“nak menikahlah sekarang dengan putra papa,papa ingin menyaksikannya jika memang kamu menyetujuinya”ucap pak herman yang semangkin pucat
Aera pun tak ada pilihan karna ia sudah menyetujui nya tadi
“saya terima nikahnya aera sena binti kusuma dengan mahar sebuah black card dibayar tunai”ucap hisyam dengan lantang
“bagaimana saksi sah”ucap penghulu yang dari tadi datang sebelum aera
Sah ucap beberpa orang yang menyaksikan termasuk nathan dan dela ia tak menyangka dibalik sifat dinginnya seorang aera sena ia juga mengorbankan masa depanya dan menikah dengan seorang anak pasien yang aera tangani selama ini
“hisyam jaga aera untuk papa,jangan sakiti dia”ucap herman
“teimakasih yah nak,kamu sudah menuruti keinginan papa,papa bisa pergi dengan tenang”ucap herman memegang salah satu tangan aera
“ma”ucap herman memegang tangan istrinya dan menyuruh bela mendekatinya
“bimbing papa ma”bisik herman ditelingga bela
“la-ilaha illallah”bisik bela dan diikuti oleh herman dan kalimat terakhir itu menutup mata herman dan hembusan nafasnya yang terakhir di dengar bela
Bela meneteskan air matanya dan berusaha kuat menerima kepergian suaminya begitupun dengan hisyam ia juga meneteskan air matanya melepas kepergian panutan hidupnya
“pa “panggil aera menguncangkan tubuh herman tapi tak ada respon
“tante “ucap aera menatap bela,bela hanya mengeleng menahan tangisnya
“aera memundurkan langkahnya dengan air mata yang terus jatuh banyangan masa lalu kembali memenuhi kepalanya ,
Tangannya bergetar hebat dan diikuti oleh tubuhnya dela yang melihat kejanggalan dokternya tersebut mendekati dan bertanya namun yang ditanya hanya diam seakan suaranya tercekat ditenggorokan
Hisyam yang mendengar pertanyaan dela menanyakan kondisi aera melihat sumber suara tersebut
Semua orang tak menyadari itu karna aera yang mundur ke dinding dan semuanya hanya terfokus melihat herman
Hisyam melihat tangan aera yang bergetar hebat dan tubuhnya yang ikut bergetar ia mendekati wanita yang beberapa menit lalu telah sah menjaadi istrinya, dan menanyakan ada apa dengan aera tapi aera seperti orang bisu yang tak bicara sepatah katapun,hisyam menyuruh dela untuk membawa aera ke ruangan lain,namun hisyam tak ikut karna ia harus mengurus jenazah papanya dan juga harus menguatkan mamanya yang pasti kehilangan belahan jiwanya.
Dela yang meniggalkan aera diruanganya kaget saat melihat salah satu tangan aera mengelurkan darah
“astagfirullah aera “ucap dela menutup mulutnya melihat pemandagan yang tak pernah ia lihat dari seorang aera sena
Dela meninggalkan aera diruangnya sendiri karna ia mengammbil beberapa obat yang mungkin bisa menghentikan tremor aera
“a apa yang kamu lakukan”ucap dela terbata-bata melihat aera yang menusuk tangannya sendiri dengan pisau kecil
Ia memang sering menanggani pasien dengan berbagai bentuk luka tapi ia begitu syok melihat aera sampai melukai dirinya sendiri Dela segara mnggambil kotak p3k dan mengobati apa yang telah aera perbuat pada dirinya
“kenapa kamu melakukan ini ra”ucap dela sambil memperban luka aera
“agar tremornya hilang”jawab aera singkat
“apa ini sering kamu lakukan”tanya dela
“tidak sekali-kali saja”ucap aera
“apakah tidak sakit ketika kamu menusuk dirimu sendiri”tanya dela
“entahlah”singkat aera
Saat selesai memperban luka aera dela segera berdiri dan membersihkan kapas sisa darah aera
“bisakah kamu tak membicarakan ini kepada siapapun”ucap aera menahan tanagan dela
Dela menatap aera dengan berbagai pertanyaan tapi iya urungkan karna ini bukan waktu yang tepat dela hanya membalas dengan anggukan
“tapi bisakah kamu berbagi masalahmu denganku,kamu tak sendirian banyak orang yang menyanggimu ra”ucap dela
‘ya”jawab aera singkat
Dela memaklumi itu karna begitulah seorang aera
Jam setengah 6 sore herman resmi di kebumikan di salah satu pemakaman di kota surabaya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments