Kematian Tragis

Jlebb!

Leonard menarik pedang dari sarungnya kemudian ia menghunuskannya tepat pada jantung Krystal. Hunusan pedang tersebut langsung membuat Krystal berada di dalam keadaan sekarat. Menyaksikan nyawa Krystal tengah berada di ujung tanduk merupakan kesenangan tersendiri bagi Leonard dan Emilia. Mereka berdua bahkan dengan teganya tertawa di hadapan Krystal yang kesakitan dan berusaha menjaga kesadarannya.

“Hahaha rasakan! Makanya kau jangan berani-beraninya meninggikan suaramu padaku. Kau kan tahu sendiri kalau tidak akan ada orang yang membelamu, bahkan saat kau sekarat seperti ini kau masih sendirian sampai hembusan napas terakhirmu,” ucap Emilia.

Di sela kesadaran yang masih tersisa, Krystal mengingat betapa menderita hidupnya selama ini. Diabaikan, dihina, dicaci maki, dan disiksa sampai mati, hanyalah luka yang ia peroleh dari hidup yang kejam. Krystal memutar memori kembali, alasan mengapa ia bisa mendekam di balik jeruji besi adalah ulah dari Emilia sendiri. Emilia menuding Krystal sebagai penyebab meninggalnya putra pertama Emilia.

Pada kala itu, Krystal tanpa sengaja menemukan anak Emilia tengah meregang nyawa di kamarnya setelah ia memakan sepiring cookies yang Krystal berikan padanya sebelumnya. Saat itu, seorang pelayan mendapati Krystal sedang memangku putranya Emilia, pelayan tersebut segera memanggil beberapa orang ksatria penjaga. Dari sinilah dilakukan investigasi lebih lanjut, pihak kekaisaran menyelidiki penyebab kematian Pangeran Pertama. Ditemukan bahwa di dalam cookies pemberian Krystal terdapat racun pembunuh yang kuat.

Alangkah terkejutnya Krystal saat mereka mengatakan ada racun di dalam cookiesnya, padahal dia tidak pernah melakukan hal sekeji itu. Krystal dituding sebagai pembunuh dan dijebloskan ke dalam jeruji besi. Tidak sampai di situ saja, kakinya bahkan dibuat lumpuh dan matanya dibuat buta oleh penjaga penjara. Wajah cantik bersihnya dihancurkan menggunakan senjata tajam, tidak ada orang yang peduli serta percaya atas pernyataan yang diberikan oleh Krystal.

“Asal kau tahu, anakku bukan mati karenamu tapi aku sendiri yang membunuhnya demi membuatmu menderita di balik jeruji besi ini. Aku sih tidak peduli pada anakku, aku masih muda dan masih bisa hamil. Jadi, tidak ada masalah mengorbankan satu anak untuk membuang sampah sepertimu dari dunia ini.”

Sejujurnya, Krystal sudah mengetahuinya bahwa dalang di balik matinya anak Emilia adalah ulah Emilia sendiri, sebab Krystal tahu kalau Emilia akan melakukan apa saja demi mencapai tujuannya bahkan dengan mengorbankan nyawa darah dagingnya. Sejak awal, Emilia tidak pernah melimpahkan kasih sayang yang cukup untuk putranya, itulah mengapa sang putra lebih sering bersama dia dan Crispin, anaknya.

Bersama Krystal, ia merasa disayangi meski bukan Ibu kandungnya, sedangkan Emilia dia lebih suka menghabiskan waktu dengan para selir. Terkadang dia memenuhi panggilan dari gereja karena Emilia merupakan satu-satunya saintess yang muncul setelah sekian ratusan tahun lamanya. Dia dihormati oleh seluruh kekaisaran dan dianggap sebagai anak kesayangan dewa serta diberkati oleh kekuatan dewa di dalam dirinya.

“Melihatmu tidak terkejut sepertinya kau sudah mengetahuinya. Baiklah, tidak masalah, aku juga tidak peduli mau kau tahu atau tidak. Lebih baik kau sekarang mengenang penderitaan selama hidupmu sebelum kau benar-benar mati di penjara ini,” pungkas Emilia.

Dia mengajak Leonard untuk keluar dari penjara, mereka meninggalkan Krystal yang berlumuran darah sendirian di sana. Di atas dinginnya tanah disertai suara tikus yang berlarian di sudut ruang, Krystal menyalahkan dirinya atas

ketidakbahagiaan yang menimpa dia dan anaknya. Sedari kecil dia sudah biasa ditinggalkan, dia dilupakan seakan ia tidak pernah hidup. Hanya paras cantik nan rupawan miliknya yang dapat dia jadikan kebanggaan, bersyukur sang Ibu mewarisi ia paras yang tidak semua wanita punya. Namun, selain hal itu tidak ada lagi yang istimewa dan spesial dari dirinya nan lemah dan rapuh.

Krystal menggerakkan tangannya, ia menggapai kepala sang anak yang sudah dingin lalu mendekapnya erat. Pada saat yang bersamaan, terdengar beberapa orang penjaga berjalan masuk menuju tempatnya terkapar.

“Kita diperintahkan oleh Yang Mulia Kaisar dan Permaisuri untuk segera membereskan wanita ini. Sekarang kita serakkan minyak tanah di penjara ini, lebih cepat dia mati itu akan lebih baik,” ujar salah seorang ksatria penjaga.

Mereka menyerakkan minyak tanah di sekitar penjara tersebut, mereka juga menebar minyak tanah di sekitar tempat Krystal terbaring lemah. Usai itu, mereka menyalakan api dan meninggalkan Krystal di dalam kobaran api yang semakin membesar. Rasa panas dari membaranya api perlahan menyebar lalu menyentuh permukaan kulit Krystal.

“Aku tidak akan memaafkan kalian! Aku pastikan untuk kembali lalu membuat kalian mati di dalam penderitaan! Aku bersumpah tidak akan membuat hidup kalian tenang, aku bersumpah akan menjatuhkan kalian ke dalam neraka. Tidak akan aku biarkan kalian hidup bahagia, aku akan pastikan kalian menderita atas apa yang telah kalian perbuat padaku dan juga anakku.”

Di dalam panasnya api yang perlahan melenyapkan tubuhnya, dia bersumpah akan membalaskan kematian yang terhina ini. Krystal terlahap api sepenuhnya sambil memeluk kepala sang anak, penderitaan ini dia bawa ke dalam jurang kematian

...  ***...

“Di mana ini? Kenapa aku bisa berada di sini? Bukankah tadi aku sedang berada di penjara? Lalu api yang panas itu melahap tubuhku.”

Ketika tersadar, Krystal mendapati dirinya tengah berada di sebuah taman di tempat yang tidak dia kenali. Krystal mencoba untuk mencari tahu sebenarnya dia sedang berada di mana saat ini bahkan dia tidak menemukan anaknya bersama dia kala ini. Krystal mengitari taman tersebut hingga dia tanpa sengaja menemukan seorang wanita cantik tengah membaca buku sembari meneguk secangkir teh di meja taman.

“Permisi, bolehkah saya tahu saat ini saya sedang berada di mana?” tanya Krystal kepada wanita itu.

Rambut putih wanita tersebut diterbangkan oleh semilir angin yang tiba-tiba saja melintas, ia menutup bukunya dan menghentikan segala aktivitasnya sejenak. Netra merah rubynya menatap tajam kepada Krystal. Sesaat Krystal terkesima oleh kecantikan milik wanita yang tidak dia ketahui namanya itu.

“Manusia? Kenapa kau bisa berada di sini?” selidik wanita itu.

Bahkan suaranya saja mampu menghipnotis Krystal, dia tidak pernah menjumpai wanita secantik ini semasa hidupnya dulu. Krystal lekas menampik segala pikirannya, dia memfokuskan diri pada wanita yang berada di hadapannya kini.

“M-maaf, saya—”

“Ahh iya iya aku mengerti. Kau baru saja mati bukan? Mati karena dikhianati, difitnah, disiksa, dan diabaikan seorang diri. Anakmu yang berusia 5 tahun turut menjadi korban atas masalah tersebut.”

Krystal terkesiap, dia tidak menyangka bahwa wanita itu menebak semuanya dengan benar. Pada saat itu pula, Krystal langsung menjatuhkan badannya lalu berlutut di hadapan wanita itu.

“Apakah Anda seorang dewi?” terka Krystal.

Wanita itu segera beranjak dari tempat duduknya, dia menarik tubuh Krystal untuk segera berdiri. Dia membawa Krystal duduk di kursi, tidak lupa juga ia menyuguhkan beberapa cemilan serta secangkir teh hangat.

“Jika aku benar seorang dewi, apa yang ingin kau lakukan sekarang?”

Terpopuler

Comments

٭ 𝕰𝖑𝖑𝖊 ٭ ᵉᶠ ​᭄

٭ 𝕰𝖑𝖑𝖊 ٭ ᵉᶠ ​᭄

baru baca aja nyesek nya udah selangit.
ada gitu ya manusia titisan nini pelet, gak ada akhlaknya sama sekali 🙄

2025-04-08

0

Ayay Nya Yuda

Ayay Nya Yuda

bner2 iblis

2025-01-01

0

pembasmi jalan umbi unggu😎🗿

pembasmi jalan umbi unggu😎🗿

wanita Taek anj,gila~,mati saja sana...tunggu karma

2023-09-07

1

lihat semua
Episodes
1 Sebuah Kebohongan
2 Kematian Tragis
3 Memutar Waktu Kembali
4 Matinya Para Pelayan
5 Bertemu Permaisuri
6 Pembunuh Mulai Beraksi
7 Mengacau dalam Pesta
8 Raja Neraka
9 Pencarian Selir
10 Selir Pertama
11 Identitas Austin
12 Negosiasi
13 Kegeraman Isabelle
14 Pemuda Tak Dikenal
15 Pria Berjulukan Monster
16 Derita Lucio
17 Kecemburuan Austin
18 Perdebatan Krystal dan Emilia
19 Suasana Kacau Ruang Rapat
20 Isabelle Mencari Masalah
21 Cleon
22 Surat dari Akademi
23 Menuju Akademi Parthevia
24 Perseteruan dengan Profesor Tesya
25 Memberi Pelajaran Joanna
26 Kejengkelan Krystal Kepada Leonard
27 Selir Ketiga
28 Ujian Berpedang
29 Ledakan Emosi
30 Senyum Terluka
31 Meyakinkan Julian
32 Penyerangan
33 Krystal Nyaris Tumbang
34 Istana Neraka
35 Kembali ke Asrama
36 Energi Dewa
37 Protes Para Bangsawan
38 Memori Mimpi Buruk
39 Pengumuman Hasil Ujian
40 Menghancurkan Akademi
41 Keputusan Akhir
42 Olin si Gadis Klan Mata Elang
43 Selir Keempat
44 Pengawasan Hukuman
45 Sumber Energi Negatif
46 Arwah Anak Kecil
47 Tumbal
48 Pemulangan Para Arwah
49 Siapa Mereka Sebenarnya?
50 Bertemu Pendeta Agung
51 Ketakutan Si Pemilik Tubuh
52 Mempermalukan Leonard
53 Arwah Jahat
54 Dewi Kematian
55 Pengungkapan Identitas
56 Mimpi Buruk Arsen
57 Penudingan Tak Berbukti
58 Tersadarnya Pria Asing
59 Shion
60 Keributan Antarselir
61 Visual Karakter
62 Emilia Mulai Frustasi
63 Musuh Manusia
64 Kedatangan Vicenzo
65 Bisakah Kalian Membantuku?
66 Berendam Sejenak
67 Permaisuri Langit
68 Menciptakan Skenario
69 Tawaran Pekerjaan
70 Pembuktian Pembunuhan
71 Kekaisaran Tengah Panas
72 Mendatangi Arsen
73 Kematian Arsen
74 Ancaman Krystal
75 Ibu Krystal
76 Malaikat Surgawi
77 Terlukanya Heros
78 Aku Mulai Lelah
79 Heros Tersadar
80 Menginginkan Kehancuran Kaisar
81 Aura Kesedihan
82 Wilayah Perlindungan
83 Kemunculan Killian
84 Obsesi Killian
85 Amarah Krystal
86 Jangan Tinggalkan Saya
87 Menyerap Kekuatan Emilia
88 Bunga Marigold Bening
89 Bahaya yang Menghadang
90 Terperangkap
91 Kekuatan Kalung Permata
92 Firasat Buruk
93 Pangeran Monster
94 Di Balik Kematian Raja Monster
95 Sandiwara Lagi
96 Keresahan
97 Tolong Biarkan Aku Hidup
98 Novel Baru!
99 Aku Sudah di Sini
100 Pengkhianat
101 Alibi Leonard
102 Kepanikan Emilia
103 Rencana yang Gagal
104 Kemunculan Ibu Krystalia
105 Kekaisaran Midland
106 Ketahuan
107 Percobaan Bunuh Diri
108 Pertarungan di Istana Midland
109 Cerberus
110 Krystal, Bertahanlah!
111 Kunci Memori
112 Seruan Kebebasan
113 Pertemuan Bangsawan
114 Selir Shuria
115 Penawaran
116 Memojokkan Pengkhianat
117 Efek Mata Aura
118 Kedatangan Killian Kembali
119 Curahan Hati Krystal
120 Penyesalan
121 Wahyu dari Dewa
122 Pecahan Ingatan
123 Identitas Orang Tua Krystalia
124 Berlian Kepemimpinan
125 Shion Kembali Sadar
126 Kemunculan Morgan
127 Pandangan yang Kosong
128 Masa Lalu (1)
129 Masa Lalu (2)
130 Masa Lalu (3)
131 Masa Lalu (4)
132 PENGUMUMAN
133 Promo Novel
134 Masa Lalu (5)
135 Masa Lalu (6)
136 Pertemuan dengan Frine Kembali
137 Tekad untuk Melindungi
138 Kabar Buruk
139 Apa yang Harus Aku Lakukan?
140 Kehancuran Tiada Henti
141 Kehebohan di Ruang Singgasana
142 Leonard dan Emilia Menikah
143 Pembunuhan
144 Terbukanya Ingatan yang Terkunci
145 Identitas Fergus
146 Ingatan 4000 Tahun Lalu
147 Air Mata Pertama
148 Hilang Menjadi Debu
149 Terjerat Rantai Iblis
150 Sosok Dewi Iblis
151 Keruntuhan Pihak Gereja
152 Pengungkapan Kebenaran
153 Kembalinya Ingatan Rakyat
154 Keasingan Langit
155 Menolak Mewarisi Takhta
156 Ledakan dari Albertine
157 Jeratan Rantai
158 Kedatangan Iris dan Regan
159 Happy Ending
160 Numpang Promosi~
Episodes

Updated 160 Episodes

1
Sebuah Kebohongan
2
Kematian Tragis
3
Memutar Waktu Kembali
4
Matinya Para Pelayan
5
Bertemu Permaisuri
6
Pembunuh Mulai Beraksi
7
Mengacau dalam Pesta
8
Raja Neraka
9
Pencarian Selir
10
Selir Pertama
11
Identitas Austin
12
Negosiasi
13
Kegeraman Isabelle
14
Pemuda Tak Dikenal
15
Pria Berjulukan Monster
16
Derita Lucio
17
Kecemburuan Austin
18
Perdebatan Krystal dan Emilia
19
Suasana Kacau Ruang Rapat
20
Isabelle Mencari Masalah
21
Cleon
22
Surat dari Akademi
23
Menuju Akademi Parthevia
24
Perseteruan dengan Profesor Tesya
25
Memberi Pelajaran Joanna
26
Kejengkelan Krystal Kepada Leonard
27
Selir Ketiga
28
Ujian Berpedang
29
Ledakan Emosi
30
Senyum Terluka
31
Meyakinkan Julian
32
Penyerangan
33
Krystal Nyaris Tumbang
34
Istana Neraka
35
Kembali ke Asrama
36
Energi Dewa
37
Protes Para Bangsawan
38
Memori Mimpi Buruk
39
Pengumuman Hasil Ujian
40
Menghancurkan Akademi
41
Keputusan Akhir
42
Olin si Gadis Klan Mata Elang
43
Selir Keempat
44
Pengawasan Hukuman
45
Sumber Energi Negatif
46
Arwah Anak Kecil
47
Tumbal
48
Pemulangan Para Arwah
49
Siapa Mereka Sebenarnya?
50
Bertemu Pendeta Agung
51
Ketakutan Si Pemilik Tubuh
52
Mempermalukan Leonard
53
Arwah Jahat
54
Dewi Kematian
55
Pengungkapan Identitas
56
Mimpi Buruk Arsen
57
Penudingan Tak Berbukti
58
Tersadarnya Pria Asing
59
Shion
60
Keributan Antarselir
61
Visual Karakter
62
Emilia Mulai Frustasi
63
Musuh Manusia
64
Kedatangan Vicenzo
65
Bisakah Kalian Membantuku?
66
Berendam Sejenak
67
Permaisuri Langit
68
Menciptakan Skenario
69
Tawaran Pekerjaan
70
Pembuktian Pembunuhan
71
Kekaisaran Tengah Panas
72
Mendatangi Arsen
73
Kematian Arsen
74
Ancaman Krystal
75
Ibu Krystal
76
Malaikat Surgawi
77
Terlukanya Heros
78
Aku Mulai Lelah
79
Heros Tersadar
80
Menginginkan Kehancuran Kaisar
81
Aura Kesedihan
82
Wilayah Perlindungan
83
Kemunculan Killian
84
Obsesi Killian
85
Amarah Krystal
86
Jangan Tinggalkan Saya
87
Menyerap Kekuatan Emilia
88
Bunga Marigold Bening
89
Bahaya yang Menghadang
90
Terperangkap
91
Kekuatan Kalung Permata
92
Firasat Buruk
93
Pangeran Monster
94
Di Balik Kematian Raja Monster
95
Sandiwara Lagi
96
Keresahan
97
Tolong Biarkan Aku Hidup
98
Novel Baru!
99
Aku Sudah di Sini
100
Pengkhianat
101
Alibi Leonard
102
Kepanikan Emilia
103
Rencana yang Gagal
104
Kemunculan Ibu Krystalia
105
Kekaisaran Midland
106
Ketahuan
107
Percobaan Bunuh Diri
108
Pertarungan di Istana Midland
109
Cerberus
110
Krystal, Bertahanlah!
111
Kunci Memori
112
Seruan Kebebasan
113
Pertemuan Bangsawan
114
Selir Shuria
115
Penawaran
116
Memojokkan Pengkhianat
117
Efek Mata Aura
118
Kedatangan Killian Kembali
119
Curahan Hati Krystal
120
Penyesalan
121
Wahyu dari Dewa
122
Pecahan Ingatan
123
Identitas Orang Tua Krystalia
124
Berlian Kepemimpinan
125
Shion Kembali Sadar
126
Kemunculan Morgan
127
Pandangan yang Kosong
128
Masa Lalu (1)
129
Masa Lalu (2)
130
Masa Lalu (3)
131
Masa Lalu (4)
132
PENGUMUMAN
133
Promo Novel
134
Masa Lalu (5)
135
Masa Lalu (6)
136
Pertemuan dengan Frine Kembali
137
Tekad untuk Melindungi
138
Kabar Buruk
139
Apa yang Harus Aku Lakukan?
140
Kehancuran Tiada Henti
141
Kehebohan di Ruang Singgasana
142
Leonard dan Emilia Menikah
143
Pembunuhan
144
Terbukanya Ingatan yang Terkunci
145
Identitas Fergus
146
Ingatan 4000 Tahun Lalu
147
Air Mata Pertama
148
Hilang Menjadi Debu
149
Terjerat Rantai Iblis
150
Sosok Dewi Iblis
151
Keruntuhan Pihak Gereja
152
Pengungkapan Kebenaran
153
Kembalinya Ingatan Rakyat
154
Keasingan Langit
155
Menolak Mewarisi Takhta
156
Ledakan dari Albertine
157
Jeratan Rantai
158
Kedatangan Iris dan Regan
159
Happy Ending
160
Numpang Promosi~

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!