Setelah mengutarakan keinginannya, Lancelot dan nyonya Bisseling pergi meninggalkan ruangan tersebut dengan meninggalkan berbagai macam persepsi di hati para pekerjanya. Hanifah yang terpilih menjadi asisten pribadi nyonya Bisseling bingung dan tidak paham pasalnya menurut info dari teman-temannya ini kejadian pertama kali nyonya Bisseling minta pendamping khusus saat berada di rumah Lancelot.
"Han, aku harap kamu tidak melakukan kesalahan selama kamu mendampingi nyonya besar, aku tidak tahu apa yang ada di pikiran nyonya sekarang, kamu harus patuh pada nyonya sebab tuan Lancelot sangat menyayangi nyonya besar." tutur Joyce tegas.
"Ya, kak." hanya itu kata yang keluar dari mulut Hanifah dengan menyimpan sejuta tanya dan takut sebab baru beberapa jam yang lalu Hanifah keceplosan saat berbicara dengan nyonya Bisseling.
Bukan hanya Hanifah saja pekerja yang lainnya juga masih menyimpan tanya setelah kepergian nyonya Bisseling dan Lancelot. Kini semua pekerja sudah kembali melakukan pekerjaan masing-masing. Joyce segera menemui nyonya Bisseling yang berada di ruang kerja Lancelot untuk mempertanyakan keperluan apa Hanifah apa saja yang nyonya Bisseling inginkan.
"Sebenarnya aku masih belum paham kenapa mama memilih Hanifah?" Lancelot kembali mempertanyakannya pada nyonya Bisseling.
"Suatu saat kamu akan paham." nyonya Bisseling menyiasakan tanya di hati Lancelot " Bagaimana dengan keadaan cucuku?"
"Sampai saat ini sehat dan baik-baik saja, mama jangan khawatir aku sudah memperkerjakan dokter spesialis dan juga suster yang sudah tidak diragukan lagi kemampuan nya untuk merawat putriku." jelas Lancelot.
"Lanc, wanita seperti apa yang kamu kontrak rahimnya?"
"Lanc, tidak tahu Ma, mama pasti tahu kan aturan mainnya."
Nyonya Bisseling sudah sangat paham dengan aturan tentang rahim kontrak, nyonya Bisseling tidak lagi bertanya," Kenapa kamu ambil langkah seperti ini Lanc? Apa kamu tidak kasihan dengan anakmu yang hidup tanpa belaian seorang ibu? selama ini mama berharap dapat menggelar pesta pernikahan yang meriah untuk Putra tunggalku nyatanya semua kini telah terpatahkan.
"Kenapa dia tidur dari tadi belum juah terbangun?, sudah dua jam apa dia sudah minum susu?" tanya nyonya Bisseling.
"Dokter dah suster yang mengurus, mama jangan khawatir."
"Mama tetpa khawatir, kita lihat sekarang." nyonya Bisseling langsung bangkit berdiri dengan di ikuti oleh Lancelot menuju kamar bayi bernuansa peach itu.
Dari dalam kamar tersebut tidak ada suara apa-apa hanya sunyi dan seorang suster sedang memberi susu pada bayi tersebut, bayi itu tidak mau minum susu formula seperti biasanya suster langsung memberitahukan pada Lancelot sebab dokter yang di sewa Lancelot baru saja menangani pasien lainnya. Mendapat laporan dari suster Lancelot segera menghubungi dokter A Silk, dokter A Silk merupakan dokter specialis anak dan sudah memiliki klinik terbesar di negara Hongkong. Dokter A Silk begitu mendapat telepon dari Lancelot setelah selesai mengurus pasiennya dia segera menuju kadiaman Lancelot.
"Selamat sore tuan Lanc." dokter Silk menyapa dengan sopan.
"Ada masalah apa dok, kenapa anakku tidak mau minum susu formula, padahal selama satu minggu dia baik-baik saja minum susu tidak ada masalah." Lancelot sudah mulai dedikit panik karena bayinya tidak mau minum susu.
"Tenag dulu Tuan biar saya periksa."
Bayi tersebut mulai rewel, dokter Silk segera memeriksa keadaan bayi dengan sangat teliti. Setelah memeriksa beberapa saat dokter Silk menemukan penyebabnya bayi tersebut mengalami inveksi tenggorokan.
"Bagaimana dok?" nyonya Bisseling ikut panik.
"Saya beri vitamin, dan selanjutnya akab saya teliti lebih lanjut, tentang penyebab gangguan di tenggorokannya." jelas dokter Silk.
"Apakah berbahaya?"
"Semoga tidak tuan."
Selesai memeriksa bayi dokter Silk memberi pengarahan pada suster yang bertugas, selanjutnya dokter Silk kembali ke klinik untuk segera memeriksa penyebab inveksi tenggorokannya.
"Mama tidur di sini." tegas Nyonya Bisseling.
"Papa bagaimana?"
"Papa hari ini ada urusan di luar negeri baru pulang lusa, apa kamu lupa?"
"Aku tidak lupa tepatnya Lanc, tidak tahu, sebab setahu Lanc dari perusahaan tidak ada agenda pergi ke luar untuk papa." jawab Lanc jujur.
"Kaya kamu gak tahu papamu saja, dia sedang menemui temannya yang sedang pindahan dan menjenguk temannya yang sedang sakit." jelas nyonya Bisseling.
."Mama tidak ikut?" tanya Lancelot sebab tidak biasanya papanya pergi sendiri, sebab selakunya nyonya Bisseling selalu ikut serta.
"Mama lagi malas untuk ikut, rencana di sana dua minggu berhubung mama tidak ikut papa hanya pergi lima hari." jelas nyonya Bisseling.
Bayi Lancelot kini semakin rewel karena tetep tidak mau minum susu, di gendong suster suster masih tetap rewel, kink gantian nyonya Bisseling yang menggendong bayi tersebut nakun hasilnya masih tetap sama saja bayi tetap rewel.
"Lanc, coba kamu tenangkan anakmu!" perintah nyonya Bisseling pada Lancelot.
Lancelot tanpa menjawab dia langsung mengambil alih bayinya dari gendongan nyonya Bisseling, Lancelot berusaha mendendangkan lagu pengantar tidur namun hasilnya tetap nihil. Mendebgar suara gaduh dari kamar bayi Joyce segera naik ke lantai dua untuk memastikan ada masalah apa.
"Tuan Putri kenapa tuan, nyonya?" tanya Joyce.
"Dia rewel, Joyce bisa minta tolong coba kaku gendong dia dari tadi kita bertiga berusaha untuk menggendingnya nakun tetap tidak mau tenang." jelas nyonya Bisseling.
"Baik nyonya."
Bayi itu kini sudah berada di dalam gendongan Joyce, hampir satu jam Joyce menggendongnya namun hasilnya tetap nihil. Semua yang ada di ruangan bayi tersebut bingung karena bayi terus saja rewel dan tetap tidak mau minum susunya.
"Hanifah." seru nyonya Bisseling tiba-tiba, entah ide dari mana nyonya Bisseling secara tidak sengaja menyebut nama Hanifah.
"Joyce tolong panggilan Hanifah!" perintah Lancelot tanpa berpikir panjang.
Joyce segera menyerahkan bayinya pada sang suster dan segera turun ke bawah untuk mencari Hanifah yang sedang sibuk membersihkan kamar tamu.
"Hani, kamu cepat cuci tangan tinggalkan pekerjaanmu ganti baju nyonya besar membutuhkanmu segera, oh ya dan jangan lupa cuci muka, sisir dan kuncir yang rapi rambutmu, jangan sampai kita semua kena komplin." Joyce memerintahkan Hanifah dengan tegas.
"Ini belum selesai kak." Hanifah berusaha memberi penjelasan.
"Tinggalkan saja nanti aku lanjutkan dengan Athena, segera naik ke atas di kamar nona kecil." perintah Joyce.
Hanifah segera menaruh alat bersih-bersihnya ke tempat semula, sesuai dengan perintah Joyce Hanifah menuju kamar mandi membersihkan diri ganti baju dengan super cepat, dalsm waktu lima belas menit Hanifah sudah rapi dengan baju yang bersih dan harum. Ragu itulah yang di rasakan oleh Hanifah saat ini pasalnya selama Dua minggu bekerja Hanifah belum pernah masuk ke ruanganan bayi Lancelot, biasanya ke lantai dua hanya membantu Athena membersihkan bagian depan kamar saja untuk semua kamar atas menjadi tugas Athena.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 210 Episodes
Comments
Teh Ai..
kasihan hani.. nnti bakal jd istrinya.. tuchh
2022-01-03
0
Jumi Saddah
kyakx hani lh xnk akn mengasuh ank lanc entar deh,,,di tunggu keseruanx,,,,
2022-01-03
1