Negosiasi

Austin melanjutkan pemeriksaannya terhadap tubuh Krystal dalam beberapa menit, ia menemukan memang ada semacam racun, tapi kadar racun tersebut perlahan lenyap dari dalam tubuh Krystal. Austin sempat merasa heran sebab racun itu terlalu kuat jika tidak diberi penawarnya, namun tubuh Krystal dapat menetralkan racun itu tanpa harus meminum penawar itu. Austin bertambah heran, lalu Krystal mengatakan bahwa ia dapat menetralkan racun apa pun yang masuk ke tubuh malangnya. Akhirnya, dari ini Austin mengerti mengapa darahnya tidak berefek apa-apa kepada Krystal.

“Kenapa kau bisa berada di Kekaisaran Albertine? Bukankah klan pedang beracun ada di kekaisaran seberang?”

Austin tidak dapat menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh Krystal kepadanya, pertanyaan yang tidak dapat ia berikan jawabannya. Melihat Austin tidak merespon, Krystal menghela napas panjang dan ia paham alasan Austin tidak mau menjawab pertanyaan itu.

“Ya sudah, kau tidak perlu menjawabnya. Aku tidak akan memaksamu selagi hal itu tidak memberatkan, tapi bila kau tidak dapat menampung beban itu lagi maka katakanlah padaku. Aku akan menjadi sandaran terbaik untukmu,” tutur Krystal.

Sementara itu pada waktu yang bersamaan, Fred sedang mengamuk di ruang kerjanya. Mata violet yang menyorot tajam itu sangat mirip dengan mata Krystal. Seisi ruang yang kebetulan berada di sana, terdiam saat Fred mengobrak-abrik meja kerja yang sedari awal tersusun rapi. Kepalanya menunduk disertai kedua tangan bertumpu di permukaan meja, suara napas marah, serta perasaan panas nan meledak selayang dapat dirasakan jelas.

Brakkk

Sekali lagi Fred menggebrak meja kerjanya, seluruh dokumen berjatuhan ke bawah dan langsung dipungut oleh pelayan di sana.

“Gadis sialan itu sudah sangat keterlaluan! Dia tidak meminum jamu dari pendeta agung bahkan ia memberikan jamunya kepada kepala pelayan. Aku menaruh sihir penghancur di dalam jamu itu, rupanya ia malah melempar jamu itu ke orang lain, dan dia menaruh tengkorak kepala pelayan bodoh itu di depan ruang kerjaku. Nama baikku sudah tercoreng di kalangan kekaisaran lain karena gadis tidak tahu etika itu.”

“Aku juga mendapat laporan kalau dia membawa Austin ksatria berbakat itu untuk ia jadikan selir. Sebenarnya apa yang ada di kepalanya saat ini? Aku membiarkannya selama ini sebab aku kira dia tidak akan menggangguku,” oceh Fred panjang lebar.

“Yang Mulia, bolehkah saya memberi saran?” Marquess Sulivan angkat bicara, pria paruh baya tersebut merupakan salah satu bangsawan berpengaruh di kekaisaran.

“Saran sejenis apa yang ingin kau berikan?”

“Jika benar gadis itu dirasuki oleh iblis, bukankah ini menjadi kesempatan bagus untuk kita menaikkan nama Albertine di dunia ini? Abaikan tentang dia yang dirasuki iblis, coba pertimbangkan keuntungan yang didapat, Yang Mulia. Apabila semakin banyak orang berbakat di kekaisaran ini, maka sudah pasti kita akan mendapat kehormatan tertinggi di mata kekaisaran lain. Anda mengerti maksud saya berikutnya kan, Yang Mulia?” papar Marquess Sulivan.

Fred memangku dagu mendengar Marquess Sulivan memaparkan tentang hal yang tidak pernah terpikirkan olehnya sejak awal.

“Maksudmu, aku harus memanfaatkan gadis gila itu? Setelah aku pikir-pikir benar juga, aku harus memanfaatkan kekuatannya. Pendeta agung juga berpesan untuk tidak mencari gara-gara dengannya terlalu jauh, aku tidak paham maksud dari pendeta agung. Akan tetapi, saranmu boleh juga, terlebih saat ini pergerakan monster semakin tidak terkendali. Aku akan meminta gadis itu untuk membereskan monsternya.”

Fred menganggukkan kepalanya, dia akhirnya berpikiran sama dengan Marquess Sulivan, ia tidak ingin menghabiskan waktu lebih banyak untuk melawan Krystal.

“Jangan menghabiskan waktu dan sibuk memikirkan bagaimana caranya membunuh gadis itu, ini adalah kesempatan besar untuk kita, Yang Mulia. Meskipun Albertine sudah mencapai posisi teratas, Anda dapat membayangkan bukan apabila dia turut tangan dalam pemusnahan monster? Nama kita di kalangan seluruh kekaisaran akan melejit lebih jauh lagi,” ujar Marquess Sulivan.

“Hahaha kau benar juga. Sekarang kalian panggilkan Krystal kemari, aku ingin berbicara dengan gadis itu,” titah Fred pada pelayannya.

Tidak butuh waktu lama, pelayan itu kembali membawa pesan dari Krystal untuk Fred dan dia mengatakan, “Suruh dia yang kemari, aku tidak mau menghabiskan waktuku untuk menemui orang yang tidak ada pentingnya untukku.”

Mendengar itu, Fred naik darah dan ia menghantam mejanya lagi, tidak disangka Krystal tambah berani dengannya bahkan memperlakukannya selayak pesuruh. Fred mengurut dada, dia membelakangkan soal emosinya, yang dia inginkan saat ini hanyalah keuntungan untuk Albertine.

“Oke, mari kita ke istana gadis itu sekarang juga.”

Fred berjalan menuju istana Krystal, dia dikawal oleh dua orang ksatria penjaga dan bersama Marquess Sulivan juga. Mereka melalui istana yang sepi, di lorong tidak ada suara derap kaki selain mereka, istana yang besar dan megah serta terlihat antik karena ukiran-ukiran kuno di dindingnya. Fred sendiri tidak pernah menginjakkan kakinya ke istana ini, hanya Isabelle dan Emilia saja yang sering kemari untuk menyiksa Krystal.

“Ahh kalian sudah sampai rupanya.” Krystal masih mengenakan piyama tidur, ia sedang mengobrol bersama Austin di atas ranjang. Pemandangan tidak sopan menurut Fred, di hadapan Kaisar dia berani membalut tubuh menggunakan piyama seksi.

“Tidak sopan! Beraninya mengenakan pakaian tidak senonoh seperti itu,” tegur Marquess Sulivan.

“Ya ini kan kamarku, aku bebas melakukan apa saja dan mengenakan pakaian apa saja. Kalian juga bukan tamu terhormat, jadi aku tidak perlu mengenakan gaun yang sopan untuk bertemu kalian,” jawab Krystal.

“Selirmu juga mengapa dia tidak memberi salam kepada Yang Mulia Kaisar?” Sekali lagi Marquess Sulivan menegurnya dengan meninggikan suara.

“Dia tidak mempunyai kewajiban untuk memberi salam ketika aku tidak memerintahkannya,” balas Krystal memberi pukulan telak terhadap Marquess Sulivan.

“Sudah! Jangan bertengkar lagi. Aku kemari untuk berbicara denganmu,” sela Fred menengahi perdebatan keduanya.

“Ya sudah bicara saja dari sana.” Krystal tidak mempersilakan mereka untuk duduk atau pun menyuguhkan teh untuk mereka. Walau begitu, Fred masih menahan diri untuk tidak marah kepada Krystal.

“Aku ingin mengajukan negosiasi padamu, aku ingin kau meminjamkan kekuatanmu untuk membasmi monster yang saat ini sangat mengganggu kehidupan rakyat. Kalau kau bersedia melakukannya maka aku akan melupakan kekacauan yang kau ciptakan beberapa hari yang lalu,” kata Fred.

“Cih menyebalkan!” decak Krystal jengkel.

“Apa kau baru saja berdecak? Kurang aj—”

“Jangan hiraukan itu,” ucap Fred kepada Marquess Sulivan. “Bagaimana? Apa kau bisa meminjamkan kekuatanmu?”

“Ternyata pria ini ingin memanfaatkanku, kalau begitu aku akan memanfaatkannya balik. Dengan begini, aku bisa mengistirahatkan sejenak kekuatanku,” batin Krystal.

Sebelum menjawab lebih lanjut, Krystal turun dari ranjangnya lalu berdiri menghadap Fred dengan kedua tangan terlipat di dada.

“Baiklah, aku menyetujuinya. Bukan karena aku ingin mendapat maaf darimu, lagian aku tidak butuh maaf itu. Tapi, aku akan bekerja sama denganmu asal kau mau membayarku 1000 koin emas untuk satu monster.”

Terpopuler

Comments

AK_Wiedhiyaa16

AK_Wiedhiyaa16

Krystal cepet kaya & Kaisar auto miskin😁

2022-01-20

7

Frando Kanan

Frando Kanan

wkwkwkwkwk di manfaatkn balik utk curi uang 🤣

2022-01-19

1

Frando Kanan

Frando Kanan

yg ksh racun sihir penghancur itu adalah ayah Krystal sendiri? wahlh keji sekali....gk heran Krystal yg asli terbunuh oleh keluarga sendiri....ckckck! sungguh deh...

2022-01-19

2

lihat semua
Episodes
1 Sebuah Kebohongan
2 Kematian Tragis
3 Memutar Waktu Kembali
4 Matinya Para Pelayan
5 Bertemu Permaisuri
6 Pembunuh Mulai Beraksi
7 Mengacau dalam Pesta
8 Raja Neraka
9 Pencarian Selir
10 Selir Pertama
11 Identitas Austin
12 Negosiasi
13 Kegeraman Isabelle
14 Pemuda Tak Dikenal
15 Pria Berjulukan Monster
16 Derita Lucio
17 Kecemburuan Austin
18 Perdebatan Krystal dan Emilia
19 Suasana Kacau Ruang Rapat
20 Isabelle Mencari Masalah
21 Cleon
22 Surat dari Akademi
23 Menuju Akademi Parthevia
24 Perseteruan dengan Profesor Tesya
25 Memberi Pelajaran Joanna
26 Kejengkelan Krystal Kepada Leonard
27 Selir Ketiga
28 Ujian Berpedang
29 Ledakan Emosi
30 Senyum Terluka
31 Meyakinkan Julian
32 Penyerangan
33 Krystal Nyaris Tumbang
34 Istana Neraka
35 Kembali ke Asrama
36 Energi Dewa
37 Protes Para Bangsawan
38 Memori Mimpi Buruk
39 Pengumuman Hasil Ujian
40 Menghancurkan Akademi
41 Keputusan Akhir
42 Olin si Gadis Klan Mata Elang
43 Selir Keempat
44 Pengawasan Hukuman
45 Sumber Energi Negatif
46 Arwah Anak Kecil
47 Tumbal
48 Pemulangan Para Arwah
49 Siapa Mereka Sebenarnya?
50 Bertemu Pendeta Agung
51 Ketakutan Si Pemilik Tubuh
52 Mempermalukan Leonard
53 Arwah Jahat
54 Dewi Kematian
55 Pengungkapan Identitas
56 Mimpi Buruk Arsen
57 Penudingan Tak Berbukti
58 Tersadarnya Pria Asing
59 Shion
60 Keributan Antarselir
61 Visual Karakter
62 Emilia Mulai Frustasi
63 Musuh Manusia
64 Kedatangan Vicenzo
65 Bisakah Kalian Membantuku?
66 Berendam Sejenak
67 Permaisuri Langit
68 Menciptakan Skenario
69 Tawaran Pekerjaan
70 Pembuktian Pembunuhan
71 Kekaisaran Tengah Panas
72 Mendatangi Arsen
73 Kematian Arsen
74 Ancaman Krystal
75 Ibu Krystal
76 Malaikat Surgawi
77 Terlukanya Heros
78 Aku Mulai Lelah
79 Heros Tersadar
80 Menginginkan Kehancuran Kaisar
81 Aura Kesedihan
82 Wilayah Perlindungan
83 Kemunculan Killian
84 Obsesi Killian
85 Amarah Krystal
86 Jangan Tinggalkan Saya
87 Menyerap Kekuatan Emilia
88 Bunga Marigold Bening
89 Bahaya yang Menghadang
90 Terperangkap
91 Kekuatan Kalung Permata
92 Firasat Buruk
93 Pangeran Monster
94 Di Balik Kematian Raja Monster
95 Sandiwara Lagi
96 Keresahan
97 Tolong Biarkan Aku Hidup
98 Novel Baru!
99 Aku Sudah di Sini
100 Pengkhianat
101 Alibi Leonard
102 Kepanikan Emilia
103 Rencana yang Gagal
104 Kemunculan Ibu Krystalia
105 Kekaisaran Midland
106 Ketahuan
107 Percobaan Bunuh Diri
108 Pertarungan di Istana Midland
109 Cerberus
110 Krystal, Bertahanlah!
111 Kunci Memori
112 Seruan Kebebasan
113 Pertemuan Bangsawan
114 Selir Shuria
115 Penawaran
116 Memojokkan Pengkhianat
117 Efek Mata Aura
118 Kedatangan Killian Kembali
119 Curahan Hati Krystal
120 Penyesalan
121 Wahyu dari Dewa
122 Pecahan Ingatan
123 Identitas Orang Tua Krystalia
124 Berlian Kepemimpinan
125 Shion Kembali Sadar
126 Kemunculan Morgan
127 Pandangan yang Kosong
128 Masa Lalu (1)
129 Masa Lalu (2)
130 Masa Lalu (3)
131 Masa Lalu (4)
132 PENGUMUMAN
133 Promo Novel
134 Masa Lalu (5)
135 Masa Lalu (6)
136 Pertemuan dengan Frine Kembali
137 Tekad untuk Melindungi
138 Kabar Buruk
139 Apa yang Harus Aku Lakukan?
140 Kehancuran Tiada Henti
141 Kehebohan di Ruang Singgasana
142 Leonard dan Emilia Menikah
143 Pembunuhan
144 Terbukanya Ingatan yang Terkunci
145 Identitas Fergus
146 Ingatan 4000 Tahun Lalu
147 Air Mata Pertama
148 Hilang Menjadi Debu
149 Terjerat Rantai Iblis
150 Sosok Dewi Iblis
151 Keruntuhan Pihak Gereja
152 Pengungkapan Kebenaran
153 Kembalinya Ingatan Rakyat
154 Keasingan Langit
155 Menolak Mewarisi Takhta
156 Ledakan dari Albertine
157 Jeratan Rantai
158 Kedatangan Iris dan Regan
159 Happy Ending
160 Numpang Promosi~
Episodes

Updated 160 Episodes

1
Sebuah Kebohongan
2
Kematian Tragis
3
Memutar Waktu Kembali
4
Matinya Para Pelayan
5
Bertemu Permaisuri
6
Pembunuh Mulai Beraksi
7
Mengacau dalam Pesta
8
Raja Neraka
9
Pencarian Selir
10
Selir Pertama
11
Identitas Austin
12
Negosiasi
13
Kegeraman Isabelle
14
Pemuda Tak Dikenal
15
Pria Berjulukan Monster
16
Derita Lucio
17
Kecemburuan Austin
18
Perdebatan Krystal dan Emilia
19
Suasana Kacau Ruang Rapat
20
Isabelle Mencari Masalah
21
Cleon
22
Surat dari Akademi
23
Menuju Akademi Parthevia
24
Perseteruan dengan Profesor Tesya
25
Memberi Pelajaran Joanna
26
Kejengkelan Krystal Kepada Leonard
27
Selir Ketiga
28
Ujian Berpedang
29
Ledakan Emosi
30
Senyum Terluka
31
Meyakinkan Julian
32
Penyerangan
33
Krystal Nyaris Tumbang
34
Istana Neraka
35
Kembali ke Asrama
36
Energi Dewa
37
Protes Para Bangsawan
38
Memori Mimpi Buruk
39
Pengumuman Hasil Ujian
40
Menghancurkan Akademi
41
Keputusan Akhir
42
Olin si Gadis Klan Mata Elang
43
Selir Keempat
44
Pengawasan Hukuman
45
Sumber Energi Negatif
46
Arwah Anak Kecil
47
Tumbal
48
Pemulangan Para Arwah
49
Siapa Mereka Sebenarnya?
50
Bertemu Pendeta Agung
51
Ketakutan Si Pemilik Tubuh
52
Mempermalukan Leonard
53
Arwah Jahat
54
Dewi Kematian
55
Pengungkapan Identitas
56
Mimpi Buruk Arsen
57
Penudingan Tak Berbukti
58
Tersadarnya Pria Asing
59
Shion
60
Keributan Antarselir
61
Visual Karakter
62
Emilia Mulai Frustasi
63
Musuh Manusia
64
Kedatangan Vicenzo
65
Bisakah Kalian Membantuku?
66
Berendam Sejenak
67
Permaisuri Langit
68
Menciptakan Skenario
69
Tawaran Pekerjaan
70
Pembuktian Pembunuhan
71
Kekaisaran Tengah Panas
72
Mendatangi Arsen
73
Kematian Arsen
74
Ancaman Krystal
75
Ibu Krystal
76
Malaikat Surgawi
77
Terlukanya Heros
78
Aku Mulai Lelah
79
Heros Tersadar
80
Menginginkan Kehancuran Kaisar
81
Aura Kesedihan
82
Wilayah Perlindungan
83
Kemunculan Killian
84
Obsesi Killian
85
Amarah Krystal
86
Jangan Tinggalkan Saya
87
Menyerap Kekuatan Emilia
88
Bunga Marigold Bening
89
Bahaya yang Menghadang
90
Terperangkap
91
Kekuatan Kalung Permata
92
Firasat Buruk
93
Pangeran Monster
94
Di Balik Kematian Raja Monster
95
Sandiwara Lagi
96
Keresahan
97
Tolong Biarkan Aku Hidup
98
Novel Baru!
99
Aku Sudah di Sini
100
Pengkhianat
101
Alibi Leonard
102
Kepanikan Emilia
103
Rencana yang Gagal
104
Kemunculan Ibu Krystalia
105
Kekaisaran Midland
106
Ketahuan
107
Percobaan Bunuh Diri
108
Pertarungan di Istana Midland
109
Cerberus
110
Krystal, Bertahanlah!
111
Kunci Memori
112
Seruan Kebebasan
113
Pertemuan Bangsawan
114
Selir Shuria
115
Penawaran
116
Memojokkan Pengkhianat
117
Efek Mata Aura
118
Kedatangan Killian Kembali
119
Curahan Hati Krystal
120
Penyesalan
121
Wahyu dari Dewa
122
Pecahan Ingatan
123
Identitas Orang Tua Krystalia
124
Berlian Kepemimpinan
125
Shion Kembali Sadar
126
Kemunculan Morgan
127
Pandangan yang Kosong
128
Masa Lalu (1)
129
Masa Lalu (2)
130
Masa Lalu (3)
131
Masa Lalu (4)
132
PENGUMUMAN
133
Promo Novel
134
Masa Lalu (5)
135
Masa Lalu (6)
136
Pertemuan dengan Frine Kembali
137
Tekad untuk Melindungi
138
Kabar Buruk
139
Apa yang Harus Aku Lakukan?
140
Kehancuran Tiada Henti
141
Kehebohan di Ruang Singgasana
142
Leonard dan Emilia Menikah
143
Pembunuhan
144
Terbukanya Ingatan yang Terkunci
145
Identitas Fergus
146
Ingatan 4000 Tahun Lalu
147
Air Mata Pertama
148
Hilang Menjadi Debu
149
Terjerat Rantai Iblis
150
Sosok Dewi Iblis
151
Keruntuhan Pihak Gereja
152
Pengungkapan Kebenaran
153
Kembalinya Ingatan Rakyat
154
Keasingan Langit
155
Menolak Mewarisi Takhta
156
Ledakan dari Albertine
157
Jeratan Rantai
158
Kedatangan Iris dan Regan
159
Happy Ending
160
Numpang Promosi~

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!