Tepat pukul dua belas malam nyonya Bisseling dan Lancelot baru sampai di rumahnya yang berada di pinggiran kota negara Hongkong. Rumah Lancelot sudah dalam keadaan sepi karena sebagian penghuni sudah tidur kecuali satpam depan yang menjaga rumah Lancelot. Lancelot tidak membangunkan siapapun penghuni rumah, satpam yang jaga membantu Lancelot untuk memindahkan barang belanjaannya untuk di taruh di kamar nyonya Bisseling yang berada di lantai dua. Lancelot langsung masuk kamarnya untuk membersihkan diri, benar-benar hari yang sangat melelahkan bagi Lancelot, kepulangannya kali ini benar-benar menguras tenaga dan pikirannya, sampai-sampai dia sana sekali tidak mengurusi kantornya. Nyonya Bisseling juga mengalami hal yang sama seperti Lancelot, nyonya Bisseling langsung mandi dan segera merebahkan diri, sebelum tidur nyonya Bisseling menebgok kamar cucunya, cucunya tertidur dalam pangkuan Hanifah karena baru saja selesai minum susu, nyonya Bisseling memberi kecupan manis buat bayinya Lancelot sebelum nyonya Bisseling pergi tidur
Lancelot yang seindah selesai membersihkan diri Lancelot menuju kamar Putrinya untuk melihat keadaan putrunya, tenang dan damai dalam pangkuan Hanifah itu yang Lancelot lihat "Bagaimana putriku?" tanya Lancelot lirih setengah berbisik karena Hanifah sudah memberi isyarat pada Lancelot agar tidak berisik.
"Baik Tuan, sekarang nona kecil lebih tenang dan segar." bisik Hanifah pelan
Lancelot mengulas senyum melihat Putrinya yang begitu cantik yang mewarisi wajah dari Lancelot. Lancelot tidak ingin mengganggu Putrinya setelah memberi kecupan manis para Putrinya Lancelot segera pergi meninggalkan kamar Putrinya yang masih berada di dalam pangkuan Hanifah. Hanifah benar-benar total merawat nona kecilnya seperti merawat anaknys sendiri, setelah nona kecilnya tidur pulas Hanifah menidurkan nona kecilnya di dalam bok bayinya.
Lancelot sudah kembali ke kamarnya, Lancelot tidak langsung tidur walau tubuhnya sudah sangat capek namun Lancelot masih belum puas memandangi wajah Putrinya, Lancelot membuka laptopnya dia melihat kamar Putrinya, kini Putrinya sudah tidur dengan pulas.
Malam begitu sunyi, kadang hanya terdengar suara anjing yang menggongong dari luar entah anjing siapa tidak ada yang tahu, dengan seiringnya malam Lancelot juga merebahkan tubuhnya di atas ranjang untuk istirahat. Di dalam rumah Lancelot hanya Hanifah yang tidak bisa tidur dengan nyenyak sebab dua jam sekali Hanifah harus menyusui nona kecilnya sesuai pesan dari dokter, beruntung Hanifah tipe wanita yang mencintai anak-anak, apalagi seminggu yang lalu Hanifah baru kehilangan anak untuk selama-lamanya, tadinya Hanifah hampir putus asa apa yang diperjuangakan seakan sia-sia. Setiap dua jam sekali Hanifah sudah bangun San menyusui nona kecilnya tanpa mengeluh, bahkan Hanifah juga tidak minta bantuan pada susternya, Hanifah memberi kesempatan pada susternya untuk beristirahat.
Pagi-pagi sekali jam lima di rumah Lancelot masih terlihat sepi sebab biasanya para pekerja akan bangun di jam tujuh dan memulai aktifas, sedangkan Lancelot akan bangun paling pagi delapan pagi setiap hari, namun jika libur Lancelot baru bangun tengah hari. Kehadiran nona kecil dalam kehidupan Hanifah membuat dia tambah bersemangat, jam lima pagi Hanifah sudah mandi dan menunjukan kewajibannya sebagai seorang Muslim, dan di rumah Lancelot hanya Hanifah yamh seorang muslim, lainnya dengan keyakinan yang berbeda. Jam enam pagi Hanifah sudah merasa lapar, Hanifah menuju ke dapur pelan-pelan untuk mencari makanan, beruntung Joyce sudah memberi tahukan pada Hanifah jika Joyce sudah menyediakan makanan untuk Hanifah dan Hanifah bisa memakannya sewaktu-waktu. Hanifah mengambil buah apel dan sepotong roti yang dibuat khusus oleh kokinya Lancelot buat Hanifah tentu dengan kadar nitrisi yang tinggi.
"Andaikan ada soto, anget-anget atau nasi padang betapa nikmtanya." gumam Hanifah dalam hati sambil menikmati makanan yang ada.
"Han," nyonya Bisseling sudah berada di dekat Hanifah dengan senyum indahnya.
"Nyonya." sahut Hanifah.
"Kamu tidak tidur malam ini?" tanya nyonya Bisseling yang tahu tentang ibu menyusui.
"Tidur nyonya," sahut Hanifah jujur, ya Hanifah tetap tidur namun tidak nyenyak" Nyonya mau ambil apa?" tanya Hanifah pada nyonya Bisseling.
"Aku hanya pingin lihat cucuku rewel apa tidak sebab semalam aku sangat capek, sampai tidak tahu cucuku rewel tidaknya."
"Namanya juga bayi, ya seperti itu nyonya," sahut Hanifah enteng "Nyonya mau sarapan? Kalau mau sarapan saya siapkan" tanya Hanifah menawarkan bantuan.
"Tidak, aku nanti saja, sekarang mau tidur lagi, masih gelap, Han selepas makan kamu kembali tidur, yang lain juga belum bangun." perintah nyonya Bisseling dan segera meninggalkan Hanifah yang masih menikmati sarapan paginya. Selesai makan Hanifah duduk di sofa yang ada di kamar nona kecil, Hanifah bersandar di sofa dan akhirnya dia tertidur juga. Suara tangis nona kecil membangunkan Hanifah, Hanifah mengerjapkan matanya, suster yang menemani Hanifah ternyata sedang mengganti diapers nona kecil.
Jam sudah menunjukan pukul delapan dalam artian semua penghuni di rumah Lancelot sudah mulai beraktifas, tidak lama setelah Hanifah bangun Lancelot sudah berdiri di kamar putrinya, masih menggunakan baju tidur.
"Bagaimana putriku semalam apa dia nyenyak tidurnya?" Lancelot ingin tahu tentang putrinya.
"Nona kecil tidak rewel tuan." jawab suster, sedangkan Hanifah masih belum sadar dengan sempurna sebab dia masih diserang rasa kantuk yang tidak tertahankan.
Lancelot terus mengamati dan men gendong putrinya penuh kasih.
"Tuan waktunya nona kecil minum susu." ucap susternya.
Lancelot tanpa menjawab langsung memberikan putrinya pada Hanifah yang duduk di sofa, setelah menyerahkan putrinya Lancelot tetap berada di dekat Hanifah.
"Maaf tuan, boleh tuan pergi dulu, saya mau menyusui nona kecil." ucap Hanifah mebgusir halus sang majikan.
Lancelot tanpa membantah langsung pergi meninggalkan kamar putrinya "Aku tidak boleh melihat langsung anakku menyusui, yang penting aku masih bisa memantau lewat CCTV." gumam Lancelot dalam hati.
CCTV yang berada di kamar putrinya hanya tersambung dengan laptop Lancelot, dan siapapu tidak boleh melihatnya. Dari layar CCTV Lancelot dapat mengetahui semua aktifitas di kamar putrinya, termasuk saat Hanifah tertidur di sofa pagi tadi. Jam sembilan pagi Lancelot sudah harus meninggalkan rumah untuk pergi ke kantornya tidak lupa Lancelot berpamitan pada Putri kecilnya sebelum pergi ke kantor.
"Princes papa, baik-baik di rumah bersama nenek ya, minum susu yang banyak supaya cepat besar."
Selesai berpamitan dengan putrinya Lancelot segera pergi meninggalkan rumahnya, tanpa berpamitan dengan nyonya Bisseling karena nyonya Bisseling belum bangun. Hanifah dan suster sengaja mebawa nona kecilnya beejenyr di taman belakang agar terkena sinar matahari.
"Han, mulai hari ini kamu harus minum sup ikan ini supaya ASImu lancar dan bagus." Joyce menaruh satu mangkuk sup ikan di atas meja taman dekat Hanifah duduk.
"Kak, lain kali biar aku ambil sendiri saja, gak enak kalau harus di ladeni seperti ini, aku ini siapa." ucap Hanifah.
"Kamu ingin kita semua kena pecat Han."
"Bukan begitu kak Joyce, akukan ya gak enak sama yang lain."
"Sudah jangan dipikirkan, yang penting nona kecil sehat dan terawat dengan baik, kasihan, dia terlahir karena keegoisan orang tuanya, tugasmu merawat nona kecil, kita sudah punya tanggung jawab masing-maisng." pungkas Joyce segera meninggalkan Hanifah dan nona kecilnya masuk kedalam dapur.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 210 Episodes
Comments
Chia Rachman
lanjut thor
2022-01-04
0