Pagi-pagi sekali Garnier dengan di antar sopirnya datang kerumah Lancelot, tujuan Garnier selain untuk bertemu keponakannya Garnier juga sedikit kepo tentang Hanifah yang selalu dibahas oleh mama dan papanya, dan juga Garnier ingin mencobakan baju hasil rancangannya buat keponakan, Lancelot dan juga Hanifah yang berperan sebagai ibu susu Anaknya Lancelot. Begitu masuk rumah Garnier disambut oleh Joyce, karena tadi nyonya Bisseling sudah bilang ke Joyce jika Garnier akan segera datang, Garnier menyapa semua penghuni rumah Lancelot penuh keceriaan dan ramah.
"Lanc, kamu gak ke kantor sudah jam berapa sekarang?" omel Garnier sudah berdiri di dekat meja makan tempat Lancelot menyantap menu sarapannya, seperti emak-emak rempong di kantornya yang suka mengomel.
"Kak, apa gak kurang pagi, kakak datang kesini, jangan ganggu putriku !" hardik Lancelot santai sambil menyantap menu makan paginya tanpa menoleh pada Garnier.
"Mending ganggu kamu, dari pada anakmu." protes Garnier yang sudah menaruh pantatnya di atas kursi meja makan "Hmmm... enak sekali menunya, sejak kapan di rumah ini sarapan dengan menu berat seperti ini?" oceh Garnier mrncicipi menu yang tesedia di atas meja.
"Sejak ada putriku." sahut Lancelot.
"Memang putrimu sudah punya gigi? Oh ya nanti kalian harus coba bajunya, jika ada kekurangan segera bisa aku benahi." jelas Garnier sambil mengunyah makanan yang tersedia di atas meja.
"Terima kasih kakakku sayang." Lancelot mengucapkan terima kasih pada kakaknya sedikit lebai "Itu menu untuk Hanifah dan putriku, tolong jangan dihabiskan kecuali kakak mau produksi ASI." gurau Lancelot.
"Nona mau sarapan?." tanya Joyce pada Garnier.
"Tidak, terima kasih kak Joyce, aku sudah sarapan tadi." jawab Garnier "Beruntung wanita yang yang menyusui anakmu, atau jangan-jangan kamu mau ikut nyusu juga." oceh Garnier tanpa di saring bagai suara teng-teng(kereta listrik) lewat.
Lancelot tidak menanggapi perkataan Garnier, dia malah bertanya pada Joyce tentang Hanifah "Joyce, apa Hani belum sarapan?"
"Belum tuan, sekarang Hani lagi menyusui nona kecil." jawab Joyce.
"Jam segini kok belum sarapan, bagaimana anakku bisa tumbuh dengan baik." protes Lancelot.
"Tuan, biasanya sebentar lagi Hani baru sarapan ini masih terlalu pagi." jelas Joyce.
"Mungkin kamu yang kurang pagi Lanc." sindir Garnier.
"Mungkin nona, biasanya tuan jam setengah sembilan sarapan ini masih juga setengah delapan, satu jam lebih awal." jelas Joyce.
"Aku, ada meeting pagi." jawab Lancelot, memang sekarang Lancelot sudah rapi dengan baju kerjanya.
"Bajumu?" Garnier berucap.
"Siang aku pulang, kak, kakak tolong jagain putriku, Joyce tolong jaga pola makan Hanifah, jangan sampai keteledoran kalian membuat putriku jadi kurang asupan gizi." perintah Lancelot pada Joyce, Lancelot sangat sensitif kalau sudah berurusan dengan putrinya " Kak, aku tinggal dulu, berikan yang terbaik untuk putriku." pinta Lancelot pada Garnier.
"Beres, Tuan muda." ejek Garnier.
Lancelot segera pergi meninggalkan kediamannya untuk menuju tempat kerja. Sedangkan Garnier masih duduk di meja makan ngobrol dengan Joyce, Garnier memang sangat akrab dengan Joyce sebab sudah lama saling kenal.
"Joyce, ayo antarkan aku ke kamar ponak-anku." ajak Garnier.
"Ayo nona."
Garnier segera bangkit dari tempat duduknya, dengan diantar oleh Joyce Garnier menuju kamar nona kecil, berbagai macam pertanyaan tentang Hanifah dan nona kecil telah dilontarkan oleh Garnier pada Joyce. Joyce menjawabnya dengan senang hati.
"Selamat pagi semua." Garnier menyapa dengan akrab dan senyum yang merekah seolah sudah lama kenal.
"Selamat pagi, nyonya." sahut Hanifah dan suster jaga sedikit terkejut tiba-tiba datang wanita cantik yang memiliki paras mirip dengan Lancelot.
"Kamu Hani kan?" tebak Garnier.
"Iya nyonya," jawab Hanifah gugup, karena masih sedikit terkejut.
"Aku, Garnier, calon istrinya Lancelot, dan mama kandungnya nona kecilmu." Garnier malah bikin lelucon mengaku-ngaku calon istrinya Lancelot.
"Syukurlah, akhirnya nona kecil punya mama." Hanifah menjawab dengan perasaan senyum penuh kebahagiaan walau dalam hatinya sedih, ya Hanifah sedih bukan karena Lancelot mau menikah, tapi sedih jika tidak bisa merawat lagi nona kecilnya, bagi Hanifah dengan merawat nona kecilnya bisa mengobati dan rasa bersalahnya pada almarhum putranya.
"Kamu setuju jika tuan Lancelot menikah denganku?" Garnier bertanya minta persetujuan Hanifah, sedang Joyce yang berada di kamar itu menahan tawa mendengar dan melihat ulah Garnier.
"Tentu, nyonya, kenapa nyonya tanya pada saya, kan yang akan menikah nyonya dan tuan, sedang nona kecil sangat membutuhkan mamanya?" jelas Hanifah.
"Masalahnya aku tidak bisa merawat bayi, dan aku tidak mau ribet dengan urusan bayi, makanya aku tidak mau ikut saat tuan membawa anakku ke sini, tapi tolong tetap susui anakku, sebab setelah menikah aku akan kembali ke luar negeri lagi." kali ini Garnier benar-benar bikin drama yang di luar dugaan Joyce.
"Nyonya Nier, saya keluar dulu ada apa-apa, tinggal cari saya," Joyce memilih pamit keluar dari kamar nona mudanya dari pada dia tertawa dan ketahuan akting bohongnya sang majikan.
"Ya, kak Joyce." Garnier berpura-pura ketus." Oh ya, nanti kak Joyce bantu aku menata baju-bajuku di kamar tuan, dan lagi kak Joyce pastikan rumah dalam keadaan tenang, tidak berisik." kini Garnier malah berlagak memerintah bak seorang nyonya yang berkuasa di rumah ini.
"Baik nyonya." Joyce malah dengan baiknya mengikuti alur akting Garnier " Han tadi tuan berpesan agar kamu cepat sarapan, ayo sini." ajak Joyce pada Hanifah.
"Maaf nyonya saya mau sarapan dulu." pamit Hanifah sopan.
"Cepatlah makan, jangan sampai anakku kurang gizi karena ulahmu, sini biar aku jaga anakku sendiri, dan lagi setelah sarapan segera kemari, aku sibuk hari ini mau menyiapkan acara lusa, serarus hari anakku dan hari pernikahanku." ucap Garnier sedikit ketus.
"Baik nyonya."
Joyce dan Hanifah keluar dari kamar nona kecil secara bersamaan, sedangkan Garnier dengan bahagia menggendong dan bercengkerama dengan anak Lancelot, anak Lancelot malah rewel saat berada di bawah asuhan Garnier. Hanifah segera menghabiskan sarapan paginya saat mendengar suara tangis nona kecilnya.
"Han, pelan-pelan makannya, jangan tergesa-gesa." ucap Joyce yang menemani Hanifah sarapan.
"Nona kecil sedang nangis Kak, aku gak tega mendengarnya." sahut Hanifah dengan wajah cemas dan bingung.
"Biarin Han, wong ada mamanya." Joyce malah membumbuinya.
"Ya, tetap saja hatiku gak tenang kak." sahut Hanifah.
"Han, kamu rela nona kecil di asuh oleh mamanya sendiri? Kalau aku gak rela, kok mau-maunya tuan menikah dengannya" Joyce malah menambahi drama Garnier.
"Kak, nyonya Gar eh siapa tadi, sulit amat namanya, nyonyakan ibu kandungnya, ya memang seharusnya nona muda hidup bahagia dengan ibu kandung dan papa kandungnya." sahut Hanifah santai sambil menikmati sarapan paginya.
Joyce mendapat jawaban dari Hanifah hanya geleng-geleng kepala, kalau wanita lain pasti cari kesempatan untuk menaklukan Lancelot lah ini sudah punya kuncinya malah cuek sekali.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 210 Episodes
Comments
Snow Kim Barbie
KAK GARNIER PURA-PURA JADI ISTRI & ANAK LANCELOT UNTUK PANASIN HANIFAH 😅😅😅
2022-05-09
0
Chia Rachman
👍👍👍👍💪💪💪💪
2022-01-07
0
titissusilo
😁😁😁😁😁yg kyk gni hrs di simpan...
2022-01-07
1