Suatu malam yang dingin di bulan Oktober, tahun 2035.
Hujan sedang turun disertai petir dan guntur, yang menambah suasana ramainya Mina dan keluarga berkumpul di ruang tengah. Dia sembari memainkan gawainya untuk mencari informasi dari sosmed.
Kemudian masuk beberapa pesan yang dikirim oleh salah satu anggota di grup chatting kelas unggulan pertama.
Mina mengeceknya, dan notifikasi itu ternyata dari Risa yang mengirim beberapa gambar. Setelah selesai di download, gambar itu memperlihatkan hasil screenshoot obrolan antara Risa dan Harish.
Mina merasa kesal, marah, dan ingin berteriak saat melihatnya. Ia berusaha mengendalikan diri dengan menutup mulut. Hingga dirinya mulai meneteskan air mata sembari sesegukan.
Nagi melihat notifikasi pesan dari Beby yang cukup banyak. Ada apa ini?
Dia segera membukanya, dan terkejut dengan pesan dari Beby yang marah pada dirinya. Nagi memilih untuk hanya membaca pesan itu, dan segera menutup aplikasi chatting.
Pengaruh hati begitu mengagumkan. Ia bisa membuat sikap seseorang menjadi berubah dalam sekejap.
...***...
Esok harinya,
Gosip mulai menyebar di kelas. Harish datang dan masuk ke kelas dengan wajah ceria. Tak berselang lama, Risa masuk dengan wajah tertunduk malu.
Mina menundukkan kepala, dan tidak ingin melihat Harish maupun Risa karena masih jelas terngiang kata-kata mereka yang sangat mesra di gambar tadi malam.
Nagi dan teman-temannya yang terpilih mewakili SMA 1 Bunga dalam olimpiade sains, terus menerus mempersiapkan diri. Bahkan guru-guru ikut membantu mereka belajar sesuai bidang masing-masing.
Nagi melihat siswa SMA 1 Bunga yang terpilih ikut olimpiade rata-rata berasal dari kelas unggulan pertama. Ia merasa ingin sekali kembali ke kelas unggulan pertama.
Dia juga heran, mengapa di antara teman-teman yang terpilih ikut olimpiade, tidak ada Mina?
Lalu lamunannya hilang oleh teman-teman kelas yang mengajaknya pergi ke kantin. Nagi segera berdiri dan mengikuti mereka keluar kelas.
...***...
Di kantin,
Mina membelikan jajan untuk dirinya dan Gita. Ia ingin mengucapkan selamat pada Gita karena telah terpilih untuk mewakili SMA 1 Bunga dalam ajang olimpiade dengan mentraktirnya.
Bagaimana dengan Mina? Sebelumnya ia dan Gita sama-sama berjuang di tes seleksi pemilihan siswa yang akan mewakili SMA 1 Bunga.
Hasilnya, Gita dan dua teman yang lain mendapatkan nilai tertinggi. Mereka terpilih menjadi perwakilan SMA 1 Bunga dalam ajang olimpiade biologi.
Tak apa. Setidaknya Mina telah mencoba, supaya tidak kepikiran ingin ambisius lagi.
...***...
Saat berjalan, Nagi melihat Beby dan Mina dari kejauhan yang sepertinya telah dari kantin. Karena mereka telah membawa jajan.
Jafar menyapa Beby dan tidak menyapa Mina yang memilih menunduk. Beby tertawa saat disapa dan membuat Nagi lega. Karena menurutnya, Beby tidak marah lagi pada dirinya.
Namun, Nagi heran ketika melihat Mina dan dirinya yang sungguh kaku dihadapan Mina.
Lidahku kelu saat akan menyebut nama Mina, pikirnya.
...***...
Malam hari,
Nagi mendapat pesan dari Beby yang mengatakan selamat untuk Nagi karena terpilih mewakili SMA 1 Bunga dalam olimpiade sains bidang fisika. Beby juga merasa bangga memiliki pacar seperti Nagi.
Nagi berterima kasih dan mematikan aplikasi chatting. Sebenarnya dia merasa, hubungan ini terlalu berlebihan.
Pacar? Ada pacar, gunanya untuk apa? Suatu saat pasti Beby bosan dan memilih yang lain. Biar sajalah!
...***...
Januari 2036.
Guru seni memberi tugas drama. Setiap kelompok terdiri dari 7-8 orang. Mina mendapat kelompok nomor 2. Kelompoknya terdiri dari Mina, Risa, Eni, Erni, Beby, Harish dan Niel.
Saat mendengar nama-nama itu disebut, Mina mengepalkan tangannya. Ah sial! mereka malah bersama!
Itu adalah permintaan dari anak-anak kelasnya yang terus menerus mengolok Harish dan Risa. Sehingga guru seni memasangkan mereka. Kemudian barulah ditambah beberapa orang hingga terisi 7 orang di dalam kelompok 2.
...***...
Kelompok 2 memulai pembuatan naskah di rumah Risa. Mina belum mengetahui rumah Risa, sehingga dirinya harus menelpon Risa dan meminta supaya share location.
Sampailah Mina di rumah Risa. Dadanya terasa sesak karena disambut hangat oleh Harish dan Risa. Ia membalasnya dengan muka datar dan segera masuk ke rumah Risa.
Lalu, datanglah Beby dengan wajah riangnya. Ia duduk di dekat Risa.
Mina yang telah duduk di dekat Harish hanya bisa diam dan mendengarkan ocehan Beby yang bahkan tidak ia pahami. Dia justru mengarahkan pandangannya keluar pintu karena tidak tahan melihat Harish dan Risa.
“Eh, eh, Rish! Kamu ikut olimpiade kan?”
“Iya, By. Kenapa?”
“Belajar barengnya seru ngga? Aku ingin ikutan juga deh, sekalian menemani pacarku!” ujar Beby dengan suara nyaringnya.
“Eh, kamu sama siapa?” tanya Harish.
“Eh, Beb. Pacarmu siapa sekarang?” tanya Risa.
“Hehe, ada deh!” jawab Beby dengan malu-malu.
Mina semakin malas mendengarnya. Ia memilih memainkan gawainya. Halah! Malu-maluin! oloknya dalam hati.
“Nih ya, di olimpiade bidang ku itu yang cowok cuma aku, Aro, sama Nagi. Aku sudah ada kan ya...,” kata Harish yang terputus.
“Cie... cie!” ucap Beby dan Eni.
Mata Mina semakin panas, Ah! Diam, Rish! Dirinya masih bertahan menatap layar gawainya.
Kemudian Harish melanjutkan perkataannya, “Aro sudah ada gebetan. Yang belum Nagi nih! Kayaknya Beby pacaran sama Nagi ya?”
Beby hanya tersenyum malu-malu dan menyuruh Harish untuk diam. Harish menutup mulutnya dan menganggukkan kepala.
Mina sudah tak mendengar obrolan yang sungguh tak penting dari teman-temannya itu. Ia telah larut dalam lamunannya.
Beberapa menit kemudian, yang lain telah berdatangan. Mereka malah semakin asyik mengobrol hal yang di luar drama, padahal saat ini harusnya digunakan untuk membahas naskah drama.
Belum ada sejam, rasanya Mina ingin pergi dari rumah Risa. Ia merasa risih dan lelah karena melihat Harish yang terus saja menggoda Risa secara halus. Sehingga dirinya lebih banyak terdiam ketimbang ikut memberi pendapat dalam membuat naskah.
...***...
Setelah dua hari berlalu,
Mina tidak hadir saat kerja kelompok. Ia sangat malas, dan kalau boleh, ia ingin keluar secara sukarela dari kelompok itu.
Lalu, Eni secara pribadi mengirim pesan padanya bahwa sore ini akan diadakan latihan drama dan Mina tak bisa menolaknya.
...***...
Sorenya, Mina menghadiri latihan drama yang menurutnya lebih konyol lagi!
Persis seperti dahulu saat kelas satu SMA. Ia membaca naskah yang diberikan. Matanya terbelalak sembari menggigit bibir bawahnya untuk memendam amarah.
Haruskah aku berperan seperti ini?! Rasanya ingin aku buang naskah yang ku pegang! Tapi siapa aku? hanya sebuah entitas di matanya.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
ayyona
kereeen 😎😍
2020-09-24
1
Sept September
like yaa
2020-08-22
1
🔻Iva Fye🔻
aku mampir lagi wah makin bagus btw bacanya nyicil ya😊
2020-08-09
1