Tok Tok Tok
"Masuk!" sebuah suara laki-laki memberi perintah dari dalam kamar bayi, di sela-sela suara tangis bayi yang semakin kencang.
"Maaf nyonya, maaf tuan apa yang bisa saya bantu?" tanya Hanifah gugup dan takut.
"Hani kamu sudah pernah punya anakkan, tolong kamu tenangkan cucuku." pinta nyonya Bisseling to the poin.
Hanifah benar-benar ragu untuk menggendongnya sebab seperti ucapan Joyce sebelumnya jika ada dokter dan suster khusus yang merawat bayi Lancelot siapapun pekerja lainnya di larang untuk menyentuh bayi itu, namun hati kecil Hanifah sangat teriris melihat dan mendengar tangisan bayi yang tidak kunjung berhenti, Hanifah teringat akan tangis bayi kecilnya. Tanpa bicara Hanifah segera meraih bayi yang ada dalam gendongan Lancelot, naluri seorang ibu memang kuat, hanya dalam waktu sepuluh menit bayi itu sudah mulai tenang, semua yang ada di dalam ruangan bernafas dengan lega setelah melihat bayi Lancelot tenang dalam gendongan Hanifah.
"Nyonya, mulutnya kering apa dia belum minum susu?" tanya Hanifah pada nyonya Bisseling.
"Dari tadi dia tidak mau minum susu, dokter bilang tenggorokannya bermasalah sekarang kita menunggu instruksi dari dokter Silk." kini Lancelot yang menjawab pertanyaan dari Hanifah.
"Sudah berapa jam nona kecil tidak minum susu?" entah kekuatan dari mana Hanifah bertanya dengan lancar dan mengabaikan rasa takutnya.
"Lebih dari empat jam." jawab suster itu.
"Kalian ingin membunuh bayi ini?" cerocos Hanifah yang tiba-tiba langsung panik tingkat dewa." mana susunya?" pinta Hanifah sudah benar-benar panik.
Lancelot, nyonya Bisseling melihat kepanikan Hanifah langsung tercengang pasalnya pekerja di rumah ini tidah ada yang seberani Hanifah dalam berbicara.
"Ini kak." suster itu menyodorkan botol susu itu pada Hanifah.
"Sus, buatkan yang baru, susu itu sudah satu jam lebih bukan?" protes nyonya Bisseling.
Suster tanpa membantah membuat susu baru, secara bersamaan hand phone Lancelot berdering.
"Tuan, ada masalah dengan nona kecil, ternyata nona kecil tidak bisa menerima susu formula, nona kecil harus minum Asi." dokter Silk menjelaskan secara detsi tentang pencernaan pada anak Lancelot.
"Lalu, bagaimana dok?" tanya Lancelot langsung panik.
"Kita harus cari orang yang mau mendonorkan Asinya selama Dua tahun." jelas dokter Silk
"Di mana kita mendapatkan pendonor Asi, apa dokter ada jalan keluar?" Lancelot semakin panik, sebab anaknya kini sudah empat jam lebih tidak minum susu.
"Saya ke sana sekarang Tuan, lima belas menit says sampai di kediaman tuan."
"Cepat kesini!" perintah Lancelot
Lancelot terlihat sangat panik dan gusar "Anakku tidak bisa minum susu formula, dokter bilang anakku harus minum ASI, sekarang dokter Silk menuju ke sini," ucap Lancelot gusar.
"Bagaimana ini tuan?" suster itu jasi terkejud
"Tunggu dokter datang, lima belas menit dia sampai."
Hanifah tidak memperdulikan obrolan norang di sekitar dia fokus menenangkan nona kecilnya, beruntung nona kecil itu masih tenang dalam pelukan Hanifah yang duduk di sofa.
"Mama tahu, mama yakin Hanifah dapat memberikan Asinya buat anskmu." usul nyonya Bisseling lirih setelah mendengar percakapan dokter Silk dan putranya di balik telepon.
"Kita tunggu dokter Silk dulu, biar dokter yang menentukan, karena aku sendiri tidak tahu bagaimana cara mengatasinya." ucap Lancelot jujur masih dengan kegusarannya. "Tidak pernah aku bayangkan ternyata tidak mudah mempunyai anak seorang diri." gumam Lancelot lirih namun masih terdengar oleh nyonya Bisseling.
"Bukankah itu keputusanmu?" seloroh nyonya Bisseling lirih.
Kehadiran anak Lancelot di rumahnya belum genep dua puluh empat jam sudah menghebohkan seisi rumah, apalagi dengan dipanggilnya Hanifah semakin membuat sejuta tanya pada semua pekerja, tidak terkecuali Joyce yang sudah puluhan tahun bekerja pada Lancelot juga merasa heran, karena Lancelot maupun nyonya Bisseling tidak pernah memanggil pekerjanya secara khusus apalagi harus sampai membersihkan diri dan ganti baju sebelum menghadap.
Tok Tok Tok.
"Tuan dokter Silk sudah datang." Joyce bersuara di balik pintu.
"Masuk, Joyce kamu juga harus masuk." perintah Lancelot.
Dokter Silk dan Joyce masuk secara bergantian, dokter Silk dan Joyce merasa teetegun melihat nona kecil tenang dalam pangkuan dan dekapan Hanifah. Dokter Silk kembali memeriksa nona kecil yang tetap barada dalam pangkuan Hanifah.
"Sudah berapa lama nona tidak minum susu,?" dokter Silk kbali bertanya lagi walau sebenarnya dia susah tahu.
"Dari tadi terakir minum susu enam jam yang lalu." jawab suster.
"Ini tidak bisa di biarkan kita harus segera mendapatkan pendonor ASI segera, kalau tidak sangat berbahasa buat nona kecil." jelas dokter Silk.
"Hani, dok!" seru nyonya Bisseling.
Hanifah dan Joyce langsung terkejut mendengar usulan nyonya Bisseling, sedang Lancelot juga ikut meyakinkan usulan nyonya Bisseling.
"Dok cepat periksa Hani, apa dia mampu memberi ASI untuk Putriku!" perintah Lancelot tanpa pikir panjang.
"Siapa Hani ?" tanya dokter penuh seliduk, mana mungkin dalam waktu sekejap sudah mendapatkan wanita yang mau mendonorkan ASInya.
"Dia." nyonya Bisseling langsung menepuk bahu Hanifah "Han tolong, selamatkan cucuku." pinta nyonya Bisseling penuh harap.
"Nyonya, Tuan, bagaimana?" dokter Silk masih bingung tidak paham, namun dari aroma tubuhnya dokter Silk juga sudah paham jika ASI Hanifah masih produksi dengan baik.
"Lakukan yang terbaik dok." pinta Lancelot.
"Nona Hani, kapan terakir anda menyusui?" tanya dokter Silk pada Hanifah.
"Satu setengah bulan yang lalu." jawab Hanifah jujur.
"Itu kabar yang bagus, saya periksa sekarang nona," perintah dokter Silk.
"Boleh, tapi boleh Tuan Lancelot untuk tidak melihat." pinta Hanifah.
"Saya akan keluar," Lancelot langsung pergi meninggalkan kamar putrinya, di dalam ada nyonya Bisseling, Joyce, suster dan dokter Silk.
"Saya rasa produksi ASI Hani masih bagus, sebab dia sering memompa ASInya." Joyce meyakinkan.
Dokter Silk langsung memeriksa kesehatan Hanifah sedang bayinya di serahkan ke nyonya Bisseling" Nona kapan terakir menyusui?"
"Satu setengah bulan yang lalu dok, sebelum saya terbang ke negara Hongkong," jawab Hanifah jujur.
"Bersyukur, Asi yang dimiliki nona Hani masih sangat bagus, sekarang nona kecil sudah bisa minum ASI." mendengar penuturan dari dokter Silk wajah nyonya Bisseling langsung berbinar-binar.
Dokter Silk segera menuntun Hanifah untuk segera memberi ASI pada anak Lancelot, nona kecil itu dengan antusiasnya minum ASI sekuat tenaga, beruntung Hanifah belum memompa ASInya, sebab setiap empat jam sekali Hanifah selalu memompa ASInya. Nyonya Bisseling sangat bahagia melihat cucunya dengan lahap minum ASI pemberian Hanifah. Bukan hanya nyonya Bisseling Joyce juga ikut merasakan kebahagiaan pasalnya sudah beberapa jam nona kecil menangis dan tidak mau minum susu. Setelah kenyang meminum ASI nona kecil kini semakin tenang dan bisa kembali tidur dengan nyenyak, ketika semua sudah baik-baik saja Hanifah menaruh nona kecil ke dalam bok bayinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 210 Episodes
Comments
Snow Kim Barbie
HANIFAH TERAKHIR MENYUSUI 1 STENGAH BULAN YG LALU, TERUS ANAKNYA DI INDONESIA GIMANA 🤔🤔🤔
2022-05-06
0
Teh Ai..
lanjuttt
2022-01-03
0
Chia Rachman
hanifah...... the best👍👍👍👍💪💪💪💪
2022-01-03
1