...“Sekarang, tersenyumlah....
...Temanmu menunggumu, selalu di sisimu....
...Walaupun hanya sebentar.”...
Juli 2036. Kelas 3 SMA.
Mina keluar dari kelas unggulan. Hahaha! Ngga lah!
Dia masih bertahan di kelas unggulan dan masih sebangku dengan Leila. Namun kali ini posisi duduk mereka berada di antara orang-orang yang benar-benar ambisius.
Di kanan Mina, ada Leila.
Dialah teman sebangku yang lumayan sabar menghadapi matematika. Mina tersenyum pada Leila. Kalau aku menyebutnya mati-matian, batinnya.
Di kiri Mina, ada Arik dan Rafli.
Ketika kelas dua, mereka sama-sama menjuarai olimpiade sains bidang komputer.
Di belakang Mina, ada Aro dan Nagi.
Mereka kembali lagi ke kelas unggulan pertama. Mina mendengar informasi, kalau saat kelas dua mereka berdua juga sama-sama mendapat juara dalam olimpiade sains bidang Fisika.
Lalu Risa, Harish dan kawan yang lain?
Sama seperti biasanya. Masih bertahan di kelas ini.
Nagi tidak lagi melihat Beby di kelas unggulan pertama. Mina pun tidak melihat Ratna di kelas ini.
...***...
Sampai saat ini, masih belum ada yang menarik hati Mina. Jujur, masih ada sedikit harapan untuk Harish. Dirinya menatap tempat duduk Harish yang masih kosong.
Kemudian Nagi berjalan mendekat dan menatap Mina. Dia melamun ya? batinnya.
Mina sadar bahwa Nagi menatapnya. Dia segera menundukkan kepala. Nyatanya, Nagi hanya lewat dan duduk di belakangnya.
Mina kembali teringat saat liburannya kemarin di rumah nenek. Saat itu nenek menanyakan apakah Mina telah memiliki pacar. Ibu menjawab iya, kemudian menjelaskan bahwa pacarnya adalah teman pada masa taman kanak-kanak hingga yang saat ini sekelas dengan Mina.
Mina yang mendengar percakapan itu, langsung ikut mengobrol. “Siapa yang Ibu maksud?” tanyanya penuh penasaran.
“Ven... hehehe,” jelas Ibu.
“Oh! Namanya Ven ya,” ucap Nenek, lalu mereka tertawa.
Mina cemberut dan mengatakan bahwa Ven hanyalah teman. Teman biasa saja, tidak terlalu akrab.
...***...
Saat jam istirahat, lamunan Mina dihentikan oleh Gita dan Leila yang mengajaknya ke kantin.
Di perjalanan kembali ke kelas, Gita bertemu Ratna. Mereka berdua saling mengobrol sembari tertawa.
Mina juga menyapa Ratna. Namun Ratna memanggil namanya dengan sebutan, “Halo MA, hahaha!”
“MA? Hahaha!” Gita juga tertawa.
“Apa itu? Kenapa aku dipanggil seperti itu?” tanya Mina yang heran.
“Mina dan Aro!” Ratna menjawab, kemudian tertawa lagi.
Mina langsung manyun dan mengomel pada mereka. Mereka mendapat julukan seperti itu dari mana?
Nagi dan Aro bersantai di depan kelas. Nagi melihat Mina dan teman-temannya yang sedang tertawa bersama. Sepertinya Gita telah memberitahukan Mina mengenai Aro, yang merupakan sandiwaranya saja.
Saat kelas dua dahulu, Gita pernah bertanya mengenai hubungan Nagi dengan Beby.
"Iya, Git. Aku sempat pacaran sama dia. Tapi sekarang aku sama Beby sudah putus," balas Nagi.
Gita hanya menjawab, "Kalau memang itu yang terbaik, tak apa Nag."
Giliran Nagi mengirim pesan pada Gita mengenai Mina yang pernah berwajah muram.
Gita membalas pesannya. “Mina sedih karena Harish memberinya peran... yang kayak sebuah kode supaya Mina harus menjauhi Harish, Nag.”
“Peran apa?” tanyanya.
“Peran jadi pembantu, sedangkan yang lainnya jadi putri. Emang Harish kayak gitu orangnya, egois!” jelas Gita.
Ucapan Gita spontan membuat Nagi terdiam. Ia bingung selanjutnya harus mengetik pertanyaan apa.
“Kamu suka sama Mina, Nag?” tanya Gita.
Nagi segera mengetik lagi. “Ngga. Aro tadi minta tolong buat nanyain Mina ke kamu, Git.”
“Oh ya? Wah, Mina keren! Bentar lagi dia dapat oppa korea, haha!” ucap Gita lewat pesan online.
Nagi hanya terdiam saat mengingat obrolannya dengan Gita di aplikasi chatting. Ia terus menatap Mina yang berjalan semakin dekat ke arah dirinya, eh, ke arah kelas.
Mina segera berjalan menuju pintu kelas dengan wajah cuek kepada Nagi dan Aro. Rambutnya terbang dibelai angin, membuat Nagi terpana.
Mengapa aku baru sadar, kalau dia sangatlah indah? ucap Nagi dalam hati.
...***...
September 2036.
Guru Biologi memberi tugas kelompok. Beliau membagi satu kelompok dari 2 bangku. Sehingga Mina dan Leila satu kelompok dengan bangku belakang, yakni Aro dan Nagi.
Seminggu kemudian,
Mina mengajak mereka untuk berkumpul di rumahnya. Mereka membahas dan mendiskusikan mengenai percobaan biologi. Setelah semua setuju, mereka memulai membuat laporan mengenai percobaan itu.
Setiap minggu, mereka berkumpul dan membahas perkembangan dari percobaan yang mereka lakukan.
Dan setiap minggu juga, Mina harus mendengarkan perdebatan antara Leila dan Nagi. Sedangkan Aro adalah laki-laki tampan dan agak pendiam, mirip seperti oppa korea.
Rumah Mina begitu asri dengan pepohonan dan taman di depan rumah. Sehingga membuat background foto menjadi bagus saat dirinya memotret mereka yang sedang melakukan percobaan. Yang diakhiri dengan berfoto bersama di teras.
Nagi menatap Mina yang sedang mengobrol dengan Leila. Aku ingin kembali lagi ke rumah ini, begitu menenangkan. Rumah ini sepertinya membuat Mina sekuat sekarang ini. Walaupun direndahkan, ia masih bisa bertahan.
...***...
Ujian tengah semester telah usai. Setelah satu tugas selesai, tugas yang lain diberikan lagi.
Guru Biologi langsung memberi mereka tugas praktikum uji kandungan daun. Mina dan Leila saling melihat satu sama lain. Lalu menunjukkan senyuman layu seakan ada beban lagi yang harus mereka kerjakan.
Di rumahnya, Mina langsung membungkus daun tanaman yang berada di pot. Seminggu kemudian, ia mengajak mereka lagi untuk kerja kelompok di rumahnya.
...***...
Pukul 9 pagi, sosok perempuan dengan kuncir kuda telah datang. Iya, dia adalah Leila.
Pukul 10 pagi, Aro dan Nagi belum datang, membuat Mina kesal terhadap mereka.
Mina mencoba mengirim pesan kepada Aro dan Nagi. Tak ada jawaban, karena mereka berdua sedang tidak online. Ia langsung menelpon Nagi.
“Halo-”
“Halo! Kamu dimana, Nag?!” bentaknya.
“Aku masih di SMA, Mi.”
“Loh, ada apa? Kan sekarang hari minggu.”
“Aku sama Aro baru selesai mengikuti lomba. Sebentar ya, ini mau ke sana.”
“Iya, Nag.”
Beberapa menit kemudian, Nagi dan Aro datang dan bergabung. Lalu Mina mengajak mereka melewati samping rumah. Ia membuka pintu belakang dan mengajak mereka masuk ke dapur.
Di dekat dapur, ada taman kecil tanpa atap. Tanaman-tanaman mulai dari yang kecil hingga satu pohon besar, menambah kesan santai dan damai.
Di sana juga terdapat kursi dan meja. Mereka segera duduk dan Mina mulai menjelaskan apa saja yang akan dilakukan.
Saat bekerja, Nagi lah yang paling jahil. Ia terus saja bertanya hal-hal yang membuat Mina dan Leila ingin mencubit ginjalnya.
“Mengapa daunnya dimasak pakai alkohol? Pakai minyak goreng saja!” ucap Nagi karena gemas dengan ketiga wajah temannya yang serius.
“Heh! Kamu anggap kita sekarang lagi belajar masak?!” ketus Mina.
“Diam saja, Nag. Atau nanti kita pecat kamu dari kelompok ini!” ancam Leila.
Nagi hanya cekikikan melihat ekspresi temannya yang sangat fokus saat bekerja.
...***...
Selesai percobaan, mereka duduk di taman sembari menikmati teh dan kue yang disuguhkan oleh Mina.
Setelah beberapa jam, percobaan mereka mulai menampakkan hasil. Hasilnya adalah, gagal.
Mereka tetap memotret hasil yang mereka dapatkan. Mina memotret Nagi dan Aro yang memegang daun hasil percobaan mereka. Tak lupa mereka juga berfoto bersama.
...***...
Malam harinya,
Mina mengetik laporan dengan perasaan sedih. Mengapa harus gagal? Tak apa lah, yang penting semua telah selesai!
Setelah mengetik, Mina mengatur foto-foto di laporannya sebagai bukti bahwa kelompok mereka telah melakukan percobaan itu.
Saat Mina melihat foto Nagi dan Aro, ia berhenti dan menatapnya. Tampan sekali mereka. Mereka berkulit putih, bersih, tinggi dan sama-sama menggunakan jaket.
Lalu Mina sadar. Dia menghentikan lamunannya dan kembali menata foto-foto itu.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
ayyona
like like duyu 😎😍
2020-09-26
1
Sept September
semangat kakakkkk
2020-08-23
1
w.u.l.a.n
hmmm Jafar
2020-08-08
1