Kehidupan Lancelot semakin hari semakin berubah semenjak kehadiran Putri tunggalnya, Lancelot semakin bisa meghatur waktunya antara pekerjaan dan Putri tunggalnya apalagi sekarang usia putrinya sudah hampir tiga bulan di mana bayi seusia segitu sangat lucu, menggemaskan, dan tawanya sudah bersuara, sudah bisa diajak bermain aktif.
Sabtu ini Lancelot sengaja mengosongkan semua jadwalnya entah itu pekerjaan atau sekedar undangan menghadiri acara ngumpul bersama dengan teman-temannya. Sewaktu sebelum memiliki anak Lancelot sering menghabiskan waktu akir pekannya bersama dengan teman-temannya, entah itu sekedar minum dan karaoke di bar atau membuat pesta sendiri di rumah entah di rumah Lancelot atau di rumah teman lainnya barbecue atau sekedar hot pot, atau sekedar makan malam biasa atau acara pesta resmi seperti ulang tahun.
Tugas Lancelot hari ini mengecek ulang hotel yang akan digunakan untuk pesta seratus hari buat putrinya minggu depan serta memastikan dekorasi yang mewah, acara sebagai bentuk syukur dan sebagai acara pemberian nama dan pengumuman perkenalan. Lancelot ditemani oleh nyonya Bisseling, Lancelot memilih hotel keluarganya yang paling mewah yang ada di negara Hongkong tepatnya di kawasan Tsim Sha Tsui, acaranya tergolong privat hanya sekitar seribu orang yang diundang itupun hanya rekan dekat, atau keluarga dekat dari dalam dan luar negeri, acara memang privat namun angpao buat seluruh karyawan Brown Group tetap mengalir, Angpao yang di berikan untuk karyawannya sepuluh pesen dari gaji pokok, dan langsung masuk ke rekening masing-masing karyawan. Selesai mengecek dan memastikan hotel Lancelot dan nyonya Bisseling menikmati makan siangnya di restaurant yang ada di hotel tersebut.
"Baju dari kak Garnier sudah jadi apa belum ma?" tanya Lancelot yang duduk di salah satu ruangan yang ada di restaurants tersebut, Lancelot memilih satu ruangan khusus untuk bisa makan bersama dengan nyonya Bisseling.
"Sudah, lusa kakakmu datang dulu sendiri anak dan suaminya nyusul sebab anaknya kakakmu sekolah." jelas nyonya Bisseling.
"Biar, aku jemput." ucap Lancelot sambil menikmati menu makan siang, padahal bukan menu makan siang lebih tepatnya tea time, karena jam sudah menunjukkan jam dua siang lebih dan menu yang tersaji dumpling dan kawan-kawan.
"Ya, kamu harus jemput kakakmu bawa bajunya lumayan banyak." terang nyonya Bisseling.
"Bajunya anakku cukup gak ya ma, soalnya anakku makin hari aku lihat makin gembul, tambah lucu apalagi pas waktu tertawa, terima kasih ma sudah ikut merawat anakku."
"Ya, anakmu memang lucu, cuma sampai sekarang mana gak habis fikir kamu bisa mengambil keputusan gila, semua anak itu bahagia jika keluarganya lengkap, ada mama, papa, kalau gini, apa selamanya anakmu hanta mengenal papanya saja sebagai orang tua, sekarang anakmu belum merasakan tapi nanti ketika sudah besar kamu jangan ngeluh sama mana jika anakmu membutuhkan kasih sayang mamanya," omel nyonya Bisseling mengungkapkan kekesalannya.
"Mama percaya deh sama Lanc, pasti Lanc bisa mengatasinya." pungkas Lancelot percaya diri.
"Terserah kamu Lanc, yang penting mama sudah mengingatkannya, apalagi status Hani alsangat sulit untuk bisa bertahan di sini dalam jangka waktu yang lama." jelas nyonya Bisseling.
"Aku membutuhkan Hani, hanya selama dua tahun saja, sebab setelah dua tahun anakku tidak perlu minum susu lagi." Lancelot tetap keras kepala dengan jalan pikirannya.
"Mama, mau pulang malas debat denganmu, dari pada debat denganmu mending mama ajak Hani dan cucuku jalan-jalan." nyonya Bisseling segera bangkit dari tempat duduknya.
Lancelot tanpa berkata dan berdebar langsung mengikuti langkah nyonya Bisseling yang meninggalkan restaurant, mobil ferrari hitam yang di kendarai oleh Lancelot membelah panasnya jalanan kota di negara Hongkong.
"Hanifah kini asyik dengan nona kecilnya di kamar nona kecilnya, nona kecilnya di taruh di kasur lantai yang nyaman, nona kecilnya itu sedang mulai belajar untuk tengkurap, dia sangat aktif sekali sehingga mengundang gelak tawa orang-orang sekitar, Hanifah sangat menikmati momen seperti itu sinar kebahagiaan memancar dari wajah Hanifah, dengan adanya nona kecilnya sedikit banyak bisa mengobati rasa rindunya pada almarhum anaknya.
"Cucu nenek sudah tambah pintar ya!" seru nyonya Bisseling yang baru masuk kamar nona kecil dengan wajah berbinar-binar.
"Nenek." suara suster menirukan suara bayi seolah nona kecil yang menjawabnya.
Tidak hanya nyonya Bisseling, Lancelot juga ikut masuk, suasana sore dalam kamar nona kecil sangat ramai dengan gelak tawa, dan juga ucapan dukungan semangat untuk nona kecil yang sedang belajar tengkurap, Hanifah, nyonya Bisseling, suster, dan Lancelot tidak henti-hentinya memberi ucapan penyemangat penuh antusias.
"Anak papa, ayo semangat sayang, ayo coba lagi, ayo sayang semangat seamgat, coba." Lancelot sangat antusias menyemangati putrinya yang sedang belajar untuk tengkurap, nona kecil mendapat dukungan dari orang sekitar semakin besar keinginannya untuk terus mencoba.
"Yeahh.... " berhasil seru antusias semua yang ada di ruangan nona kecil begitu melihat nona kecil berhasil tengkurap.
Lancelot segera mengambil putrinya dan mencium putrinya dengan wajah berbinar-binar, kebahagiaan tidak hanya terlihat di wajah Lancelot namun juga terlihat di wajah semua orang yang telah melihat keberhasilan nona kecil yang baru saja berhasil tengkurap.
"Nanti malam kita semua makan di luar, ya, untuk perasaan putrimu bisa tengkurap!" seru Lancelot "Joyce, Joyce kesini cepat!" teriak Lancelot memanggil Joyce kepala pelayan di rumahnya.
Joyce yang sedang berada di dapur lantai bawah langsung naik ke atas tergopoh-gopoh begitu mendengar panggilan dari Lancelot yang berada di kamar nona kecil
"Ya, Tuan, Tuan memanggil saya? Apa yang tuan pelukan?" tanya Joyce begitu sudah berada di kamar nona kecil.
"Joyce, nona kecil sudah bisa tengkurap, nanti malam kita rayakan untuk makan malam di hotel xxxx, semuanya aku ajak, dan kamu segera memesan tempat di hotel, jam tujuh petang kita semua harus sudah sampai hotel dan mulai makan jangan telat, aku tidak mau putriku keluar rumah terlalu malam." perintah Lancelot berapi-api tanpa meminta persetujuan nyonya Bisseling maupun yang lain.
"Sekarang, Tuan." Joyce yang mendapat tugas mendadak jadi kelimpungan pasalnya ini sudah setengah lima, sedangkan Joyce beserta Klear sudah menyiapkan bahan untuk makan malam nanti di rumah "Untung Hotel milik tuan sendiri kalau tidak, hadiuh bisa botak kepalaku cari tempat." gumam Joyce dalam hati.
Lancelot masih ber-uforia tentang keberhasilan putrinya yang baru pertama kami tengkurap. Lancelot dengan senangnya langsung menyuruh Hanifah, suster serta mamanya untuk segera mandi dan bersiap. Sedangkan Joyce yang mendapat perintah dari Lancelot segera memberitahu seluruh penghuni rumah Lancelot untuk persiapan makan malam di restaurant sebagai perayaan keberhasilan nona kecil yang bisa tengkurap.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 210 Episodes
Comments
titissusilo
bsa tengkurap lngsng pesta mkan2 gmn pas bsa merangkak trs jln,beuhhhh bsa jln2 naik kapal pesiar tuh...horang kayah kn😁
2022-01-06
4