"Dasar pelayan kurang diuntung!"
Nyonya Bisseling ngomel-ngomel sendiri dengan wajah kesal dan perasaan tidak puas, pasalnya hanya kamar bayi yang belum dicek oleh nyonya Bisseling dan nyonya Bisseling juga belum tahu bentuk serta model kamar yang akan di tempati oleh cucunya nanti, sebagai seorang nenek nyonya Bisseling juga ingin memastikan kenyamanan buat cucunya, untuk ruangan lainnya selain Joyce nyonya Bisseling juga bisa membuka sendiri dan mengeceknya. Nyonya Bisseling tidak berhasil masuk di kamar bayi Lancelot akhirnya dia kembali turun ke lantai dasar untuk ikut menyambut kedatangan cucunya yang sebentar lagi datang, seorang cucu yang tidak diketahui siapa ibunya, seorang cucu yang lahir entah dari wanita ras mana, suku mana, negara mana, berambut lurus atau keriting, bermata coklat atau biru dan seperti apa wanita yang rela mengandung benih putranya tanpa adanya hubungan badan selayaknya pasangan normal, kelakuan Lancelot kali ini benar-benar di luar dugaan keluarga Bisseling, hal seperti ini sebenarnya bukan hal tabu bagi warga yang berduit di negara tersebut. .
"Sebenarnya anakku ini kesambet setan apa, setan dari mana bisa-bisanya dia mengikuti aliran sesat." nyonya Bisseling mengomel dengan sendirinya tanpa menghiruakan siapapun yang ada di sekitarnya.
"Nyonya lima belas menit lagi tuan Lancelot tiba." Joyce memberitahu nyonya Bisseling yang sedang duduk di sofa ruang keluarga.
"Ya, eh Joyce, kemana Hani?" kini entah kenapa tiba-tiba nyonya Bisseling tertarik untuk mencari keberadaan Hanifah.
"Dia sudah berkumpul di depan bersama dengan pelayan lainnya nyonya." jelas Joyce yang sudah terlihat lebih rapi dan bersih karena sudah berganti baju.
"Apa Hani sudah ganti baju dan mandi?" tanya nyonya Bisseling diluar prediksi Joyce.
"Mereka semua hanya ganti baju dan cuci tangan Nyonya," jelas Joyce yang masih berdiri di hadapan nyonya Bisseling.
"Suruh dia mandi aku ingin dia juga cantik dan bersih seperti pekerja lainnya!" perintah nyonya Bisseling membuat Joyce langsung terperangah pasalnya nyonya Bisseling tidak pernah mengurus sedetail ini tentang pelayan di rumah Lancelot.
"Tapi, Nyonya!" Joyce berusaha membantah.
"Jalanan macet, mereka baru datang dua puluh menit lagi." jawab nyonya Bisseling tetap fokus pada tabletnya tanpa melihat ke arah Joyce " Oh ya dan lagi beri Hani baju yang baru jansb pakai baju yang sekarang!" perintah nyonya Bisseling. Lagi-lagi Joyce terperangah untuk kedua kalinya.
"Baju Hani masih baru nyonya, semua pekerja di sini yang baru masuk selalu di kasih seragam yang baru!" Joyce berusaha menjelaskannya.
"Turuti perintahku dandani Hani dengan baju yang baru." nyonya Bisseling tetap pada pendiriannya dan tidak mau dibantah.
Joyce dengan perasaan kesal penuh keheranan menghampiri Hanifah yang sudah ikut berkumpul dengan para pelayan lainnya di salah satu ruangan khusus untuk para pekerja makan atau sekedar beristirahat sebentar setelah makan.
"Hani, ikut saya!" perintah Joyce tegas, Joyce biarpun dia sudah lama bekerja pada Lancelot namun Joyce termasuk pimpinan yang baik dan selalu berusaha berbuat adil pada semua pekerja.
"Iya, kak." Hani langsung mengikuti langkah Joyce yang menuju kamar mandi khusus pekerja tanpa tanya.
"Hani kamu mandi sekarang dan ganti baju." Joyce memerintahkan Hani untuk mandi sambil menyodorkan baju yang masih baru dan harum" Hari ini nyonya benar-benar membuatku pusing, kamu tahu gak?, gak biasanya nyonya menyuruh orang mandi di siang bolong dan ini hanya berlaku padamu, aku heran dengan ulah nyonya." kini Joyce menumpahkan uneg-uneg hatinya pada Hani tanpa sungkan.
"Apa saya melakukan kesalahan yang fatal kak?" tanya Hani khawatir dan takut mengingat tadi dia menjawab asal.
"Aku rasa nyonya cocok denganmu, semoga dugaanku benar, mandi yang cepat lima belas menit lagi mereka sampai dan lagi nyonya juga pesan agar kamu dandan yang rapi."
Joyce langsung meninggalkan Hani yang masih berdiri dan berusaha mencerna supaya mengerti dengan ucapan Joyce tentang dirinya dan nyonya. Karena waktu yang sudah mepet Hani segera masuk ke kamar mandi dengan kecepatan mandi yang super cepat secepat sepur express, maka Hani hanya dalam waktu sepuluh menit Hani sudah selesai mandi ganti baju berdandan ala kadarnya seperti pelayan lainnya, yang membedakan kulit Hanifah yang berwarna coklat sawo matang dan harus menjadikan Hanifah mudah dikenal oleh penghuni rumah Lancelot lainnya, karena para penghuni rumah Lancelot lainnya memiliki warna kulit yang sangat kontras dengan warna kulit Hanifah, wanita berkulit eksotik itulah sebutan yang tepat untuk Hanifah. Hanifah terlihat lebih manis dan lagi Hanifah tidak memiliki bau badan jika berkeringat berbeda dengan pekerja lainnya, sedikit berkeringat sudah menimbulkan bau badan yang kurang sedap.
Tidak hanya Hanifah ataupun Joyce, pekerja yang lainnya juga merasa heran dengan kelakuan nyonya Bisseling kali ini, apalagi nyonya Bisseling melakukan hal berbeda dengan Hanifah, dan baru kali ini nyonya Bisseling banyak bicara dengan pekerja baru yang ada di rumah Lancelot. Biasanya nyonya Bisseling datang hanya ingin bertemu dengan putranya atau sekedar memastikan jika sang Putra dalam keadaan baik-baik saja, tanpa mau ikut mengatur para pekerja. Tidak terkecuali semua penghuni rumah Lancelot sudah benar-benar siap dan siaga untuk menyambut kedatangan Lancelot beserta rombongan, nyonya Bisseling segera menuju pintu utama untuk menyambut sang Putra dan sang cucu karena barusan dia telpon Lancelot jika Lancelot bakal sampai rumah dalam waktu kurang dari lima menit, tidak hanya nyonya Bisseling pekerja lainnya juga sudah siap di belakang nyonya Bisseling, Tuan Bisseling sengaja tidak ikut menyambut kedatangan anak dan cucunya karena tuan Bisseling belum bisa menerima keputusan Lancelot yang di anggap melampaui batas.
Rombongan mobil yang di tunggu telah tiba mobil kedua di isi sekretaris dan pengawal lainnya sedang mobil pertama di isi oleh Lancelot bersama dengan anaknya beserta dokter dan dua suster. Lancelot keluar dari mobil dulu, Lancelot dengan penuh ke hati-hatian mengambil bayinya dari pangkuan sang suster, kini Lancelot mengambil bayinya dari sang suster dan menggendong sendiri anaknya untuk masuk ke dalam rumah Lancelot. Nyonya Bisseling terkejut melihat Lancelot bisa menggendong bayi dengan baik tanpa canggung, nyonya Bisseling bingung dari mana Lancelot belajar menggendong bayi baru lahir, pasalnya nyonya Bisseling tidak pernah milihat Lancelot berbaur dengan anak-anak apalagi bayi yang baru saja di lahirkan. Lancelot dengan didampingi oleh dokter dan suster Lancelot melangkah menuju pintu utama, di pintu utama sudah berdiri nyonya Bisseling dengan senyum yang mengembang indah penuh cinta.
"Hai, ma, terima kasih sudah bersedih menyambut kedatangan kami, lihatlah ma anakku tidur terus." adu Bisseling mpada nyonya Bisseling.
"Mama bahagia jika anak mama ini bahagia." ucap nyonya Bisseling haru "Hai cucu nenek, lihatlah Lanc, dia begitu cantik." nyonya Bisseling memuji bayi yang masih memejamkan mata yang berada dalam gendongan Lancelot.
"Terima kasih, Ma, dia anakku, darah dagingku ma,"
Ibu dan anak itu kini mereka menuju ke lantai dua setelah menyapa dan berbasa basi sebentar dengan semua pelayannya, karena kamar bayi berada di lantai dua dekat kamat Lancelot, maka Lancelot membawa bayina langsung menuju kamar bayi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 210 Episodes
Comments
Chia Rachman
lanjut thor..... 👍👍👍
2022-01-02
0