Claude kembali dalam Campnya. Sedangkan Krud sibuk mengantarkan para arwah yang baru saja dipengal itu ke gerbang kematian.
Claude langsung terduduk di meja kerjanya itu. Sambil menuliskan hal-hal yang sangat penting dari apa yang ia telah dapatkan hari ini.
Waktu peperangan tinggal dua Minggu lagi, sedangkan masih banyak persiapan yang belum dipersiapkan lebih banyak. Lagi ditambah lagi dengan menghadapi para Undead mereka sangat sulit untuk dihadapi.
Krud tiba-tiba muncul dari hadapan Claude. "Claude! Arwah mereka kurang satu." Krud yang tiba-tiba berbicara seperti itu membuat Claude terbelalak kaget.
"Biar kutebak Arwah yang hilang itu milik Gabe." Claude langsung menebak apa yang dikatakan oleh Krud.
"Tidak salah lagi." Krud membelalakkan matanya. "Bukan Gabe!" Krud menipu Claude untuk bercanda.
"Berhenti bermain-main Krud!" Claude sangat marah karena pikirannya kali ini sangat kacau.
"Memang bukan Gabe, tapi milik Argyle!" Krud mengatakannya dengan santai.
"Argyle?" Claude mencoba mengingat kata-kata terakhir yang dikatakan oleh Argyle di jam sebelumnya.
...****************...
"Bawakan Argyle padaku!" Teriak Claude menyuruh Eden segera membawa Argyle pada alat eksekusi.
Dengan kata yang sama Claude bertanya pada Argyle. "Informasi apa yang bisa kau tukarkan untuk nyawamu yang berharga." Claude menempelkan pedangnya dibawah dagu Argyle.
"Kau pikir nyawaku berharga? Jika kau berkata demikian kau memiliki kesalahan yang sangat besar. Nyawaku ini hanya nyawa orang yang sudah mati. Mau di Tarten ataupun di Greenbreez semua orangnya adalah sampah!
Kau akan tahu ketika tikus-tikus itu pergi melewati jalan tikus untuk mengadu pada sang ular." Seketika pisau besar menghantam lehernya memisahkan kepala dan tubuhnya.
Claude tahu jika hukuman itu terlalu kejam namun ia tidak tahu lagi harus melakukan apa, karena misi bonusnya adalah membunuh para pengkhianat yang berasal dari bangsa Tarten itu.
...****************...
Ingatan Claude hanya cukup sepenggal itu saja, namun ketika ia teringat tentang tikus yang melewati jalan tikus untuk mengadu pada ular. Claude menyadari sesuatu. Ia pun mengambil jubahnya yang tergantung di punggung kursinya.
Lalu mengikatnya dan berlari ke arah penjara tahanan perang itu. Krud yang melihat reaksi Claude setelah ia menyebutkan satu nama itupun mengangkat sebelah alisnya sambil keheranan. Ia tidak tahu apa yang Claude lewatkan sehingga membuatnya begitu terburu-buru berlari keluar tenda. Krud pun mengikuti kemana Claude pergi.
Dengan kecepatan larinya yang begitu luar biasa, Claude dalam sekejap saja sudah bisa sampai di tempat penjara itu.
ternyata benar yang dikatakan oleh Argyle, para tujuh tahanan lainnya sepertinya berhasil kabur, setelah Claude melihat penjara dimana mereka ditahan itu kosong melompong tidak ada satupun orang didalamnya.
"Bagaimana bisa aku melewatkan bagian yang paling penting ini?" Ujar Claude sambil mengepalkan kedua tangannya yang kemudian meninju tembok benteng penjara itu hingga tangannya terluka.
"Krud bagaimana bisa aku melewatkan hal ini? Para prajurit yang menjaga merekapun ikut menghilang. bersama mereka? Apakah ini masuk Akal?" Claude berkata sambil mengeluhkan kelalaiannya.
"Oi, Oi, kau tidak perlu khawatir, surat kematian tujuh orang itu pasti akan tiba, kau tenang saja. Meskipun sebenarnya aku tahu dimana mereka sekarang." Krud terlihat sangat santai.
"Aku sampai lupa kalau kau itu Malaika maut. Baiklah aku akan serahkan hal itu padamu."
"Claude aku ini tuan mu sekarang bagaimana bisa kau menyuruh tuan mu sendiri?"
"Kalau begitu tolong bantu aku untuk menangkap mereka, karena ini misi kita bersama!"
"Hmm.. kau tenang saja dalam waktu 5 detik aku bisa menangkap mereka. Kau tanyakan saja apa yang ingin kau tanyakan sekarang." Krud tahu sebelumnya Claude ingin menanyakan sesuatu padanya.
"Kau benar, aku ingin menanyakan tentang pangeran Zachary yang seorang Necromancy itu. Apakah kau mengetahui sesuatu Krud?"
"Kau benar pangeran Zachary de Tarten merupakan pangeran dengan energi besar seperti pangeran lainnya. Jadi jika dia seorang Necromancy tentu saja itu sangat merepotkan."
"Begitu ya!? Hmm.. sepertinya kita ada dipihak yang sangat tidak menguntungkan."
"Kau berbicara omong kosong Claude! Dipihak kita ada seorang iblis dan satu Malaikat itu sudah cukup menggempur mereka semua. Hahahaha!"
"Kau gila? Apa kau ingin ikut bertempur denganku?"
"Apa yang salah dengan itu? Dengarkan ini baik-baik. Misi kita hanya membunuh sebelas Penyihir hitam itu. Masalah pangeran Zachary dan para Undead nya tidak perlu kau pikirkan."
"Hehehe, Kau salah Krud. Dengar dan lihatlah bagaimana aku menggunakan kekuatanku untuk memenangkan peperangan ini?" Sambil memegang liontin milik ibunya Claude bertekad untuk memenangkan perang untuk sepenuhnya.
"Sepertinya kau semakin hari semakin menarik ya Claude, aku tunggu rencana mu!" Krud lagi-lagi menghilang dari hadapan Claude.
Para prajurit tiba-tiba berdatangan menemui Claude.
"Apa yang terjadi disini tuan Penasehat?" Eden langsung menyerobot masuk dan bertanya pada Claude.
"Ternyata mereka cukup pintar juga, kerahkan pasukan tujuh untuk mencari tahanan yang kabur!" Claude langsung bersuara tanpa memberikan alasan apapun pada Eden dan para prajurit itu.
"Saya Sergion sebagai pemimpin pasukan tujuh akan mencari para tahanan itu Tuan!" Prajurit yang bernama Sergion itu maju kehadapan Claude dan menunduk menerima perintah dari Claude.
Claude pun mengisyaratkan agar ia segera pergi, menjalankan tugasnya. Ia pun segera pergi dengan para pasukannya. Eden segera mendekat pada Claude. "Sergion masih sangat muda, kira-kira seumuran dengan Tuan Penasehat." Eden tertawa ramah dihadapan Claude.
Claude tahu maksud Eden yang sebenarnya sedang memuji Sergion dengan prestasi di umur nya yang sangat muda itu, bisa memimpin pasukan besar seperti pasukan tujuh.
"Aku tahu Sergion adalah adik Tuan Jendral Fermilion, jadi aku mengutusnya untuk melihat sejauh mana perbandingan kekuatan sang adik dan sang kakak." Claude menyeringai melihat Eden yang juga tertawa senang melihat Claude yang begitu bijaksana.
"Kau terlalu kejam untuk membandingkan kedua adik-kakak itu." Eden menyikut Claude. Menunjukan kedekatan mereka saat ini.
Tidak sampai sepuluh menit Claude memerintahkan Sergion dan pasukannya untuk mencari para pengkhianat itu. Seseorang dengan baju kerajaan namun bernuansa serba hitam itu masuk dengan aura kematian yang sangat besar.
"Krud!?" Teriak Claude dalam hatinya.
"Tuan saya sudah menangkap delapan orang pengkhianat ini, termasuk wanita Penyihir ini." Krud mendorong delapan orang itu kehadapan Claude.
"Kau, Kau siapa?" Eden berteriak waspada melihat penampilan Krud yang sangat mencurigakan.
"Perkenalkan namaku adalah Themis De Alger keluarga Duke Alger yang diasingkan ke perbatasan ini. Sekarang aku adalah seorang Alkemis sekaligus, pemimpin di di kota dekat perbatasan ini." Suara yang lembut dan Berat itu membuat wanita bahkan pria pun terpesona akan suaranya. Bulu matanya yang panjang dan wajahnya yang begitu rupawan membuat para prajurit yang melihatnya sangat iri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
Endang Ssn
ceritanyaa bagus, tapi kok masih sepi yaa...
2023-01-06
0