“Apa kau tidak mendengarku? Cepat berdiri, jangan abaikan uluran tanganku.”
Suara Krystal membuyarkan lamunan pria itu lalu ia memutuskan untuk menerima uluran tangan Krystal. Kemudian tanpa banyak bicara lagi, ia menarik tangan pria tersebut untuk segera ikut dengannya.
“Yang Mulia, mau Anda bawa ke mana dia? Kami masih masih berada di waktu latihan, Anda tidak boleh membawanya pergi sebelum kami menyelesaikan latihan ini,” cegat seorang pria berumur 30 tahunan, dia adalah ketua dari ksatria kekaisaran.
“Aku ingin membawanya bersamaku, lagian kalian tidak benar-benar latihan, kalian selalu menghajarnya bukan? Kalian pikir aku tidak tahu itu? Aku akan membawanya jauh dari kalian sebelum kalian membuatnya mati konyol di sini,” jawab Krystal dengan nada ketus.
“Apa Anda ingin menjadikan dia sebagai ksatria pribadi Anda? Kalau begitu Anda mesti izin dulu kepada Kaisar. Lagipula mengapa Anda memilih ksatria rendahan yang tidak memiliki gelar bangs—”
Plaakkk
Krystal naik darah sesaat mendengar ketua ksatria mencoba merendahkan bawahannya lagi, gelar bangsawan adalah hal paling dihormati di negeri ini. Bagi mereka yang menginjakkan kakinya di istana kekaisaran tanpa ada gelar bangsawan, maka siap-siap saja dia akan menjadi korban hinaan oleh mereka. Memiliki kemampuan melebihi seorang bangsawan juga merupakan sesuatu yang memalukan untuk mereka sehingga dengan mencaci maki dapat melegakan kekesalan hati kepada dia yang punya skill lebih hebat.
“Kau merendahkannya karena dia tidak memiliki gelar bangsawan? Miris! Prihatin aku melihat seseorang sepertimu menjadi ketua ksatria. Seharusnya kau sebagai ketua bisa memberi contoh yang baik untuk para bawahanmu ini. Aku masih berbaik hati padamu hari ini, aku akan memaafkannya selagi kau dapat memperbaiki pola pikir rendahan seperti itu. Lain kali tidak ada pengampunan untukmu dan juga untuk kalian semua!” tegas Krysta, dia bergegas untuk meninggalkan lapangan latihan, kemudian dia tiba-tiba berhenti.
“Dan lagi, aku tidak membawa pria ini untuk dijadikan ksatria pribadi, aku tidak butuh ksatria pribadi karena aku sudah cukup kuat melindungi diri sendiri. Aku membawanya untuk aku jadikan selir.”
Krystal berlalu begitu saja setelah mengatakan hal tersebut, seluruh ksatria yang mendengar langsung melongo tidak percaya. Mereka kehilangan kata dalam beberapa saat, membawa seorang rakyat biasa ke dalam istana selir merupakan penghinaan bagi keluarga kekaisaran. Namun, Krystal melanggar pantangan tersebut, dia tidak peduli soal penghinaan atau apa pun itu, yang dia pikirkan saat ini hanyalah bagaimana caranya ia memperoleh kekuatan besar di sisinya.
“Dia sudah gila! Benar-benar gila!”
“Kita tidak akan bisa mencegahnya bukan? Karena Kaisar saja tidak berdaya melawannya apalagi kita.”
“Tapi, kita harus tetap melaporkan kejadian ini agar Kaisar tidak menyalahkan kita atas kejadian hari ini.”
Dengan langkah tergesa-gesa, Krystal membawa pria ksatria tadi masuk ke istananya. Muka pria itu keheranan, arah bola matanya tidak berhenti sejak tadi mengitari setiap sudut lorong istana yang dilewati.
“Aku dengar ini adalah istana terbengkalai, meski begitu kondisi istananya benar-benar bagus. Ehh bukan waktunya aku memikirkan perihal istana, tapi apa yang baru saja dikatakan wanita ini? Dia ingin menjadikan aku sebagai selir? Mana mungkin hal itu terjadi,” pikirnya.
Krystal rupanya membawa pria itu ke kamarnya, langsung saja ia mendorong tubuh pria tersebut untuk duduk di tepi ranjang tempat tidurnya. Tanpa berlama-lama, Krystal beranjak pergi mengambil kotak obat yang seingatnya disimpan di dalam laci dekat meja rias.
“Di mana aku menaruhnya?” gumamnya mencari-cari.
Dress pendek Krystal tanpa sengaja terangkat ke atas hingga menampakkan betis indah yang seksi. Pria itu menelan salivanya seketika mata hazel itu melihat keindahan lekuk tubuh Krystal dari ujung rambut sampai ujung kaki.
“Sial! Kenapa dia terlihat menggoda sekali?” batin pria itu sambil memalingkan wajahnya yang merah padam.
“Ahh ketemu!”
Krystal segera membuka kotak obatnya untuk mengobati luka lebam di wajah pria yang ia bawa. Rasanya terlalu disayangkan menyaksikan wajah setampan itu harus terluka akibat orang-orang kurang ajar.
“Aku belum tahu namamu, sekarang beritahu aku namamu siapa?” tanya Krystal sembari mengoleskan obat ke luka pria itu.
“Austin,” jawabnya singkat.
“Austin ya? Baiklah, kau mungkin sudah kenal aku jadi aku tidak perlu lagi memperkenalkan diri padamu.”
Penglihatan Krystal menangkap ada darah di sudut bibir Austin, dia segera menyeka darah tersebut.
“Sudut bibirmu berdarah,” ucap Krystal.
“Jangan sentuh darah saya!” larang Austin mencekal pergelangan tangan Krystal, tapi jemari Krystal sudah lebih dulu menyentuh darahnya.
“Kenapa? Apa ada yang salah dari darahmu?” bingung Krystal.
Kemudian Austin menggenggam tangan Krystal, terlukis ekspresi khawatir dari wajah tampannya. Austin mencoba mengelap bekas darahnya di telapak tangan Krystal, entah apa yang membuatnya secemas itu.
“Apa tubuh Anda baik-baik saja, Yang Mulia?” tanya Austin.
“Tidak apa-apa, seharusnya pertanyaan itu untukmu bukan untukku,” jawab Krystal menarik tangannya dari genggaman Austin.
“Bagaimana bisa?”
Tatapan Austin begitu nanar, dia kebingungan sendiri di dalam seribu kalimat tanya di otaknya.
“Bagaimana bisa apanya? Bukankah itu cuma sekedar darah biasa? Tidak ada senjata tajam di darahmu itu. Sudah, kau diam saja, aku akan mengobati lukamu dulu.”
Austin dipaksa diam dan tidak bergerak sementara Krystal mengoleskan obat ke permukaan kulit wajah Austin.
“Selesai! Jangan sampai lukamu dipukul lagi oleh orang lain. Aku sudah mengobatinya dengan baik, aku tidak akan membiarkan wajah tampan itu terteka pukulan lagi,” celoteh Krystal.
Ia merapikan kembali kotak obatnya, lalu bangkit untuk menyimpan kotak obat tersebut ke dalam lacinya. Akan tetapi, sekali lagi Austin mencegat pergelangan tangan Krystal, seakan ada hal lain yang ingin ia sampaikan.
“Apa lagi?” tanya Krystal.
“Yang Mulia, mengenai apa yang Anda katakan tadi, apa itu benar? Maksud saya, apa Anda sungguh ingin menjadikan saya sebagai selir Anda?” tanya Austin balik untuk memastikan.
Krystal tersenyum tipis lalu menjawab, “Tentu saja, kau tidak percaya? Kalau begitu, datanglah ke kamarku malam ini. Jangan lupa mandi sebelum masuk kamarku, aku sudah menyiapkan pakaian juga untukmu di kamar yang telah aku sediakan khusus untuk selir pertamaku.”
Austin menurut, ia segera keluar dari kamar Krystal dan menuju ke kamar yang dimaksud oleh Krystal untuk dirinya. Sesuai perintah, dia langsung ke kamar mandi untuk membersihkan badannya. Hingga malam pun tiba, Austin dengan pakaian serba hitamnya mengetuk pintu masuk ke kamar sang Tuan Putri.
Tok tok tok
“Masuk saja,” sahut Krystal.
Austin membuka pelan pintu kamar Krystal, dia terperangah seketika mendapati Krystal mengenakan lingerie berwarna hitam, dia palingkan wajahnya untuk tidak menyaksikan keindahan tubuh itu terlalu lama.
“M-mengapa Anda m-mengenakan pakaian seperti itu?” gugup Austin.
“Tutup pintunya dan mendekatlah,” titah Krystal.
Austin tidak tahu apa yang akan dilakukan oleh Krystal, dia hanya menuruti perintah sesuai apa yang dikatakan oleh Krystal. Kemudian Krystal dengan kasar menarik tangan Austin lalu mendorong tubuh kekar itu ke atas permukaan tempat tidurnya.
“Apa yang ingin Anda lakukan, Yang Mulia? S-saya—”
“Ssstt, kau diam saja. Bukankah tadi aku bilang aku akan membuktikannya padamu?”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 160 Episodes
Comments
Ayay Nya Yuda
THORR PANASSSSS BNGET NII KEKNYAA AHHAAH
2025-01-01
0
Neng Alifa
waaah selir brondong 😍🥰
2023-01-29
0
Frando Kanan
wow....di jdikn ksatria selir 😐
2022-01-19
0