...“Misteri masih menyelimuti....
...Otak pun masih bertarung dengan hati....
...Sepertinya kata menyerah, melepas, melupakan, itu salah....
...Yang benar adalah merelakan.”...
Juli 2035. Kelas 2 SMA.
Mina mengira akan keluar dari kelas unggulan pertama. Nyatanya, tidak!
Sebagian besar ada yang tinggal di kelas ini, di antaranya adalah dirinya, Ratna, Beby dan Erni.
Lalu bagaimana dengan Harish? Ia masih sekelas dengan Mina. Begitu pun Risa dan Eni, sehingga mereka tetap sebangku.
Gita juga sekelas dengan Mina, tetapi ia sebangku dengan temannya dari daerah yang sama.
Entahlah, aku bingung harus merasa senang atau sebaliknya, sedih dan kesal? batin Mina yang masih saja bisu jika berada di depan Harish.
Sedangkan Nagi harus rela berpisah dari kelas unggulan pertama, dan masuk ke kelas unggulan kedua.
Beby dan Nagi tetap menjalin hubungan mereka, karena kelas mereka saling bersebelahan.
Murid-murid yang masuk kelas unggulan dipilih berdasarkan nilai tertinggi dari seluruh jurusan IPA. Jurusan IPS juga diterapkan seperti itu. Sehingga ada beberapa murid yang dahulunya bukan dari kelas unggulan, dapat masuk ke kelas unggulan.
Contohnya adalah Leila, yang saat ini duduk sebangku dengan Mina. Leila awalnya pendiam, tapi Mina tetap berusaha membuatnya nyaman mengobrol bersama.
Nagi kembali lagi menemukan teman baru di kelas baru. Mereka lebih semangat dan santai untuk dirinya yang sedikit kaku dan ambisius. Mungkin itulah karakter kelas unggulan pertama dan kedua.
Di kelas unggulan pertama, sungguh terasa persaingannya. Namun di kelas 11-2 ini, ia merasa dirinya menjadi santai. Nagi dan Aro bertemu lagi di kelas unggulan kedua. Mereka berencana akan mengikuti olimpiade sains dengan bidang yang sama.
Leila bercerita bahwa dahulu ia berasal dari kelas 10-6. Namun Mina meyakinkan bahwa Leila lebih pintar. Mungkin dahulu ada kesalahan dalam menempatkan Mina dan Leila di kelas unggulan. Alhasil mereka tertawa bersama.
Kemudian Leila melanjutkan ceritanya bahwa rumahnya berada di belakang sekolah.
“Wah, enak dong! Berarti kamu jalan kaki berangkat sekolah,” balas Mina.
“Ngga... aku naik sepeda motor,” jawab Leila.
“Lah, 'kan deket La?”
Dia hanya menyengir. Mina memasang muka kesal. Tapi tak apa, akhirnya Mina punya teman yang rumahnya dekat dari sekolah. Misalnya kalau ada sesuatu, langsung ke rumahnya, hehe.
Bangku di belakang mereka diisi oleh 2 laki-laki. Mereka saling berkenalan. Namanya adalah Axel dan Ven.
...***...
Suatu saat, Leila tidak masuk sekolah karena sakit. Sedangkan Axel mendapat dispensasi untuk mengikuti karantina paskibra selama sebulan. Sehingga untuk sementara, Ven duduk sebangku dengan Mina.
Kemudian Ven mencoba memastikan. “Namamu Mirna kan?”
“Mina, Ven. Bukan Mirna,” protesnya.
“Oh iya... Mina. Hehe,” ucapnya dengan menyengir.
Ven membicarakan masa-masa saat dirinya masih di taman kanak-kanak. Ia membuat Mina terkejut karena mengatakan bahwa dirinya adalah teman Mina saat di taman kanak-kanak.
Mina bertanya padanya apakah itu benar? Tentunya Ven mengiyakan dan membuat Mina semakin bingung.
...***...
Sampai di rumah,
Ibu mengatakan bahwa mungkin Mina lupa pada Ven karena kecelakaan yang dahulu terjadi. Ibu memberi tahu dirinya,
Dahulu saat umur 5 tahun,
Mina pernah mengalami kecelakaan, yang disebabkan oleh kesalahan sang sopir angkot. Angkot itu membawa muatan penuh dengan teman-teman sebaya Mina. Di depan terdapat bongkahan pasir yang cukup tinggi. Tabrakan tak dapat dihindari, membuat angkot terguling.
“Mina, kamu kehilangan ingatan masa kecilmu dan mendapat luka cukup parah di kepalamu.”
...***...
September 2035.
Tugas-tugas berdatangan silih berganti, ulangan tiap mata pelajaran akan diadakan sebentar lagi, dan kabar mengenai kakak kelas famous yang telah memiliki pacar kian menyebar luas.
Mina tidak tahu siapa pacarnya, dan ia mencoba menanyakan pada si pemberi informasi setianya.
Gita menjawabnya dengan berbisik, “Mbak itu sekarang sama teman sekelasnya.”
“Oh... jadi gitu ya,” ucap Mina dengan senyum tipisnya karena hatinya ceria.
Yey! Sainganku untuk mendapatkan Harish telah berkurang. Mbak itu telah mengaku kalah!
...***...
Saat jam istirahat, Gita menghampiri Mina. Ia ingin mengatakan sesuatu yang penting, sehingga ia mengajak Mina ke pojokan. Gita menunjukkan chatting-an semalam antara dirinya dengan Harish dan meminta Mina untuk membacanya.
Dari layar gawainya, Gita memberitahu pada Harish lewat pesan online bahwa ada seseorang yang menyukai Harish sejak lama.
Di pesan itu, Mina melihat pesan Harish yang bertanya, "Siapa yang kamu maksud?"
Gita menjawab, "Rahasia."
Kemudian Harish mencoba menebak-nebak dengan menyebutkan satu persatu.
“Risa?”
“Erni?”
Gita menjawab “Rahasia dong!”
“Mina?” cecar Harish.
Gita mengatakan bahwa ia tidak menjawab pesan terakhir yang dikirim oleh Harish, karena ia tidak ingin Harish mengetahuinya.
Mina merasa kesal dan menahannya dengan tersenyum. “Hei, Git. Kalau kamu diam, dia bisa mengartikan diam mu adalah iya. Makasih loh yah. Hm,” ucapnya yang masih bingung dengan keadaan ini.
Itu artinya ia telah mengetahuinya. Apakah mimpiku akan terwujud? Ataukah akan berakhir menjadi bayang-bayang? pikir Mina.
Hingga hari ini, Nagi terus saja belajar untuk persiapan olimpiade. Saat ia menginginkan sesuatu, ia tidak akan peduli dengan yang lainnya.
Padahal Beby telah mengingatkan Nagi bahwa sebentar lagi adalah hari jadi mereka setahun. Akan tetapi, Nagi tidak menghiraukannya.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
❤️YennyAzzahra🍒
like like
2020-10-04
1
ayyona
like like like like 😍😍😍
2020-09-24
1
Sept September
siang kak.... jempollll buat Kakak 💕
2020-08-22
1