17

"Itu artinya kita sudah menemukan alasan, mengapa peperangan ini terjadi. Mark Argyle benar, tidak ada pangeran Thura artinya mereka tidak tahu makna perang perbatasan kali ini. Ambisi mereka hanya ingin menginvasi sebagian daratan Kerajaan Greenbreez." Claude menyimpulkan hal yang menarik dari semua analisisnya.

"Aku tidak terpikirkan hal itu. hehehe" Krud tersenyum jahat layaknya seorang iblis yang kejam. "Yah, itu artinya peperangan ini memiliki makna tersendiri, tapi apakah raja mengetahui tentang tempat ini?" Wajah Krud menampakan sebuah kelegaan karena merasa telah memecahkan suatu misteri yang sangat besar.

"Aku setuju dengan pertanyaan mu itu, apakah raja kerajaan Greenbreez mengetahui tentang hal ini? Melihat ia sekarang mengabaikan begitu banyak tentaranya nampaknya ia tidak mengetahui apapun tentang daratan ini." Claude menduga bahwa raja Greenbreez sendiri tidak mengetahui tentang dunia bawah yang seindah ini.

"Jika sudah selesai menganalisa peperangan ini, sebaiknya kita memeriksa pintu besar itu ada apa di balik pintu itu aku masih penasaran." Krud dengan bersemangat berjalan kearah pintu besar berwarna putih yang terletak di tengah hamparan rumput hijau yang begitu indah.

"Mengapa kau tidak mengepakkan sayap mu untuk pergi kesana?" Claude sangat keheranan melihat Krud yang akhir-akhir ini lebih sering menggunakan wujud manusianya dibandingkan dengan wujud aslinya.

"Hahahaha, sebenarnya aku sedang cuti jadi aku hanya mengantarkan surat-surat kematian itu kemarin." Krud berjalan dengan santai di depan Claude. "Ngomong-ngomong, dalam tubuh manusia ini aku sama sekali tidak bisa menggunakan kekuatan murni ku. Aku hanya bisa menggunakan sihir level biasa. Jadi kau panjat sendiri sumur ini ketika sudah selesai." Krud berlarian seperti seorang anak kecil.

"Oi, apa pemimpin malaikat tidak salah mengangkat mu jadi malaikat Agung? Kau hanya perlu menarik ku dengan seutas tali yang aku bawa! Tidak perlu menggunakan sihir!" Claude keheranan dengan tingkah laku Krud yang sering berubah-ubah, apa itu karena umurnya masih muda dikalangan para malaikat seperti dia, menurut pendapat Claude didalam otaknya.

Claude berlari menyusul Krud yang nampaknya sudah sangat jauh dari jaraknya sekarang. Claude tersenyum senang, kini akhirnya ia tidak kesepian lagi dan tidak menderita lagi. Kehidupan yang sangat ia dambakan sepertinya sudah terwujud hari ini.

"Yéy aku sampai duluan!" Teriak Krud yang terlihat seperti anak kecil yang melakukan kompetisi-kompetisi bodohnya.

"Kau terlihat seperti anak kecil Krud!" Claude mengeluhkan sifat Krud yang seperti itu. Karena menurut pikirannya, Krud sangat tidak cocok berlagak seperti anak kecil dengan aura kematian dan mata tajam bagaikan mata elang yang melihat mangsanya.

"Jangan banyak komentar! Ayo kita buka pintunya!" Krud tidak sabar dengan pintu yang hanya berdiri tegak tanpa ada tembok apapun disekelilingnya. Krud berulangkali memutari pintu itu namun jelas-jelas pintu itu hanya berdiri tegak tanpa engsel.

"Ini! Krud sebaiknya kau terbang dan baca kalimat-kalimat yang ada diatas pintu itu!" Claude menunjukan sebuah kata-kata yang bersinar seperti terbuat dari sihir.

"Kau menyuruhku?"

"Tentu saja! Aku kan tidak bisa melihatnya!"

"Baiklah-Baiklah, demi menghapus rasa penasaran ku seumur hidup. Aku rela membaca kalimat yang ada di pintu ini." Teriak Krud sambil menggunakan sihirnya untuk terbang. "Dengarkan baik-baik aku berteriak ya!" Krud mengingatkan Claude untuk mendengarkan kata-katanya, walau samar karena mereka berada di lapangan terbuka namun Claude masih bisa mendengar jelas apa yang Krud katakan.

"Pewaris tahta kerajaan Greenbreez membuka pintu ini ketika suatu bencana terjadi di alam ku. Dengan darah keturunan murni bangsa Greenbreez yang Agung aku hadiahkan tempat ini sebagai tempat perlindungan terakhir rakyat mu." Krud pun selesai membaca kalimat itu dengan mengerutkan alisnya. "Hei apa kau mengerti maksudnya?" Krud kembali turun dari atas sana untuk menghampiri Claude

"Sepertinya ini adalah sebuah tempat persembunyian yang diberikan oleh dewa kepada Raja Greenbreez sebelumnya." Claude menyimpulkan sebagian kalimat yang dibacakan oleh Krud.

"Masuk akal, Ayo kita coba buka pintunya!" Karena sudah tidak sabar lagi. Krud membuka pintu itu begitu saja. namun bukan sesuatu yang di harapkan mereka tiba-tiba keluar banyak sekali air yang menerjang mereka layaknya sebuah tsunami besar.

"Hei, apa yang kau lakukan!" Claude memarahi Krud yang bertindak seenaknya membuka pintu itu tanpa memberitahu dahulu pada Claude.

Mereka yang sempat berlari sebentar itu tidak cukup waktu untuk menghindari tsunami yang menerjangnya. Hingga akhirnya mereka terombang ambing oleh debit air yang begitu besar. Hingga membuat mereka tenggelam didalamnya.

Claude memasrahkan dirinya yang sudah terlanjur tenggelam dalam debit air yang begitu deras. Sesaat ia mengingat masa-masa dimana ia hidup dikediaman Baron Marquez, lalu bertemu dengan Krud dan Tanpa terduga ia berhasil mengalahkan penyihir hitam tingkat tinggi seperti Espen.

Lalu Krud mengubah segala kehidupan yang dijalankan oleh Claude. Bahkan ia merasa tidak kesepian lagi, walau saat dimana Krud meninggalkannya Claude sempat kecewa karena ia harus berusaha bertahan hidup sendirian didalam hutan dekat perbatasan yang sedang terjadi peperangan.

Setiap harinya Claude mempelajari dan membuat senjata-senjata nya untuk bertahan hidup. Karena tanpa sihir merupakan kelemahan terbesar yang terjadi didalam dunia ini.

Claude benar hanyut dalam pikiran-pikirannya dimasa lalu saat ia tenggelam dalam air itu. Ia sempat melihat setitik cahaya namun kesadarannya mulai menurun. Ia melihat kilas balik dirinya yang bertemu para tentara kerajaan untuk pertama kalinya, bertemu kembali dengan Krud setelah sekian lama.

Mengetahui bahwa dirinya adalah seorang iblis kutukan dewa. Membuat perjanjian dengan dewa melalui perantara Krud. Claude menangis namun air matanya segera membaur dengan air-air itu.

Claude tersenyum ia tidak menyesal jika harus mati dengan keadaan bahagianya sekarang. Ia sangat bersyukur bisa mengenal malaikat maut semenyenang kan Krud.

Ting...

Seketika itu pikirannya teringat bahwa Krud adalah malaikat maut, jika ia akan mati seharusnya surat kematiannya sudah turun beberapa hari yang lalu. Apakah kejadian ini merupakan kejadian tidak terduganya. Claude berenang ke atas permukaan. namun tidak nampak apapun semuanya terlihat gelap.

Teringat dirinya seorang iblis iapun hendak mencoba menggunakan kekuatannya. namun ia tidak tahu bagaimana cara ia mengeluarkan kekuatannya. Claude ingat ketika penyihir itu mengeluarkan sihir yang begitu besar, dirinya benar-benar marah ketika penyihir itu melukai bahu Krud.

namun kali ini ia tidak memiliki pemicu untuk mengeluarkan kekuatannya. Ia teringat liontin milik ibunya, jika air ini adalah sebuah sihir maka semuanya bisa ia serap dengan sekali saja. Ia pun mencoba berulang kali namun tidak berhasil, ternyata airnya ini sangat nyata dan bukalah sebuah sihir.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!