...“Hidup memang melelahkan bagimu....
...Tapi bagi orang lain, itu menyenangkan....
...Bersabarlah.”...
Tahun 2030. Kelas 6 SD.
Mina menangis kesakitan selama perjalanan pulang sekolah. Ia menuntun sepedanya hingga sampai di rumah.
Ibu dan nenek yang mendengarnya menangis, segera berlari menuju Mina untuk menuntunnya masuk ke rumah. Nenek memberikannya minuman supaya membuatnya tenang, dan ia mulai menceritakan apa yang terjadi.
“Tadi di sekolah, aku diganggu sama 2 teman laki-laki yang nakal di kelas. Terus mereka tahu kalau aku punya bel sepeda baru, dan mereka senang sekali memencet terus bel sepedaku.
"Aku cepat-cepat pulang, tapi mereka terus mengikuti ku. Di jalan, satu sepeda mereka menyenggol sepedaku, terus aku jatuh dari sepeda.”
Lalu Mina bercerita siapa pelaku yang telah mengganggunya, dan itu membuat ibu dan nenek khawatir. Ditambah lagi saat ayah yang pulang cepat untuk melihat anak sulungnya yang baru saja terluka.
Ibu menenangkan Mina dengan menyiapkan makan siang untuknya. Ayah juga turut menenangkannya.
“Besok Ayah akan datang ke sekolahmu... menemui teman-temanmu yang kurang ajar itu!”
...***...
Esok harinya, di Desa Ujung Barat.
Nagi memasuki kelas dan duduk di bangkunya sembari berbincang-bincang dengan teman sebangkunya. Kemudian Lely menghampirinya.
“Eh, aku lihat jawabanmu nomor 3 dong. Aku sudah menghitungnya berulang kali tapi kok salah terus ya?”
“Ini Lel,” ucap Nagi yang langsung memberikan bukunya kepada Lely.
Revan menghampiri Nagi yang duduk, dan mengatakan bahwa nanti sore akan ada pertandingan sepak bola melawan sekolah lain di lapangan dekat rumah mereka. Selain itu, Revan juga berbisik pada Nagi.
“Nag, hati-hati sama dia,” bisiknya dan Nag hanya diam saja.
Di kota Bunga,
hari ini Mina diantar oleh ayah menuju sekolah. Ayah segera menemui 2 orang teman Mina dan melaporkannya ke kepala sekolah. Ia merasa bersyukur memiliki seorang ayah yang peduli pada dirinya.
Namun, hal tersebut membuat ia merasa sangat merepotkan ayahnya untuk dirinya yang terlalu penakut.
...***...
Sore harinya, Nagi dan teman-temannya beristirahat setelah bertanding sepak bola. Lely duduk di sebelah Nagi dan memberikan sebotol minuman.
Namun Revan segera merebut botol minuman tersebut dan mengucapkan terima kasih. Alhasil Lely memasang wajah cemberutnya.
Di sisi lain, Mina masuk ke tempat les dan bertemu teman-temannya. Ia hanya diam saja saat teman-temannya mengatakan bahwa Mina tidak berani dan manja karena tidak bisa mandiri menghadapi masalah dengan 2 temannya yang nakal.
Bahkan guru les menyindirnya karena dari tadi hanya diam saja. Ia hanya membalas sindiran tersebut dengan sebuah senyuman malu-malu dan menunduk.
Akan tetapi ketika ditanya oleh guru, Mina menjawab dengan cepat dan tepat. Membuat gurunya itu berani untuk membanding-bandingkan dirinya dengan teman-temannya yang masih harus berpikir lama dalam menghitung soal matematika.
...***...
Setelah selesai bertanding, Nagi dan Revan menaiki sepedanya masing-masing untuk kembali ke rumah. Tiba-tiba mereka dihentikan oleh Lely yang memberikan sebungkus jajan padanya. Nagi menerimanya dan berterima kasih padanya.
Perasaan Lely tergambarkan lewat senyuman yang ia berikan pada Nagi. Segera Nagi pamit pulang padanya tanpa tersenyum.
...***...
Malamnya, Mina beserta keluarganya berkumpul di depan televisi. Ibu, Mina dan Dina duduk di lantai beralaskan tikar. Sedangkan ayah berbaring di sofa.
Mina menoleh kepada ibu dan ayah untuk meyakinkan dirinya bahwa inilah saat yang tepat. “Yah, Bu...,” panggilnya. Membuat semua menoleh padanya.
“Aku mau ikut lomba menulis cerpen di sekolah. Apakah boleh, Yah, Bu?”
Ayah terdiam dan masih berpikir. Sedangkan ibu berkata, “Kamu yakin Min? Kamu sekarang sudah kelas 6 loh, sudah harus fokus ke ujian-ujian.”
“Yakin kok, Bu! Biar aku punya pengalaman sekali saja dalam lomba cerpen. Boleh ya, Bu, Yah?” ucapnya yang memohon dan merayu.
“Iya boleh, Min. Ayah tahu, pasti kamu ingin menceritakan isi lamunanmu itu 'kan? Haha!” kata Ayah sembari tertawa.
“Iya, Min. Biar kamu ngga banyak melamun. Hehe,” sambung Ibu.
Mata Mina berbinar-binar karena jawaban dari ayah dan ibu yang membuatnya bahagia. Senyum dan tawanya tidak lepas selama malam tersebut di ruang keluarga.
Ayah mengingatkan Mina supaya tetap mengutamakan sekolah, pelajaran, dan ujian-ujian yang harus ia hadapi saat kelas 6 ini.
Di sisi lain,
Nagi dan keluarganya telah selesai makan malam bersama. Ibu dan ayah duduk di sofa, mereka sama-sama sedang berada di depan televisi, tetapi ayah sembari mengerjakan tugas kantor.
Nagi mengintip mereka dari balik pintu kamarnya, menatap penuh dengan keyakinan bahwa dirinya bisa seperti mereka. Akan tetapi, hal tersebut tidak bertahan lama karena dirinya dikejutkan oleh kakaknya, Mogi.
“Hayo! Kamu lagi apa Nag?” tanya Mogi.
“Eh! Ngga apa, Mas!” ujar Nagi yang langsung kembali ke meja belajarnya.
“Jangan bohong deh... kalau ada apa-apa, cerita aja Nag.”
Nagi bercerita bahwa dirinya saat ini ingin sekali berusaha menghasilkan uang, sehingga ia dan temannya mengikuti lomba menulis makalah mengenai Manajemen Keuangan untuk Sehari-hari.
“Terus aku mendapat juara 3 dan dapat hadiah berupa uang loh Mas Gi! Lumayan bisa aku tabung uangnya, hehe.”
Mogi tersenyum dan mencubit Nagi. “Kenapa baru bilang sekarang lu? Selamat ya Nag! Lain kali ajak aku dong.”
Nagi melebarkan senyumnya dan, mengatakan, “Siap Mas Gi!”
...***...
Saat upacara, pengumuman juara lomba cerpen diberitahukan oleh kepala sekolah. Mina mendapat juara 3 untuk lomba itu. Dia bersyukur kerja keras dirinya telah membuahkan hasil.
Hal itu membuatnya tidak bisa melupakan perasaan puas atas hasil kerja kerasnya. Setelah ini, ia harus bersiap untuk ujian-ujian kelulusan dari sekolah dasarnya.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
ARSY ALFAZZA
Next❤️
2021-03-15
2
Dhina ♑
perlahan tapi pasti
semua ingin ku kunjungi
2021-01-27
1
Radin Zakiyah Musbich
up up up.... 🎉🎉🎉
ijin promo thor 🍿🍿🍿
jgn lupa mampir di novelku dg judul "AMBIVALENSI LOVE",
kisah cinta beda agama 🍿🍿🍿
jgn lupa tinggalkan like and comment ya 🍿❤️❤️❤️
2020-10-16
1