Malam hari, malam dimana yang menjadi sebuah malam pertumpahan darah para pengkhianat yang berasal dari bangsa Tarten.
"Bawa semua pengkhianat yang telah aku sebutkan sebelumnya kelapangan sekarang!" Suara teriakan Claude yang begitu tegas, membuat para prajurit itu dengan sigap mengikuti perintahnya.
Para tentara itu membawa, tujuh orang yang Claude sebutkan sebelumnya saat mereka hendak mengeksekusi mereka. "Ini tujuh orang dengan ciri-ciri dan nama yang telah tuan Penasehat sebutkan sebelumnya."
Tujuh orang itu tampak dibawa oleh para tentara itu dengan tangan dan kaki terikat, serta mata yang tertutup oleh kain, sedang meronta-ronta meminta agar dilepaskan.
"South, Vanes, Argyle, zhack, Tom, Oscar, Gabe." Semuanya sudah lengkap Tuan!" Teriak Eden yang membawa mereka tepat ke tengah lapang pengeksekusian.
"Baiklah mari kita mulai! Puncak acara menuju kemenangan kita!" Claude bersorak diikuti dengan sorak tentara lainnya.
"Aku mulai dari Vanes" Saat Claude berkata, saat itu juga Krud datang menyaksikan malam dengan penuh darah itu.
"Informasi apa yang akan kau tukar agar aku bisa mengampuni mu." Kata-kata Claude membuat Pria dengan Rambut Coklat tua dan memiliki kumis yang cukup tebal itu gemetar ketakutan. "Aku, Aku ada informasi tentang bangsa Tarten." Seluruh tubuhnya bergetar hebat. Nada bicara pria itu pun tampak sangat terburu-buru, seperti nya ia sangat takut akan kematian yang sudah ada didepan matanya.
"Hei kau! ingat jangan beritahu apapun pada orang kerjaaan bodoh ini!" Seseorang sesama teman pengkhianat itu berteriak pada Vanes untuk tidak membocorkan informasi apapun.
"Beri dia apel!" Eden dengan sigap mengerti maksud Claude untuk segera menutup mulut pria itu.
"Tuan, tuan mohon ampuni aku, aku terpaksa melakukannya karena ratu menyandera keluargaku." Pria itu meringis meminta ampun sambil gemetaran hebat.
"Maka dari itu cepat kau mau tukar dengan informasi apa? Aku hitung sampai lima!"
"B,bangsa Tarten akan menggunakan sepuluh Penyihir murni. Ya itu.. itu.. yang ku tahu." Setelah pria itu berbicara, pisau besar yang berada di atas kepalanya itu jatuh tepat berada di leher pria itu. menyebabkan leher pria itu putus, sehingga kepala dan badan pria itu terpisah.
"Informasi yang tidak berguna, aku sudah mengetahui hal itu." Claude memutuskan sepihak untuk mengeksekusi pria itu, namun semua prajurit nampaknya sangat setuju dengan apa yang dilakukan oleh Claude.
"Baik bawa selanjutnya Tom!" Claude menyuruh Eden untuk membawa Pria yang bernama Tom itu ke tempat pengeksekusian.
Eden langsung menyeret Pria itu untuk di bawa ke tempat pengeksekusian. Eden memasukan kepala orang itu ke tempat pengeksekusian dan menguncinya agar tidak bisa bergerak.
"Tom! atau aku harus memanggilmu Tommy? Kau sudah bekerja begitu keras untuk bangsa Tarten, jadi apa balasan mereka yang diberikan untukmu?" Claude mengelilingi beberapa kali Pria dengan rambut gondrong berwarna coklat kemerahan itu. "Cepat katakan informasi yang bisa kau tukarkan dengan nyawamu. "Claude menarik rambut Pria gondrong itu sambil berbisik kejam padanya. "Kalau kau mau informasi silahkan cari sendiri!"
Bang! Suara pisau eksekusi yang jatuh dengan cepat, membuat pria itu sama sekali tidak diberikan hak berbicara sama sekali.
"Selanjutnya! Oscar! South! Argyle! zhack! Oscar!" Claude tidak mendapatkan satupun informasi mengenai pasukan tentara bangsa Tarten dari mulut para pengkhianat itu. Kini tersisa Gabe, kali ini Claude ingin membuat orang itu sampai mengatakan hal yang sebenarnya.
"Baiklah bawa kemari Gabe!" Teriak Claude yang sangat nyaring karena kesal tidak mendapat informasi apapun dari para pengkhianat itu.
Eden membawa Gabe seperti yang lainnya ia, memasukan kepala Gabe pada alat eksekusi yang besar itu. Terlihat Gabe yang terlihat sangat santai sekali, wajahnya tidak menunjukan sedikitpun ketakutan seperti para orang yang sebelumnya.
"Gabe informasi apa yang ingin kau tukarkan untuk nyawamu yang berharga itu?" Claude menarik Dagu Gabe dan mendekat kan wajahnya padanya untuk melihat jelas sorot mata Gabe.
"Aku tau walaupun aku memberikan informasi sebagus apapun menurut mu, aku akan tetap mati di tanganmu. Akan ku beritahu informasi ini sebelum aku mati. Bangsa Tarten berencana menggunakan para Undead untuk menghabisi tentara kalian."
"Undead?" Claude tidak percaya, Undead hanya bisa dibangkitkan oleh Necromancy. Apakah ada seseorang Necromancy yang bersembunyi di balik pasukan Tarten?. Dalam otak Claude terus berputar memikirkan tentang informasi itu.
"Tepat sekali! Sekitar lima ratus pasukan. Kurang lebih sama dengan pasukan yang tersisa di Camp ini."
"Siapa yang mengendalikan ini?"
"Sang Necromancy, Pangeran Zachary de Tarten." Gabe menyeringai, membuat Claude ragu apa yang dikatakannya benar-benar adanya atau tidak.
Pangeran? Seorang Necromancy? Ini tidak masuk akal dalam pikirnya. Apakah dia adalah pangeran dari ratu sebelumnya. Claude masih berpikir kuat tentang hal itu. "Thura? Bagaimana dengan pangeran Thura?" Claude menanyakan Thura karena sebelumnya ia pernah mendengar informasi ini ketika ia sedang diam-diam mendengarkan para tentara bergosip.
"Hahaha, kau tidak tahu? Apa makna semua perang ini kalau bukan karena pangeran Thura?
Tapi kau tenang saja pangeran Thura sudah diasingkan sangat jauh dieverfreez. Tidak ada lagi yang bisa menghalangi pasukan mu, karena sekarang pangeran Zachary akan mengambil alih semuanya!"
Claude, tidak mengerti perselisihan apa yang sebenarnya terjadi di Medan perang ini. Claude tidak bisa mengorek sampai jauh lagi, yang ia harus fokuskan adalah kemenangan pasukannya dan memenggal kepala para penyihir hitam itu.
Claude langsung menurunkan pisau besar itu kepada Gabe tanpa ada aba-aba apapun, karena menurut Claude informasi yang ia terima sepertinya sudah cukup banyak.
Sekarang kurang lebih Claude mengerti mengapa pangeran Garg bisa dikalahkan. Yang pertama adalah rencana si para pengkhianat yang berhasil menghasut para pasukan.
yang kedua adalah penyihir murni itu menggunakan kekuatan iblis untuk mengalahkan pangeran Garg, itu termasuk Penyihir hitam tingkat tinggi. Hukumannya sebenarnya haruslah lebih berat dari kematian.
Yang ketiga, para Undead, walau bagaimanapun kita menyerang tentu para Undead itu akan hidup lagi dan lagi ini sangat merepotkan.
tetapi untuk yang ketiga ini bahkan pasukan tentara tidak mengetahuinya, apa jangan-jangan mereka baru akan melakukannya saat perang dua Minggu lagi? Claude berpikir sangat keras sekali sehingga melupakan acara penutupan dari malam pengeksekusian para pengkhianat itu.
Claude masih memikirkan wajah Gabe yang begitu mengerikan dan diselimuti kegelapan, tatapan mata yang tidak takut mati itu membuat Claude merasa ganjal dengan hal itu.
"Tuan Penasehat sudah waktunya masuk ke acara penutup!" Suara Eden membangunkan Claude dari lamunannya.
"Kau benar!" Claude langsung menaiki podium untuk mengatakan kata-kata penutup malam ini. "Para pasukan kau lihat seberapa setianya mereka pada bangsanya? Kalau begitu kita tidak boleh kalah dari orang-orang itu. Meskipun seberat apapun tantangan kita! Kita pasti berhasil!" Pidato singkat dari Claude membuat gemuruh besar dari para tentara kerajaan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments