“Kalau memang Yang Mulia bersamaku tadi malam, bagaimana? Apa yang akan kau lakukan?” celetuk Lucio dengan mimik muka terkesan menantang Austin.
“Hahh? Kau! Beraninya kau bersama Yang Mulia tanpa ada aku.” Austin terlanjur emosi, dia mencengkram kerah baju Lucio.
“Aku sudah tidur bersama Yang Mulia.”
Lucio sengaja memanas-manasi Austin, akhirnya terjadilah pertengkaran yang tak kunjung mendapat penyelesaian. Krystal berdiri di antara keduanya sembari menggeleng-geleng kepala, pertengkaran yang terjadi di pagi hari ini membuat kepala Krystal pusing. Krystal hanya bisa memijit pelipis kepalanya dan menunggu pertengkaran mereka agak merenggang. Menunggu beberapa menit, pertengkaran mereka mulai reda.
“Sudah selesai bertengkarnya? Sekarang ayo kita pulang ke istana,” ajak Krystal.
“Yang Mulia, jelaskan dulu kepada saya, siapa pria ini? Apa dia akan menjadi selir kedua?” tanya Austin meminta kejelasan Krystal.
“Iya Austin, namanya Lucio Marvelo, putra kedua dari Grand Duke Marvelo. Aku harap kalian berdua bisa akur, aku tidak ingin ada pertengkaran yang mengakibatkan perpecahan,” ujar Krystal memperkenalkan Lucio kepada Austin.
Selepasnya, Krystal masuk ke dalam penginapan untuk memeriksa barang yang tertinggal di sana. Setelah memastikan semuanya beres, mereka pun kembali ke istana kekaisaran bersama, di tengah perjalanan pun Austin berusaha untuk mendominasi Krystal supaya tidak terlalu dekat dengan Lucio. Walau sejak awal Austin tahu kalau resikonya akan seperti ini, tapi dia tetap memaksa untuk menyanggupi diri apabila ia melihat Krystal bersama selir-selir lainnya.
Krystal juga berpikir dari sekarang untuk membagi waktunya bersama para selir, dia tidak ingin istana harem penuh dengan perselisihan, pertengkaran, dan perpecahan. Waktu masih panjang untuk menghancurkan Kekaisaran Albertine, ia tidak mau tergesa-gesa apalagi sekarang kekuatannya sedang tidak bisa digunakan secara berlebihan sehingga membuat Krystal mesti bergantung pada orang lain.
Setibanya mereka di istana, alangkah terkejutnya Krystal melihat istana tempat biasa ia tinggal sudah rata dengan tanah. Seluruh barang-barangnya yang berada di istana telah hancur bersama reruntuhan tersebut. Krystal mengingat bahwa istana itu merupakan istana yang pernah ditempati oleh Ibu pemilik tubuh tersebut dulunya. Pada saat itu, amarah Krystal menggebu-gebu seraya bola mata terus mengedar mencari-cari siapa gerangan yang menghancurkan istana miliknya.
“Siapa yang tega melakukan semua ini?” Lucio bertanya-tanya di tengah kemarahan Krystal.
Di kala Krystal sedang mengatur irama napasnya, seseorang yang paling berperan besar terhadap kematian pertama pemilik tubuh datang menghampirinya. Krystal menatap Emilia penuh kebencian serta dendam yang membara.
“Aku sudah menghancurkan istana tempatmu tinggal, bagaimana? Apa kau suka dengan hadiah dariku?”
Emilia datang bersama dua orang ksatria penjaga, senyumnya yang angkuh membuat muak Krystal. Wajahnya memang cantik, tapi tidaklah secantik Krystal, Emilia merupakan Tuan Putri yang disayang oleh seluruh rakyat dan dibangga-banggakan karena kemampuannya sebagai seorang saintess. Memiliki kekuatan penyembuhan sekaligus kekuatan pemberi berkat adalah satu-satunya keahlian Emilia.
“Jadi, ini perbuatanmu ya wanita murahan,” sarkas Krystal menyeringai.
“Wanita murahan? Kau menyebutku sebagai wanita murahan? Lancang!” bentak Emilia.
“Uppss aku keceplosan, aku sering melihatmu memasukkan pria-pria tak dikenal ke dalam kamarmu. Tidak terhitung sudah berapa pria yang tidur dan mencicipi tubuhmu, katanya kau saintess. Saintess adalah orang yang suci, bagaimana bisa kau mengotorkan kesucian saintess oleh kelakuanmu sendiri?”
Krystal mengetahui segalanya dengan jelas bahwa Emilia seorang wanita pecandu **, tidak terhitung berapa jumlah pria yang sudah tidur dengannya sehingga di kehidupan lalu, tidak ada yang tahu siapa Ayah dari anaknya. Bagi banyak pria, tidur dengan Emilia merupakan suatu keberuntungan yang tak diduga-duga, bahkan dulu istana selir Emilia terisi oleh lebih dari 20 orang pria. Membayangkannya saja sudah membuat Krystal jijik, tidak ada satu pun orang yang menyalahkan sikap Emilia, Kaisar dan Permaisuri juga tidak memberi teguran.
Raut muka Emilia merah padam akibat emosi, dia tidak apabila ada seseorang yang menyangkut pautkan pekerjaannya dengan kebiasaan ia berganti-ganti pasangan. Krystal sangat menyukai jika Emilia menampakkan kemarahannya pada dirinya.
“Apa yang baru saja kau katakan? Br*ngsek! Kau hanyalah aib kekaisaran, beraninya putri rendahan sepertimu ini menghinaku!” murka Emilia.
“Pffftt hahaha rendahan? Aku tidak peduli kau berbicara apa soal diriku, tapi sebaiknya kau bercermin dulu. Lihat dirimu seperti apa, jangan sampai karena kebiasaanmu yang suka bertukar pasangan setiap saat malah membuatmu jatuh ke dalam masalah. Oh iya aku lupa, kau kan saintess paling suci dan dianggap sebagai anak kesayangan dewa? Hahaha kau membuatku tertawa saja,” ledek Krystal terkekeh.
“Tahu apa kau soal aku haa? TAHU APA? WALAU AKU MEMBUAT SALAH PUN DEWA PASTI MEMAAFKANKU! Coba lihat kau berbuat dosa sebesar apa pun, dewa tidak akan pernah berpihak padamu. Kau berbuat baik saja, aku tetap ragu dewa akan mendengar do’amu, aku adalah anak kesayangan dewa jadi apa pun pintaku, dewa akan mengabulkannya.”
Emilia membual terlalu jauh, volume suaranya naik turun disertai ekspresi gila yang semrawut di mukanya membuat Krystal tidak habis pikir kalau Emilia yang digadang-gadangkan anak kesayangan dewa rupanya memiliki prilaku layaknya seorang setan. Emilia mencari pembelaan atas tindakan tidak senonohnya yang berpotensi menghancurkan nama suci seorang saintess. Pemikiran yang dangkal milik Emilia sungguh membuat Krystal berpikir kalau dewa salah memilih seorang saintess.
“Aku tidak meminta pengampunan dewa dan aku tidak berharap dewa akan mengampuniku. Justru kau harusnya menggunakan otak bodohmu itu untuk berpikir, mana ada seorang saintess menyerahkan kesucian dirinya kepada sembarang pria. Ck semakin melihatmu semakin membuatku jijik,” decak Krystal kesal.
Emilia kehilangan kata-kata untuk menjawab perkataan Krystal, dia mencari hal lain supaya membuat Krystal terdiam dan marah. Lalu arah mata Emilia tertuju kepada dua orang pria tampan yang tengah berdiri di sisi belakang tubuh Krystal. Sejujurnya, Emilia tergoda oleh ketampanan dua orang selir milik Krystal, muncullah keinginan Emilia untuk mengajak dua pria tersebut untuk tidur dengannya.
“Hei, kalian berdua! Pasti kalian selirnya Krystal. Apa yang kalian lihat dari gadis ini? Sebaiknya kalian tidur bersamaku atau kalian masuk ke dalam daftar haremku, itu lebih menguntungkan daripada bersama gadis rendahan yang terlahir dari rahim wanita penghibur ini.”
Emilia dengan berani mengajak Austin dan Lucio untuk naik ke atas ranjangnya lalu secara tidak langsung menyuruh keduanya untuk meninggalkan Krystal. Emilia juga membawa-bawa dan mencela nama Ibu Krystal, ketika itu Krystal tidak bisa lagi menahan emosinya. Dia menunduk dan membenamkan kemurkaan dirinya sejenak. Austin serta Lucio turut marah dan memberi sorotan jijik kepada Emilia, mereka nyaris menyerang Emilia, namun Krystal menahan keduanya untuk maju.
“Kau sepertinya menguji kesabaranku, baiklah. Aku akan menunjukkan padamu bagaimana bentuk dari kemurkaanku.”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 160 Episodes
Comments
ིྀ❥ 𝕰𝖑𝖑𝖊 ˚˚✰࿐
hancurkan istana emil juga krystas, jngan kasih ampun
2025-04-08
0
imah umaraya
Ayooo Krystal... aku juga muak sama Emilia.. 🤢🤢🤢
2022-01-08
3