Kebahagiaan orang tua adalah ketika bisa melihat tumbuh kembang anaknya, seperti yang Lancelot rasakan saat ini, walau menurut kaca mata biasa anak Lancelot merupakan bukan anak yang beruntung, biarpun terlahir dari keluarga kaya raya, yang menjadi kurang beruntung karena terlahir tanpa mengenal siapa ibu kandung yang melahirkannya. Jam tujuh malam semua penghuni di rumah Lancelot sudah duduk manis di restaurant yang beraada di hotel ternama yang berada di kawasan Tsim Sha Tsui untuk acara makan malam. Dalam acara makan malam kali ini semua memancarkan sebuah kebahagiaan tidak terkecuali, namun yang disayangkan ketidak kehadiran tuan Bisseling, ya sampai hari ini tuan Bisseling belum sekalipun bertemu dengan cucunya itu, nyonya Bisseling dan Lancelot juga tidak bisa memaksa tuan Bisseling untuk hadir.
Garnier kakak Lancelot baru saja medarat di bandara Hongkong dengan membawa barang bawaan yang banyak sekali, dua koper besar semua berisi baju pesta buat keluarga Bisseling untuk dipakai saat menghadiri acara seratus hari anak Lancelot. Seorang wanita yang cantik nan anggun berwajah blasteran cina dan eropa memakai celana Jean perpaduan blus tanpa lengan dengan mendorong troli berjalan menuju tempat penjemputan dengan memancarkan gurat kerinduan untuk mama dan adiknya. Lancelot dan nyonya Bisseling sangat bahagia ketika Garnier sudah terlihat diantara para penumpang lainnya, Lancelot dan nyonya Bisseling segera melambaikan tangannya agar bisa terlihat oleh Garnier, Garnier begitu melihat mama dan adiknya segera membalas lambaian tangan Lancelot dan mamanya, senyum kebahagiaan terpancar dari wajah mereka bertiga.
Nyonya Bisseling dan Garnier segera berpelukan begitu sudah bertemu, setelah berpelukan dengan nyonya Bisseling Garnier juga memeluk adiknya, antara Garnier dan Lancelot hanya terpaut usia empat tahun saja.
"Dasar bocah, ingin rasanya aku memukulmu Lanc, pintermu itu kebablasen tahu nggak." omel Garnier gemas-gemas kesal masih dalam keadaan memeluk adiknya.
"Sudahlah kak, yang penting bajunya jadi bereskan." jawab Lancelot.
Setelah saling sapa mereka bertiga segera menuju parkiran mobil, selesai memasukan semua barang Garnier ke dalam dan semua sudah masuk ke dalam mobil Lancelot, maka Lancelot segera mengemudikan mobilnya menuju rumah orang tuanya karena sebelum ke rumah Lancelot Garnier ingin bertemu papanya dan juga ingin menginap di rumah orang tuanya.
Perjalanan dari bandara menuju kediaman keluarga Bisseling memakan waktu kurang lebih empat puluh menit, mobil Lancelot memasuki rumah mewah di kawasan kowloon tong, rumah berpagar besi warna coklat. Begitu masuk rumah Garnier langsung berhamburan memeluk tuan Bisseling yang sudah menunggunya di ruang tamu. Garnier sudah tidak mempedulikan lagi dengan adanya Nyonya dan adiknya Lancelot. Selesai mengantar kakaknya dan menyapa tuan Bisseling sebentar Lancelot segera pulang ke rumahnya sendiri untuk segera menaruh baju-baju pestanya hasil desain kakaknya.
"Akirnya kamu datang juga Nier, sudah lama kamu tidak menjenguk papa dan mama, kalau bukan karena permintaan adikmu sudah pasti kamu melupakan papamu ini." tuan Bisseling pura-pura merajuk.
"Papa... perasaan baru tiga tahun kita tidak berjumpa, masa baru kangen." rajuk Garnier manja.
"Gak papa gak anak sama saja." tukas nyonya Bisseling sambil geleng-geleng kepala "Satu kekewat manja, padahal sudah memiliki dua Putra yang satu kekewat dewasa saling dewasanya, punya anak pakai cara instan."
Garnier dan tuan Bisseling tertawa bersama-sama mendengar ocehan nyonya Bisseling.
"Mama ini, mana ada punya anak secar instant?" sergah Garnier.
"Kamu tanya adikmu, entahlah mama pusing, mama mau istirahat dulu capek." nyonya Bisseling memilih menuju kamarnya untuk istirahat.
"Pa, aku tahu kalau papa itu juga sangat sayang pada Lanc cuma gengsi saja." oceh Garnier lagi.
"Kalian itu anak Papa, bagaimana aku tidak menyayangi kalian, cuma adikmu keras kepala, dan gengsinya sama sepertiku, kamu sudah tahu anaknya adikmu?" tanya tuan Bisseling.
"Tentu belum Pa, wong dari bandara aku langsung kesini, besok siang saja kesana sekalian mau mencoba baju yang aku bawa tadi," jawab Garnier.
"Ooo... Ada baju untuk papa tidak?" tanya tuan Bisseling beranda walau sebenarnya dia tahu jika Garnier juga membuat baju untuknya.
"Oh my God aku tidak lupa !" seru Garnier.
"Jangan rame-rame ganggu mamamu istirahat, kasihan mamamu ikut mengurus keponakanmu, kamu gak punya teman atau model, gak usah cantik, jelekpun tak masalah asal bisa meluluhkan hati adikmu itu dan bisa mengurus anaknya, kasihan lihat mama." keluh tuan Bisseling sedikit kesal diselingi candaan.
"Kenapa harus cari, kalau yang di rumah saja ada." jawab Garnier asal.
"Hanifah, maksudmu?" tebak tuan Bisseling asal juga.
"Siapa lagi? lagian Pa, jaman sekarang cari wanita yang mau papa dan anaknya itu susah, apalagi adikku iku kaya bukan main mereka banyak tulus bulus, kenapa Lans tidak di nikahkan saja dengan Hanifah,?" ujar Hanifah enteng.
"Kamu kalau ngomong asal mangap saja kapan kamu seriusnya, pakai kata tulus bulus, gak penyu saja atau apa, belit lek, tekek kek." protes tuan Bisseling.
Garnier tidak menjawab malah tertawa terbahak-bahak mendengar ocehan papanya " Ketahuan kan kalau sebenarnya papa sanfar menyayangi kami, "Nier juga gak habis pikir jika luka hati yang dialami Land, sangat berakibat fatal, ku kira dia bakal bisa move on, ternyata tidak," keluh Garnier mengambil nafas berat.
"Itu sebabnya sebenarnya papa sangat khawatir dengan mental adikmu." keluh tuan Bisseling dengan mengambil nafas berat.
Lancelot yang baru nyampai kediamannya setelah memarkir mobilnya Lancelot meminta satpam dan pegawa lainnya untuk memindahkan koper Garnier dari mobilnya untuk ditaruh di kamar Lancelot. Sebelum menuju kamarnya Lancelot menuju kamar Putrinya dulu, until memastikan keamanan putrinya walau sebenarnha dia juga sudah melihat aktifitas putrinya hari ini lewat layar monitor CCTV.
"Anak papa, hari ini sudah bisa belajar apa ga?" Lancelot menghampiri putrinya. Nanun naasnya putrinya memilik satpam yang galak yaitu Hanifah.
"Tuan, baru kembali dari luar jangan sentuh nona kecil, jika mau menyentuh nona kecil tuan harus mandi dan ganti baju dulu, baru menyentuh nona kecil, jangan biarkan setan dari luar yang menempel pada tuan ganti nempel ke nona kecil." beber Hanifah panjang lebar, Lancelot tidak menjawab hanya langsung pergi karena Lancelot sudah hafal dengan omelan Hanifah jika sudah menyangkut putrinya, dan Hanifah akan menjadi bodyguard paling judes buat nona kecilnya.
Lancelot pergi meninggalkan kamar Putrinya dengan menyunggingkan seulas senyum, entah senyum apa hanya Lancelot sendiri yang tahu. Joyce yang berpapasan dengan Lancelot menjadi heran melihat tingkah Lancelot sebab Akhir-akhir ini Lancelot lebih banyak senyum dan lebih banyak menghabiskan waktu di rumah, dibanding beberapa waktu lalu, yang jarang ada di rumah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 210 Episodes
Comments
Snow Kim Barbie
LANCELOT SUKA HANIFAH YG SAYANGI PUTRINYA 😊😊😊
2022-05-09
0
Sonya Tansy
Kowloon Tong sebelah mana nih...saya dulu di Tseung Kwan O🤔
2022-01-23
1
Teh Ai..
mulai tumbuh benih2 kacang tuchhh😆
2022-01-06
4