Tahun 2031.
Di sela-sela kesibukan sekolahnya, Rani mengajak Mina keluar kelas untuk membantu di kantin. Mereka hanya membantu pekerjaan yang ringan, seperti menjaga lapak yang berisi jajanan ringan. Dua sahabat itu melakukannya saat memiliki jam kosong, karena gurunya yang berhalangan hadir.
Di sana, Rani dan Mina berbincang-bincang dengan pemilik lapak.
"Nak, kalian sudah kelas enam. Nanti kalau sudah lulus, mau lanjut ke mana?” tanya pemilik lapak.
Rani dan Mina menoleh ke pemilik lapak. Rani terlebih dahulu menjawab pertanyaan dari pemilik lapak. “Kalau saya ingin masuk SMP tiga, Bu.”
Setelah itu, giliran Mina menjawab dengan senyuman. “SMP satu, Bu.”
Pemilik lapak tersenyum kepada mereka, dan mendoakan kebaikan untuk mereka. Karena kebaikan dari Mina dan Rani yang hampir sering membantu tanpa pamrih di kantin sekolah.
Saat akan kembali ke kelas, langkah Rani dan Mina dihentikan oleh Bu Guru. Ternyata beliau meminta bantuan mereka untuk membelikan rujak. Mina hanya diam dan bingung.
Berbeda dengan Rani yang mantap mengatakan, “Iya Bu, cabainya berapa?”
Setelah itu, Rani menawarkan pada Mina apakah ia mau ikut berpetualang atau tidak.
Mina menjawab, “Ayo! Aku sedang ingin bersenang-senang!”
Mereka tertawa bersama dan segera melarikan diri keluar dari sekolah.
...***...
Selama perjalanan, Rani bercerita bahwa dirinya sudah sering membeli rujak di jalan itu, sehingga Mina tidak perlu khawatir akan tersesat. Dia mengajak Mina melewati jalan tercepat tanpa harus melewati jalan raya.
"Mi! Siap? Kita akan melewati gua, hahaha!” ucap Rani penuh semangat.
“Eh? Gimana Ran?” tanya Mina yang kebingungan.
Rani memegang kuat tangan Mina dan bersiap masuk gua. Gua yang dimaksud oleh Rani adalah Bank. Dia mengajak Mina masuk ke kantor bank itu melalui pagar belakang, menyusuri tempat parkir dan keluar lewat pagar depan.
Setelah itu, sampailah mereka di tempat yang menjual rujak. Mina tersenyum karena penjual rujak sangat akrab dengan teman sepermainannya itu.
“Eh, Rani! Beli berapa, Nak?” tanya penjual rujak.
“Bukan untuk saya, Bu. Untuk guru saya yang pesan rujak cabai tiga,” jawab Rani.
Penjual rujak mengiyakan pesanan dari Rani. Sekarang giliran Mina yang bertanya padanya mengenai gua tersebut. Rani menjelaskan bahwa dirinya sudah sering sekali melewati kantor bank sebagai jalan tercepat untuk sampai di rumah.
“Hidup ini jangan dibawa ribet, santai aja! Pun kalau harus jalan sendiri, ya ngga apa. Nanti di jalan bakalan ada yang mau berkenalan dan jalan bersama.”
“Heh! terus nanti kita kembali lagi melewati 'gua' itu?” tanya Mina.
Rani mengangguk mantap dan mengangkat jempol kanannya. Mina memasang muka cemberut sembari mengamati bank itu dari depan.
Rani lupa, bahwa yang berjalan bersama, mungkin suatu hari nanti bisa berpisah. Entah karena mimpi yang berbeda atau keadaan yang memaksa untuk memilih jalan yang berbeda.
...***...
Di kelas, guru sedang menjelaskan mengenai kebiasaan orang di pulau kecil hingga slogan yang terkenal di pulau ini. Nagi mendengarkannya sembari menopang kan dagu ke tangannya.
Revan menyikut dan menyuruh Nagi untuk melihat ke arah serong kanan depan. Nagi menuruti pintanya Revan dan melihat ke sosok wanita sedang mencuri pandang pada dirinya, yaitu Lely.
Nagi hanya melihatnya sebentar dan melanjutkan mendengar penjelasan guru. Dia mencatat slogan tersebut di buku catatan dengan bolpoin hitamnya.
Lely mengangkat tangannya dan bertanya pada guru. “Kalau untuk menikah muda? Apakah itu merupakan sesuatu yang terkenal di pulau kecil ini?”
Semua murid di kelas terdiam.
...***...
Pulang sekolah, Nagi telah sampai di rumah dan segera berlari ke kamar tidur. Tiba-tiba terdengar suara ibu diiringi ketukan pintu kamar.
“Nag, ada temanmu datang!”
“Iya, Bu!” teriak Nagi dari dalam kamar. Ia segera keluar dari kamarnya dan berjalan menuju ruang tamu.
Nagi mengira yang datang adalah Revan atau teman-teman yang lainnya, tetapi yang dihadapannya kali ini adalah Lely. Ia mengajak Nagi berbincang di teras rumah.
“Kita sudah sekelas dari kelas satu. Dan sekarang sudah sama-sama dewasa. Nanti mungkin kita bisa bareng lagi di SMP.”
“Terus, kenapa Lel?” tanya Nagi dengan mengerutkan dahinya. Ia masih bingung dengan penjelasan Lely.
“Mungkin ngga sih, kalau aku jadi milikmu?” tanya Lely dengan menatap Nagi penuh harap.
Nagi terdiam, dan menoleh pada Lely. Ia menatap Lely dengan mata yang melebar. Mulutnya kelu untuk mengucap setiap kata yang berada di pikirannya.
Lely, adalah teman wanita Nagi yang terkenal paling cantik di kelasnya dan berdarah asli pulau ini.
“Bisa, aku mau jadi pacarmu,” jawab Nagi. Namun ia masih bingung. Memangnya aku butuh hubungan ini?
Kali ini Lely terdiam. Ia terus melihat Nagi dengan senyuman yang lebar sekali. Seperti ada berlian di matanya, sangat menyilaukan.
Nagi tersenyum paksa, ia tidak ingin temannya tersebut merasa sedih karena disakiti oleh dirinya.
...***...
Minggu depannya,
Mina dan teman-teman yang berada di rank 6 besar sedang berjalan bersama menuju SMP 1 Bunga. Mereka ditugaskan untuk menyerahkan berkas-berkas penerimaan masuk SMP 1 Bunga tanpa tes.
Selama perjalanan, Mina hanya mendengarkan celoteh teman-temannya yang bisa ia sebut sebagai satu geng. Sehingga ia tidak terlalu paham apa yang mereka bicarakan.
Ran, kamu dimana? Apa aku terlalu egois? Tapi Rani pernah bilang kalau ngga apa harus berjalan sendiri, nanti bakal ada yang menemani. Tapi sekarang aku ingin bareng Rani.
Bukan hal yang mudah bagi Mina, orang yang dulunya dekat dengan dirinya, sebentar lagi akan pergi dari dirinya. Hal tersebut juga terjadi saat masih taman kanak-kanak. Entah ke mana teman dekatnya dulu, ia hanya bisa memikirkan tanpa menemukannya lagi.
Memulai yang baru lagi mungkin itulah yang semesta ingin ajarkan pada Mina. Bagaimana cara menjadi mandiri ketika dirinya selalu bergantung pada teman terdekatnya. Mina berjanji pada dirinya, ia akan bersabar demi orang tua yang sangat ia cintai.
Di sisi lain, Nagi telah selesai mengurus berkas-berkasnya yang dibantu oleh kakaknya, Mogi. Mogi membawakan berkas-berkas Nagi ke SMP Ujung Barat, lalu memberikannya kepada staf Tata Usaha di SMP itu.
Nagi hanya perlu belajar untuk ujian kelulusannya. Tentunya ia ditemani oleh 5 temannya, di antaranya Revan sebagai temannya dan Lely sebagai pacarnya.
Mereka sering belajar bersama di rumah Nagi. Bahkan malamnya pun, Lely dan Nagi masih tetap berbalas pesan dengan menceritakan hal-hal yang seru dan menyenangkan.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
ARSY ALFAZZA
next❤️❤️❤️
2021-03-15
2
Dhina ♑
karya
karya
dan karya
selalu penuh imajinasi
2021-01-27
1
Radin Zakiyah Musbich
up yg banyak kak... ❤️❤️❤️
ijin promo 😀
jgn lupa mampir di novel dg judul "AMBIVALENSI LOVE" 🎉🎉🎉
kisah cinta beda agama 🍦🍦🍦
jgn lupa tinggalkan jejak ya 🍦🍦🍦
2020-10-18
1