“Apa yang terjadi pada gadis bodoh itu? Kenapa dia menjadi berani menentangku? Para detektif itu juga mengatakan bahwa Krystal yang membuat mereka nyaris terbunuh. Aku sudah mengatakannya kepada Kaisar, tapi beliau menganggap sepele hal itu. Tidak bisa begini! Aku harus mencari cara agar gadis itu tidak berani macam-macam denganku.”
Isabelle sedari tadi mondar mandir di kamarnya, dia gelisah sejak bertemu dengan Krystal. Hari ini Krystal memberikan mimpi buruk terbesar bagi Isabelle, dia lebih takut apabila gadis itu sudah berani menentang dirinya.
Tok tok tok
Seseorang mengetuk pintu kamar Isabelle, seorang gadis berambut merah panjang sepertinya menongolkan kepalanya dari celah pintu. Netra birunya mencari-cari keberadaan sang Ibu di kamar tersebut.
“Emilia! Kebetulan sekali kau kemari. Cepat masuk, ada sesuatu yang penting ingin aku bicarakan denganmu.”
Emilia menutup rapat pintu masuk, ia bergegas mendekati Isabelle untuk mengetahui apa yang akan dibicarakan Isabelle kepadanya.
“Ada apa Ibu? Apa yang ingin Ibu bicarakan?”
“Ada yang aneh dari gadis bodoh itu,” ujar Isabelle.
Sebelum berbicara lebih jauh lagi, mereka menghenyakkan tubuh di atas sofa supaya pembicaraan mereka berjalan cukup santai. Emilia merasa bahwa ini bukan hal bagus untuk mereka, apalagi Isabelle terlihat gelisah dan tidak seperti biasanya. Kemudian Isabelle menceritakan apa yang terjadi tadi pagi di kamar Krystal. Ekspresi Emilia terlihat tidak mempercayai apa yang telah terjadi beberapa saat lalu.
“Mana mungkin gadis itu tiba-tiba bisa menjadi kuat, dia saja tidak punya kekuatan apa-apa di tubuhnya,” sangkal Emilia.
“Aku juga berpikir begitu mulanya, namun aku melihatnya secara langsung bahwa di diri gadis itu seolah ada orang lain bersarang di sana.”
Emilia terperanjak kaget, kalau Isabelle berbicara seperti itu maka sudah dipastikan itu tidak berbohong. Bagaimana pun dulu sang Ibu pernah menjadi ksatria wanita terkuat di Kekaisaran Albertine. Emilia ikut memutar otak untuk membantu Isabelle berpikir keras tentang apa lagi hal yang harus dilakukan berikutnya.
“Bagaimana kalau Ibu menghubungi Black Scorpion? Mereka terkenal di dunia bawah dengan keganasan mereka dalam membunuh orang. Jika gadis itu tidak bisa balik menjadi bodoh seperti dulu, lebih baik kita bunuh saja sebelum mengancam posisi Ayah dan Ibu. Selama ini kita membiarkannya karena kita pikir dia tidak akan mengganggu,” saran Emilia.
Black Scorpion, mereka sangat dihormati di dunia bawah, sebab mereka adalah pembunuh bayaran yang sangat terkenal di kalangan seluruh kekaisaran. Tidak terhitung berapa jumlah orang yang telah mereka bunuh selama ini. Isabelle merenung sejenak, dia pikir mencoba menghubungi Black Scorpion tidak salah juga.
“Baiklah, mari kita coba itu. Kaisar tidak akan marah hanya karena gadis itu mati.”
...***...
Esoknya, istana mengadakan pesta kedewasaan untuk Putra Mahkota, ramai bangsawan yang hadir pada malam hari ini. Tidak hanya bangsawan dari Kekaisaran Albertine, tapi juga bangsawan perwakilan dari kekaisaran lain. Pesta ini diadakan secara meriah dan mewah, sebab Kaisar dan Permaisuri sangat menyayangi Putra Mahkota. Meskipun di istana ada pesta, tetap saja tidak ada tempat untuk Krystal berpijak. Mereka tidak akan pernah membiarkan Krystal menginjakkan kaki di aula pesta.
“Masih banyak kejanggalan yang menguasai otakku, ingatan Krystal ini terlalu kacau. Tidak ada kejadian yang runut, tidak banyak wajah orang terekam di memorinya, dan tidak ditemukan kejahatan apa saja yang biasa dilakukan oleh Permaisuri atau pun Kaisar. Aku curiga, apa jangan-jangan ingatan Krystal memang sengaja dihilangkan? Tapi, apa alasannya?”
Sejak tadi Krystal tidak berhenti berpikir, dia belum melakukan apa-apa sejak kemarin. Dia sengaja membiarkan Permaisuri dan Kaisar hidup lebih lama agar dia bisa menyiksa mereka pelan-pelan. Krystal memang senang melihat orang lain menangis atas penderitaan yang dia ciptakan sendiri.
Di saat Krystal sedang asik bergumam sendiri di atas tempat tidurnya, mendadak saja jendela kamarnya tersingkap. Empat orang pria tiba-tiba melompat masuk ke dalam kamarnya, mereka masing-masing membawa senjata tajam berubah belati dan pedang. Krystal refleks bangun dari posisi rebahannya, dia menyambut kedatangan para pembunuh itu sepenuh hati.
“Apa kalian pembunuh yang dikirim oleh wanita jelek itu? Cih pengecut sekali, hanya untuk membunuh seorang wanita saja harus mengirimkan empat orang pria sekaligus,” ledek Krystal.
“Tutup mulutmu gadis bodoh! Kau akan mati malam ini di tangan kami!”
Para pembunuh tersebut mulai melancarkan aksinya, mereka menyerbu Krystal bersamaan dari segala arah. Krystal dengan santainya meloncat turun dari ranjang, dia tidak takut sama sekali dengan pembunuh itu.
“Kurang ajar! Kau meremehkan kami ya. Nikmati baik-baik waktumu yang tersisa sebelum kau mati di tangan kami!”
Sekali lagi salah satu di antara mereka mengayunkan pedangnya ke arah Krystal, dengan mudahnya Krystal menahan pedang itu menggunakan dua jemari saja.
“Lemah!”
Krekkk
Pedang yang terbuat dari besi berkualitas itu dipatahkan oleh Krysta, ujung pedang nan tajam diambilnya lalu bergerak gesit menusuk mata salah satu pembunuh.
“Aarrghhh mataku! Apa yang kalian lakukan? Cepat segera singkirkan wanita gila itu!”
Tiga orang pembunuh yang masih belum tergores sedikit pun melaju pada Krystal, arah gerak mereka mudah terbaca oleh Krystal.
“Tadi berlagak bisa membunuhku, tapi lihatlah tidak ada dari kalian yang mampu menandingiku.” Krystal tiba-tiba saja berada di belakang salah satu dari mereka, ia lekas menggorok leher pembunuh tersebut menggunakan patahan pedang yang tadi.
Kini tersisa dua di antara mereka, rasa takut sesaat mencekam tubuh mereka karena Krystal tidak terlihat seperti manusia di mata mereka melainkan seorang iblis haus darah. Mereka memutuskan untuk mundur sebab target mereka bukanlah orang biasa, namun ketika mereka hendak kabur, patahan pedang melesat cepat bagai bumerang dan sukses menebas leher mereka hingga membuat kepala mereka terpisah dari badan.
“Tinggal kau saja yang belum mati.” Krystal mendekat ke arah pria yang tadi ia tusuk matanya, dia masih terduduk di atas lantai menahan perih di sepasang mata dia.
“Tolong biarkan saya hidup, saya hanya diperintah oleh Yang Mulia Permaisuri untuk membunuh Anda. Biarkan saya hidup, saya mohon,” pinta pria tersebut memohon ampunan.
“Tidak ada gunanya lagi kau hidup, lebih baik pergi saja ke neraka menemani teman-temanmu.”
Jlebb!
Krystal tanpa kenal ampun menikam dada pria itu menggunakan belati yang tergeletak di dekat kakinya. Muka mulus nan cantik milik Krystal terkena oleh percikan darah para pembunuh itu, lantainya penuh karena darah yang berlumuran dimana-mana.
“Sekarang aku mau memberi kejutan dulu untuk mereka.”
Di saat yang bersamaan, aula pesta di istana telah dipenuhi oleh para tamu, mereka berbahagia sekali telah diundang oleh Kaisar Albertine. Banyak hidangan yang tertata di atas meja, sungguh sebuah pesta kedewasaan yang sangat mewah. Untuk pesta seperti ini bukan hal yang sulit bagi Kaisar, karena Kekaisaran Albertine terkenal oleh kekayaannya.
“Tega sekali kalian berpesta tanpa mengundangku.”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 160 Episodes
Comments
Fauzan Ramadhani
buatlah kejutan pd mereka
2022-01-21
0
Frando Kanan
jlng itu dlony ksatria terkuat? hahahaha....lalu yg gw lht skrg kek hanya bch tengkik idiot tdk Tau diri hanya bs nyerang di blkng Krystal 🤣🤣🤣
2022-01-19
1
Rieanty
dah Yo bobok selesai dah pesta nya😂😂😂😂
2022-01-04
5