lebih baik lagi jika ada seorang penyihir air didalam prajurit ini. namun disayangkan mereka semua rata-rata berelemen api dan tanah juga beberapa berelemen petir." Krud nampaknya benar-benar tidak bisa menjelaskan apa yang terjadi sebenarnya. "Untuk surat kematian yang kemarin aku berikan, ternyata wanita yang kemarin adalah salah satu Penyihir murni yang menjadi target kita diawal."

"Nama asli penyihir itu adalah Michelle Argyle."

"Michelle Argyle? Argyle? Jadi itu nama Keluarganya ya? artinya Argyle yang jiwanya hilang itu.." Claude menghentikan kata-katanya dan mencari kembali surat kematian tujuh orang sebelumnya. "Mark Argyle? Apakah mereka bersaudara? Kurasa dari foto yang terpampang ini mereka cukup mirip satu sama lain." Claude membandingkan Foto Michelle dan Mark.

"Kau salah Mark adalah anak dari Michelle Argyle." Krud lagi lagi menyeruput kopi panasnya dan berkata sangat tenang menikmati kesenangannya.

"Pantas saja mereka terlihat sangat mirip." Claude merilekskan punggungnya di punggung kursi kerjanya.

"Setelah kupikir-pikir, ada kemungkinan Mark sudah lebih dahulu mati sebelum Michelle." Krud dengan serius mengatakannya sambil melihat bagian bawah cangkir kopinya dan kemudian menyeruputnya kembali.

"Apa maksudmu? Memang seharusnya begitu bukan ia mati di penggal olehku?" Claude bertanya keheranan dengan pernyataan Krud yang sangat membingungkan.

"Kau benar, tapi coba kau lihat surat kematian milik Mark!" Krud menyuruh Krud untuk melihat kembali surat kematian milik Mark.

"Tahun ini.. bukankah seharusnya ia mati duapuluh tahun yang lalu?"

"Kau benar! Seperti kataku saat mengambil nyawa Espen. Aku sudah menunggunya berpuluh-puluh tahun lamanya namun aku tidak berhasil.

Sepertinya Mark adalah salah satu tugas seorang malaikat yang sudah pecah menjadi cahaya. sehingga keberadaannya sekarang adalah hal yang ilegal."

"Menurutku bukan seperti itu. Ada kemungkinan ia dibangkitkan kembali oleh pangeran Zachary. kata-kata terakhirnya ia mengatakan bahwa nyawanya tidak begitu berharga. Menurut ku kemungkinannya seperti itu."

"Aku bisa menerima pendapat mu, itu juga merupakan hal yang sangat masuk akal."

"Baiklah setelah kupikir-pikir aku telah menemukan strategi yang tepat untuk membunuh para penyihir dan Undead itu." Claude menuliskan kesimpulan yang ia dapatkan disebuah buku kecilnya.

"Pertama-tama kau harus mengatasi kekeringan ini dahulu. Prajurit mu tidak akan bisa bergerak dengan baik jika mereka kehausan." Krud mengingatkan Claude tentang salah satu masalah yang tengah mereka hadapi.

"Tentu saja aku ingin mencoba sesuatu untuk ini." Claude menatap tajam Krud, setelah ia memikirkan sesuatu rencana.

Claude dan Krud keluar dari Campnya. Mereka berjalan beriringan menuju sumur mereka. Semua prajurit yang melihat mereka langsung menunduk hormat, jika di bayangkan dua orang tampan yang tinggi dengan aura yang sangat pekat itu berjalan beriringan layaknya seorang model yang sedang memamerkan baju model-model terbaru.

Sesampainya di sumur itu Claude memeriksa sesuatu. Dengan menyipitkan matanya mencoba melihat dengan jelas. "Krud, maksudku Themis aku sudah tahu, apa yang terjadi. Ini adalah sisa ledakan sihir dari penyihir wanita itu bukan?" Claude menanyakan masalah sumur itu pada Krud yang mengetahui lebih banyak tentang sihir di dunia ini.

"Kurang lebih kau bisa menebaknya dengan benar, tapi ada satu hal yang kau lewatkan!" Krud mengatakan dengan pada Claude. Untuk mencoba menguji kemampuan menganalisis Claude.

"Benar, sepertinya aku melewatkan sesuatu yaitu kau! Keberadaan kau dengan hawa kematian siapa yang tidak senang dengan hal itu!" Claude berusaha bercanda pada Krud namun Krud tidak menanggapinya.

"Berhenti bercanda, karena ini membutuhkan waktu yang sangat lama." Krud mengatakannya dengan nada datar. Membuat candaan Claude menjadi kering.

"Baiklah ini karena keberadaan ku yang seorang iblis, membuat tanah ini kehilangan keberkahannya bukan?" Claude menebaknya dengan tepat. Tanah yang subur sebenarnya mendapatkan sebuah berkah dari alam, namun jika ada sesuatu yang dianggap kemalangan. Maka keberkahan itu akan menghilang.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!