Bayi merah itu kini sudah berpindah tangan dari tangan seorang dokter spesialis bayi dari benua Amerika di berikan kepada seorang dokter berkewarga negaraan Hongkong. Setelah serah terima bayi Lancelot, seorang dokter perempuan, suster, Lancelot beserta rombongan lainnya segera pergi meninggalkan hotel yang telah disewa oleh Lancelot untuk serah terima bayi. Sedangkan para tamu lainnya dipersilakan menikmati liburan di negara Hongkong dengan fasilitas dari Lancelot, selain hadiah liburan mereka yang terlibat dalam proses kelahiran bayi Lancelot mendapat hadiah uang tuanai dengan jumlah yang fantastis, mengingat Lancelot seorang Putra pengusaha sukses di negara Hongkong. Lancelot dua bersaudara kakaknya perempuan namun kakaknya mengikuti suaminya tinggal di negara London, sehingga Lancelot merupakan anak tuan Bisseling yang di tuntut untuk mengelola perusahaan keluarga.
Rombongan bayi Lancelot kini menuju sebuah rumah yang berada di kawasan elit yang berada di kota pinggiran negara Hongkong. Sebuah rumah mewah dengan tiga lantai dan di lingkari gerbang yang tinggi dengan cat berwana abu-abu itu yang biasanya sepi kini semuanya telah berubah, semua penghuni rumah tersebut tengah di sibukkan dengan berbagai aktifitas untuk menyambut kedatangan sang majiakan yaitu Lancelot dan Putrinya. Sebuah kamar berukuran besar berwarna peach mendominasi kamar bayi yang di desain sendiri oleh Lancelot untuk Putri tungglanya kini sudah sangat bersih dan rapi dan tidak seorangpun diperbolehkan untuk memasukinya tanpa seijin Lancelot.
Nyonya bisseling walau dia menolak keputusan gila sang Putra dalam memilih jalan hidupnya terutama dalam hal anak nyatanya nyonya Bisseling tetap ikut mempersiapkan untuk menyambut kedatangan cucunya, sakit hati yang dialami oleh Lancelot karena penghiantan sang kekasih beberapa tahun yang lalu membuat Lancelot menjadi lelaki yang dingin, selama ini waktunya hanya dihabiskan untuk bekerja mengembangkan bisnis kedua orang tuanya. Karena terlalu sibuk dan mengejar ambisi kini Lancelot sampai tidak menyadari jika usianya hampir empat puluh tahun dan masih melajang.
"Mbak kamu masih baru ya?" sapa nyonya Bisseling ketus pada seorang pembantu yang berkulit coklat dan berambut ikal di kucir kuda yang sedang mengelap sofa.
"Iya nyonya." jawab perempuan dua puluh lima tahun itu sopan.
"Pantas aku baru melihatmu, kerja yang bersih sebab anakku tidak suka kotor, dan kamu juga harus selalu bersih dan rapi, aku tidak ingin melihat pembantu di rumah ini kumal, apa lagi sekarang bakal ada cucuku anak satu-satunya putraku, apa kamu sudah pernah punya anak?" cerocos nyonya Bisseling bagai rem kereta yang lagi blong'' Namamu siapa dan dari mana asal kamu aku yakin kamu bukan penduduk local, perasaan baru kali ini aku lihat anakku mengambil pembantu dari negara lain, biasanya dia berani bayar mahal untuk mengambil orang lokal, kenapa dia tertarik denganmu, aneh, benar-benar aneh." Hanifah belum juga menjawab nyonya Bisseling terus nyerocos, nyonya Bisseling dibuat terkejut untuk kedua kalinya dengan kelakuan anak lelakinya yaitu Lancelot kelakuan yang tidak bisa ditebak.
"Nama saya Hanifah nyonya saya berasal dari Indonesia, tugas saya bersih-bersih rumah dan saya baru bekerja sekitar dua minggu, biasa di panggil Hani, apa alasan tuan mengambil saya, saya juga tidak tahu nyonya." jelas Hanifah panjang lebar namun tetap sopan walau tanpa diminta oleh nyonya Bisseling.
"Bagus kerja yang benar, aku tidak ingin kalian mengecewakan anak dan cucuku nanti, cucuku harus terus steril tidak boleh kena kotor." nyonya Bisseling tetap ngomel sambil mengamati cara kerja Hanifah.
"Di bungkus plastik saja nyonya bayinya biar tetap bersih dan higienis, kalau perlu di steril pakai alkohol." usul Hanifah asal ceplos tanpa memikirkan apa akibatnya.
"Kau ingin Membunuh anak dan dan cucuku ya?" teriak nyonya Bisseling melengking tidak bisa mengontrol emosinya.
"Maaf nyonya, saya salah omong." tukas Hanifah yang baru sadar akan kecerobohannya "Maaf, maaf, maafkan saya nyonya, lain kali saya akan lebih berhati-hati." kini Hanifah langsung berubah gugup.
"Anakku ini benar-benar bisa bikin orang tua stress, lihat wanita dari kaca mana juga, bisa-bisanya ngambil pembantu modelan kaya kamu, hadiuhhh." keluh nyonya Bisseling ngoceh tidak karuan.
"Lah, apa salah saya nyonya, kan anak nyonya yang milih saya untuk bekerja di rumah ini," Hanifah bertanya pada nyonya Bisseling tanpa dosa, namun nyonya Bisseling tidak menggubrisnya malah terus melangkah pergi entah kemana dengan, segala omelan yang tidak berhenti dari mulutnya, sedangkan Hanifah terus menatap punggung nyonya bisseling dengan perasaan takut sampai tubuh nyonya Bisseling hilang tertutup tembok penyekat.
Setelah kepergian nyonya Bisseling Hanifah kembali melakukan pekerjaannya tanpa menghiraukan ocehan nyonya Bisseling, dari segi bahasa Hanifah tidak kesulitan karena kemahiran Hanifah dalam bahasa inggris sehingga membuat Hanifah memiliki nilai plus dan membuat Lancelot tertarik pada Hanifah untuk mempekerjakan Hanifah, apalagi Lancelot pernah mendengar jika pekerja dari Indonesia itu mayoritas menggunakan hati, mereka jika bekerja tidak sekedar bekerja saja. Hanifah merupakan pembantu pertamanya yang berasal dari negara lain sedangkan pembantu lainnya merupakan penduduk lokal dan tentunya dengan gaji yang sangat tinggi, namun tidak dengan Hanifah Hanifah tetap menerima gaji sesuai dengan peraturan yang ada di kontrak kerja seperti pekerja overseas lainnya.
"Hani, cepat selesaikan pekerjaanmu dan cuci tangan pakai sabun sampai bersih taruh lapnya pada tempatnya !" perintah Joyce kepala pelayan di rumah Lancelot yang sudah berusia empat puluh tahun lebih.
"Baik, kakak." semua pembantu memanggilnya kakak karena dua yqbf paling lama menjadi pelayan di rumah Lancelot.
"Klear, sudah beres makanannya?" kini Joyce menghampiri Klear yang bekerja sebagai koki yang bertugas hari ini.
"Beres, kak." Klear mengacungkan jpol tanda sudah beres.
Kini Joyce menuju lantai dua untuk mengecek pelayan yang bertugas di lantai dua" Athena, sudah beres?"
"Sedikit lagi kak!" sahut Athena wanita berusia tiga puluh lima tahun itu.
Joyce terus menuju ke lantai paling atas di atas terdapat sebuah taman dan juga kolam renang, yang bertugas di lantai atas seorang laki-laki berusia lima puluh tahun merupakan suami Joyce yang bernama Kao, rumah yang begitu luas dan mewah itu hari ini bertambah satu penghuni. Selesai mengecek dari lantai atas Joyce kembali turun untuk memastikan bahwa semua akan baik-baik saja ketika Lancelot pulang.
"Joyce!" panggil nyonya Bisseling begitu melihat Joyce turun dari tangga lantai atas.
"Ya, nyonya." sahut Joyce menghampiri nyonya Bisseling yang berdiri di depan pintu kamar calon cucunya.
"Aku mau lihat kamar cucuku." pinta nyonya Bisseling dingin.
"Apa nyonya sudah minta ijin pada tuan Lanc?" ucwo Joyce penuh selidik, kalau soal menjaga rumah Joyce memang sudah alinya.
"Kenapa aku harus tanya pada putraku, ini rumah putraku, aku mananya dan aku juga grand mothernya." jawab nyonya Bisseling tsk mau di bantah.
"Maaf, nyonya kita harus menunggu dulu tuan Lanc datang." Joyce langsung pergi meninggalkan nyonya Bisseling yang masih mematung di depan pintu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 210 Episodes
Comments
rere cyank
Lanjutkan kak bikin penasaran.
2022-01-01
1
Teh Ai..
nyimak... sayang nama ny susah d baca maklum lidh jawa😃
2022-01-01
5
Chia Rachman
masih menyimak
2022-01-01
1